Kesamaan Fungsi Pelaku Fungsi Pelaku dalam Cerita Rakyat Raden Surya Kusuma

bakti masyarakat Jajar terhadap Raden Surya Kusuma maka masyarakat selalu merawat dan menziarahi pundhen Raden Surya Kusuma.

4.2.1 Kesamaan Fungsi Pelaku

Dari hasil penelitian yang sudah dianalisis dalam cerita rakyat Raden Surya Kusuma dapat diketahui bahwa terdapat fungsi pelaku sebanyak 26 fungsi pelaku. Terdapat beberapa yang mempunyai kesamaan fungsi namun peristiwanya berbeda, yaitu terdapat 4 bagian fungsi pelaku yang sama. Bagian pertama fungsi yang sama yaitu fungsi ke – 3, 6, dan 21, bagian ke dua fungsi yang sama yaitu fungsi ke – 8 dan ke – 16, bagian ke tiga fungsi yang sama yaitu fungsi ke – 13, 15, 20, dan 23, sedangkan baian ke empat fungsi yang sama yaitu fungsi yang ke – 14 dan ke – 24. Fungsi pelaku dalam cerita rakyat Raden Surya Kusuma tidak dapat identik dengan teori Vladimir Propp yaitu yang diungkapkan dalam morfologi cerita rakyat terdapat 31 fungsi pelaku. Cerita rakyat Raden Surya Kusuma tidak dapat identik 31 fungsi pelaku namun cerita rakyat Raden Surya Kusuma juga sudah dapat memenuhi teori Vladimir Propp. Dalam teori Vladimir Propp mengenai morfologi cerita rakyat yaitu terdapat 31 fungsi pelaku yang berurutan. Apabila ada salah satu fungsi yang tidak terpenuhi dapat dilanjutkan ke fungsi berikutnya tanpa mengubah urutan peristiwa. Kemungkinan yang akan terjadi dari teori Vladimir Propp yaitu akan terjadi pengulangan atau kesamaan fungsi dalam cerita rakyat tersebut. Teori Vladimir Propp ini dapat diterapkan ke dalam cerita rakyat yang lain tidak hanya cerita rakyat Raden Surya Kusuma karena pada intinya cerita rakyat memiliki struktur cerita yang hampir sama. Hasil analisis cerita rakyat Raden Surya Kusuma menunjukkan fungsi pelaku yang terdapat di dalamnya sebanyak 26 yaitu sebagai berikut: α, ↑, F, M, K, F, , , , C, D, E, , , , , A, H, U, , F, L, , , , dan T. Fungsi pelaku yang terdapat dalam cerita rakyat Raden Surya Kusuma ini tidak hanya terjadi sekali saja namun ada juga yang mengalami pengulangan. Peristiwa yang menempati fungsi yang sama namun berbeda kejadian yaitu sebagai berikut. 1 Setiap perkataan atau ucapan Raden Surya Kusuma selalu menjadi kenyataan. Fungsi : Raden Surya Kusuma memperoleh agen sakti. F.XIV Definisi : pembekalan alat sakti Lambang : F Pada urutan fungsi pelaku di dalam cerita rakyat Raden Surya Kusuma menempati urutan yang ke – 3. 2 Di padepokan Raden Surya Kusuma terdapat perkutut dan kuda sembrani yang tiba-tiba ada tidak diketahui pengirim kedua hewan itu dan anehnya hewan itu mempunyai kelebihan. Fungsi : Raden Surya Kusuma memperoleh agen sakti. F. XIV Definisi : penerimaan alat sakti Lambang : F Pada urutan fungsi pelaku di dalam cerita rakyat Raden Surya Kusuma menempati urutan yang ke – 6. 3 Raden Surya Kusuma membuat sungai untuk membantu masyarakat Karangrayung agar tidak kekeringan. Fungsi : Raden Surya Kusuma memperoleh agen sakti. F. XIV Definisi : pembekalan alat sakti Lambang : F Pada urutan fungsi pelaku di dalam cerita rakyat Raden Surya Kusuma menempati urutan yang ke – 21. Pada urutan fungsi pelaku di dalam cerita Raden Surya Kusuma yang ke – 3 dan yang ke – 21 menunjukkan fungsi, definisi, dan lambang yang sama yaitu menempati fungsi Wira memperoleh agen sakti dengan definisi pembekalan alat sakti yang diberi lambang F. Apabila dilihat dari fungsi, definisi serta lambang memang sama namun peristiwa yang terjadi berbeda. Untuk urutan fungsi pelaku yang ke – 3 peristiwanya yaitu wira atau Raden Surya Kusuma menggunakan ucapan yang bisa menjadi kenyataan jadi disebut sakti. Sedangkan urutan fungsi pelaku yang ke – 21 itu berbekal dengan menggunakan tongkat Raden Surya Kusuma membuat sungai dan kedua peristiwa ini waktu terjadinyapun tidak bersamaan. Jadi perebedaan yang tampak pada kedua peristiwa yaitu alat yang menjadi bekal kesaktiannya dan waktu kejadian. Ketiga fungsi pelaku di atas jika dilihat sepintas memang sama yaitu menempati fungsi ke – 14 yaitu wira memperoleh agen sakti dan diberi lambang F namun ada yang sedikit berbeda yaitu pada definisi. Urutan fungsi pelaku yang ke – 3 dan ke – 21 menunjukkan definisi pembekalan alat sakti namun untuk urutan fungsi pelaku yang ke – 6 menunjukkan definisi pemerolehan alat sakti. Pada peristiwa urutan fungsi pelaku yang ke – 6 dapat didefinisikan sebagai pemerolehan alat sakti yaitu karena ksatria atau wira yang di dalam cerita ini yaitu ditempati Raden Surya Kusuma ini memperoleh alat sakti yang berupa burung perkutut dan kuda sembrani. Fungsi pelaku yang terjadi tidak hanya sekali yaitu pada fungsi yang ke – 6 dengan definisi muslihat yang diberi lambang yaitu seperti berikut. 1 Sunan Mundung bupati sentana Pangkalan menantang adu kesaktian dengan Raden Surya Kusuma. Fungsi : Sunan Mundung mencoba memperdaya mangsanya dengan tujuan untuk memiliki atau memiliki kepunyaannya. F. VI Definisi : muslihat Lambang : ǯ Pada urutan fungsi pelaku di dalam cerita rakyat Raden Surya Kusuma menempati urutan yang ke – 8. 2 Arya Penangsang mengubah tanaman padi masyarakat Jajar menjadi ketan putih. Fungsi : Arya Penangsang mencoba memperdaya masyarakat Jajar dengan tujuan untuk menguasai Jajar F. VI Definisi : muslihat Lambang : Pada urutan fungsi pelaku di dalam cerita rakyat Raden Surya Kusuma menempati urutan yang ke – 16. Pada kedua fungsi di atas tampak bahwa fungsi pelaku yang ke – 6 terjadi dua kali yaitu pada urutan yang ke – 8 dan ke – 16. Peristiwa yang berbeda menempati fungsi yang sama yaitu penjarah mencoba memperdaya mangsanya dengan tujuan untuk memiliki atau memiliki kepunyaannya. Fungsi ini didefinisikan sebagai muslihat yang diberi lambang . Pada peristiwa yang pertama yaitu yang menempati urutan ke – 8 itu menunjukkan bahwa yang menjadi penjarah adalah Sunan Mundung yang iri dengan Raden Surya Kusuma karena banyak yang mengagumi dan mempunyai pengikut atau murid banyak. Sunan Mundung menggunakan muslihat dengan melecehkan Raden Surya Kusuma agar orang-orang tidak suka lagi dengan Raden Surya Kusuma. Pada peristiwa ke dua yang menduduki urutan sebenarnya ke – 16 mempunyai fungsi hampir sama namun peristiwanya berbeda yaitu penjarah pada peristiwa ini adalah Arya Penangsang ingin mengalahkan Raden Surya Kusuma untuk memperluas wilayah kekuasaannya sampai Karangrayung sehingga menggunakan muslihat dengan mengubah tanaman padi masyarakat Jajar kecamatan Karangrayung menjadi ketan putih. Fungsi pelaku yang terjadi dua kali yaitu juga terjadi pada fungsi yang ke – 2 yaitu fungsi suatu larangan yang diucapkan kepada wira yang didefinisikan larangan dan diberi lambang . Fungsi tersebut yaitu sebagai berikut. 1 Semenjak peristiwa itu maka Raden Surya Kusuma melarang rakyatnya menikah dengan orang Pangkalan. Fungsi : suatu larangan diucapkan Raden Surya Kusuma F. II Definisi : larangan Lambang : ǫ Pada urutan fungsi pelaku di dalam cerita rakyat Raden Surya Kusuma menempati urutan yang ke – 13. 2 Masyarakat Pangkalan tidak boleh menanam tembakau. Fungsi : suatu larangan diucapkan Raden Surya Kusuma F. II Definisi : larangan Lambang : Pada urutan fungsi pelaku di dalam cerita rakyat Raden Surya Kusuma menempati urutan yang ke – 15. 3 Raden Surya Kusuma melarang masyarakat Jajar menikah dengan orang Jipang. Fungsi : satu larangan diucapkan Raden Surya Kusuma F. II Definisi : larangan Lambang : Pada urutan fungsi pelaku di dalam cerita rakyat Raden Surya Kusuma menempati urutan yang ke – 20. 4 Masyarakat Karangrayung tidak boleh memainkan kethoprak dengan lakon Padjadjaran di wilayah Karangrayung. Fungsi : satu larangan diucapkan Raden Surya Kusuma F. II Definisi : larangan Lambang : Pada urutan fungsi pelaku di dalam cerita rakyat Raden Surya Kusuma menempati urutan yang ke – 23. Fungsi yang terjadi beberapa kali itu merupakan larangan-larangan yang diucapkan oleh wira atau ksatria yang di sini adalah Raden Surya Kusuma. Larangan-larangan tersebut diucapkan yang diakibatkan setelah terjadi perselisihan dan pertarungan Raden Surya Kusuma dengan musuh-musuh atau penjarah yang menginginkan wilayah Jajar maupun ingin menandingi kesaktian dan kekuatan Raden Surya Kusuma. Peristiwa pertama terjadi akibat Raden Surya Kusuma berselisih dengan Sunan Mundung karena diolok-olok setiap hari Raden Surya Kusuma tidak terima kemudian saat Sunan Mundung tertidur di taman kadipatennya kemudian alat vitalnya dipotong Raden Surya Kusuma. Perselisihan anatara Raden Surya Kusuma dengan Sunan Mundung ini mengakibatkan saling dendam maka sampai sekarang masyarakat Jajar dilarang menikah dengan orang Pangkalan. Peristiwa yang ke – 2 terjadi suatu larangan karena demi keselamatan masyarakat Pangkalan. Sunan Mundung setelah kalah dari Raden Surya Kusuma menjelma menjadi ular hijau dan sering bersembunyi pada tanaman tembakau maka demi keselamatan masyarakat tidak boleh menanam tembakau. Peristiwa ke – 3 terjadi akibat persetuan dan pertarungan anatara Raden Surya Kusuma dengan Arya Penangsang. Pemimpin daerah Jipang Panolan itu ingin memperluas wilayah kekuasaan ke Kecamatan Karangrayung dengan menindas rakyat Jajar. Raden Surya Kusuma tidak terima rakyatnya ditindas kemudian balas dendam. Larangan pada peristiwa ke – 4 tidak boleh dilakukan mayarakat Kecamatan Karangrayung karena sesorang tidak pantas untuk membuka kisah hidupnya sendiri ke hadapan umum. Bagi Raden Surya Kusuma hal itu akan membuat seseorang menjadi sombong maka masyarakat Karangarayung tidak boleh memainkan kethoprak dengan lakon Padjadjaran. Ada lagi fungsi yang terjadi berulang yaitu seperti tampak pada fungsi pelaku yang menduduki urutan yang ke – 14 dan ke – 24 yaitu sebagai berikut. 1 Ada orang yang tidak percaya dengan pantangan tersebut. Baginya di masa sekarang pantangan tersebut sudah tidak berlaku lagi maka menikahkan anak perempuannya dengan orang Pangkalan. Namun akhirnya setelah beberapa hari dari hari pernikahan itu anak perempuannya meninggal tanpa sebab. Fungsi : larangan dilanggar masyarakat Karangrayung F. III Definisi : pelanggaran Lambang : Ǭ Pada urutan fungsi pelaku di dalam cerita rakyat Raden Surya Kusuma menempati urutan yang ke – 14. 2 Ada yang mencoba memainkan kethoprak dengan lakon Padjadjaran saat diundang orang yang mempunyai hajat di Karangrayung. Fungsi : larangan dilanggar masyarakat Jajar F. III Definisi : pelanggaran Lambang : Pada urutan fungsi pelaku di dalam cerita rakyat Raden Surya Kusuma menempati urutan yang ke – 24. Fungsi larangan yang dilanggar dengan didefinisikan sebagai pelanggaran dan dilambangkan dengan ini terjadi karena seseorang atau kelompok melakukan pelanggaran dari larangan wira. Pada cerita rakyat Raden Surya Kusuma ini terjadi karena seseorang beranggapan larangan itu hanya berlaku saat Raden Surya Kusuma masih ada namun sekarang Raden Surya Kusuma sudah tidak ada orang menyepelekan malah dilanggar. Sikap ceroboh dari masyarakat itu maka akhirnya seseorang itu mendapatkan akibatnya. Pada cerita rakyat Raden Surya Kusuma ini memang tidak dapat memenuhi teori Vladimir Propp untuk 31 fungsi pelaku dalam sebuah cerita. Struktur fungsi pelaku cerita rakyat Raden Surya Kusuma ini hanya memenuhi 26 fungsi pelaku dan dari fungsi-fungsi tersebut terjadi tidak hanya sekali namun juga ada pengulangan fungsi yang terjadi pada peristiwa yang berbeda. Struktur fungsi pelaku pada cerita rakyat RadenSurya Kusuma apabila disusun yaitu sebagai berikut: ↑, F, M, K, F, , , , C, D, E, , , A, H, U, L, , dan T.

4.3 Penyebaran Fungsi Pelaku ke dalam Lingkungan Aksi Tokoh