1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa Pendidikan Nasional
merupakan satu kesatuan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya, untuk mengusahakan tercapainya
pendidikan nasional tersebut. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, diwujudkan melalui kebijakan strategi dasar Pendidikan Nasional, yaitu : 1
pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, 2 relevansi pendidikan dan pembangunan, 3 peningkatan kualitas pendidikan, dan 4 efisiensi pengelolaan
pendidikan Depdikbud, 1994 : 2 Pada tahapan pelaksanaan, banyak unsur saling terkait yang
mempengaruhi keberhasilan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, seperti penyempurnaan kurikulum dan materi pengajaran, peningkatan kemampuan
Kepala Sekolah, peningkatan keyakinan tugas guru, perlengkapan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah, peningkatan kemampuan tenaga administrasi,
peningkatan penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling, penyempurnaan sistem informasi sekolah.
Menurut Umaedi 1999 : 2 ada dua faktor yang dapat menjelaskan mengapa perbaikan mutu pendidikan selama ini kurang berhasil, yaitu
“pertama, strategi pembangunan pendidikan selama ini lebih bersifat input oriented, kedua, pengelolaan pendidikan selama ini bersifat macro oriented
diatur oleh jajaran birokrasi pusat. Akibatnya banyak faktor yang
2
diproyeksikan tingkat makro pusat tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya di tingkat mikro sekolah.
Komponen yang sangat menentukan dalam peningkatan mutu sumber
daya manusia melalui proses pendidikan adalah guru. Guru sebagai pelaksana pendidikan dan pengajaran yang terdepan harus mampu mengembangkan
kemampuan secara optimal. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, guru berpedoman pada kurikulum dan aturan yang berlaku sesuai dengan
jenjang dan strata sekolah yang menjadi bidang tugasnya. Moh.Uzer Usman 2004 : 3 mengungkapkan bahwa “Guru harus peka dan tanggap perubahan-
perubahan, pembaharuan serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus berkembang sejalan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman”.
Di sinilai tugas guru untuk senantiasa meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan, meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga apa yang diberikan
kepada siswa tidak terlalu ketinggalan dengan perkembangan kemajuan teknologi dan informasi.
Guru sendiri merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar dan ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya
manusia yang potensial di bidang pembangunan nasional. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru terletak tanggung jawab untuk
membawa siswa yang diajarnya pada suatu tingkat kedewasaan yang mempunyai taraf kematangan tertentu.
Banyak guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tidak menggunakan perangkat pembelajaran yang telah ada, kalaupun ada tidak
mengacu pada pedoman yang baku, sehingga guru dalam melaksanakan tugas
3
mengajar di depan kelas hanya menurut kemauannya sendiri, hal ini akan berpengaruh dalam pencapaian target yang telah ditentukan. Hal tersebut
sesuai dengan yang dikemukakan Soedijarta 1983 : 66 bahwa “menurunnya mutu pengajaran di sekolah antara lain disebabkan banyanya guru yang tidak
melaksanakan tugasnya sesuai dengan pedoman yang ditugaskan dalam kurikulum bagi penyusunan program belajar mengajar.
Usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas guru terus dilakukan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah dengan melakukan penyempurnaan
kurikulum yang telah ada, penataran guru mata pelajaran, pengadaan dan revisi buku paket pelajaran, mengadakan kegiatan kelompok guru KKG,
perbaikan kesejahteraan guru dan upaya-upaya lain yang terus dilakukan. Oleh karena itu guru sebagai pelaksana pendidikan mengemban
tanggung jawab operasional pengajaran, berkewajiban meningkatkan mutu pendidikan. Dengan kondisi dan tuntutan yang sedemikian tersebut, maka
guru perlu meningkatkan pengetahuan, teknologi dan ketrampilannya serta meningkatkan motivasi berprestasi dan berusaha untuk melakukan dorongan
dalam diri orang-orang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya mencapai tujuan.
Peningkatan kemampuan teknis guru selama ini yang telah banyak dilakukan perlu disertai faktor yang menunjang sehingga guru tidak hanya
mampu melaksanakan tugas tetapi mau melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Faktor keyakinan tugas guru banyak mempengaruhi motivasi
berprestasi guru sehingga faktor-faktor tersebut perlu diangkat dan
4
dimunculkan dalam upaya lebih meningkatkan motivasi berprestasi guru. Selain faktor keyakinan tugas guru, terdapat juga faktor yang juga ikut
mempengaruhi motivasi motivasi berprestasi yaitu peran kepemimpinan Kepala Sekolah dalam mencapai tujuan sekolah.
Ungkapan tersebut di atas dapat diterjemahkan antara lain perihal peran Kepala Sekolah dalam rangka peningkatan pendidikan dan
pengembangan sumber daya manusia. Atas dasar pengalaman di lapangan, ternyata dewasa in masih rendah kualitas komunikasi seorang Kepala Sekolah
dengan para guru yang dipimpin. Terbukti masih sangat umum komunikasi dilakukan secara satu arah. Kenyataan secara objektif guru dalam mengajar
yang diasumsikan bahwa kegiatan pembelajaran oleh guru cenderung rutinitas, tidak kreatif serta berkomitmen rendah dalam mengajar di kelas.
Sebagai pendukung utama tercapainya tujuan pengajaran adalah suasana kelas yang hidup. Karena segala macam tindakan pembinaan dan
pendidikan diarahkan di kelas. Di kelaslah segala aspek pendidikan dan pengajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa
dengan segala latar belakang sifat-sifat individu motivasi berprestasi berpadu dan berinteraksi, bahkan hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat
ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Karena itu sudah selayaknya kelas harus dikelola secara baik oleh guru dengan penuh keyakinan dan tanggung
jawab dalam pengelolaan kelas. Menurut Bafadal 2003 : 5 mengatakan bahwa peran guru Sekolah
Dasar dipandang dari tugas dan tanggun jawab tidaklah ringan, baik sebagai
5
pengajaran instruction function maupun sebagai pendidik education function. Ia akan selalu mengalami masalah dalam proses mengajar.
B. Identifikasi Masalah