Morfometrik Itik Cihateup dan Itik Alabio serta Persilangannya yang diberi Pakan Berbeda

MORFOMETRIK ITIK CIHATEUP DAN ITIK ALABIO
SERTA PERSILANGANNYA YANG DIBERI
PAKAN BERBEDA

MUHAMMAD RIDHO ISKANDAR

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Morfometrik Itik
Cihateup dan Itik Alabio serta Persilangannya yang diberi Pakan Berbeda adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2015

Muhammad Ridho Iskandar
NIM D14124005

ABSTRAK
MUHAMMAD RIDHO ISKANDAR. Morfometrik Itik Cihateup dan Itik Alabio
serta Persilangannya yang diberi Pakan Berbeda. Dibimbing oleh ASEP
GUNAWAN dan RUKMIASIH.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan membandingkan
morfometrik itik Cihateup, Alabio dan persilangan Cihateup-Alabio (CA) yang
diberi pakan berbeda. Itik yang digunakan dalam penelitian ini adalah itik Alabio,
Cihateup, dan CA yang berjumlah 81 ekor terdiri atas 45 ekor betina dan 36
jantan. Pakan yang digunakan dalam penelitian adalah pakan komersial, limbah
sawi hijau dan dedak. Hasil penelitian ini menunjukkan performa ukuran tubuh
itik jantan lebih dipengaruhi oleh jenis rumpun kecuali panjang paruh. Panjang
femur, tibia, tarsometatarsus, dan jari kaki ke-3 itik CA dan Cihateup lebih tinggi

dari itik Alabio. Panjang sayap dan lingkar tarsometatrsus itik CA lebih tinggi
dari itik Alabio serta itik Cihateup tidak berbeda dengan itik CA dan Alabio.
Ukuran tubuh itik betina lebih dipengaruhi oleh jenis rumpun kecuali untuk
panjang sayap dan lingkar tarsometatarsus. Panjang femur, tibia, dan jari kaki
ke-3 itik Cihateup lebih tinggi dari itik CA dan Alabio serta itik CA lebih tinggi
dari itik Alabio. Itik Cihateup dan CA lebih tinggi dari itik Alabio untuk panjang
tarsometatarsus. Itik Cihateup lebih tinggi dari itik Alabio dan CA pada panjang
paruh.
Kata Kunci: itik alabio, itik ca, itik cihateup, ukuran tubuh

ABSTRACT
MUHAMMAD RIDHO ISKANDAR. Morphometric of Cihateup, Alabio and
Cihateup-Alabio CrossBreed Duck fed with Different Ration. Supervised by
ASEP GUNAWAN and RUKMIASIH.
The aim of this research was to identify and compare morphometric of
Cihateup, Alabio and Cihateup-Alabio crossbreed fed with different ration. This
research used 45 females and 36 males ducks. The Feed used in this research was
commercial feed, green cabbage and rice bran. The result of this research showed
body size performance of males duck more influenced by duck’s types except to
maxilla length. The length of femur, tibia, tersometatarsus, and 3rd digit of CA

and Cihateup males was larger than Alabio male. The wing length and
tarsometatarsus circumference of CA male was larger than Alabio and Cihateup
male. The body size of females more influenced by duck’s types except for wing
length and circumference of tarsometatarsus. The femur length, tibia length, and
3rd digit length of Cihateup ware larger than CA and Alabion while CA was larger
than Alabio female. The Cihateup and CA females ware larger than Alabio female
for length of tarsometatarsus. Furthermore the Cihateup female was larger than
Alabio duck and CA for maxilla length.
Key words: alabio duck, body size, ca duck, cihateup duck

MORFOMETRIK ITIK CIHATEUP DAN ITIK ALABIO
SERTA PERSILANGANNYA YANG DIBERI
PAKAN BERBEDA

MUHAMMAD RIDHO ISKANDAR

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
Pada

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi : Morfometrik Itik Cihateup dan Itik Alabio serta Persilangannya
yang diberi Pakan Berbeda
Nama
: Muhammad Ridho Iskandar
NIM
: D14124005

Disetujui oleh

Dr agr Asep Gunawan, SPt MSc
Pembimbing I


Diketahui oleh

Prof Dr Ir Muladno, MSA
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Dr Ir Rukmiasih, MS
Pembimbing II

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 sampai Juni
2013 ini ialah Morfometrik Itik Cihateup dan Itik Alabio serta Persilangannya
yang diberi Pakan Berbeda.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr agr Asep Gunawan,
SPtMSc dan Ibu Dr Ir Rukmiasih, MS selaku pembimbing atas waktu, tenaga,
saran, bimbingan, serta kesabaran yang telah diberikan. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada Ibu Dr Irma Isnafiah Arief SPtMSi selaku dosen

penguji dan Bapak Iyep Komala SPt selaku dosen Pembimbing Akademik. Di
samping itu, penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Zamhar dan Bapak
Hamzah, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada ibu, papa (alm), kakak-kakak dan seluruh keluarga, atas
segala doa serta kasih sayangnya. Tak lupa penulis sampaikan terima kasih atas
kerja sama dan dukungan teman-teman tim penelitian Nur Riza Arifani, Yulia
Ningsih, dan Kristian Stevanus Ginting.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2015

Muhammad Ridho Iskandar

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Alat
Bahan
Prosedur
Pemeliharaan
Pengukuran Morfometrik
Peubah
Rancangan Percobaan
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ukuran Tubuh
Bobot Badan
Panjang Paruh
Panjang Sternum
Panjang Femur
Panjang Tibia
Panjang Tarsometatarsus

Ukuran Tubuh Umur 10 Minggu
Hubungan Ukuran Tubuh dengan Bobot Badan
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

viii
viii
viii
1
1
2
2
2
2
2
2
3
3

4
4
5
5
5
5
5
7
8
9
11
12
13
15
16
17
18
20

DAFTAR TABEL

1 Jumlah jantan dan betina pada setiap rumpun
2 Kandungan nutrien pakan berdasarkan perhitungan
3 Rataan ukuran tubuh rumpun itik Cihateup, Alabio dan CA jantan dan
betina yang dipengaruhi jenis rumpun pada umur 10 minggu
4 Rataan ukuran tubuh rumpun itik Cihateup, Alabio dan CA jantan dan
betina yang diberi pakan berbeda pada umur 10 minggu
5 Persamaan regresi, koefisien determinasi dan nilai korelasi bobot badan
dengan ukuran tubuh itik jantan dan betina pada umur 10 minggu

3
3
14
14
15

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

5
6
7
8
9
10
11
12
13

Anatomi tubuh itik
Kurva bobot badan itik Cihateup, Alabio dan CA umur 0-10 minggu
Kurva bobot badan itik jantan dan betina pada umur 0-10 minggu
Kurva panjang paruh itik Cihateup, Alabio, dan CA umur 0-10
minggu
Panjang paruh itik jantan dan betina pada umur 0-10 minggu
Kurva panjang sternum itik Cihateup, Alabio dan CA umur 0-10
minggu
Panjang sternum itik jantan dan betina pada umur 0-10 minggu
Kurva panjang femur itik Cihateup, Alabio dan CA umur 0-10
minggu
Panjang femur itik jantan dan betina pada umur 0-10 minggu
Kurva panjang tibia itik Cihateup, Alabio dan CA umur 0-10 minggu
Panjang tibia itik jantan dan betina pada umur 0-10 minggu
Kurva panjang tarsometatarsus itik Cihateup, Alabio dan CA umur
0-10 minggu
Panjang tarsometatarsus itik jantan dan betina umur 0-10 minggu

4
6
6
7
8
9
9
10
10
11
12
13
13

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Kurva pertambahan bobot badan itik Cihateup, Alabio dan CA umur
0-10 minggu
Kurva pertambahan panjang paruh itik Cihateup, Alabio dan CA umur
0-10 minggu
Kurva pertambahan panjang femur itik Cihateup, Alabio dan CA umur
0-10 minggu
Kurva pertambahan panjang tibia itik Cihateup, Alabio dan CA umur
0-10 minggu
Kurva pertambahan panjang tarsometatarsus itik Cihateup, Alabio dan
CA umur 0-10 minggu
Kurva pertambahan panjang sternum itik Cihateup, Alabio dan CA
umur 0-10 minggu

18
18
19
19
19
20

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Itik merupakan unggas lokal yang terus mengalami peningkatan populasi
setiap tahunnya. Berdasarkan data Ditjennak (2013) populasi itik di Indonesia
sebesar 50 931 000 ekor. Populasi ini telah mengalamai peningkatan sebesar
1.96% dibandingkan tahun sebelumnya (2012) yang berjumlah sebanyak 46 989
522 ekor dengan tingkat penyebaran tertinggi berada di provinsi Jawa Barat, Jawa
Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Aceh Darusalam. Beberapa
rumpun itik lokal yang cukup dikenal antara lain itik Mojosari, itik Tegal, itik
Alabio, itik Bali, dan itik Cihateup. Itik lokal tersebut memiliki ciri khas dan
keunggulan yang berbeda antara satu rumpun dengan rumpun lainnya. Itik lokal
yang potensial untuk dikembangkan saat ini karena keunggulanya sebagai
produksi daging dan telur masing-masing yaitu itik Cihateup, Alabio dan
persilangannya (Matitaputty 2012). Itik Cihateup dibandingkan dengan itik
Alabio mempunyai kelebihan dalam hal persentase karkas (paha) lebih besar
(Matitaputty 2012). Namun dari segi produksi telur, itik Alabio dan Cihateup
betina memiliki potensi yang baik sebagai penghasil telur. Persilangan antar
rumpun itik Cihateup dan Alabio secara terprogram dapat menghasilkan komposit
rumpun baru yang stabil (Cihateup-Alabio/CA), mempunyai komposisi gen
masing-masing 50% diharapkan sesuai dengan permintan pasar, seperti
pertumbuhan cepat untuk menghasilkan bobot potong dalam waktu relatif singkat
untuk itik jantan dan produksi telur yang tinggi untuk itik betina.
Adanya program persilangan antara itik Cihateup dan Alabio menampilkan
karakteristik spesifik pada itik hasil persilangannya sehingga informasi mengenai
kekhasan dari masing-masing itik tersebut sangat diperlukan. Salah satu metode
untuk mengidentifikasi karakteristik spesifik dari suatu ternak dapat dilakukan
melalui analisis morfometrik.
Analisis morfometrik dapat mencerminkan
pengaruh genetik dari seekor ternak karena berkaitan dengan identifikasi sifatsifat kuantitatif dari ternak. Sifat kuantitatif yang biasa digunakan untuk analisis
morfometrik diantaranya bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh diantaranya
adalah panjang femur, tibia, tarsometatarsus, lingkar tulang tarsometatarsus,
panjang jari kaki ke-3, sayap dan maxilla (Hutt 1949). Ukuran dan bentuk tubuh
dari ternak dapat digunakan untuk menentukan standar pertumbuhan dan menilai
(judging) ternak (Ishii et al. 1996). Ukuran tulang paha, betis dan shank serta
perbandingan antara panjang shank dengan lingkar shank efektif untuk digunakan
dalam menduga konformasi tubuh (Nishida et al. 1982). Sifat kuantitatif
memiliki nilai heritabilitas mulai dari sedang (0.2-0.4) sampai tinggi (>0.4) yang
berarti perbaikan mutu genetik akan efektif untuk dilakukan (Noor 2008).
Perbaikan mutu genetik merupakan cara yang efektif karena dapat memberikan
dampak yang lebih permanen (Harahap 2005). Penelitian mengenai morfometrik
pada itik dilaporkan pada beberapa penelitian sebelumnya diantaranya pada itik
Alabio (Wahono 2005) dan Itik Cihateup (Dudi 2007), akan tetapi masih sedikit
penelitian mengenai analisis morfomterik pada itik persilangan.
Selain faktor genetik, performa itik sebagaimana unggas lain dipengaruhi
oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang memiliki peranan penting dalam
peningkatan performa itik adalah faktor pakan. Itik yang memiliki mutu genetik

2

yang baik dan didukung pakan dengan nutrien yang baik akan menghasilkan
performa yang berkualitas baik diantaranya karkas. Pakan yang berkualitas
dengan kandungan nutrien yang seimbang saat ini memiliki harga yang relatif
mahal sehingga menuntut biaya produksi menjadi tinggi. Oleh sebab itu, perlu
dicari alternatif bahan baku pakan yang dapat menurunkan biaya pakan, salah
satunya dengan cara memanfaatkan limbah pasar. Salah satu limbah pasar yang
banyak didapat adalah sawi hijau. Berdasarkan pemikiran tersebut, perlu
dilakukan suatu identifikasi morfometrik terhadap itik lokal khususnya itik
Cihateup, Alabio, dan persilangannya dengan menggunakan pakan yang berbeda.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan membandingkan
morfometrik itik Cihateup, Alabio dan persilangan Cihateup-Alabio (CA) yang
diberi pakan berbeda.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah mengkaji pemberian pakan komersial
dan pakan yang dicampur dengan limbah sawi hijau pada itik Cihateup, itik
Alabio dan itik CA. Kajian ini difokuskan pada ukuran tubuh seperti panjang
paruh, panjang sternum, panjang femur, panjang tibia, dan panjang
tarsometatarsus pada umur 0-10 minggu.

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2014. Penelitian
ini dilakukan di Laboratorium Lapangan Ilmu Produksi Ternak Unggas Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang koloni yang
terbuat dari bambu dengan ukuran 1m x 1m dan 1m x 0.7m, jangka sorong digital
dan manual, pita ukur, timbangan digital, termometer, boks, pisau, wing band dan
benang.
Peralatan kandang yang digunakan berupa tempat pakan nampan beserta
tempat minum plastik kapasitas 3 L dan 5 L. Alat kebersihan seperti sapu, sikat,
ember, dan serokan sampah juga digunakan sebagai penunjang pemeliharaan.
Bahan
Itik yang digunakan dalam penelitian ini adalah itik Cihateup, Alabio dan
persilangan antara jantan Cihateup dengan betina Alabio yang berjumlah 81 ekor
terdiri atas 45 ekor betina dan 36 ekor jantan, dengan rincian tertera pada Tabel 1.

3

Tabel 1 Jumlah jantan dan betina pada setiap rumpun
Rumpun
Jantan
Cihateup (ekor)
6
Alabio (ekor)
14
CA (ekor)
16

Betina
16
16
13

Pakan yang digunakan dalam penelitian adalah pakan komersial yang
terdiri atas ransum broiler starter dan broiler grower-finisher, limbah sawi hijau
serta dedak. Umur 0-2 minggu, itik diberi 100% pakan komersial broiler starter.
Umur 2-4 minggu, itik diberi campuran 50% broiler starter dan 50% dedak.
Setelah empat minggu pertama, selanjutnya itik diberi pakan perlakuan yang
terdiri atas P1 (90% broiler grower dan 10% dedak) dan P2 (77.40% broiler
grower, 22.10% dedak dan 0.5% limbah sawi hijau). Kandungan nutrien pakan
yang diberikan tertera pada Tabel 2.
Prosedur
Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan mulai dari DOD (day old duck) sampai umur 10
minggu di dalam kandang koloni. Umur 0-4 minggu, itik ditempatkan di dalam
kandang koloni yang berukuran 1m x 1m. Selanjutnya, pada umur 4-10 minggu
itik ditempatkan di dalam kandang koloni yang berukuran 1m x 0.7m.
Tabel 2 Kandungan nutrien pakan berdasarkan perhitungan
Pakan Perlakuan (4-10
Pakan 0-2
Pakan 2-4
minggu)
Bahan Pakan
minggu
minggu
P1
P2
Komersial
- Starter1)
100
50
- Grower90
77.40
Finisher2)
Dedak3) (%)
50
10
22.10
Sawi4) (%)
0.50
Jumlah (%)
100
100
100
100
Kandungan nutrien
BK (%)
87.00
88.50
87.30
87.71
Abu (%)
7.00
9.17
7.43
8.03
PK (%)
21.00
17.00
18.40
17.71
LK (%)
5.00
5.00
5.00
4.99
SK (%)
5.00
8.50
5.70
6.59
EM (kkal/kg-1)
2 900.00
2 450.00
2 890.00
2 741.90
Ca (%)
0.90
0.48
0.82
0.71
P (%)
0.60
0.70
0.89
0.87
Keterangan : Keterangan : 1) (Charoen Phokhpan BR CP511 2014); 2) (Charoen Phokhpan BR
CP512 2014); 3) (Lesson and Summer 2008); 4) (Analisis Proksimat Laboratorium
Ilmu dan Teknologi Pakan IPB 2014)

4

Pakan diberikan 1 kali sehari yaitu pada siang hari dan air minum diberikan
ad libitum. Sisa pakan yang terdapat pada tempat pakan ditimbang pada pagi hari
dan dicatat bobotnya sebelum diganti dengan pakan yang baru. Pakan perlakuan
berupa limbah sawi hijau diperoleh dari pasar Cibereum dan pasar Bogor. Sawi
hijau yang diberikan kepada itik dipotong kecil dan dicampur dengan dedak dan
pakan komersial. Perubahan pakan perlakuan pada itik P2 dilakukan pada minggu
ke-3 dengan cara bertahap yaitu 75% : 25% pada 2 hari pertama, kemudian 50% :
50% pada 2 hari kedua dan 25% : 75% pada 2 hari ketiga sampai pada minggu ke4, itik P2 diberikan pakan perlakuan 100%.
Pengukuran Morfometrik
Pengukuran morfometrik dilakukan setiap minggu selama 10 minggu mulai
dari DOD sampai akhir pemeliharaan (10 minggu). Pengukuran morfometrik
dilakukan pada bagian tubuh sebelah kanan yang meliputi pengukuran maxilla
(paruh), panjang sternum (dada), panjang femur (paha), panjang tibia (betis), dan
panjang tarsometatarsus (shank) (Gambar1).
1. Panjang maxilla diukur menggunakan jangka sorong.
2. Panjang sternum diukur menggunakan jangka sorong dari ujung tulang dada
bagian depan sampai bagian belakang.
3. Pengukuran panjang tulang femur dilakukan sepanjang tulang paha mulai
dari pangkal sampai ujung femur menggunakan jangka sorong.
4. Pengukuran panjang tibia dilakukan di daerah antara femur dan
tarsometatarsus menggunakan jangka sorong.
5. Tulang tarsometatarsus diukur dari pangkal persendian tarsometatarsus
sampai ujung metatarsus. Panjang tarsometatarsus diukur menggunakan
jangka sorong.
Peubah
Peubah yang diamati pada penelitian ini yaitu bobot badan, panjang maxilla,
panjang sternum, panjang femur, panjang tibia, dan panjang tarsometatarsus.

Keterangan: A= panjang paruh; B= panjang sayap; C= panjang sternum; D= panjang tibia; E=
panjang femur; F panjang dan lingkar tarsometatarsus; G= panjang jari kaki ke-3

Gambar 1 Anatomi tubuh itik
Sumber: (Koch 1973)

5

Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan
Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 2 dengan 3 kelompok. Faktor pertama
adalah jenis itik yang berbeda yaitu itik Cihateup, Alabio dan itik persilangan
Cihateup-Alabio (CA). Faktor kedua adalah jenis pakan. Model statistik yang
digunakan menurut Gaspersz (1992) adalah:
Yijk = μ + Kk + Ai + Bj + (AB)ij + εijk
Keterangan:
Yij
= Nilai pengamatan pada rumpun itik ke-i dan perlakuan pakan ke-j
μ
= Rata-rata umum
Ai
= Pengaruh rumpun itik ke-i (i = 1, 2, 3)
Bj
= Pengaruh perlakuan pakan ke-j (j = 1, 2)
(AB)ij
= Pengaruh interaksi antara rumpun itik ke-i (1, 2, 3) dengan perlakuan pakan ke-j (1, 2)
εijk
= Pengaruh galat percobaan dari rumpun itik ke-i dengan perlakuan pakan ke-j yang
terjadi pada kelompok ke-k (k = 1, 2, 3).

Analisis Data
Data yang diperoleh dilakukan uji asumsi terlebih dahulu sebelum
dianalisis. Apabila hasil memenuhi uji asumsi, maka data dianalisis ragam
(ANOVA) dan dilakukan Uji Tukey.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Ukuran Tubuh
Secara keseluruhan pada penelitian ini tidak terdapat interaksi antara
rumpun itik dan perlakuan pakan terhadap semua ukuran tubuh sehingga
penjelasan mengenai ukuran-ukuran tubuh disajikan berdasarkan faktor utamanya.
Bobot Badan
Perbedaan pertumbuhan bobot badan itik pada penelitian ini dipengaruhi
oleh jenis rumpun. Kurva pertumbuhan bobot badan rumpun itik Cihateup,
Alabio dan CA umur 0-10 minggu dapat dilihat pada Gambar 2.
Pertumbuhan bobot badan antara itik Cihateup, Alabio dan CA jantan pada
umur 0 dan 1 minggu sama. Bobot badan itik Alabio dan CA lebih tinggi
(P