Evaluasi Pakan Lokal Itik Alabio (Anas platyrhyncos Borneo) terhadap Kualitas Telur Di Kecamatan Alabio Kalimantan Selatan.

i

EVALUASI PAKAN LOKAL ITIK ALABIO (Anas platyrhynchos
Borneo) TERHADAP KUALITAS TELUR DI KECAMATAN
ALABIO KALIMANTAN SELATAN

SARTIKA PURNAMA SARI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

ii

i

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Pakan Lokal

Itik Alabio (Anas Platyrhynchos Borneo) terhadap Kualitas Telur di Kecamatan
Alabio Kalimantan Selatan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
.
Bogor, Agustus 2015
Sartika Purnama Sari
NIM D24110096

ii

ABSTRAK
SARTIKA PURNAMA SARI. Evaluasi Pakan Lokal Itik Alabio (Anas
platyrhyncos Borneo) terhadap Kualitas Telur Di Kecamatan Alabio Kalimantan
Selatan. Dibimbing oleh DWI MARGI SUCI DAN WIDYA HERMANA
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kandungan nutrisi pakan lokal

yang umum digunakan oleh 12 peternak itik Alabio terhadap produksi telur,
kualitas fisik telur, komposisi kimia kuning telur (protein, lemak dan asam lemak
omega-3 dan omega-6) di lima desa di Kecamatan Alabio Kalimantan Selata.
Penelitian ini menggunakan metode survei dan observasi langsung dengan analisis
deskriptif. Jumalah peternak 12 orang, jumlah sampel pakan (12 sampel) dan
jumlah sampel telur peternak (10 butir). Peubah yang diamati profil peternak,
kandungan nutrisi pakan, produksi telur, kualitas fisik telur, dan kandungan kimia
kuning telur. Hasil kandungan pakan lokal itik Alabio yang didapat, yaitu protein
kasar berkisar antara 10%-18%, lemak kasar 0.63%-11.55%, kalsium 2.67%9.55% dan fosfor 0.23%-0.69%. Hasil uji kualitas fisik telur menunjukan bahwa
bobot telur 62.6-66.05 g butir-1, indeks telur 76.63%-77.94% dan skor warna
kuning telur 8.85-13.95. Protein kuning telur 10.72%-16.67%, lemak kuning telur
sebesar 24.94%-35.95%, rasio omega-3 dan omega-6 sebesar 1: 6.56.
Kata kunci: Anas platyrhynchos Borneo, asam lemak, itik alabio, kualitas telur

ABSTRACT
SARTIKA PURNAMA SARI. Evaluation of local feed of Alabio duck (Anas
platyrhynchos borneo) on the quality of eggs in District Alabio South
Kalimantan. Supervised by DWI MARGI SUCI and WIDYA HERMANA
This study obtained to evaluate the nutrition content of local feeds which
are commonly used by farmer and observed differences of the egg production,

physical quality of eggs, chemical composition of egg yolk (protein, fat and fatty
acids omega-3 and omega-6) in of five villages in District Alabio South
Kalimantan. This experiment used survey method and observation with
descriptive analysis. Twelve farmers was used this study and 12 sample of feed
and 10 eggs for farmers. The variables observed were profiles of farmers, nutrient
content of feed, egg production, the physical quality of eggs and the chemical
content of egg yolk. The results showed that the local feed of Alabio ducks
contained 10%-18% crude protein, 0.63%-11.55% crude fat, 2.67%- 9.55%
calcium, and 0.23%-0.69% phosfor. Most of the ration were given to have a low
protein content so that it impact on production and low quality of eggs.The results
showed that the physical quality of eggs indicate that egg weight 62.6-66.05 g
egg-1, egg index 76.63-77.94 and yolk color score 8.85-13.95. Protein of yolk
color 10.72%- 16.67%, fat of yolk color 24.94%-35.95%. omega-3 and omega-6
ratio at 1: 6.56.
Key word : Anas platyrhynchos Borneo, fatty acid, alabio duck, egg quality

iii

EVALUASI PAKAN LOKAL ITIK ALABIO (Anas platyrhynchos
Borneo) TERHADAP KUALITAS TELUR DI KECAMATAN

ALABIO KALIMANTAN SELATAN

SARTIKA PURNAMA SARI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

iv

xii


xiii

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala
yang selalu melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga karya ilmiah ini
berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada
bulan Januari hingga Maret 2015 ialah Evaluasi Pakan Lokal Itik Alabio (Anas
Platyrhynchos Borneo) terhadap Kualitas Telur di Kecamatan Alabio Kalimantan
Selatan.
Masalah utama yang sering dialami peternak itik Alabio di pedesaan
adalah rendahnya kandungan nutrisi pakan yang tersedia di peternakan. Selain itu
juga manajemen pemeliharaan dan sistem pemberian pakan masih rendah,
sehingga mempengaruhi produksi telur dan kualitas telur yang dihasilkan.
produksi yang terjadi disebabkan karena kekurangan kandungan nutrisi dan
pengaruh umur itik. Oleh karena itu diperlukan informasi dasar mengenai jumlah
dan kandungan ransum yang diberikan, sehingga dapat meningkatkan produksi
daging dan telur.
Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kalangan
yang berkepentingan.


Bogor, Agustus 2015
Sartika Purnama Sari

xiv

xv

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN

ix
ix
1

MATERI DAN METODE

2


Materi
Lokasi dan Waktu Penelitian
Prosedur
Pengumpulan Data
Peubah yang diamati
Profil Peternak
Kandungan Nutrisi Ransum Itik
Produksi Telur Itik
Kualitas Fisik Telur
Kandungan Zat Kuning Telur
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN

2
2
2
2
3
3
3

3
3
3
3
4

Profil Peternak Itik Alabio
Kondisi Pemeliharaan Itik
Perkandangan
Pemberian Pakan
Kandungan Nutrisi Ransum Itik
Produksi Telur Itik
Kualitas Fisik Telur
Analisis Kimiawi Kuning Telur
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

4
4

4
5
6
7
8
9
10
10
11

DAFTAR PUSTAKA

11

LAMPIRAN

13

RIWAYAT HIDUP


17

UCAPAN TERIMA KASIH

17

ix

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7

Jumlah responden dan jumlah ternak itik Alabio yang dipelihara di 5 desa
Sistem pemberian pakan itik di 5 desa di Kecamatan Alabio
Susunan ransum itik Alabio di 5 desa di Kecamatan Alabio

Kansungan zat nutrisi ransum itik Alabio di 5 desa di Kecamatan Alabio
Hasil produksi telur itik Alabio di 5 desa di Kecamatan Alabio
Rataan kualitas fisik telur itik Alabio di 5 desa di Kecamatan Alabio
Kualitas nutrisi kuning telur itik Alabio di 5 desa di Kecamatan Alabio

4
5
6
6
7
8
9

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Dokumentasi kondisi kandangan peternakan itik Alabio
Dokumentasi sistem pemberian pakan
Dokumentasi bahan pakan itik Alabio
Dokumentasi warna kuning telur itik Alabio

13
13
13
14

1

PENDAHULUAN
Itik merupakan salah satu spesies unggas air yang potensial sebagai
penghasil telur setelah ayam ras di Indonesia. Produksi telur itik di Indonesia pada
-1
tahun 2013 sebanyak 278.443 ton tahun , sedangkan produksi telur ayam petelur
-1
dan telur ayam kampung masing-masing sebanyak 1.223.716 ton tahun dan
200.614 ton tahun-1 (Badan Pusat Statistik 2014). Berdasarkan data tersebut dapat
dilihat bahwa produksi telur itik lebih kecil daripada telur ayam. Kecamatan
Alabio merupakan salah satu pusat peternakan itik Alabio yang berada di daerah
Kalimantan Selatan, sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian
sebagai peternak dan petani padi. Populasi itik Alabio pada tahun 2014 sebanyak
4.391.642 juta ekor tahun-1 (Dinas Peternakan Kalimantan Selatan 2014).
Luas lahan lebak (rawa) di Kalimantan Selatan sebesar 105.124 ha dan
merupakan salah satu alternatif pengembangan usaha di sektor pertanian guna
memenuhi kebutuhan pangan (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura,
2013). Usaha ternak itik di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Hulu Sungai
Tengah (HST) dan Hulu Sungai Selatan (HSS) umumnya dilakukan di lahan rawa
lebak dan sudah merupakan usaha turun temurun dan membudaya itik Alabio di
rawa terdapat pakan tamabahan seperti keong mas, tanaman air berupa eceng
gondok, rumput dan beberapa spesies azolla.
Pakan itik Alabio memiliki peranan penting untuk memenuhi kebutuhan
hidup ternak terutama dalam menghasilkan produksi daging dan telur. Pemberian
pakan yang kurang akan menyebabkan defisiensi dan produksi menurun,
sebaliknya pemberian pakan yang berlebihan akan menyebabkan inefisiensi
penggunaan pakan karena pakan tidak dimanfaatkan untuk produksi. Menurut
Setioko et al. (1994) kandungan nutrisi pakan itik Alabio di Kalimantan Selatan
hingga saat ini masih rendah, selain itu manajemen pemeliharaan dan sistem
pemberian pakan masih belum optimal. Oleh karena itu diperlukan informasi
dasar mengenai jumlah kandungan nutrisi pakan itik Alabio, sehingga dapat
meningkatkan produksi daging dan telur.
Pemeliharaan itik Alabio sebagian besar menggunakan model sistem
intensif yaitu menggunakan pakan komersil dan pakan lokal yang berada di
Kalimantan Selatan seperti dedak, sagu rumbia, ikan asin, gabah padi, keong mas,
hijauan dan singkong (Rohaeni 1997). Penggunaan pakan lokal sangat bervariasi,
sehingga perlu diketahui untuk dikembangkan.
Telur itik megandung protein sebanyak 13.1% dan lemak 14.3% dalam setiap
100 gram telur itik (Warisno 2005). Menurut Sudaryati (2013) dalam setiap 50
gram telur ayam mengandung protein 12.6% dan lemak 10%. Kandungan kuning
telur paling tinggi kadar lemak 31.8%-35.5% kemudian protein 15.7%-16.6%
(Suprijatna et al. 2005). Menurut Hartono et al.(2008) telur mengandung asam
lemak esensial yaitu omega-3 (ω-3) dan omega-6(ω-6). Asam lemak ω-3 dan ω-6
sudah terbukti mempunyai dampak menguntungkan dalam pencegahan penyakit
kardiovaskuler, kanker Alzheimer dan schizophrenia (Simopoulos 2002). Manfaat
ω-3 dan ω-6 di dalam makanan berperan penting dalam pertumbuhan otak,
mencegah penyakit kardiovaskuler (aterosklerosis dan jantung koroner), kanker,
tumor dan berpengaruh pada kekebalan tubuh.

2

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kandungan nutrisi pakan lokal
itik Alabio periode produksi, terhadap perbedaan kualitas telur, protein dan lemak
serta asam lemak ω-3 dan ω-6 pada kuning telur itik dari peternakan tradisional
di lima desa yaitu Desa Teluk Sinar, Hambuku Pasar, Hambuku Baru, Rantau
Karau Hilir, dan Hambuku Raya di Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai,
Kalimantan Selatan.

METODE

Materi
Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel pakan (12
sampel), sampel telur itik (120 butir), bahan kimia untuk analisis proksimat pakan
dan analisis asam lemak kuning telur dan form kuesioner untuk mengetahui
manajemen pemberian pakan. Peralatan utama yang digunakan pada penelitian ini
adalah kamera, label, alat tulis, perlengkapan untuk mengukur kualitas fisik telur
seperti Yolk Colour Fan, meja kaca, spatula, pisau, timbangan digital.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lima desa, yaitu Desa Teluk Sinar, Hambuku
Pasar, Hambuku Baru, Rantau Karau Hilir, dan Hambuku Raya di Kecamatan
Alabio, Kabupaten Amuntai Kalimantan Selatan. Laboratorium Nutrisi Ternak
Unggas, Laboratorium Pusat Antar Universitas, Laboratorium Kimia Terpadu,
Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini
dilaksanakan dari bulan Januari hingga Maret 2015.
Prosedur
Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi langsung kepada peternak
pada lima desa di Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai yang memiliki
pemeliharaan itik Alabio secara intensif. Pengumpulan data menggunakan data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari observasi lapang terhadap
kandungan nutrisi pakan dan kandungan nutrisi kuning telur diperoleh dari sampel
pakan dan telur dari peternak. Data primer dianalisis deskriptif. Data sekunder
diperoleh dari bahan tertulis atau pustaka yang berhubungan dengan penelitian
dan pendukung lainnya dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Pengumpulan Data
Data manajemen pemeliharaan dan pemberian pakan serta profil peternak
dilakukan dengan wawancara langsung kepada peternak itik Alabio melalui
penyebaran kuesioner. Data proksimat pakan dilakukan terhadap sampel ransum
sebanyak 12 sampel. Data kandungan kadar air pakan dilakukan terhadap sampel
pakan basah ditimbang kemudian dijemur dibawah sinar matahari lalu ditimbang
berat kering. Sampel pakan kering dianalisis kandungan nutrisi ransum. Data

3

kualitas fisik telur diperoleh dari sampel telur sebanyak 120 butir. Kualitas fisik
telur yaitu bobot telur, warna kuning telur, bobot kuning telur. Kandungan nutrisi
kuning telur diambil telur dari peternak yang mempunyai itik Alabio umur 10-12
bulan dan ada juga umur >12 bulan. Umur itik 12 bulan disertiap desa masingmasing diambil sampel telur sebanyak 1 butir telur disetiap Desa yaitu Teluk
Sinar, Hambuku Pasar, Hambuku Baru, Rantau Karau, dan Hambuku Raya untuk
analisis protein, lemak dan asam lemak ω-3 dan ω-6.
Peubah yang Diamati
Profil Peternak
Kondisi pemeliharaan itik Alabio diperoleh dari wawancara dan
pengamatan di lapang. Peternak yang dipilih sebagai responden merupakan
peternak tradisional yang memelihara itik Alabio secara intensif.
Kandungan Nutrisi Pakan
Sampel pakan (12 sampel) dianalisis proksimat terdiri dari kadar air, protein
kasar, serat kasar dan lemak kasar berdasarkan AOAC (2005). Analisis mineral
yaitu kalsium dan fosfor serta gross energi.
Produksi Telur butir hari -1
Duck house (%) = Jumlah telur pada hari itu (butir) x 100%
jumlah itik yang ada
Kualitas Fisik Telur
a. Bobot Telur (gram butir-1)
Diperoleh dengan cara menimbang setiap telur dari sampel telur
b. Indeks Telur
Indeks Telur = lebar telur x100%
panjang telur
c. Skor Warna Kuning Telur
Diukur dengan menggunakan Yolk Colour Fan. Pemberian skor warna
pada kuning telur sesuai dengan angka yang tertera pada Yolk Colour Fan.
Kandungan Zat Nutrisi Kuning Telur.
Sampel telur itik dianalisis kandungan zat nutrisi kuning telur yaitu protein,
lemak dan asam lemak ω-3 serta ω-6.
Analisis Data
Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif untuk peubah kandungan
nutirisi pakan, kualitas fisik telur, produksi telur, dan kandungan zat nutrisi
kuning telur.

4

HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil Peternak Itik Alabio
Peternak yang dipilih sebagai responden dikelompokkan menurut jumlah
ternak yang dipelihara dari masing-masing responden, umur ternak dan tingkat
pendidikan. Jumlah ternak yang dipelihara dari masing – masing responden di
Desa Teluk Sinar, Hambuku Pasar, Hambuku Baru, Rantau Karau, dan Hambuku
Raya disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Jumlah responden dan jumlah ternak itik Alabio yang dipelihara di
Kecamatan Alabio
Desa

Teluk Sinar
Rantau Karau
Hambuku Raya
Hambuku Baru

Hambuku Pasar

Total

Peternak
ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Jumlah
responden
(orang )
2
2
1

4

3
12

Jumlah ternak yang
dipelihara
(ekor)
22
120
140
430
100
120
450
200
300
650
120
60
2697

Sistem
Pemeliharaan
intensif

intensif

intensif

intensif
Intensif

Umur itik yang dipelihara oleh peternak yaitu 10 bulan ( 4 peternak ), 11
bulan (1 peternak ), 12 bulan (5 peternak) , 18 bulan (1 peternak) dan 24 bulan (1
peternak). Peternak yang dipilih mempunyai jumlah ternak 22-650 ekor dan
memelihara itik Alabio secara intensif. Mayoritas tingkat pendidikan responden
ke lima Desa yaitu lulusan Sekolah Dasar. Pendidikan merupakan faktor yang
mempengaruhi dalam mengadopsi perkembangan teknologi dan informasi, tingkat
pengetahuan beternak itik berpengaruh terhadap keberhasilan usaha ternak itik
Alabio. Pengalaman peternak itik Alabio di lima desa adalah 10-25 tahun,
pengalaman peternak yang lama mempengaruhi keberhasilan perkembagan usaha
ternak itik Alabio di lima desa.
Kondisi Pemeliharaan Itik Alabio
Perkandangan Itik Alabio
Kandang dengan sistem intensif, terbuat dari atap daun sagu dan dinding
kandang terbuat dari bambu dan kayu. Luas kandang 2x3 meter, tinggi 2 meter
dengan kapasitas 15-20 ekor. Kandang terletak di belakang rumah peternak yang
berbentuk panggung dengan menggunakan sekat pembatas antara itik Alabio
dalam satu areal kandang.

5

Pemberian Pakan
Peternak itik Alabio di Kecamatan Alabio memberikan pakan sebanyak tiga
kali yaitu pagi hari pukul 07.00 WIB, siang hari pukul 12.00 WIB dan sore hari
pukul 17.00 WIB. Pakan yang diberikan oleh peternak di 5 Desa bervariasi terdiri
dari pakan kering dan pakan basah (Tabel 2).
Tabel 2 Sistem pemberian pakan itik di 5 desa di Kecamatan Alabio
Sistem Pemberian Pakan
Nama desa
Teluk Sinar 1

Pagi
(07.00)
TS1

Siang
(12.00)
TS1

Sore
(17.00)
TS1

Teluk Sinar 2

TS2

TS2

TS2

Rantau Karau H 1

RKH1

Rantau Karau H 2

RKH2

Hambuku Raya 1

HR1

Hambuku Baru 1

HB1

Hambuku Baru 2

HB2

Hambuku Baru 3

Feed
aditive
Pakan Kering

dedak padi,
gabah
dedak padi,
gabah, komersil
biasa
dedak padi ,
gabah, pakan
itik Super Red
dedak padi,
gabah,
komersil biasa
dedak padi ,
gabah, komersil
biasa
dedak padi,
gabah, biasa

Pakan Basah
ikan asin ,
keong mas
ikan asin ,
keong mas,
sagu rumbia
ikan asin ,
keong mas,
sagu rumbia
ikan asin ,
keong mas,

dedak
padi,
gabah
komersil
biasa,
gabah
gabah ,
komersil
biasa
HB1

RKH1

HB2

dedak padi,
gabah, komersil
Super Red

HB3

komersil,
Super
Red ,
gabah
HB3

HB3

ikan asin ,keong
mas, sagu
rumbia

Hambuku Baru 4

HB4

HB4

HB4

Hambuku Pasar 1

HP1

HP1

HP1

dedak padi,
gabah,
komersil Super
Red
dedak padi,
gabah, komersil
Super Red
dedak padi,
gabah, komersil
Super Red

Hambuku Pasar 2

komersil
HP2
Super Red ,
gabah
HP3+
HP3
komersil
biasa

dedak padi,
gabah, komersil
Super Red
dedak padi ,
gabah, komersil
biasa

ikan asin ,keong
mas, sagu
rumbia
ikan asin ,keong
mas, sagu
rumbia

Hambuku Pasar 3

RKH2

HR1+
ikan
asin
HB1

HP2

HP3

ikan asin ,
keong mas,
sagu rumbia
ikan asin, keong
mas, sagu
rumbia
ikan asin, keong
mas, sagu
rumbia

ikan asin ,keong
mas, sagu
rumbia
ikan asin, keong
mas, sagu
rumbia

Top
Mix,
mineral
Top
Mix,
mineral

Keterangan sistem pemeberian pakan itik Alabio
TS1 (Dedak padi , gabah,ikan asin,keon mas)
TS2 (Sagu rumbia, komersil biasa, dedak ,ikan asin)
HR1(Sagu rumbia, dedak padi , ikan asin, komersil biasa,
keong mas)
HP1( Sagu rumbia, ikan asin, komersil Super Red,
keong mas, gabah, mineral top)
HP2 (Dedak padi , sagu rumbia, komersil Super Red,
ikan asin, keong mas, Top Mix, mineral)
HP3(Dedak padi, keong mas, komersil Super Red,
ikan asin, sagu rumbia)

HB1 ( Dedak padi , gabah, keong mas,ikan asin
HB2 ( Sagu rumbia, Dedak, keong mas, ikan asin)
HB3 ( Dedak padi, komersil biasa, keong mas, ikan asin,
sagu rumbia)
HB4 ( Dedak padi, sagu rumbia, ikan asin, keong mas,
Top Mix, minera l)
RKH 1 ( Ikan asin, keong mas, dedak padi, komersil
Super Red )
RKH 2 ( Ikan asin, keong mas, dedak, komersil
Super Red )

6

Berdasarkan jumlah pemberian bahan pakan maka diperoleh formulasi pakan
itik Alabio yang dapat dilihat pada Tabel 3. Pemberian pakan ikan dan keong mas
dengan cara dicacah dan dicampur air serta ditambah pakan kering dedak padi dan
gabah. Pemberian pakan itik berkisar antara 250-300 g ekor hari-1. Pakan yang
diberikan bentuk basah (segar) di Desa Teluk Sinar mengandung kadar air sebesar
39.73%, Hambuku Raya mengandung kadar air sebesar 43.09%, Hambuku Pasar
mengandung kadar air sebesar 51.04%, Hambuku Baru mengandung kadar air
sebesar 51.28%, dan Rantau Karau Hilir mengandung kadar air sebesar 33.01%.
Hasil kandungan kadar air diperoleh dari pakan basah (segar ) di kurang hasil
bahan kering.
Tabel 3 Susunan ransum itik Alabio 5 desa di Kecamatan Alabio
Nama desa

Dedak
padi

Gabah
padi

Teluk Sinar 1

30.77

15.38

Teluk Sinar 2

23.73

13.56

13.56

11.30

20.34

16.95

100

Rantau Karau 1

23.26

23.26

0

23.26

23,26

100

Rantau Karau 2

29.63

36.30

4.44

6.98
29.63

0

0

100

Hambuku 1Raya

23.26

11.63

11.63

18.60

11.63

23,26

100

Hambuku Baru 1

76.34

0

12.21

7.63

3.82

0

100

Hambuku Baru 2

19.05

2.72

13.61

20.42

10.20

100

Hambuku Baru 3
Hambuku Baru 4

19.67
5

8.20
0

22.95
20

16.39
40

16.39
5

34.01
16.39

12.70

12.70

15.72

30
24.18

Hambuku Pasar 2

25.39
41.53

8.46
15.97

15.97

9.58

7.99

7.99

100

Hambuku Pasar 3

28.25

0

28.25

11.30

3.95

28.25

100

Hambuku Pasar 1

Ikan
Keong Komersil Sagu
asin
mas
.------------------(%)----------------10.69
36.77
6.39
0

Persentase

100

100
100
100

Susunan ransum diperoleh dari hasil wawancara

Kandungan Nutrisi Ransum Itik Alabio
Sampel pakan dari 12 peternak yang berbeda dianalisis proksimat untuk
mengetahui kandungan zat nutrisinya. Hasil analisis proksimat dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4 Kandungan zat nutrisi pakan itik alabio di 5 desa di Kecamatan Alabio
Nama Desa

Teluk Sinar
Rantau Karau H
Hambuku Raya
Hambuku Baru
Hambuku Pasar

KA
(%)
9.40
11.56
9.40
11.06
12.67

PK
(%)

SK
(%)

LK
(%)

Abu
(%)

Ca
(%)

P
(%)

14.96
15.30
10.51
15.19
15.42

6.91
4.77
2.06
5.48
4.06

6.08
5.26
2.27
5.53
4.99

21.43
13.64
29.42
16,24
11.05

6.55
4.46
2.67
5.16
3.76

0.34
0.46
0.37
0.42
0.50

GE
( kkal /
kg )
3454
3405
3058
3330
3480

Lab. Pusat Antar Universitas IPB dan Lab.Ilmu dan Teknologi Pakan Fapet IPB. kadar air (KA) protein
kasar (PK), serat kasar (SK), lemak kasar (LK), kalsium (Ca), dan fosfor (P), gross energi (GE)

7

Data pada Tabel 4 menunjukan bahwa kandungan protein kasar pakan itik
alabio yang tertinggi terdapat pada Desa Hambuku Pasar, Hambuku Baru, Rantau
Karau Hilir sebesar (15.42%). Namun, kandungan protein kasar (PK) dari lima
desa ini masih belum memenuhi standar. Menurut NRC (1994) kebutuhan nutrisi
itik petelur adalah protein sebesar 17%-19%, kalsium (Ca) 2.75%, fosfor (P)
0.4%. Kandungan nutrien kalsium (Ca) dan fosfor (P) diempat desa sudah
melebihi kebutuhan itik petelur, sedangkan satu desa kandungan zat nutrisi belum
memenuhi kebutuhan itik petelur. Kandungan kalsium (Ca) dan fosfor (P) yang
tinggi disebabkan oleh pemberian pakan tambahan keong mas dan ikan asin yang
berlebihan (Tabel 2). Hasil penelitian tersebut hampir sama dengan hasil
penelitian Biyatmoko (2014) menyatakan bahwa kebutuhan nutrisi itik Alabio
masih rendah dibawah kebutuhan nutrisi itik petelur kandungan protein kasar
sebesar 13.68%–15.80%, kalsium 2.75 % dan fosfor 0.6%.
Produksi Telur Itik Alabio
Hasil penelitian menunjukan produksi telur itik Alabio di lima desa di
Kecamatan Alabio disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Hasil produksi telur itik Alabio di 5 desa di Kecamatan Alabio
N Nama desa

Teluk Sinar
Teluk Sinar
Rata-rata
Rantau Karau H
Rantau Karau H
Rata-rata
Hambuku Raya
Hambuku Pasar
Hambuku Pasar
Hambuku Pasar
Rata-rata
Hambuku Baru
Hambuku Baru
Hambuku Baru
Hambuku Baru
Rata-rata

Jumlah
ternak
(ekor)
120
22

Umur
itik
(bulan)
10
12

Jumlah produksi telur (butir )
hari ke1
2
3
4
100
109
98
97
15
10
13
14

Rata-rata
produksi
butir hari-1
101
13

140
430

12
10

75
300

78
324

76
298

79
310

77
308

100
650
100
60

12
11
12
10

55
450
70
35

57
449
69
39

54
454
75
38

58
451
74
40

56
451
72
38

125
200
450
300

12
10
18
24

90
125
250
150

93
134
245
157

92
150
242
156

89
131
255
165

91
135
248
157

Duck
house
(%)
84.17
59.09
71.63
55.00
71.63
63.32
56.00
69.38
72.00
63.33
68.24
72.80
67.50
55.11
52.33
61.94

Produksi Telur (Duck House )
Data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil yang didapat untuk produksi
telur itik Alabio yang tertinggi terdapat pada Desa Teluk Sinar sebesar 71.63%.
Hal ini disebabkan oleh jumlah dan jenis pakan yang diberikan, dimana
pemberian pakan komersial (biasa) lebih tinggi sebesar 17.82% dibandingkan
pakan lainnya. Sedangkan produksi terendah terdapat pada desa Hambuku Raya
sebesar 56%. Hal ini disebabkan oleh pemberian pakan komersial biasa lebih
rendah sebesar 11.63% dibanding dengan lainnya. Menurut Purba et al.( 2005)
itik yang dipelihara pada sistem intensif pada umur 72 minggu mampu bertelur
sebanyak 220 butir ekor tahun-1. Gunawan et al.(1991) menyatakan bahwa puncak

8

produksi yang dicapai itik Alabio sebesar 68.23%, jika dibandingkan puncak
produksi yang dicapai itik Tegal sebesar 59.54%. Berdasarkan literatur tersebut,
produksi telur itik Alabio sudah sesuai standar produksi itik petelur. Amrullah
(2003) menyatakan bahwa perbedaan produksi telur selain bertambahnya umur
juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti kandungan nutrisi, lingkungan serta
perbedaan umur pertama bertelur dan juga genetik dari itik tersebut.
Kualitas Fisik Telur Itik Alabio
Kualitas fisik telur itik Alabio di 5 desa di Kecamatan Alabio diperlihatkan
pada Tabel 6.
Tabel 6 Rataan kualitas fisik telur itik Alabio di 5 desa di Kecamatan Alabio
Nama Desa

Teluk Sinar 1
Teluk Sinar 2
Rantau Karau 1
Rantau Karau 2
Hambuku Raya 1
Hambuku Baru 1
Hambuku Baru 2
Hambuku Baru 3
Hambuku Baru 4
Hambuku Pasar 1
Hambuku Pasar 2
Hambuku Pasar 3

Umur
itik
(bulan)
12
10
12
10
12
12
24
10
18
11
12
10

Jumlah
sampel telur
(butir)
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10

Bobot
telur
(g)
63.87± 3.54
68.24±3.70
62.88± 3.53
61.47± 3.03
63.60 ±4.53
63.25±3.32
66.93±3.00
65.94±3.48
60.98± 5.97
62.32±4.24
68.50±3.32
65.95±6.34

Indeks telur
(IT)

Skor warna
kuning telur

79.21±5.88
74.05±4.73
75.56±2.59
76.02±5.16
79.25±3.51
78.39±3.15
73.45±8.53
76.57±2.96
78.65±1.49
78.39±3.26
80.14±4.07
75.48±2.91

5.6±0.69
10.8±2.25
14.7±0.48
9.8±3.72
12.5± 0.51
6.4±0.52
12.9± 1.67
13.8±1.13
14.8±2.25
12.5±2.71
13.9±1.07
5.4±1.07

Bobot Telur
Data pada Tabel 6 menunjukkan bahwa rataan bobot telur tertinggi terdapat
pada Desa Teluk Sinar 2 dan Hambuku Pasar 2 yaitu 68.24±3.70 dan 68,50
±3.32g butir-1. Hal ini disebabkan oleh jumlah dan jenis pakan yang diberikan,
yaitu pemberian pakan komersil biasa dan komersil (Super Red) dan jenis pakan
yang diberikan (Tabel 2). Bobot telur terendah dihasilkan pada Desa Hambuku
Baru 4 sebesar 60.98± 5.97 g butir-1. Umur itik 10 dan 12 bulan masih produksi
pertama, sehingga berpengaruh terhadap bobot telur. Bobot telur yang dihasilkan
yang sudah sesuai standar terdapaa desa Teluk Sinar 1, Hambuku Baru 2,
Hambuku Baru 3, Hambuku Pasar 2, Hambuku Pasar 3. Menurut Srigandono
(1991) mengatakan bahwa bobot telur itik Tegal sebesar 70.34 g butir-1 dan itik
Magelang 68.93 g butir-1. Menurut Suharno dan Amri (2003) mengatakan bahwa
bobot telur itik Alabio rata-rata 65–70 g butir-1 pada umur dewasa >6 bulan.
Faktor yang mempengaruhi bobot telur adalah kandungan nutrisi pakan yang
diberikan pada umur itik yang berbeda dan belum memenuhi kebutuhan nutrisi
itik petelur.

9

Indeks Telur (IT)
Data pada Tabel 6 menunjukkan bahwa indeks telur yang tertinggi
terdapat pada Desa Hambuku Pasar 2 dan Hambuku Raya yaitu 79.25±3.51 dan
80.14±4.07. Indeks telur yang terendah di Desa Hambuku Baru 2 sebesar
73.45±8.53, namun indeks telur yang dihasilkan di 5 desa sudah sesuai standar.
Menurut Srigandono (1991) indeks telur itik yang normal berkisar antara 63.3%81.70%. Nilai indeks telur yang lebih besar menunjukan bahwa telur memiliki
bentuk yang bulat dan telur yang lonjong memiliki nilai indeks yang lebih rendah
(Elvira et al.1994). Faktor yang mempengaruhi bentuk telur selain genetik,
bangsa, juga dapat disebabkan oleh proses-proses yang terjadi selama
pembentukan telur, terutama pada saat telur melalui magnum dan isthmus.
Skor Warna Kuning Telur
Data pada Tabel 6 menunjukkan bahwa rataan skor warna kuning telur
tertinggi terdapat pada Desa Hambuku Baru 4 sebesar 14.8±2.25. Skor warna
kuning telur terendah terdapat ada desa Hambuku Pasar 3 sebesar 5.4±1.07. Hal
ini disebabkan oleh adanya penambahan feed aditive sintetis yang berwarna
kemerah-merahan pada ransum komersil (Super Red) dan penambahan keong mas
(Tabel 2). Warna kuning telur di desa Teluk Sinar, Rantau Karau Hilir, Hambuku
Raya, Hambuku Baru, dan Hambuku Pasar bervariasi dari warna kuning pucat
sampai kemerahan (Tabal 6). Menurut Sudaryani (2003) menyatakan bahwa skor
warna kuning telur yang baik berada pada kisaran angka 8 sampai 12. Warna
kuning telur dipengaruhi oleh xanthophylls dalam pakan. Jika pakan yang
mengandung diberikan banyak xanthophylls akan menyebabkan warna kuning
telur berwarna kuning (Castan et al.2005).

Kualitas Kimia Telur Itik Alabio Umur 10-24 bulan
Hasil analisis kandungan kimia kuning telur yang dilakukan terhadap protein,
lemak dan asam lemak ω-6 serta ω-3 dapat dilihat pada Tabel 7
Tabel 7 Kualitas nutrisi kuning telur itik Alabio di 5 desa di Kecamatan Alabio
Umur
Bobot
Protein
Lemak
ω-6
Itik
kuning
(%)
(%)
(%)
(bulan)
telur
Teluk Sinar
12
21.7
13.97
35.95
15.93
Rantau Karau
12
22.8
15.83
24.93
11.29
Hambuku Raya
12
23.02
12.36
34.05
9.04
Hambuku Baru
12
24.07
10.72
28.11
20.14
Hambuku Pasar
12
21.54
16.67
27.37
13.09
Hasil analisis kuning telur analisi didapat dari Lab.IPB Terpadu di IPB
Nama Desa

ω-3
(%)
1.65
3.04
3.28
3.07
3.43

Rasio
Omega
(3:6)
1:9.65
1:3.71
1:2.76
1:6.56
1:3.82

Kandungan Protein Kuning Telur
Tabel 7 menunjukkan bahwa kandungan protein kuning telur berada pada
kisaran 10.72%-16.67%. Protein kuning telur tertinggi di dua Desa yaitu
Hambuku Pasar dan Rantau Karau Hilir sebesar 15.83% dan 16.67%. Hal ini
sesuai dengan kandungan protein kasar sebesar 15% yang diberikan pada itik
Alabio (Table 2). Protein kuning telur terendah pada Hambuku Baru sebesar

10

10.72%. Kandungan protein kuning telur sudah sesuai standar terdapat di desa
Hambuku Pasar dan Rantau Karau Hilir. Menurut Suprijatna et al.(2005)
kandungan protein kuning telur sebesar (15.7%-16.6%). Menurut Sudaryani
(2003) didalam telur lebih banyak terdapat pada protein kuning telur sebesar
16.5% sedangkan putih telur sebanyak 10.9% dari sebutir telur yang berbobot
sekitar 50 gram.
Kandungan Asam Lemak dan Efisiensi Deposit Asam Lemak ω-3 dan ω-6
Kuning Telur
Tabel 7 menunjukkan bahwa kandungan lemak kuning telur yang tertinggi
terdapat di Desa Rantau Karau Hilir dan Hambuku Baru sebesar 34.05%-35.95%.
Hal ini disebabkan oleh jumlah dan jenis pakan yang diberikan yaitu dedak padi
30.01% dan komersial 8.85% (Tabel 2). Lemak kuning telur terendah diperoleh
pada desa Hambuku Pasar sebesar (24.93%). Hal ini menunjukan konsentrasi dari
kuning telur dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kandungan nutrisi
ransum. Menurut Suprijatna et al.(2005) mengatakan bahwa kandungan kuning
telur mengandung lemak 31.8% -35.5%.
Data pada Tabel 7 menunjukkan bahwa imbangan ω-3 dan ω-6 tertinggi pada
Desa Teluk Sinar sebesar 1: 9.65 dan imbangan ω-3 dan ω-6 terendah pada desa
Hambuku Raya Sebesar 1:2.76. Imbangan ω-3 dan ω-6 yang sudah memenuhi
persyaratan terdapat di Desa Hambuku Baru yaitu 1:6.56. British Nutrition
Foundation’s (1997) merekomendasikan bahwa imbangan ω-3 dan ω-6 dalam
makanan untuk dikonsumsi manusia adalah 1 :4 sampai 1:10. Menurut Ahmad et
al.(1997) pemberian fish meal yang mengandung minyak ikan dapat
meningkatkan ω-3 sebesar 10%. sedangkan menurut Parrado et al. (2006)
komposisi asam lemak oleat di dalam dedak padi sebesar 42.4% dan asam linoleat
sebesar 36.4%.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pakan yang diberikan oleh peternakan memiliki kandungan nutrisi rendah
yaitu protein kasar berkisar antara 10%-15 % sehingga produksi telur yang di
hasilkan rendah dibawah 65%. Perbedaan produksi telur yang tertinggi terdapat di
Desa Teluk Sinar dan Hambuku Pasar dibandingkan desa lainnya. Perbandingan
kualitas telur yaitu bobot telur yang tertinggi di Desa Teluk Sinar peternak 2 dan
Hambuku Pasar peternak 2, indeks telur di lima desa sudah sesuai dan skor warna
kuning tertinggi di Desa Hambuku Baru peternak 4. Kandungan kuning telur
yaitu protein tertinggi Hambuku Pasar dan Rantau Karau Hilir, lemak tertinggi di
Desa Rantau Karau Hilir dan Hambuku Baru dan asam lemak omega-3 dan
omega-6 sesuai terdapat di Hambuku Baru. Sistem pemberian pakan dan
kandungan nutrisi yang diberikan yaitu akan mempengaruhi konsentrasi protein,
lemak dan asam lemak omega-3 dan omega-6 yang dihasilkan.

11

Saran
Pemberian pakan itik Alabio seharusnya memperhatikan kebutuhan nutrisi
agar pakan yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan. Peternak dapat
menggunakan sumber protein dan vitamin dari tanaman air seperti azolla, rumput
dan eceng gondok. Sedangkan untuk mengatasi kelebihan mineral Ca dan P dalam
pakan dengan mengurangi pakan keong mas dan ikan asin, sehingga memenuhi
kebutuhan itik Alabio agar menghasilakan produksi telur dan Kulitas nutrisi
kuning telur yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed AE, Mona OB, Yuossef AA, Ashraf SE, 1997. Effek of fedding Muscovy
ducklings different protein sources: performance,∞-3 fatty acids content,
and acceptability of their tissues.JAOCS.74:999-1009
Amrullah IK. 2003. Nutrisi Ayam Petelur. Lembaga Satu Gunung Budi
Kompleks. IPB Barangsiang. Bogor.
[AOAC] Associatioian Official Analitycal Chemist. 2005. Official Methods of
Analysis 17th Ed. Washington DC (US): Associatioian Official Analitycal
Chemist International.
Badan Pusat Statistika. 2014. Data produksi telur unggas dan susu sapi Indonesia
2011-2013. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistika. Tersedia pada:
http://www.bps.go.id/.( 9 Desember 2014)
Biyatmoko. 2014. Production increase of Alabio Duck by predicting real nutrients
needs on crude protein and metabolizable energy in feed. International
Journal of Biosciences 5 ( 3) : 82-87.
British Nutrition Foundation’s (BNF). 1994. Unsaturated fatty acid, nutritional
and physiological significance.The Report of The British Nutrition
Foundation’s task Force.Chapman & Hall, London. 35-39.
Castan MP, Hirschler EM,Samsa AR.2005. Skin Pigmentation Evaluation in
Broilers Fed Natural and Synthetic Pigments. J. Poult Sci Association Inc.
Dinas Peternakan Propinsi. Kalimantan Selatan. 2014. Laporan Tahunan. Disnak
Prov. KalSel. Banjarbaru
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan.
2013.(THP) Prov. KalSel. Banjarbaru
Elvira S, Soewarno, Soelcarto T, Mansjoer SS. 1994. Studi komparatif sifat mutu
dan fungsional telur puyuh dan telur ayam ras. Hasil Penelitian. JBT (3)
Estiasih T.2009. Minyak Ikan : Teknologi dan Penerapan untuk Pangan dan
Kesehatan.Yogyakarta (ID): Graha Limu.
Gunawan B, Diwyanto K, Sabrani M, Dakhlan SA. 1995. Teknologi "village
breeding" untuk meningkatkan produktivitas itik Alabio di Amuntai,
Kalimantan Selatan (ID): Pros. Seminar Nasional Sains dan Teknologi
Peternakan Balai Penelitian Ternak. 74-80.
Hartono E, Endang SR, Anissa AP. 2008. Pengaruh Asupan Makanan UndurUndur Laut terhadap Kandungan Omega 3 pada Telur Itik. Surakarta
(ID): Universitas Setia Budi.

12

[NRC]. National Research Council. 1994. Nutrien Requirement of Poultry 9th.
Revised Edition. National Academy of Press.Washington D.C.
Moros EE, Darnoko D, Cheryan M, Perkins EG, Jerrell J .2002. Analysis of
xanthophylls in corn by HPLC. J Agric Food Chem.50: 5787-5790.
Rohaeni ES. 1997. Pengaruh tingkat penggunaan bahan pakan lokal terhadap
produksi telur itik Alabio. Laporan Hasil Penelitian IPPTP, Banjarbaru.
Setioko AR, Sinurat AP, Setiadi B, Lasmini A. 1994. Pemberian pakan tambahan
untuk pemeliharaan itik gembala di Subang Jawa Barat (ID): JIP 8 (1) :
27-33.
Setyono B. 2005. Ransum untuk Meningkatkan Kualitas Telur Itik. Yogyakarta
(ID): BPTP Yogyakarta.
Simopoulos AP. 2002. Omega-3 fatty acids in inflammation and autoimmune
diseases. J American College of Nutrition. 21(6):495–505.
Srigandno B. 1991. Ilmu Unggas Air. Yogyakarta (ID).Gadjah Mada University
Press.
Sudaryani. 2003. Kualitas Telur. Jakarta (ID): Penebar Swadaya Pustaka.
Suharno B, Amri K. 2003. Beternak Itik Secara Intensif. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya.
Parrado J, Miramontes E, Jover M, Gutierrez JF,de Teran LC, Bautista J.2006.
Preparation of a rice bran enzymatic extract whit pontential use as
functional food. Food Chem.98:742-748.
Purba M, Hardjosworo PS, Prasetyo LH dan Ekastuti DR 2005. Pola rontok bulu
itik Alabio betina dan Mojosari serta hubungannya dengan kadar lemak
darah (trigliserida), produksi dan kualitas telur. Jurnal Ilmu Ternak dan
Veteriner 10:96-105
Warisno. 2005. Membuat Telur Asin Aneka Rasa. Jakarta (ID): PT Agromedia
Pustaka.

13

LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi kondisi kandangan peternakan itik Alabio

Lampiran 2. Dokumentasi sistem pemberian pakan peternakan itik Alabio

Lampiran 3. Dokumentasi bahan pakan peternakan itik Alabio

14

Lampiran 3. Dokumentasi kualitas kuning telur itik Alabio

KUISIONER PENELITIAN PEMELIHARAAN ITIK ALABIO
No

Pertanyaan

A
1.

KARATERISTIK USAHA
Apakah pemeliharaan itik Alabio merupakan usaha?

2.

4.
5.

Apakah beternak menjadi pekerjaan tetap? jika tidak
sebutkan!
Berapa lama anda sudah melakukan usaha
peternakan ?
Apakah kendala anda dalam pemeliharaan itik ?
Ketertarikan anda dalam memelihara itik Alabio?

B
6.
7.

KARATERISTIK TERNAK
Ada berapa jenis ternak yang dipelihara?
Berapa jumlah umur ternak yang anda pelihara?

C
8.
9.
10.
11.

PAKAN ITIK ALABIO
Pakan ?
Bentuk Pakan yang diberikan ?
Jenis bahan pakan tambahan dan jumlah pemebrian ?
Berapa jumlah pakan utama (komersil) yang diberikan
dalam satu kali pemebrian/ ekor?
Dimanakah anda mendapatkan pakan tambahan
( keong,ikan) ?
Berapa kali anda mencari pakan tambahan.?
Frekuensi pemebrian pakan per hari ?
Kapan saja pemeberian pakan dilakukan dalam satu
hari?
Biaya pakan yang dikeluarkan untuk pakan perhari?

3.

11.
12.
13.
14.
15.

Jawaban

15

D
16.
18

AIR MINUM
Bagaimana cara pemberian air minum ?
Darimana sumber air minum ternak didapatkan ?

19

Berapa jumlah air minum yang diberikan dalam satu
kali pemberian pakan ?

20

Kapan saja tempat air minum dibersihkan dan berapa
kali seminggu ?

21.

Apakah diberikan vitamin tambahan ?

F

MANAJEMEN PEMELIHARAAN

22.

Bagaimana pemeliharaan anak itik Alabio ?

23

Bagaimana Pemeliharaan itik Alabio dewasa ?

24.

Apakah itik Alabio divaksin

25.

Berapakah jumlah kematian anak itik ?

26.

Berapakah jumlah kematian itik dewasa?

27.

Apakah menetaskan itik sendrir? atau beli anak itik
bagaimana caranya?

G

KARATERISTIK KANDANG

28.

Apakah itik Alabio dikandang?

29.

Berapa kondisi kandang ( panjang dan lebar)

30.
31.

Apakah dibedakan anatara anak itik dengan itik
dewasa ?
Berapa jarak dari kandang anatara rumah ?

32.

Bagaimana Penanganang limbah dari peternak anda ?

33.

Berapa kali didalam setahun pembersihan kandang ?

H

PENYAKIT

34.

Apakah ternak anda pernah sakit ? YA/TIDAK

35.

Apa jenis penyakit itik yang sering terjadi ?

36.

Bagaimana cara mencegah ternak anda terserang
penyakit ?
Apa jenis obat yang sering digunakan untuk mengobati
penyakit ?

37.

I

PRODUKSI TELUR

38.

Berapa jumlah yang dihasilkan untuk satu kali
produksi perhari?

16

39.

Dalam seminggu berapa kali produksi telur perekor ?

40

Berapa pendapatan diperoleh peternak setiap hari ?

41.

Apakah pendapatan yang anda peroleh sudah sesuai
dengan usaha kerja anda ?

J

PEMASARAN

42.

Penjualan hasil produksi itik Alabio Anda saat ini
dilakukan oleh ? sendiri / orang lain
Ada berapa jumlah usaha seperti ini di Desa ?

43.
44.
45.

Apakah anda mengalami kesulitan dalam memasarkan
hasil produksi?
Barapakah harga telur itik per butir ?

17

RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak ke dua dari empat bersaudara
dari pasangan Bapak H.Rahmadi dan Ibu Hj. Rahimah. Penulis
dilahirkan di Mangkatir, Buntok Kalimantan Tengah pada
tanggal 01 Januari 1991. Penulis menempuh pendidikan
menegah atas di SMK N 1 Muara Uya pada tahun 2008-2011.
Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor
pada tahun 2011 melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD).
di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti studi,
penulis aktif sebagai anggota dalam Lembaga Kemahasiswaan Rohis Kelas TPB
2011, Rohis Kelas di Fakultas Peternakan periode 2012-2014, anggota Ekstenal
Hubugan Alumni periode 2012-2013 HIMASISTER dan Cinta Pertanian Club
I’fast sebagai Marketing periode 2013-2014, mengekuti kepanitiaan beberapa
kegiatan Fakultas Peternakan diantaranya Dekan Cup periode 2012, D’catra
periode 2013. Penulis mendapatkan dari dana DIKTI dalam kegiatan Program
Kreatifitas Mahasiswa bidang pegembangan masyarakat (PKM-M) dengan Judul
Pelatihan Manajemen Integrasi Perkebunan Pala (Myristica Fragrans) Dengan
Budidaya Lebah Trigona Laeviceps Untuk Meningkatkan Pendapatan yang
Kontinu Bagi Masyarakat Desa Sukajadi, Bogor 2013-2014.

UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir Dwi Margi Suci, MS selaku
pembimbing utama dan Dr Ir. Widya Hermana, M.Si selaku pembimbing anggota
atas bimbingan, kesabaran, motivasi, arahan, nasihat, dan masukan selama
penelitian hingga akhir penulisan. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Dilla
Mareistia Fassah, S.Pt MSc selaku panitia seminar, Dr. Despal, S.Pt M.Sc A.gr.
selaku dosen pembahas seminar jumat, 29 mei 2015 dan Penulis ucapkan terima
kasih kepada Dr.Ir Ibnu Kasir Amrullah, M.Si dan Dr.Rudi Afnan,S.Pt, MSc.Agr
selaku dosen penguji sidang pada hari kamis, 09 juli 2015. Penulis ucapkan
terimakasih kepada staf Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas Departemen Ilmu
Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB yang telah banyak
membantu selama penelitian dilaksanakan. Ungkapan terima kasih disampaikan
kepada orang tua dari penulis Bapak H.Rahmadi dan Ibu Hj.Rahimah atas segala
doa dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada keluarga Rahma, Mobah, yang sangat
banyak membantu dalam proses penelitian, Kepeda sahabat terbaik Sarah
Ikmahwati, Erni Widyaningsih yang telah memberi semangat yang luar biasa dan
Bonitha Gustin T teman seperjuangan, teman-teman turut membantu Norhamidah,
serta teman-teman INTP 48, dan teman-teman BUD Adaro Indonesia atas semua
bantuan dan dukungan serta motivasi yang diberikan. Semoga Allah membalas
kebaikan kalian.