ANALISIS PENGELOLAAN RETRIBUSI PASAR DI KABUPATEN JEMBER

(1)

ANALISIS PENGELOLAAN RETRIBUSI PASAR DI

KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI

Disusun oleh : Bayu Setyo Sasongko

080810101061

ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS JEMBER 2015


(2)

ii

ANALISIS PENGELOLAAN RETRIBUSI PASAR DI

KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI

diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Ekonomi Pembangunan (S1)

dan mencapai gelar sarjana ekonomi

oleh :

Bayu Setyo Sasongko 080810101061

ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS JEMBER 2015


(3)

iii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Ayahanda tersayang Prasetyo dan ibunda tercinta Surahmi yang senantiasa memberikan kasih sayang, dukungan, do’a serta pengorbanan yang luar biasa begitu besar dan tulus selama ini.

2. Guru – guruku sejak taman bermain sampai dengan perguruan tinggi 3. Almamater Fakultas Ekonomi Universitas Jember yang kubanggakan

yang telah memberikan kesempatan untuk belajar menuntut ilmu dan memberikan banyak pengalaman untuk menjadikanku sebagai orang yang siap untuk bersaing bersama orang – orang sukses dimasa mendatang.


(4)

iv MOTTO

Hai orang – orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang –orang yang sabar”

(Q.S. Al-Baqarah:153)

“Janganlah kamu menyesali terhadap kegagalan yang telah kamu alami dan janganlah terlalu bergembira terhadap kesuksesan yang telah kamu capai, ALLAH tidaklah menyukai orang – orang yanga sombong dan bersifat angkuh”

(QS. Alhadid 23)

Mimpi dan visi itu berbeda

Mimpi adalah bunga tidur dan visi adalah cita – cita yang tertanam dalam jiwa yang luhur

(Bayu Setyo Sasongko)

Mimpi tanpa visi sia – sia

Visi tanpa eksekusi hanyalah omong kosong belaka (Bayu Setyo Sasongko)


(5)

v

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS EKONOMI

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Bayu Setyo Sasongko NIM : 080810101061

Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: “ANALISIS PENGELOLAAN RETRIBUSI PASAR DI KABUPATEN JEMBER” adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi manapun, dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 18 Desember 2014 Yang menyatakan,

Bayu Setyo Sasongko NIM. 080810101061


(6)

vi

SKRIPSI

ANALISIS PENGELOLAAN RETRIBUSI PASAR DI

KABUPATEN JEMBER

Bayu Setyo Sasongko NIM. 080810101061

Pembimbing :

Pembimbing Utama : Dr. Rafael Purtomo S,M.Si


(7)

vii

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul Skripsi : ANALISIS PENGELOLAAN RETRIBUSI PASAR DI KABUPATEN JEMBER

Nama Mahasisiwa : Bayu Setyo Sasongko

NIM : 080810101061

Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Tanggal Persetujuan : 4 November 2014

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Rafael Purtomo S,M.Si Dr. Regina Niken W,SE.M.Si NIP. 19581024 198803 1 001 NIP. 19740913 200112 2 001

Mengetahui Ketua Jurusan

Dr. Sebastiana Viphindrartin, M.Kes NIP.19641108 198902 2 001


(8)

viii

PENGESAHAN JUDUL SKRIPSI

ANALISIS PENGELOLAAN RETRIBUSI PASAR DI KABUPATEN JEMBER

Yang dipersiapkan dan disusun oleh : Nama : Bayu Setyo Sasongko NIM : 080810101061

Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Telah dipertahankan didepan panitia penguji pada tanggal :

19 Desember 2014

dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Jember

Susunan Panitia Penguji

1. Ketua : Drs. H. Agus Luthfi, M.Si ( ) NIP.19650522 2 199002 1 001

2. Sekertaris : Dr. Sebastiana Viphindrartin, M.Kes ( ) NIP. 19641108 198902 2 001

3. Anggota : Teguh Hadi P., SE, M.Si ( ) NIP. 19700 206 119 403 1 002

Mengetahui/Menyetujui, Universitas Jember Fakultas Ekonomi Dekan,

Dr.M.Fathorrazi. SE. M. Si NIP. 19630614 199002 1 001


(9)

ix ABSTRAK

Analisis Pengelolaan Retribusi Pasar di Kabupaten Jember

Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis proporsi penerimaan retribusi pasar di masing – masing pasar di Kabupaten Jember, mengetahui efektivitas pengelolaan retribusi pasar di Kabupaten Jember, mengetahui klasifikasi pasar di Kabupaten Jember dengan indikator pertumbuhan masing – masing pasar dan dan total penerimaan retribusi pasar di Kabupaten Jember, dan untuk menentukan strategi pengelolaan retribusi pasar di Kabupaten Jember. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapat dari Dinas Pendapatan Daerah dan Dinas Pasar Kabupaten Jember yaitu, penerimaan Pendapatan Asli Daerah, total penerimaan retribusi pasar di Kabupaten Jember, penerimaan retribusi pasar di masing – masing pasar, dan target dan realisasi penerimaan retribusi pasar di Kabupaten Jember. Pengujian di lakukan dengan menggunakan alat analisis proporsi, efektivitas, tipology klassen dan SWOT. Hasil analisis proporsi menunjukkan bahwa retribusi di masing - masing pasar mampu menyumbang penerimaan retribusi pasar rata – rata sebesar 3,2 persen. Dilihat dari analisis efektivitas realisasi penerimaan retribusi pasar di Kabupaten Jember selalau mencapai target yang telah ditetapkan dengan rata – rata pencapaian sebesar 108,09 persen. Hasil analisis tipologi kalssen menunjukkan kuadaran I merupakan wilayah maju dan cepat tumbuh meliputi: pasar Rambipuji, Bangsalsari, Tanggul, Balung, Kalisat, Ambulu. Kuadran II daerah berkembang cepat yaitu, Pasar Tanjung dan Pasar Gebang. Kuadaran III termasuk daerah berkembang cepat meliputi: Pasar Kreyongan, Patrang, Sukorejo, Umbulsari, Bungur, Burung, Jenggawah, Petung, Manggisan, Puger, Menampu, Gladakmerah, Sukosari, Sukowono, Mayang, Balung kulon, Wirolegi. Kuadaran IV termasuk daerah relatif tertinggal terdiri atas Pasar Johar, Tegalboto, Mangli, Tegalbesar, Kencong, Sempolan. Untuk pengelolaan retribusi pasar di Kabupaten Jember diperlukan kebijakan guna meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah diantaranya peningkatan pengelolaan pasar serta sistem pengawasan yang lebih baik, perbaikan tingkat kemanan dan kenyamanan pasar, perbaikan sarana dan prasarana, perbaikan mutu pelayanana, dan pemberian sangsi yang tegas kepada para pedagang yangenggan membayar retribusi.

Kata Kunci: Kontribusi, Efektivitas, Klasifikasi Wilayah, Kebijakan Pengembangan


(10)

x ABSTRACT

Levy Management Market Analysis in Jember

Economics and Development Studies, Faculty of Economics, University of Jember

This study aims to anilisis proportion of revenue, in the respective markets - each market in Jember, examine the effectiveness of the management of the market retribution in Jember, determine the classification of the market in Jember with respective growth indicators - each market and the total revenue, and market in Jember, and to determine market tax management strategies in Jember.The data used in this research is secondary data obtained from the Department of Revenue and the Department of Market Jember ie, acceptance of regional revenue, total revenue, market in Jember, revenue, market in each - each market, and targets and realization of revenue, market in Jember.Testing is done by using analytical tools proportions, effectiveness, tipology Klassen and SWOT.Results of the analysis showed that the proportion of the levy in each - each market to contribute revenue, market average of 3.2 percent. Judging from the analysis of the effectiveness of the realization of revenue, market in Jember always achieve the targets set by the average - average achievement of 108.09 percent. Klassen typology analysis results showed quadrant I is an advanced and fast growing region include: Market Rambipuji, Bangsalsari, Embankment, Balung, Kalisat, Ambulu.Quadrant II fast growing regions namely, Markets and Market Cape Gebang.Quadrant III including the fast growing areas include: Market Kreyongan, Patrang, Sukorejo, Umbulsari, Lagerstroemia, Bird, Jenggawah, Petung, Manggisan, Puger, Menampu, Gladakmerah, Sukosari, Sukowono, Mayang, Balung kulon, Wirolegi.Quadrant IV including relatively underdeveloped area consists of Pasar Johar, Tegalboto, Mangli, Tegalbesar, Kencong, Sempolan.For the management of market retribution in Jember necessary policies to improve the reception the original income markets including improved management and better surveillance systems, improved level of security and convenience markets, improvement of infrastructure, quality improvement service, and giving strict sanctions to traders not pay the levy.

Keywords: Contributions, Effectiveness, Regional Classification, Policy Development


(11)

xi

RINGKASAN

ANALISIS PENGELOLAAN RETRIBUSI PASAR DI KABUPATEN JEMBER. Bayu Setyo Sasongko, 080810101061. Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan. Fakultas ekonomi. Universitas Jember.

Kabupaten jember merupakan wilayah terluas nomor tiga di Provinsi Jawa Timur. Dengan luas wilayah tersebut tentunya banyak sekali potensi – potensi daerah yang dapat dimaksimalkan guna meninkatkan Pendapatan Asli Daerah. Salah satu potensi yang dapat dimaksimalkan adalah retribusi. Retribusi pasar merupakan salah satu penerimaan retribusi daerah yang penting di Kabupaten Jember. Hal ini terbukti selama tahun anggaran 2008 – 2012 penerimaan retribusi pasar di Kabupaten Jember selalu mengalami kenaikan. Dari kurun waktu tersebut total retribusi pasar menyumbang PAD sebesar Rp 1.019.236.560.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat proporsi retribusi pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah, tingkat efektivitas penerimaan retribusi pasar, menganalisis klasifikasi pasar di Kabupaten Jember, dan penentuan strategi pengelolaan retribusi pasar di Kabupaten Jember. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang di peroleh dari Dinas Pasar dan Dispenda Kabupaten Jember yaitu pendapatan retribusi pasar Kabupaten Jember tahun 2008 – 2012, pendapatan retribusi pasar di masing – masing pasar Kabupaten Jember tahun 2012 – 2014, target dan realisasi penerimaan retribusi pasar, dan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pengujian data dilakukan dengan menggunakan analisis Proporsi, Efektivitas, Tipologi Klassen, SWOT.

Dilihat dari hasil analisis proporsi tahun 2008 – 2012 sektor retribusi pasar mampu menyumbang penerimaan retribusi sebesar rata – rata 3,2 persen. Dilihat dari analisis efektivitas realisasi penerimaan retribusi pasar di Kabupaten Jember selalu mencapai target yang telah ditetapkan dengan rata – rata pencapaian sebesar 108,09 persen. Hasil analisis Tipologi Klassen tahun 2013 – 2014 diperoleh empat klasifikasi wilayah terdiri atas kuadran I termasuk daerah maju dan cepat tumbuh yaitu pasar Rambipuji, Bangsalsari, Tanggul, Balung, Ambulu,


(12)

xii

Kalisat; kuadaran II termasuk daerah maju tapi tertekan terdiri atas Pasar Tanjung dan Pasar Gebang; kuadarn III termasuk daerah berkembang cepat terdiri atas Pasar Kreyongan, Patrang, Sukorejo, Bungur, Burung, Jenggawah, Petung, Manggisan, Puger, Umbulsari, Menampu, Gladakmerah, Sukosari, Sukowono, Mayang, Balung kulon, Wirolegi; kuadaran IV termasuk daerah relatif tertinggal terdiri atas Pasar Johar, Tegalboto, Mangli, Tegalbesar, Kencong, Sempolan.

Dengan menggunakan analisis SWOT dapat diketahui bahwa strategi S - O merupakan strategi yang paling tepat digunakan dalam pengelolaan retribusi pasar di Kabupaten Jember. Dalam strategi ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan, memiliki pelaung dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam strategi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Untuk pengelolaan retribusi pasar perlu kebijakan guna meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah diantaranya peningkatan pengeloaan pasar serta sistem pengawasan yang lebih baik, perbaikan tingkat keamanan dan kenyamanan pasar, perbaikan sarana dan prasarana, perbaikan mutu pelayanan, dan pemberian sanksi yang tegas kepada para pedagang yang enggan membayar retribusi.


(13)

xiii PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS PENGELOLAAN RETRIBUSI PASAR DI KABUPATEN JEMBER”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan di Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Rafael Purtomo S,M.Si., selaku Dosen Pembimbing I dan Dr.Regina Niken W,SE.M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, pikiran, dan perhatian dalam penulisan skripsi ini;

2. Dr. I Wayan Subagiarta, SE, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Jember;

3. Dr. M. Fathorrazi, SE, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Jember;

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jember yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan;

5. Seluruh Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Jember;

6. Ayahanda Prasetyo dan Ibu Surahmi yang telah memberikan dorongan dan doanya demi terselesainya skripsi ini;

7. Teman-teman IESP angkatan 2008 yang seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

8. Teman – teman kosant Brantas 25 No.232B yang selalu menemani dalam keadaan suka maupun duka selama proses pengerjaan skripsi ini.


(14)

xiv

Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat.


(15)

xv DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSEMBAHAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

HALAMAN PEMBIMBING ... vi

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ... vii

HALAMAN PENGESAHAN ... viii

ABSTRAK ... ix

RINGKASAN ... xi

PRAKATA ... xiii

DAFTAR ISI ... xv

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR KUADRAN ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat penelitian ... 6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 7


(16)

xvi

2.1.1 Teori Publik Tentang Peran Pemerintah ... 7

A. Peranan Alokasi ... 8

B. Peranan Distribusi ... 9

C. Peranan Stabilisasi ... 10

2.1.2 Pendapatan Daerah ... 11

2.1.3 Sumber – sumber Pendapatan Daerah ... 11

2.1.4 Pendapatan Asli Daerah... 12

A. Pajak Daerah ... 13

B. Retribusi Daerah ... 14

C. Badan Usaha Milik Daerah ... 15

D. Hasil Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah ... 15

2.1.5 Definisi Retribusi Daerah ... 16

A. Objek Retribusi Daerah ... 17

B. Jenis – jenis Retribusi Daeerah ... 18

C. Sarana dan Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah ... 20

D. Perhitungan Retribusi Daerah... . 21

E. Peraturan Pemerintah Tentang Retribusi Daerah ... 22

2.1.6 Retribusi Pasar ... 23

A. Dasar Hukum Pengelolaan Retribusi Pasar ... 24

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 24

2.3 Kerangka Konseptual ... 29

BAB 3. METODE PENELITIAN... 31

3.1 Rancangan Penelitian ... 31

3.1.1 Jenis Penelitian ... 31

3.1.2 Unit Analisis ... 31

3.1.3 Populasi dan Sampel ... 31

3.1.4 Sumber dan Jenis Data ... 31

3.2 Metode Analisis Data ... 32

3.2.1 Analisis Proporsi ... 32


(17)

xvii

3.2.3 Analisis Tipologi Klassen ... 33

3.2.4 Analisis Internal dan Analisis Eksternal ... 34

3.2.5 Analisis SWOT ... 37

3.4 Definisi Operasional ... 38

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Jember ... 39

4.1.1 Keadaan Geografis ... 39

4.1.2 Struktur Administratif Kabupaten Jember ... 40

4.1.3 Keadaan Demografi Kabupaten Jember... 41

4.1.4 Struktur Ekonomi Kabupaten Jember ... 42

4.1.5 Keragaan Pasar di Kabupaten Jember ... 46

A. Jumlah Pasar di Kabupaten Jember... 46

B. Penerimaan Retribusi Pasar di Kabupaten Jember ... 47

4.2 Analisis Data ... 49

4.2.1 Analisis Proporsi ... 49

4.2.2 Analisis Efektifitas ... 50

4.2.3 Analisis Tipologi Klassen ... 51

4.2.4 Analisis SWOT ... 54

4. 2.5 Tahap Perhitungan Analisis SWOT ... 59

4.3 PEMBAHASAN ... 60

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 69

DAFTAR BACAAN ... 70


(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel Uraian Halaman

1.1 Penerimaan Retribusi Pasar Kabupaten Jember

Tahun 2008 – 2012 ... 4

2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang ... 27

3.1 Matrik Internal factor Analysis Summary (IFAS) ... 35

3.2 Matrik Internal factor Analysis Summary (EFAS) ... 36

3.3 Matrik Analisis SWOT ... 37

4.1 Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Luas Wilayah dan Presentase Luas Wilayah ... 40

4.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Jember 2001 - 2010 ... 42

4.3 Pertumbuhan PDRB sektoral Atas Harga Konstan 2000 Kabupaten Jember Tahun 2001 - 2010 ... 43

4.4 Pasar di Kabupaten Jember ... 46

4.5 Penerimaan Retribusi Pasar masing – masing Pasar di Kabupaten Jember ... 48

4.6 Proporsi Penerimaan Retribusi Pasar masing masing Pasar terhadap Penerimaan Total Retribusi Pasar Kabupaten Jember Tahun 2008 - 2012 ... 49

4.7 Efektifitas Penerimaan Retribusi Pasar di Kabupaten Jember Tahun 2008 - 2012 ... 50

4.8 Analisis Faktor – faktor Internal ... 55

4.9 Analisis Faktor – faktor Eksternal ... 57


(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Uraian Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 30 4.1 Diagram Analysis SWOT ... 59


(20)

xx

DAFTAR KUADRAN

Kuadran Uraian Halaman

3.1 Klasifikasi Pasar Berdasarkan Tipologi Klassen ... 33 4.1 Klasifikasi Retribusi Pasar Pada Tahun 2013 - 2014. ... 52


(21)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Uraian Halaman

1. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jember Tahun 2008 - 2012 ... 72 2. Perhitungan Proporsi Penerimaan Retribusi Pasar

Kabupaten Jember Terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun

Anggaran 2012 – 2014 (dalam persen) ... 73 3. Perhitungan Efektifitas Penerimaan Retribusi Pasar Kabupaten

Jember Tahun Anggaran 2008 - 2012... 74 4. Pendapatan Retribusi Pasar Masing – masing Pasar (yi)

di Wilayah Jember ... 75 5. Laju Pertumbuhan Retribusi Pasar Masing – masing Pasar (ri)

di Wilayah Jember ... 76 6. Pertumbuhan Sektor Ekonomi Jember Tahun Atas Dasar Harga


(22)

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Otonomi daerah merupakan peluang dan juga tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah daerah. Otonomi daerah memberikan kesempatan yang luas kepada pemerintah daerah untuk menggali potensi-potensi yang dimliki daerah guna menambah pendapatan daerah. Semua sumber daya harus dimanfaatkan secara optimal untuk mempercepat pembangunan agar tidak tertinggal oleh daerah lain. Selain sebagai peluang otonomi juga sebagai tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah daerah dalam mengurangi ketergantungan kepada pemerintah pusat, dan mempercepat kesejahteraan rakyat. Selama ini perencanaan dan kebijaksanaan daerah lebih diatur oleh pemerintah pusat dengan pola perencanaan top down mecansm. Semua perencanaan pemerintah pusat yang mengatur dan pemerintah daerah yang menjalankan. Tapi dengan diberlakukannya otonomi daerah peran serta pemerintah pusat harus dikurangi, pemerintah daerah diberi kebebasan untuk mengelola daerahnya sendiri guna mempercepat proses pembangunan. Selain itu kebijakan – kebijakan yang diambil harus tepat sasaran , harus sesuai dengan masalah, kebutuhan, dan potensi daerah yang bersangkutan (Arsyad:1999).

Pembangunan merupakan usaha terencana dan terarah untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia yang menuntut adanya perubahan sosial budaya sebagai pendukung keberhasilan dan menghasilkan perubahan sosial budaya. Tujuan pembangunan nasional terbagi atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah NKRI yang merdeka, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan berbangsa yang aman, tenteram, tertib, dan dinamis dalam lingkungan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai. Tujuan jangka pendek adalah meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin adil dan merata serta meletakkan landasan yang kuat


(23)

2

untuk tahap pembangunan selanjutnya. Berdasarkan tujuan tersebut perlu diciptakan suatu pembangunan yang berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki masing-masing daerah secara maksimal agar tercapai kesejahteraan bersama. Potensi pembangunan tersebut ialah peningkatan pembangunan daerah (Dirjen Dikti, 1993:204).

Kebijaksanaan pembangunan daerah ditinjau dari tingkat nasional lebih ditekankan pada konsentrasi pembangunan daerah yang memiliki kekayaan alam dengan harapan hasil pembangunan daerah tersebut dapat mengubah pada daerah lain, sehingga tiga dimensi proses pembangunan dapat dicapai yaitu usaha untuk mengarahkan pertumbuhan yang berarti meningkatkan produksi masyarakat dalam serangkaian sektor yang semakin luas, agar pendapatan nasional dapat dibawa ketingkat lebih tinggi, usaha untuk menciptakan lapangan kerja didalam menghadapi tekanan penduduk yang terus bertambah dan usaha untuk menanggulangi tekanan pada neraca pendapatan (Djoyohadikusumo, 1973:2)

Dalam proses penyelenggaran pembangunan daerah-daerah di Indonesia memerlukan pembiayaan yang cukup besar yang berasal dari keuangan daerah setempat. Keuangan daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berdasarkan UU No.22/99 pasal 79 terdiri dari hasil retribusi daerah, pajak daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan milik daerah, lain-lain pendapatan daerah yang sah. Mengingat keterbatasan pembiayaan dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang lebih tinggi maka peranan pendapatan asli daerah harus ditingkatkan agar penyelenggaraan pembanguan daerah dapat terealisasikan.

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 pasal 157, sumber-sumber pendapatan asli daerah berasal dari: (1). Hasil pajak daerah, (2). Hasil retribusi daerah, (3). Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, (4). Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Sumber-sumber pendapatan asli daerah tersebut digunakan untuk membiayai pembangunan-pembangunan yang diterapkan setiap tahunnya berdasarkan peraturan daerah di dalam anggaran daerah. Pengelolaan sumber-sumber keuangan tersebut digunakan seefektif dan seefisien mungkin serta tepat sasaran.


(24)

3

Sumber pendapat daerah yang terpenting salah satunya adalah retribusi. Peranan retribusi di beberapa kabupaten memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan penerimaan pajak daerah. Hal ini disebabkan semakin bertambah kembangnya daerah tersebut menggali potensi yang dimiliki. Maka semakin banyak jenis retribusi yang menyumbang dalam meningkatkan pendapatan asli daerah tersebut. Pembatas utama sektor retribusi terletak pada ada atau tidaknya jasa yang disediakan pemerintah daerah, oleh sebab itu sebenarnya pemerintah daerah dapat saja mengusahakan retribusi selama ia dapat menyediakan jasa untuk pelayanan masyarakat (Kaho, 1995:81)

Retribusi daerah telah mampu memberikan kontribusi atau andil dalam meningkatkan pendapatan asli daerah. Untuk itu kedepannya, retribusi daerah ini harus dikelola dengan benar agar mampu menyumbang pendapatan daerah yang lebih besar. Dengan pendapatan daerah yang besar proses pembangunan akan berjalan dengan cepat dan kesejahteraan akan tercapai.

Retribusi pasar merupakan salah satu sumber penerimaan retribusi daerah yang perlu mendapat perhatian, karena pendapatan penerimaan retribusi pasar akan mendukung peningkatan pendapatan retribusi yang pada giliran akan mendorong peningkatan pendapatan asli daerah. (Syamsi, 1992:81).

Kabupaten Jember merupakan salah satu kota terbesar ketiga di propinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Probolinggo dan Bondowoso di utara, Kabupaten Banyuwangi di timur, Samudra Hindia di selatan dan Kabupaten Lumajang di sebelah barat. Jumlah penduduk Kabupaten Jember adalah 2.529.929 jiwa (JDA, BPS 2013) dengan kepadatan rata – rata 787,47 jiwa/km2. Dengan kota yang cukup besar yaitu menempati urutan ketiga di propinsi Jawa Timur tentunya banyak sumber – sumber keuangan daerah yang dapat digali untuk dimaksimalkan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah, salah satunya adalah retribusi pasar.

Kabupaten Jember memiliki 31 pasar daerah yang dikelola oleh Pemkab Jember. Dari 31 pasar tersebut hanya 3 yang dikategorikan sebagai pasar besar, yaitu pasar Tanjung, pasar Balung, dan Pasar Ambulu. Pasar – pasar tersebut dinilai sebagai penyumbang terbesar pendapatan asli daerah Kabupaten Jember


(25)

4

dari sektor retribusi dibandingkan 28 pasar lainnya. Ketidakseriusan pemerintah daerah mengelola pasar mengakibatkan adanya kesenjangan antara pasar yang satu dengan pasar yang lainnya. Pengelolaan dan perhatian yang serius dari pemerintah daerah dalam mengelola pasar sangat berpengaruh sekali terhadap penerimaan retribusi pasar. Dengan perhatian yang lebih tentunya tidak menutup kemungkinan 28 pasar lainnya dapat menyumbang PAD yang besar pula seperti 3 pasar lainnya. Berikut ini adalah perkembangan penerimaan retribusi pasar di Kabupaten Jember.

Tabel1.1 Penerimaan Retribusi Pasar Kabupaten Jember Tahun 2008 - 2012 No. Tahun Jumlah penerimaan retribusi pasar

1. 2008 Rp 3.599.350.400

2. 2009 Rp 3.817.123.150

3. 2010 Rp 4.192.868.150

4. 2011 Rp 4.568.537.540

5. 2012 Rp 4.618.586.960

Sumber: Dinas Pasar Kabupaten Jember

Dari data tersebut terlihat bahwa tiap tahun dari kurun waktu tahun 2008 – 2012 penerimaan retribusi pasar Kabupaten Jember terus mengalami peningkatan. Dari kurun waktu tersebut total retribusi pasar menyumbang PAD sebesar Rp 1.019.236.560. Pada tahun 2008 – 2009 terjadi kenaikan sebesar Rp 217.772.750, tahun 2009 – 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp 375.745.500, tahun 2010 – 2011 meningkat sebesar Rp 375.669.390, dan tahun 2011 – 2012 naik sebsesar Rp 50.049.420. Kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2009 – 2010 yaitu sebesar Rp 375.669.390 dan kenaikan terendah terjadi pada tahun 2011 -2012 yaitu sebesar Rp 50.049.420.

Hal ini menunjukkan bahwa retribusi pasar berpotensi dalam menyumbang pendapatan asli daerah. Dengan pemberdayaan pedagang lewat penguatan paguyuban asosiasi pedagang peningkatan pendapatan dari tarif retribusi akan tercapai, ini sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 13 Tahun 2006 tentang pengelolaan pasar yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah. Selain itu efisisensi pasar juga sangat menentukan pendapatan retribusi dan juga penguatan


(26)

5

kelembagaan yang eksis akan berfungsi untuk pedagang itu sendiri, sehingga penerimaan retribusi pasar selama kurun waktu 2008 – 2012 terus mengalami kenaikan karena sistem yang baik, yaitu kegiatan efisisensi pasar dan pemberdayaan pedagang dengan penguatan kelembagaan. Untuk itu tiap tahun kondisi seperti ini harus dijaga dan ditingkatkan agar Pendapatan Asli Daerah (PAD) semakin bertambah dan proses pembangunan berjalan semakin cepat. Peran serta pemerintah sangat menunjang sekali dalam peningkatan penerimaan retribusi pasar. Dengan pengelolaan yang baik dan benar tidak menutup kemungkinan, retribusi pasar dapat diandalkan sebagai penyumbang penerimaan pendapatan retribusi daerah yang terbesar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas timbul permasalah yang berkaitan dengan potensi pengelolaan retribusi pasar di wilayah Jember, yaitu:

1. Bagaimana proporsi penerimaan retribusi masing – masing pasar terhadap Penerimaan total retribusi pasar di Kabupaten Jember?

2. Bagaimana tingkat efektifitas pengelolaan retribusi pasar di Kabupaten Jember?

3. Bagaimana klasifikasi pertumbuhan pasar di wilayah Kabupaten Jember? 4. Strategi apa yang digunakan untuk meningkatkan penerimaan Pendapatan


(27)

6

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui besarnya proporsi penerimaan retribusi masing - masing pasar terhadap penerimaan total retribusi pasar di Kabupaten Jember

2. Untuk mengetahui tingkat efektifitas pengelolaan retribusi pasar di Kabupaten Jember.

3. Klasifikasi pertumbuhan retribusi pasar di wilayah Kabupaten Jember. 4. Strategi apa yang digunakan untuk meningkatkan penerimaan Pendapatan

Asli Daerah dari retribusi pasar di Kabupaten Jember. 1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai:

1. Bahan pertimbangan pemerintah daerah dalam menetapkan kebijakan terutama yang berkaitan dengan upaya peningkatan pendapatan asli daerah sebagai alternatif pembiayaan pembangunan.

2. Sumbangan hasil penelitian kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.


(1)

1

Otonomi daerah merupakan peluang dan juga tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah daerah. Otonomi daerah memberikan kesempatan yang luas kepada pemerintah daerah untuk menggali potensi-potensi yang dimliki daerah guna menambah pendapatan daerah. Semua sumber daya harus dimanfaatkan secara optimal untuk mempercepat pembangunan agar tidak tertinggal oleh daerah lain. Selain sebagai peluang otonomi juga sebagai tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah daerah dalam mengurangi ketergantungan kepada pemerintah pusat, dan mempercepat kesejahteraan rakyat. Selama ini perencanaan dan kebijaksanaan daerah lebih diatur oleh pemerintah pusat dengan pola perencanaan top down mecansm. Semua perencanaan pemerintah pusat yang mengatur dan pemerintah daerah yang menjalankan. Tapi dengan diberlakukannya otonomi daerah peran serta pemerintah pusat harus dikurangi, pemerintah daerah diberi kebebasan untuk mengelola daerahnya sendiri guna mempercepat proses pembangunan. Selain itu kebijakan – kebijakan yang diambil harus tepat sasaran , harus sesuai dengan masalah, kebutuhan, dan potensi daerah yang bersangkutan (Arsyad:1999).

Pembangunan merupakan usaha terencana dan terarah untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia yang menuntut adanya perubahan sosial budaya sebagai pendukung keberhasilan dan menghasilkan perubahan sosial budaya. Tujuan pembangunan nasional terbagi atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah NKRI yang merdeka, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan berbangsa yang aman, tenteram, tertib, dan dinamis dalam lingkungan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai. Tujuan jangka pendek adalah meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin adil dan merata serta meletakkan landasan yang kuat


(2)

untuk tahap pembangunan selanjutnya. Berdasarkan tujuan tersebut perlu diciptakan suatu pembangunan yang berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki masing-masing daerah secara maksimal agar tercapai kesejahteraan bersama. Potensi pembangunan tersebut ialah peningkatan pembangunan daerah (Dirjen Dikti, 1993:204).

Kebijaksanaan pembangunan daerah ditinjau dari tingkat nasional lebih ditekankan pada konsentrasi pembangunan daerah yang memiliki kekayaan alam dengan harapan hasil pembangunan daerah tersebut dapat mengubah pada daerah lain, sehingga tiga dimensi proses pembangunan dapat dicapai yaitu usaha untuk mengarahkan pertumbuhan yang berarti meningkatkan produksi masyarakat dalam serangkaian sektor yang semakin luas, agar pendapatan nasional dapat dibawa ketingkat lebih tinggi, usaha untuk menciptakan lapangan kerja didalam menghadapi tekanan penduduk yang terus bertambah dan usaha untuk menanggulangi tekanan pada neraca pendapatan (Djoyohadikusumo, 1973:2)

Dalam proses penyelenggaran pembangunan daerah-daerah di Indonesia memerlukan pembiayaan yang cukup besar yang berasal dari keuangan daerah setempat. Keuangan daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berdasarkan UU No.22/99 pasal 79 terdiri dari hasil retribusi daerah, pajak daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan milik daerah, lain-lain pendapatan daerah yang sah. Mengingat keterbatasan pembiayaan dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang lebih tinggi maka peranan pendapatan asli daerah harus ditingkatkan agar penyelenggaraan pembanguan daerah dapat terealisasikan.

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 pasal 157, sumber-sumber pendapatan asli daerah berasal dari: (1). Hasil pajak daerah, (2). Hasil retribusi daerah, (3). Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, (4). Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Sumber-sumber pendapatan asli daerah tersebut digunakan untuk membiayai pembangunan-pembangunan yang diterapkan setiap tahunnya berdasarkan peraturan daerah di dalam anggaran daerah. Pengelolaan sumber-sumber keuangan tersebut digunakan seefektif dan seefisien mungkin serta tepat sasaran.


(3)

Sumber pendapat daerah yang terpenting salah satunya adalah retribusi. Peranan retribusi di beberapa kabupaten memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan penerimaan pajak daerah. Hal ini disebabkan semakin bertambah kembangnya daerah tersebut menggali potensi yang dimiliki. Maka semakin banyak jenis retribusi yang menyumbang dalam meningkatkan pendapatan asli daerah tersebut. Pembatas utama sektor retribusi terletak pada ada atau tidaknya jasa yang disediakan pemerintah daerah, oleh sebab itu sebenarnya pemerintah daerah dapat saja mengusahakan retribusi selama ia dapat menyediakan jasa untuk pelayanan masyarakat (Kaho, 1995:81)

Retribusi daerah telah mampu memberikan kontribusi atau andil dalam meningkatkan pendapatan asli daerah. Untuk itu kedepannya, retribusi daerah ini harus dikelola dengan benar agar mampu menyumbang pendapatan daerah yang lebih besar. Dengan pendapatan daerah yang besar proses pembangunan akan berjalan dengan cepat dan kesejahteraan akan tercapai.

Retribusi pasar merupakan salah satu sumber penerimaan retribusi daerah yang perlu mendapat perhatian, karena pendapatan penerimaan retribusi pasar akan mendukung peningkatan pendapatan retribusi yang pada giliran akan mendorong peningkatan pendapatan asli daerah. (Syamsi, 1992:81).

Kabupaten Jember merupakan salah satu kota terbesar ketiga di propinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Probolinggo dan Bondowoso di utara, Kabupaten Banyuwangi di timur, Samudra Hindia di selatan dan Kabupaten Lumajang di sebelah barat. Jumlah penduduk Kabupaten Jember adalah 2.529.929 jiwa (JDA, BPS 2013) dengan kepadatan rata – rata 787,47 jiwa/km2. Dengan kota yang cukup besar yaitu menempati urutan ketiga di propinsi Jawa Timur tentunya banyak sumber – sumber keuangan daerah yang dapat digali untuk dimaksimalkan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah, salah satunya adalah retribusi pasar.

Kabupaten Jember memiliki 31 pasar daerah yang dikelola oleh Pemkab Jember. Dari 31 pasar tersebut hanya 3 yang dikategorikan sebagai pasar besar, yaitu pasar Tanjung, pasar Balung, dan Pasar Ambulu. Pasar – pasar tersebut dinilai sebagai penyumbang terbesar pendapatan asli daerah Kabupaten Jember


(4)

dari sektor retribusi dibandingkan 28 pasar lainnya. Ketidakseriusan pemerintah daerah mengelola pasar mengakibatkan adanya kesenjangan antara pasar yang satu dengan pasar yang lainnya. Pengelolaan dan perhatian yang serius dari pemerintah daerah dalam mengelola pasar sangat berpengaruh sekali terhadap penerimaan retribusi pasar. Dengan perhatian yang lebih tentunya tidak menutup kemungkinan 28 pasar lainnya dapat menyumbang PAD yang besar pula seperti 3 pasar lainnya. Berikut ini adalah perkembangan penerimaan retribusi pasar di Kabupaten Jember.

Tabel1.1 Penerimaan Retribusi Pasar Kabupaten Jember Tahun 2008 - 2012 No. Tahun Jumlah penerimaan retribusi pasar

1. 2008 Rp 3.599.350.400

2. 2009 Rp 3.817.123.150

3. 2010 Rp 4.192.868.150

4. 2011 Rp 4.568.537.540

5. 2012 Rp 4.618.586.960

Sumber: Dinas Pasar Kabupaten Jember

Dari data tersebut terlihat bahwa tiap tahun dari kurun waktu tahun 2008 – 2012 penerimaan retribusi pasar Kabupaten Jember terus mengalami peningkatan. Dari kurun waktu tersebut total retribusi pasar menyumbang PAD sebesar Rp 1.019.236.560. Pada tahun 2008 – 2009 terjadi kenaikan sebesar Rp 217.772.750, tahun 2009 – 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp 375.745.500, tahun 2010 – 2011 meningkat sebesar Rp 375.669.390, dan tahun 2011 – 2012 naik sebsesar Rp 50.049.420. Kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2009 – 2010 yaitu sebesar Rp 375.669.390 dan kenaikan terendah terjadi pada tahun 2011 -2012 yaitu sebesar Rp 50.049.420.

Hal ini menunjukkan bahwa retribusi pasar berpotensi dalam menyumbang pendapatan asli daerah. Dengan pemberdayaan pedagang lewat penguatan paguyuban asosiasi pedagang peningkatan pendapatan dari tarif retribusi akan tercapai, ini sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 13 Tahun 2006 tentang pengelolaan pasar yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah. Selain itu efisisensi pasar juga sangat menentukan pendapatan retribusi dan juga penguatan


(5)

kelembagaan yang eksis akan berfungsi untuk pedagang itu sendiri, sehingga penerimaan retribusi pasar selama kurun waktu 2008 – 2012 terus mengalami kenaikan karena sistem yang baik, yaitu kegiatan efisisensi pasar dan pemberdayaan pedagang dengan penguatan kelembagaan. Untuk itu tiap tahun kondisi seperti ini harus dijaga dan ditingkatkan agar Pendapatan Asli Daerah (PAD) semakin bertambah dan proses pembangunan berjalan semakin cepat. Peran serta pemerintah sangat menunjang sekali dalam peningkatan penerimaan retribusi pasar. Dengan pengelolaan yang baik dan benar tidak menutup kemungkinan, retribusi pasar dapat diandalkan sebagai penyumbang penerimaan pendapatan retribusi daerah yang terbesar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas timbul permasalah yang berkaitan dengan potensi pengelolaan retribusi pasar di wilayah Jember, yaitu:

1. Bagaimana proporsi penerimaan retribusi masing – masing pasar terhadap Penerimaan total retribusi pasar di Kabupaten Jember?

2. Bagaimana tingkat efektifitas pengelolaan retribusi pasar di Kabupaten Jember?

3. Bagaimana klasifikasi pertumbuhan pasar di wilayah Kabupaten Jember? 4. Strategi apa yang digunakan untuk meningkatkan penerimaan Pendapatan


(6)

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui besarnya proporsi penerimaan retribusi masing - masing pasar terhadap penerimaan total retribusi pasar di Kabupaten Jember

2. Untuk mengetahui tingkat efektifitas pengelolaan retribusi pasar di Kabupaten Jember.

3. Klasifikasi pertumbuhan retribusi pasar di wilayah Kabupaten Jember. 4. Strategi apa yang digunakan untuk meningkatkan penerimaan Pendapatan

Asli Daerah dari retribusi pasar di Kabupaten Jember. 1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai:

1. Bahan pertimbangan pemerintah daerah dalam menetapkan kebijakan terutama yang berkaitan dengan upaya peningkatan pendapatan asli daerah sebagai alternatif pembiayaan pembangunan.

2. Sumbangan hasil penelitian kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.