Korelasi antara Kapasitas Vital Paru dengan Kapasitas Aerobik Korelasi antara Denyut Nadi dan Kapasitas Vital Paru denganKapasitas

32

2.1.6.2 Korelasi antara Kapasitas Vital Paru dengan Kapasitas Aerobik

Kasiyo Dwijowinoto 1993:246 mengemukakan metabolisme aerobik hanya dapat terjadi dengan penggunaan oksigen, laju pemakaian oksigen tubuh adalah gambaran mutlak dari laju metabolisme aerobiknya. Pemakaian oksigen bisa langsung diukur dengan mengumpulkan dan menganalisa pengeluaran udara seseorang. Kapasitas paru yang tinggi akan memungkinkan penyerapan udara yang besar sehingga mampu menggunakan oksigen secara maksimal dan mempunyai ketahanan dalam penampilan olahraga Kasiyo Dwijowinoto, 1993: 225. Hubungan kapasitas vital paru dengan hasil tes aerobik. Dilain pihak frekwensi pernafasan dibatasi oleh kecepatan sistem neuromuscular mengatur gerakan berganti-ganti antara dalamnya pernafasan dankecepatannya ada keseimbangan yang memungkinkan orang melaksnakan pernafasan dengan efisiensi yang paling optimal dengan penggunaan energi minimal oleh otot-otot pernafasan Effendi, 1983:72. Pada waktu olahraga maka produksi korbondioksida sebagai hasil sisa metabolisme akan bertambah, begitu juga kebutuhan oksigen untuk berlangsungnya oksidasi di dalam sel-sel bertambah. Untuk pembuangan karbondioksida yang berlebihan dan pengambilan oksigen yang meningkat tersebut, dilaksanakan oleh sistem pernafasan. Sehingga pada olahraga yang intensif frekwensi maupun mendalamnya pernafasan akan bertambah, untuk menghasilkan ventilasi paru yang meningkat. Adapun kegunaan kenaikan ventilasi paru ini ialah penambahan pengiriman oksigen dan mempercepat pembuangan CO 2 . Sehingga semakin baik dalam 33 pernafasan yang dalam untuk menghasilkan oksigen akan semakin baik dalam kerja aerobik Oktia Woro, 1999:23.

2.1.6.3 Korelasi antara Denyut Nadi dan Kapasitas Vital Paru denganKapasitas

Aerobik Fungsi fisiologis yang terlibat di dalam kapasitas konsumsi oksigen maksimal adalah :1 Jantung, paru dan pembuluh darah berfungsi dengan baik sehingga oksigen yang dihisap dan masuk paru, selanjutnya sampai ke darah. 2 Proses penyampaian oksigen ke jaringan-jaringan oleh sel darah merah harus normal. 3 Jaringan-jaringan terutama otot, harus mempunyai kapasitas normal untuk mempergunakan oksigen yang disampaikan kepadanya. Seseorang dalam hal ini pemain sepakbola yang mampu mengalihkan sebagian besar darahnya ke otot yang sedang bekerja selama latihan akan memiliki perbedaan kandungan oksigen antara arteri dan vena besar karena otot-otot yang aktif akan mampu untuk menyerap oksigen dari darah daripada jaringan-jaringan yang tidak aktif Hairy, 1989:189. Pemain futsal yang memiliki intensitas denyut nadi baik dan kapasitas vital paru yang baik pula, maka akan mempunyai daya tahan aerobik optimal. Seperti yang dikemukakan Hairy,1989:208 bahwa sistem transport oksigen melibatkan juga sistem sirkulasi, respirasi dan jaringan mereka bekerja sama satu tujuan yaitu melepaskan atau menyampaikan oksigen ke otot yang sedang bekerja. Karena latihan daya tahan aerobik dapat meningkatkan respon kerja jantung dan denyut nadi terhadap kegiatan tersebut. Pembuluh darah kapiler pada otot bertambah banyak, sehingga memungkinkan difusi oksigen di 34 dalam otot dapat lebih mudah, ini menandakan mampu mengangkut rata-rata oksigen lebih besar daripada orang tidak terlatih.

2.2 Hipotesis

Dalam suatu penelitian ilmiah hipotesis dimaksudkan unutk menjawab suatu permasalahan berdasarkan teori yang ada, maka perlu dibuktikan kebenarannya Sutrisno hadi, 1990:257.Sesuai dengan permasalahan dan landasan teori yang ada, penulis mengajukan rumusan hipotesis sebagai berikut : 2.2.1 Ada korelasi denyut nadi dengan kapasitas aerobik pada pemain futsal CTRMP Semarang. 2.2.2 Ada korelasi kapasitas vital paru dengan kapasitas aerobik pada pemain futsal CTRMP Semarang. 2.2.3 Ada korelasi denyut nadi dan kapasitas vital paru dengan kapasitas aerobik pada pemain futsal CTRMP Semarang.

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU DAN KAPASITAS VITAL PAKSA ANTARA QORI’ DAN NON QORI’ DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Perbedaan Kapasitas Vital Paru Dan Kapasitas Vital Paksa Antara Qori’ Dan Non Qori’ Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

1 3 13

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU DAN KAPASITAS VITAL PAKSA ANTARA QORI’ DAN NON QORI’ DI UNIVERSITAS Perbedaan Kapasitas Vital Paru Dan Kapasitas Vital Paksa Antara Qori’ Dan Non Qori’ Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 19

HUBUNGAN OLAHRAGA BULUTANGKIS DENGAN KAPASITAS Hubungan Olahraga Bulutangkis Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pemain Bulutangkis.

0 2 18

HUBUNGAN OLAHRAGA BULUTANGKIS DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEMAIN BULUTANGKIS Hubungan Olahraga Bulutangkis Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pemain Bulutangkis.

0 4 16

PENDAHULUAN Hubungan Olahraga Bulutangkis Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pemain Bulutangkis.

0 2 4

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KAPASITAS VITAL PARU Hubungan Antara Kebiasaan Merokok dengan Kapasitas Vital Paru.

0 4 17

KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK: Studi Deskriptif pada SSB PSBUM UPI KU13-KU15.

1 3 23

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU DAN DENYUT NADI DENGAN VO2 MAKSIMAL PADA ORANG YANG MELAKUKAN YOGA.

0 0 12

KORELASI KAPASITAS VITAL PARU DENGAN LARI CEPAT 40 METER PADA PEMAIN BULUTANGKIS MOROTRESNO TAHUN 2015 -

0 1 40

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SENAM AEROBIK DAN YOGA TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS VITAL PARU PADA REMAJA PUTRI NASKAH PUBLIKASI - PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SENAM AEROBIK DAN YOGA TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS VITAL PARU PADA REMAJA PUTRI - DIGILIB UNISAY

0 0 13