Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar Pada Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR PADA KANTOR DINAS PASAR KABUPATEN MANDAILING NATAL

O L E H

NAMA : RUSTINA NASUTION NIM : 082600061

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..,,,,,...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PKLM...1

B. Tujuan dan Manfaat PKLM...2

C. Uraian Teoritis...4

D. Ruang Lingkup...6

E. Metode PKLM...7

F. Metode Pengumpulan Data...8

G. Sistematika penulisan Laporan PKLM...9

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM A. Gambaran Umum Daerah Kabupaten Mandailing Natal...11

B. Sejarah Singkat Dinas Pasar...16

C. Struktur Organisasi Kabupaten Mandailing Natal...17

D. Uraian Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pasar...20

E. Gambaran Pegawai Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal...31

F. Wilayah Kerja Dinas Pasar...33


(3)

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK ATAU RETRIBUSI DAN PUNGUTAN-PUNGUTAN LAINNYA

A. Lembaran Data...37

B. Tata Cara Perhitungan...38

C. Tata Cara Pemungutan...39

D. Sanksi Administrasi...39

E. Ketentuan Larangan...39

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. Tata Cara Perhitungan Retribusi Pelayanan Pasar di Kabupaten Mandailing Natal...41

B. Tata Cara Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar di Kabupaten Mandailing Natal...44

C. Target dan Realisasi Retribusi Pelayanan Pasar di Kabupaten Mandailing Natal...45

D. Faktor Penghambat Penerimaan Retribusi Pelayana Pasar di Kabupaten Mandailing Natal...46

E. Upaya-Upaya Dalam Meningkatkan Penerimaan Retribusi Pelayanan di Kabupaten Mandailing Natal...47


(4)

BAB V KESIMPULAN

A.Kesimpulan...48 B.Saran...49

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(5)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang PKLM

Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan mahasiswa untuk memberikan pengalaman praktik yang secara langsung berhubungan dengan tiori-tiori yang diterima di perguruan tinggi. Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah untuk menguji keahlian praktis dari bahan-bahan yang di peroleh selama ini sesuai dengan mata kuliah yang di pilih dan yang diikuti.

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang luas dan kompleks. Kemajuan tersebut tentunya memerlukan kesiapsediaan semua pihak terlebih di era globalisasi, sekarang ini dibutuhkan orang-orang yang memiliki kemampuan dalam menghadapi dan mengantisipasi kemajuan tersebut. Unsur yang benar-benar harus di siapkan adalah sumber daya manusia, selain itu pada dasarnya peranan pemerintah dalam negeri mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam mensukseskan pembangunan nasional yang sesuai dengan cita-cita pancasila.

Di negara-negara yang sedang berkembang bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan seluruh masyarakat, peran serta pemerintah dan aparatnya tetap penting. Konsikuensi logis dari pernyataan bahwa pembangunan merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dengan seluruh masyarakat baik secara sendiri-sendiri maupun secara formal melalui berbagai jenis usaha yang terdapat dalam masyarakat harus turut aktif dalam proses pembangunan tersebut. Disamping itu pembangunan yang dilaksanakan haruslah


(6)

merata di setiap daerah, dengan tanpa mengabaikan kebutuhan yang mendesak secara khusus timbul di daerah tertentu dan memerlukan penanganan di awal dengan kondisi yang ada.

Salah satu cara bagi pemerintah untuk menghimpun dana bagi pembangunan adalah melalui pemungutan pajak. Hasil pemungutan pajak ataupun retribusi di kumpulkan dalam Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan termasuk pendapatan rutin khususnya di sektor bukan migas. Pajak ataupun retribusi mempunyai kontribusi yang besar bagi negara untuk membiayai anggaran bagi penyelenggaraan pemerintah, pelayanan umum dan pembangunan.

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini sangat penting bagi penulis, karena salah satu syarat bagi penulis untuk menamatkan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara (PISIF USU)

Penulis tertarik dengan Retribusi Pelayanan Pasar yang bertempat di Kabupaten Mandailing Natal. Berdasarkan kondisi tersebut penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri dengan judul “ Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar Pada Kantor Dinas Kabupaten Mandailing Natal ”.

B.Tujuan dan Manfaat PKLM

Adapun yang menjadi tujuan penulis dan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah sebagi berikut :

1. Untuk mengetahui tata cara perhitungan Retribusi Pelayanan Pasar di Kabupaten Mandailing Natal.


(7)

2. Untuk mengetahui tata cara pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar di Kabupaten Mandailing Natal.

3. Untuk mengetahui besarnya jumlah target dan realisasi penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar di Kabupaten Mandailing Natal.

4. Untuk mengetahui bahwa upaya serta faktor-faktor penghambat yang di hadapi Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal.

5. Untuk mengetahui upaya-upaya dalam meningkatkan penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Kabupaten Mandailing Natal.

Sedangkan manfaat dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah sebagai berikut :

a. Khususnya bagi penulis

1. Diharapkan hasil Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini dapat dijadikan inspirasi ilmu dan memperluas wawasan penulis mengenai Retribusi Pelayanan Pasar.

2. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa baik dalam komunikasi maupun pendapatan terhadap Kantor Dinas Pasar.

3. Untuk menciptakan dan menumbuhkan rasa tanggung jawab, profesionalitas serta kedisiplinan yang nantinya hal-hal tersebut sangat dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja yang sebesarnya.

4. Untuk mendorong kreatifitas mahasiswa dalam melakukan pekerjaan secara efisiensi sehingga dapat berprestasi dan siap dalam memasuki dunia kerja.


(8)

b. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU)

1. Diharapkan dapat meningkatkan khasanah ilmu pengetahuan 2. Membuka intraksi antara dosen dan instansi pemerintah 3. Mempromosikan kegunaan sunber daya manusia

4. Memperbaiki pandangan masyarakat terhadap kualitas pendidikan, khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara (FISIP USU)

c. Bagi Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal

1. Mendapatkan masukan untuk mengatasi masalah berkaitan dengan Pemungutan Retribusi Pelayanan pasar.

2. Diharapkan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini dapat memenuhi informasi dan menambah pengetahuan masyarakat mengenai Retribusi Pelayanan Pasar Kabupaten Mandailing Natal

3. Membina hubungan baik antara Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal dengan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara.

C.Uraian Teoritis

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 pengertian pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan


(9)

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Sedangakan menurut Prof.Dr.Rochmad Soemitro, S.H. Pajak adalah iuran rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang di paksakan dengan tidak mendapatkan kontraprestasi secara langsung dapat di tunjukkan, dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Jenis pajak ataupun retribusi di Kabupaten Mandailing Natal sudah makin bertambah, namun banyaknya jenis pajak ataupun retribusi tersebut bukan menjadi suatu jaminan bahwa akan semakin banyak pendapatan dari pada daerah Kabupaten Mandailing Natal, karena semakin banyak jenis pajak ataupun retribusi yang akan di pungut, semakin susah pula untuk menjaga fasilitas pasar ataupun kegiatan pasar yang berlangsung di setiap pasar dan pekan, kemudian semakin banyaknya para pengguna fasilitas pasar yang nakan ataupun dari pada saat pemungutan pajak ataupun retribusi. Dalam hal ini Dinas Pasar harus lebih meningkatkan cara kerjanya, supaya jenis pajak ataupun retribusi yang banyak akan menghasilkan pendapatan yang semakin banyak pula.

Retribusi Pasar adalah pemungutan yang dilakukan atau yang dikenakan pada setiap pedagang yang memanfaatkan fasilitas pasar. Pasar adalah suatu tempat untuk melaksanakan kegiatan perdagangan baik barang-barang maupun jasa. Dalam peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal tentang Retribusi Pasar terdiri dari, yaitu :


(10)

1. Objek Retribusi Pasar

Objek Retribusi Pasar adalah pelayanan fasilitas pasar berupa losd, kios, dan stand maupun lapangan terbuka yang disediakan pemerintah daerah untuk pedagang. Yang dimaksud dengan :

- Losd adalah bangunan tetap di dalam pasar yang sifatnya terbuka dan tanpa dinding keliling yang di pergunakan untuk berjualan.

- Lapangan terbuka adalah sebuah tempat berjualan yang di dalam pasar yang sifatnya terbuka tanpa dinding dan tidak tetap. Dipergunakan sebagai tempat pemasaran sayur-sayuran, buah-buahan, ternak, hasil kerajinan tangan, kayu api, keranjang, kulit hewan kering, ijuk dan hasil hutan dan hasil pertanian lainnya.

- Kios atau satand adalah sebuah banguan yang ada di dalam pasar yang beratap dan di pisahkan satu dengan yang lainnya dengan dinding pemisah mulai dari lantai dan langit-langit yang dipergunakan untuk usaha berjualan. Dipergunakan sebagai tempat pemasaran daging, ternak ayam, barang kelontong, bunga-bungaan, kain atau pakaian jadi, barang kerajina tangan, kebutuhan pokok lainnya serta berjualan makanan dan minuman. 2. Subjek Retribusi Pasar

Subjek Retribusi Pasar adalah orang pribadi atau badan yang menurut perundang-undangan Retribusi Daerah diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.


(11)

D.Ruang Lingkup PKLM

Adapun yang menjadi ruang lingkup pembahasan masalah dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah sebagai berikut :

1. Tata cara perhitungan Retribusi Pelayanan Pasar pada Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal

2. Target dan realisasi Retribusi Pelayanan Pasar dari Tahun 2008 s/d 2010 pada Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal

3. Tata cara pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar pada Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal

4. Upaya serta faktor-faktor penghambat penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar pada Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal

E.Metode PKLM

Adapun metode yang digunakan penulis dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah :

1. Tahap persiapan

Dalam tahapan ini penulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari pengajuan judul, penentuan judul, penyiapan proposal.

2. Studi Literatur

Penulis mencari berbagai sumber bacaan seperti buku-buku, majalah, maupun peraturan perundang-undangan.


(12)

Penulis melakuka observasi lapangan pada Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal. Dalam observasi penulis memberikan surat pengantar untuk melakukan pengamatan terhadap data yang diperlukan.

4. Pengumpulan Data

Dalam hal ini penulis menggunakan beberapa metode untuk data dan untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan objek praktik, yaitu :

a. Data primer adalah data yang bersumber dari piha-pihak yang memahami sistem pengenaan pajak penerangan jalan umum.

b. Data sekunder adalah data yang bersumber dari buku-buku tentang perpajakan, Undang-Undang pajak maupun peraturan lain yang berkaitan dengan sistem pengenaan pajak penerangan umum.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Penulis melakukan analisa dan evaluasi dengan fakta-fakta yang secara faktual dan cermat mengenai target dan realisasi penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar pada Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini penulis melakukan pengumpulan data melalui :


(13)

Yaitu, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pegawai yang di anggap mampu memberikan masukan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan.

2. Observasi

Yaitu, studi yang dilakukan dengan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan dalam pencatatan terhadap fenomena yang menjadi objek penelitian.

3. Dokumentasi

Dalam metode ini penulis berusaha mengumpulkan dokumen-dokumen resmi atau arsip-arsip yang dianggap sah mengenai retribusi pelayanan pasar sebagai bukti yang otentik.

G.Sistematika Penulis Laporan

Adapun yang menjadi sistematika penulis Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini dalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas secara ringkas tentang latar belakang masalah yang menjadi dasar pemikiran dalam pemilihan judul laporan, manfaat dan tujuan PKLM, ruang lingkup PKLM, metode penelitian PKLM serta sistematika penulis laporan.

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DINAS PASAR

Bab ini membahas tentang sejarah singkat Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal, sejarah singkat Undang-Undang Pajak


(14)

Daerah Kabupaten Mandailing Natal, struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi, gambaran pegawai Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal.

BAB III GAMBARAN DATA RETRIBUSI PASAR

Bab ini membahas tentang pengertian retribusi daerah, subjek dan retribusi daerah, pengertian retribusi pasar, subjek dan objek, retribusi pasar, tata cara perhitungan, sanksi adminstrasi ketentuan larangan, gambaran data taget dan realisasi penerimaan retribusi.

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

Bab ini membahas tentang cara perhitungan retribusi pelayanan pasar, tata cara pemungutan retribusi pemungutan pasar, target dan realisasi penerimaan retribusi pelayanan pasar, hambatan, dan upaya dalam peningkatkan penerimaan retribusi pasar.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas tentang isi secara singkat dan tempat serta saran atau usul apa yang dapat disampaikan untuk dapat meningkatkan penerimaan retribusi pelayanan pasar.


(15)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

A.GAMBARAN UMUM DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL

(MADINA)

1. LETAK GEOGRAFIS

Kabupaten Mandaling Natal merupakan salah satu Kabupaten di kawasan Pantai Barat Sumatera Utara. Daerah ini terletak antara 0’-1’15 Lintang Utara dan 98’-100’ Bujur Timur, pada ketinggian 2.145 m diatas permukaan laut dengan luas wilayah 6.620 km atau 9,23 persen dari wilayah Sumatera Utara.

1.1Batas-Batas wilayah

Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Mandailing Natal adalah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Kabupaten Tapanuli Selatan

- Sebelah Selatan : Propinsi Sumatera Barat - Sebelah Timur : Propinsi Sumatera Barat - Sebelah Barat : Sumatera Indonesia

1.2Pemerintahan

Pemerintahan Kabupaten Mandailing Natal dipimpin oleh Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, kemudian Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari 23 Kecamatan, dan 386 Desa / Kelurahan dengan jumlah penduduk 413.750 jiwa, laki-laki 203.565 jiwa, perempuan 210.185 jiwa, dan tingkat pertumbuhan 1,42’ pertahun (data tahun 2009).


(16)

1.3Sarana dan Prasarana Ekonomi

Perekonomian Kabupaten mandailing Natal, sarana dan prasarana ekonomi berupa :

1. Tersedianya tenaga listrik dengan kapisitas terpasang sebesar 60 MVAdan daya produksi dan daya produksi 49.507.816 MWH

2. Tersedianya sarana telekomunikasi berupa telepon kabel dengan kapasitas terpasang 4.872 SST, dan telepon salular dari berbagai operator seperti Telkomsel, Indosat dan Xl.

3. Sarana jalan sepanjang 2.110 km terdiri dari jalan negara 297,70 km, jalan propinsi 161,65 km dan jalan Kabupaten 1.432,18 km.

4. Tersedia pelabuahan laut 1 (satu) buah yaitu pelabuahn sikara-kara yang dapat dilabuhi kapal dalam negeri.

5. Tersedianya 9 buah bank, terdiri dari 4 buah bank pemerintah dan 5 buah bank swasta, serta 1 buah kantor pegadaian.

6. Tersedianya 30 pasar, terdiri dari 1 unit pasar kelas I di Panyabungan, 1 unit pasar kelas II di Kotanoapan dan 28 unit pasar III tersebar pada 22 Kecamatan. Dan sedang dibangun 1 unit pasar modern (Mandina Square) di Kota Panyabungan.

1.4Bidang Ekonomi Masyarakat

Laju pertumbuahan ekenomi erat kaitannya dengan potensi sumber daya alam yang tersedia dalam arti bahwa peningkatan kualitas sumber daya alam akan memungkinkan tercapainya laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pada umumnya


(17)

kebanyakan masyarakat di Kabupaten Mandailing Natal memiliki pekerjaan sebagai petani dan sebagian bekerja nelayan di daerah pesisir pantai. Secara rinci sektor – sektor perekonomian yang menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat Kabupaten Mandailing Natal adalah sebagai berikut :

No Sektor-sektor Perekonomian %

1 Sektor Pertanian 50

2 Sektor Pertambangan 15

3 Sektor Perikanan 5

4 Sektor Perindustrian 10

5 Sektor Perdagangan 20

Berbagai macam tanaman pangan seperti sayur-sayuran, padi, palawija sebagai bahan makanan yang dalam pengembangannya mendapat perhatian dari petani di daerah Kabupaten Mandailing Natal ini. Hal ini terlihat dalam usaha petani dalam mengembangkan ekstensifikasi dan intensifikasi untuk menuju peningkatan produktifitas sekaligus peningkatan produksi.

1.5. Agama dan Kepercayaan

Penduduk Kabupaten Mandailing Natal sebagian besar umumnya memeluk agama islam dan sebagian kecil lagi memeluk agama kristen protestan dan kristen katolik.


(18)

1.6. Kehidupan Sosial

Masyarakat di daerah Kabupaten Mandailing Natal sebagian besar masih memperlihatkan kehidupan sosial yang dipengaruhi oleh adat dan kebiasaan yang bersifat tradisional dan memiliki ciri khas tersendiri. Sistem sosial masyarakat diikat oleh falsafah “Dalihan Na Tolu” (Tungku Tiga) dengan lembaga pemerintahan

“Namora Na Toras” (Dimuliakan dan Dituakan) yang tetap mengakar di masyarakat Kabupaten Mandailing Natal.

Salah satu kebiasaan masyarakat Kabupaten Mandailing Natal kedatangan tamu, maka tamu tersebut dihormati dan dilayani dengan sebaik-baiknya baik itu makanan atau pun tempat penginapan bila perlu.

Kebiasaan yang tak kalah uniknya adalah apabila ada dua orang yang bertemu dan belum saling kenal maka kedua orang tersebut akan menanyakan marga masing-masing beserta asalnya. Hal ini bisa dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara keduanya merupakan kerabat dekat atau kerabat jauh.

Demikian juga halnya apabila ada salah satu keluarga mengadakan pesta adat, maka seluruh keluarga sanak family baik yang jauh maupun yang dekat akan di undang untuk menghadiri pesta tersebut, tidak terkecuali juga masyarakat sekitar yang tinggal di dekat tempat pesta adat tersebut diadakan. Hal-hal yang bersifat sederhana tersebut menunjukkan bahwa sifat kekeluargaan itu masih begitu kuat merekat di dalam kehidupan sosial masyarakat Kabupaten Mandailing Natal.


(19)

1.7. Kebudayaan dan Suku Masyarakat

Masyarakat Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari beberapa suku yaitu :

No Suku %

1 Mandailing 80

2 Melayu Pesisir 7

3 Jawa 6

4 Minang 7

Masyarakat Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari suku/etnis Mandailing, Minang, Jawa, Batak, Nias, Melayu, dan Aceh, namun kebanyakan masih berasal dari suku mandailing 80%, suku Melayu Pesisir 7%, suku Jawa 6%, dan suku Minang 7%. Suku Mandailing kebanyakan mendiami daerah Mandailing, sedangkan suku Melayu, Minang, dan Jawa mendiami daerah pantai barat.

1.8. Kesenian

Kabupaten Mandailing Natal berbagai macam jenis kesenian, seperti seni tari dan musik tradisional. Beberapa diantaranya adalah :

- Gordang Sambilan - Ungut-ungut Mandailing - Tor-tor


(20)

B.Sejarah Singkat Dinas Pasar

Kabupaten Mandailing Natal sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1998, dimana sebelumnya merupakan bagian dari Wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan.

Dengan terbentuknya Kabupaten Mandailing Natal sebagai daerah otonomi setelah terpisah dari kabupaten induk (Tapanuli Selatan), maka kewenangan otonomi daerah dan segala kegiatan penyelenggaraan pemerintah, pembangunan pasar dan kemasyarakatan telah dilaksanakan sendiri oleh daerah Kabupaten Mandailing Natal, sesuai dengan kepentingan atau kebutuhan masyarakat sebagaimana di atur menurut ketentuaan peraturan yang berlaku.

Untuk mendukung dan menunjang kemajuan daerah Kabupaten Mandailing Natal, maka pemerintah Kabupaten menyelenggarakan pembangunan daerah Kabupaten Mandailing Natal khususnya di bidang pasar sesuai dengan keputusan Bupati Mandailing Natal, Nomor 40 tahun 2007 tentang peraturan daerah Kabupaten Mandailing Natal, maka dibentuklah susunan organisasi dan tata kerja Dinas Daerah Kabupaten Mandailing Natal, yang didalam keputusan tersebut juga termasuk Dinas Pasar.

Dinas Pasar memerlukan adanya dana yang cukup besar untuk membangun Pasar Kelas I, Pasar Kelas II, Pasar Kelas III, seperti Toko, Kios, Losd, dan Pelataran, dan yang paling nyata perhatian dari pada pemerintah Kabupaten Mandailing Natal khususnya Dinas Pasar adalah pembangunan pasar modren atau Madina Square, yang juga memerlukan anggaran biaya yang sangat banyak.


(21)

C.Struktur Organisasi Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal

Struktur organisasi dan tata kerja Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal ditentukan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 40 tahun 2007, tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal. Bagan struktur organisasi Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal disusun berdasarkan teori struktur organisasi, yaitu bentuk garis dan staf dan saluran wewenangnya dimulai dari puncak pimpinan sampai dengan satuan organisasi yang paling rendah ditambah unit staf.

Adapun struktur organisasi Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal adalah sebagai berikut :

Susunan organisasi Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal 1. Kepala Dinas

2. Sekretariat terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan c. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan 3. Bidang Pendapatan dan Perizinan terdiri dari :

a. Seksi Pasar dan Pekan b. Seksi Retribusi

c. Seksi Perizinan

4. Bidang Pasar dan Pemeliharaan terdiri dari : a. Seksi Prasarana


(22)

b. Seksi Pemeliharaan

5. Bidang Keamanan, Ketertiban dan Kebersihan terdiri dari : a. Seksi Keamanan dan Ketertiban

b. Seksi Kebersihan

6. Bidang Perkembangan Sumber Daya terdiri dari : a. Seksi Pembinaan Pedagang Pasar

b. Seksi Pembinaan non Pedagang 7. Unit Pelaksana Teknis

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Dalam pelaksaan tugasnya kepala Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal menerapkan prinsip koordinasi, intergrasi, sinkronisasi, dan simplikasi baik dalam lingkungan Dinas Pasar maupun dengan instansi lainnya sesuai dengan bidang dan tugasnya.


(23)

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR DINAS PASAR KABUPATEN MANDAILING NATAL

KEPALA DINAS BAGIAN TATA USAHA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM DAN PERLENGKAPAN BIDANG PASAR BIDANG PENDAPATAN DAN BAGI HASIL BIDANG PENDAPATAN DAN PENETAPAN BIDANG PENAGIHAN SEKSI PENATA BINAAN DAN PENGEMBANG AN PASAR SEKSI PENATA USAHAAN BAGI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI PENDAPATAN LAIN SEKSI PEMBUKUAN DAN RETRIBUSI PASAR SEKSI LEGALISASI PEMBUKUAN DAN BENDA BERHARGA SEKSI PERHITUNGAN PENAGIHAN DAN PELAPORAN PAJAK DAN RETRIBUSI SEKSI PEMERIKSAAN PENDATAAN PAJAK DAN RETRIBUSI SEKSI VERTIFIKASI RESTITUSI DAN PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK DANRETRIBUSI SEKSI PENATAAN PENGAWASAN PAJAK DAN RETRIBUSI


(24)

D. Tugas Pokok, Fungsi Kantor Dinas,dan Uraian Tugas Kepala Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal, Bagian, Bidang, Sub Bagian dan Seksi

1. Tugas pokok Kantor Dinas Pasar Kabupaten mandailing Natal adalah melaksanakan kewenangan pemerintah daerah Kabupaten dalam penyelenggaraan koordinator bidang pendapatan daerah dan pengelolaan pasar. 2. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Kantor Dinas Pasar berfungsi

menyelenggarakan :

a. Pelaksanaan penyusunan rencana dan program peningkatan pendapatan asli daerah serta pengembangan, pemantauan, pengembalian operasioanal pemungutan pajak daerah dan retribusi pasar daerah.

b. Pelaksanaan pendaftaran, pendataan registrasi dan pemeriksaan objek pajak dan retribusi pasar.

c. Pelaksanaan pemeriksaan dokumen pajak dan retribusi pajak untuk penyajian data.

d. Pelaksanaan penetapan, perhitungan, dan penerbitan surat ketetapan pajak dan retribusi pasar.

e. Penyelenggaraan pembukuan, penerimaan dan penagihan pajak dan retribusi pasar.

f. Pelaksanaan pembinaan sumber penghasilan Pendapatan Asli Daerah yang terdiri atas pajak dan retribusi pasar, pendapatan dari bagi hasil PBB. BPHTB dan pelaksanaan pengelolaan sumber lainnya.


(25)

h. Pengelolaan admistrasi umum meliputi ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, perlengkapan, organisasi, dan ketatalaksanaan dinas. i. Pengelolaan Unit Pelayanan Teknis (UPT) Dinas.

j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diperintah oleh atasan. 3. Uraian tugas Kepala Kantor Dinas Pasar adalah sebagai berikut :

a) Menyusun rencana program dan pedoman teknis dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas di bidang pengelolaan pasar daerah baik dari sektor pajak, retribusi dan pengelolaan pasar.

b) Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka upaya penggalian potensi yang merupakan sumber Dinas Pasar.

c) Melaksanakan kerja sama dengan pihak ketiga dalam rangka pengelolaan dan pengembangan pasar.

d) Melaksanakan pembinaan dan pengawasan pengelolaan pasar.

e) Melaksanakan pembinaan kepada staf dalam rangka keberhasilan pelaksanaan tugas sesuai dengan yang di tentukaan.

f) Melaksakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan. 4. Uraian Tugas Bagian Tata Usaha Sebagai Berikut :

a) Mengkoordinasikan penyusunan rencana program serta pembinaan organisasi dan data laksana di lingkungan Kantor Dinas Pasar.

b) Mengkoordinasikan pengelolaan administrasi keuangan, administarsi kepegawaian, dan pengelolaan tata usaha kearsipan.


(26)

c) Mengkordinasikan pengelolaan urusan rumah tangga, aset bergerak dan tidak bergerak yang merupakan infestasi milik dan atau yang dikuasai oleh Kantor Dinas Pasar.

d) Melakukan pembinaan dalam rangka pemeliharaan arsip aktif dan inaktif yang merupakan dokumen kedinasan.

e) Melakukan pembinaan terhadap pelayanan perindustrian surat-surat dan atau naskah Diknas lainnya di lingkungan Kantor Dinas Pasar.

f) Mengkoordinasikan pembuatan laporan pelaksanaan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab Kantor Dinas Pasar.

g) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan. 5. Uraian Tugas Sub Bagian Keuangan adalah sebagai berikut :

a) Melaksanakan petunjuk dan arahan yang diberikan oleh atasa baik lisan maupun tertulis sesuai dengan disposisi pada naskah dinas dan menindaklanjuti sesuai dengan pedoman.

b) Melakukan tata cara pembukuan yang sistematis dan kronologis terhadap penggunaan keuangan daerah.

c) Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi penyusunan anggaran, pertanggungjawaban keuangan, dan laporan keuangan.

d) Mempersiapkan kelengkapan dokumen yang diperlukan sebagai pertanggungjawaban penggunaan keuangan daerah.


(27)

e) Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah atau tindakan yang perlu diambil dalam penyusunan rencana program pelaksanaan tugas Kantor Dinas Pasar.

f) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

6. Uraian Tugas Sub Bagian Umum dan Perlengkapan adalah sebagai berikut :

a) Melaksanakan petunjuk dan arahan yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun tulisan sesuai dengan disposisi Naskah Dinas dan menindak lanjuti sesuai dengan pedoman.

b) Mempelajari peraturan perundang-undangan yang merupakan petunjuk teknis dan prosedur pengelolaan administrasi kepegawaian, tata usaha kearsipan, perjalanan dinas dan pengelolaan keberadaan inventaris dan atau asset yang dimilikin dan atau dikuasai Kantor Dinas Pasar.

c) Menginvestarisasi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam bidang pengelolaan administrasi kepegawaian.

d) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan atau unit kerja yang ada pada Kantor Dinas Pasar untuk kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan tugas.


(28)

7. Uraian Tugas Bidang Pendataan dan Penetapan adalah sebagai berikut :

a) Melaksanakan petunjuk dan arahan yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun tertulis sesuai dengan disposisi pada Naskah Dinas dan menindaklanjuti sesuai dengan pedoman.

b) Melaksanakan pengendalian terhadap kebijaksanaan teknis dari seksi-seksi dalam pelaksanaan tugas pendataan, pemeriksaan dan penetapan maupun pengawasan retribusi dan pajak.

c) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan atau unit kerja yang ada dilngkungan Kantor Dinas Pasar untuk kelancaran pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawab bidang pendataan dan penetapan

d) Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah dan atau tindakan yang perlu diambil dalam penyusunan rencana program tugas Kantor Dinas Pasar.

e) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

8. Uraian Tugas Seksi Pemeriksaan Pendataan Pajak dan Retribusi adalah sebagai berikut :

a) Melaksanakan kegiatan pemeriksaan, dan pendaftaran wajib pajak dan retribusi daerah dan membantu melakukan pendataan objek dan subjek pajak PBB.

b) Melakukan pencatatan keberadaan dan stsus wajib pajak dan wajib retribusi daerah sebagai bahan dalam menetapkan besarnya Pendapatan Asli Daerah dari sektor pajak dan retribusi daerah yang memungkinkan dapat dipungut.


(29)

c) Menetapkan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD). d) Menyusun Daftar Induk Wajib Pajak Daerah.

e) Melaksanakan pemeriksaan dokumen penetapan objek pajak dan retribusi sebagai bahan dalam penetapan besarnya pajak dan retribusi daerah.

f) Melakukan pengujian kebenaran data yang telah dibuat.

g) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

9. Uraian Tugas Seksi Penetapan Pengawasan Pajak dan Retribusi adalah sebagai berikut :

a) Melaksanakan perhitungan dan penetapan jumlah pajak dan retribusi daerah serta menatausakan jumlah ketetapan PBB yang menagihnya dilimpahkan kepada daerah berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang.

b) Menerbitkan dan mendistribusikan Surat Ketetapan pajak dan reiribusi daerah kepada wajib pajak dan wajib retribusi daerah.

c) Melaksanakan pengawasan dan penelitian terhadap data wajib pajak dan retribusi daerah.

d) Melaksanakan pengawasan teknis perhitungan tentang penetapan pajak dan retribusi daerah.

e) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan. 10. Uraian Tugas Seksi Penagihan adalah sebagai berikut :

a) Melaksanakan petunjuk dan arahan yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun tulisan sesuai dengan disposisi pada Naskah Dinas dan menindaklanjuti sesuai dengan pedoman.


(30)

b) Melaksanakan pengendalian terhadap kebijaksanaan teknis dari seksi-seksi dalam pelaksanaan tugas tata cara perhitungan, penagihan, pelaporan, verifikasi, dan penyelesaian pajak dan retribusi.

c) Mendisposisi surat dan atau Naskah Dinas sesuai dengan petunjuk atasan untuk ditindaklanjuti penyelesaiannya oleh seksi-seksi yang berada dibawah koorninasi kepala Bidang yang bersangkutan sesuai dengan kewenangan masing-masing.

d) Melakukan koordinasi dengan unit kerja yang ada dilingkungan Kantor Dinas Pasar dalam rangka kelan

e) caran pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawab Bidang Penagihan Pajak dan Retribusi.

f) Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah dan atau perlu diambil dalam penyusunan rencana program tugas Kantor Dinas Pasar.

g) Malaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

11. Uraian Tugas Seksi Perhitungan Penagihan dan Pelaporan Retribusi adalah sebagai berikut :

a) Memberikan perhitungan dan penetapan pajak maupun retribusi terutang wajib pajak dan atau wajib pajak retribusi.

b) Melaksanakan penagihan pajak dan retribusi kepada wajib pajak dan wajib retribusi.


(31)

c) Melaksakan penagihan pajak daerah dan retribusi daerah yang telah melampau batas waktu jatuh tempo pelunasannya sesuai dengan prosedur dan mekanisme penagihan.

d) Melaksanakan pembinaan sistem penagihan pajak dan retribusi daerah. e) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

12. Uraian Tugas Seksi Verifikasi Retribusi dan Penyelesaian Keberatan Pajak dan Retribusi adalah sebagai berikut :

a) Memberikan pelayanan kepada wajib pajak dan retribusi dalam upaya penyelesaian terhadap pemohon keberatan atas penetapan pajak dan retribusi. b) Mengadakan pengujian dan pemeriksaan lapangan terhadap objek pajak dan

retribusi sesuai dengan permohonan keberatan penetapan pajak dan retribusi. c) Melakukan pendataan terhadap permasalahan pajak dan retribusi daerah

sebagai bahan evaluasi penyelesaian masalah.

d) Melaksakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan. 13. Uraian Tugas Bidang Pasar adalah sebagai berikut :

a) Melaksanakan petunjuk dan arahan yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun tertulis sesuai dengan disposisi pada Naskah Dinas dan menindaklanjuti sesuai dengan pedoman.

b) Melakukan pengendalian terhadap kebijaksanaan teknis dari seksi-seksi dalam pelaksanaan tugas penataan, pengembangan dan pembinaan para pedagang serta tata usaha pembukuan retribusi pasar.


(32)

c) Mendisposisi surat dan atau Naskah Dinas sesuai dengan petunjuk atasan untuk ditindaklanjuti penyelesaiannya oleh seksi-seksi yang berada dibawah koordinasi Kepala Bidang yang bersangkutan sesuai dengan kewenangan masing-masing.

d) Melakukan koordinasi dengan unit kerja yang ada dilingkungan Kantor Dinas pasar dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawab bidang pengelolaan pasar.

e) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

14. Uraian Tugas Seksi Penata Bianaan dan Pengembangan Pasar adalah sebagai berikut :

a) Mengumpulkan data dalam perencanaan penataan, pembinaan, dan pengembangan pasar pmerintah dan pasar swasta.

b) Melaksanakan pengelolaan kebersihan, penataan dan keamanan pasar yang berkoordinasi dengan unit kerja terkait.

c) Melaksanakan pembinaan para pedagang dalam rangka penataan penempatan barang untuk keteraturan dan kelancaran transaksi jual beli para pelaku pasar. d) Membuat rencana dan program pengembangan, perluasan lokasi pasar

maupun peningkatan status pasar yang telah ada dan bekerja sama dengan swasta.

e) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

15. Uraian Tugas Seksi Pembukuan dan Retribusi Pasar adalah sebagai berikut : a) Melaksanakan pembukuan terhadap penerimaan retribusi pasar.


(33)

b) Melakukan pemeriksaan data penerimaan retribusi pasar.

c) Memelihara dokumen pemakaian dan atau sewa-menyewa kios, stand, losd milik pemerintah Kabupaten Mandailing Natal.

d) Melaksanakan pendaftaran terhadap para penyewa lokasi pasar, kios, stand, dan losd milik pemerintah Kabupaten Mandailng Natal dan meneliti dokumen yang berkaitan dengan hak sewa.

e) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan. 16. Uraian Tugas Bidang Pendapatan dan Bagi Hasil adalah sebagai berikut :

a) Melaksanakan petunjuk dan arahan yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun tertulis sesuai dengan disposisi pada Naskah Dinas dan menindaklanjuti sesuai dengan pedoman .

b) Melakukan pengendalian terhadap kebijaksanaan teknis dari seksi-seksi dalam pelaksanaan tugas tata cara penata usahaan bagi hasil dari sektor pajak dan retribusi serta pendapatan lain-lain maupun kegiatan legalisasi terhadap keberadaan benda berharaga dan sistem pembukuannya.

c) Mendisposisi surat dan atau naskah Dinas sesuai dengan petunjuk atasan untuk ditindak lanjuti penyelesaiannya oleh seksi-seksi yang berada dibawah koordinasi kepala bidang yang bersangkutan sesuai dengan kewenangan masing-masing.

d) Melakukan koordinasi dengan unit kerja yang ada di lingkungan Kanor Dinas Pasar dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawab Bidang Pendapatan dan bagi hasil.


(34)

e) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

17. Uraian Tugas Seksi Penatausahaan Bagi Hasil Pajak dan Retribusi serta Pendapatan Lain-lain adalah sebagai berikut :

a) Menginventarisasi kegiatan pembukuan seluruh penerimaan daerah yang berasal dari dana perimbangan yang pembagiannya ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun penerimaan daerah yang dimaksud adalah :

- Bagian daerah penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan - Bagian daerah atas perolehan hak atas tanah

- Bagian daerah dari penerimaan Negara dari sumber alam sektor kehutanan, sektor pertambangan umum, dan sektor penerimaan lainnya. - Bagian daerah dari penerimaan Negara dari sumber daya alam sektor

pertambangan minyak dan gas alam.

b) Menginvertarisasi dan pembukuan seluruh penerimaan daerah yang berasal dari sektor :

- Pajak Kendaraan Bermotor yang dikelola oleh Provinsi - Bea balik Nama Kendaraan Bermotor yang dikelola Provinsi

- Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah dan Permukaan yang dikelola oleh Provinsi.

c) Menginventarisasi seluruh penerimaan daerah dari hasil retribusi yang dikelola oleh swasta.


(35)

e) Membuat laporan secara rutin atas penerimaan daerah

f) Memantau pelaksanaan mekanisme pemungutan pajak dan retribusi yang dilakukan oleh instansi terkait.

g) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan. 18. Uraian Tugas Legalisasi, Pembukuan, dan Benda Berharga adalah :

a) Menginventarisasi dan mendata seluruh instansi Pemerintah dan swasta selaku pengelola penerima Pendapatan Asli Daerah

b) Mempersiapkan kebutuhan instansi pemerintah dan swasta yang mengelola pendapatan asli daerah berkaitan dengan alat-alat dokumen dan atau alat-alat kutip yang digunakan.

c) Mengawasi pelaksanaan pengutipan yang dilakukan oleh instansi pengelola pendapatan asli daerah.

d) Membuat laporan setiap bulan atas jumlah alat kutip yang terpakai kepada Kepala Dinas.

e) Mempersiapkan alat porporasi dan melakukan porporasi terhadap setiap alat kutip dan atau alat pemungut sesuai dengan ketentuan.

f) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan

E.Gambaran Pegawai Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal

Dalam menuliskan keadaan pegawai Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal penulis membagi ke dalam dua kelompok yaitu :

1. Keadaan pegawai berdasarkan bagian-bagian di Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal


(36)

2. Keadaan pegawai berdasarkan tingkat golongan

Sehingga dapat diketahui keadaan pegawai pada masing-masing bagian dan pada akhirnya dapat diketahui keadaan keseluruhan pegawai yang terdapat pada Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal berdasarkan struktur organisasi tersebut. Dan dalam menuliskannya penulisan digunakan tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Penyebaran Pegawai Berdasarkan Bagian-bagian di Kantor Dinas Kabupaten Mandailing Natal

NO Susunan Struktur Jumlah Persentase

(%)

1 Kepala Dinas 1 0,01

2 Sekretaris 1 0,01

3 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 3 0,03

4 Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan 7 0,07 5 Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan 1 0,01

6 Bidang Pendapatan dan Perizinan 9 0,09

7 Bidang Prasaranadan Pemeliharaan 4 0,04

8 Bidang Keamanan, Ketertiban dan kebersihan

5 0,05

9 Bidang pengembangan Sumber Daya 4 0,04


(37)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase jumlah pegawai berdasarkan bagian-bagian pada Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal. Jumlah pegawai yang paling banyak berada pada Bidang Pendapatan dan Perizinan, yakni sebanyak sembilan orang (0,09%), terbanyak kedua bagian Perencanaan dan Keuangan, yakni sebanyak tujuh orang (0,07%), terbanyak ketiga Bidang Keamanan,Ketertiban, yakni sebanyak lima orang (0,05%), terbanyak ke empat Bidang Prasarana sebanyak empat orang (0,04%), dan Bidang Pengembangan Sumber Daya, yakni sebanyak empat orang (0,04%), terbanyak ke lima Bagian Umum dan Kepegawaian yakni sebanyak tiga orang (0,03%), dan terbanyak ke enam Bagian Evaluasi dan Pelaporan,Sekretaris, dan Kepala Dinas yang sama-sama berjumlah satu orang (0,01%).

Tabel 2. Pembayaran Pegawai Berdasarkan Tingkat Golongan

No Golongan Jumlah Persentase (%)

1 I/A - -

2 I/B - -

3 I/D - -

4 I/D - -

5 II/A 5 5.0505

6 II/B 3 3.0303

7 II/C 5 5.0505


(38)

9 III/A 5 5.0505

10 III/B 2 2.0202

11 III/C 6 6.0606

12 III/D 6 6.0606

13 IV/A 3 3.0303

14 IV/B 1 1.0101

15 IV/C 1 1.0101

16 IV/D - -

17 IV/E - -

Jumlah 39 39.39

Sumber : Data Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2010

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase jumlah pegawai berdasarkan golongan pada Kantor Dinas PasarKabupaten Mandailing Natal, yaitu golongan III/D, dan III/C sebanyak masing-masing 6 orang (6,06%), kedua yaitu golongan III/A,II/C dan II/A sebanyak masing-masing 5 orang (5,05%), ketiga yaitu golongan IV/A dan II/B sebanyak masing-masing 3 orang (3,03%), keempat yaitu golongan III/B dan II/D sebanyak masing-masing 2 orang (2,02%), dan kelima yaitu golongan IV/C dan IV/B sebanyak 1 orang (1,01%).


(39)

F. Wilayah Kerja Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal

Di wilayah kerja Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal ada beberapa Kecamatan yang di dalamnya antar lain :

1. Kecamatan Batahan 2. Kecamatan Batang Natal 3. Kecamatan Kotanopan 4. Kecamatan Muarasipongi 5. Kecamatan Lingga Bayu 6. Kecamatan Ulu Pungkut 7. Kecamatan Tambangan

8. Kecamatan Lembah Sorik Marapi 9. Kecamatan Panyabungan

10.Kecamatan Natal

11.Kecamatan Muara Batang Gadis 12.Kecamatan Siabu

13.Kecamatan Panyabungan Selatan 14.Kecamatan Panyabungan Barat 15.Kecamatan Panyabungan Utara 16.Kecamatan Panyabungan Timur 17.Kecamatan Bukit Malintang 18.Kecamatan Pakantan 19.Kecamatan Sinunukan


(40)

20.Kecamatan Ranto Baek 21.Kecamatan Huta Bargot 22.Kecamatan Naga Juang

23.Kecamatan Puncak Sorik Merapi

G. Visi dan Misi Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal

A. Visi

Terwujudnya pelayanan pasar yang didukung oleh saran dan prasarana yang berwawasan lingkungan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

B. Misi

1. Memberikan pelayanan yang memadai kepada pelaku pasar 2. Meningkatkan sarana dan prasarana pasar

3. Peningkatan sumberdaya aparatur pasar dan masyarakat 4. Meningkatkan kebersihan, ketertiban, dan pelayanan pasar


(41)

BAB III

GAMBARAN DATA RETRIBUSI PASAR A.Lembaran Data

Setiap tahunnya Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal memiliki target penerimaan dan realisasi penerimaan. Namun tidak setiap tahun target dapat terealisasi, kadang mengalami kenaikan kadang pula mengalami penurunan. Berikut gambaran data dan target realisasi penerimaan Kabupaten Mandailing Natal.

Tabel 3. Rekapitulasi Tahun Anggaran 2008

No Jenis Retribusi Target/Tahun Realisasi/Tahun % 1 Retribusi hasil bumi Rp 1.218.000.000 Rp 1.123.750.000 90 2 Retribusi hewan Rp 92.000.000 Rp 47.705.000 51 3 Retribusi tempat Rp 199.400.000 Rp 181.514.000 67 4 Retribusi sewa kios Rp 376.000.000 Rp 350.000.325 101 5 Retribusi izin masuk Rp 60.450.000 Rp 47.068.140 68 6 Retribusi sorong Rp 30.850.000 Rp 24.044.500 72 7 Retribusi kamar mandi Rp 40.500.000 Rp 41.310.000 102 8 Anggaran inpres Rp 6.450.000 Rp 89.800.000 4


(42)

Tabel 4. Rekapitulasi Tahun Anggaran 2009

No Jenis Retribusi Target/Tahun Realisasi/Tahun % 1 Retribusi hasil bumi Rp 1.570.000.000 Rp 944.542.100 81 2 Retribusi hewan Rp 110.100.000 Rp 57.432.000 43 3 Retribusi tempat Rp 486.000.000 Rp 246.045.000 104 4 Retribusi sewa kios Rp 64.550.000 Rp 47.968.000 102 5 Retribusi izin masuk Rp 40.850.000 Rp 34.014.500 78 6 Retribusi sorong Rp 50.500.000 Rp 51.310.000 84 7 Retribusi kamar mandi Rp 40.123.000 Rp 43.331.000 104 8 Anggaran inpres Rp 8.500.000 Rp 914.900 5

Sumber : Data Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2009 Tabel 5. Rekapitulasi Tahun Anggaran 2010

No Jenis Retribusi Target/Tahun Realisasi/Tahun % 1 Retribusi hasil bumi Rp 2.170.200.000 Rp 195.342.000 93 2 Retribusi hewan Rp 208.800.000 Rp 73.836.000 64 3 Retribusi tempat Rp 331.400.000 Rp 336.305.000 108 4 Retribusi sewa kios Rp 81.010..000 Rp 57.988.000 102 5 Retribusi izin masuk Rp 70.850.000 Rp 69.145.000 89 6 Retribusi sorong Rp 50.500.000 Rp 51.310.000 93 7 Retribusi kamar mandi Rp 60.750.000 Rp 61.340.000 108 8 Anggaran inpres Rp 9.870.000 Rp 9.790.000 10


(43)

B.Tata Cara Perhitungan

Dalam melakukan perhitungan retribusi pelayanan pasar dipungut berdasarkan tarif. Besarnya jumlah tarif tersebut telah ditetapkan dan ditentukan berdasarkan peraturan daerah Nomor 09 Tahun 2006.

C. Tata Cara Pungutan

Retribusi pemungut dengan menggunakan surat ketetapan retribusi daerah atau dokumen lain yang dipersamakan. Hasil pungutan retribusi sesuai dengan peraturan daerah Nomor 09 Tahun 2006 disetorkan ke kas daerah.

D.Sanksi Administrasi

Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya, kurang membayar, dikenakan sanksi administrari berupa bunga sebesar 2,5 % setiap bulan dari besarnya retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan surat tagihan retribusi daerah.

E.Ketentuan Larangan

Bagi pedagang yang berjualan di pasar dilarang :

a. Bejualan dijalan masuk dan keluar atau jalan penghubung di dalam pasar. b. Berjualan dengan menggunakan tempat pemberhentian kenderaan bermotor

kecuali pada tempat yang sudah disediakan untuk itu. c. Melakukan permainan bentuk judi di dalam pasar.

d. Memasukkan atau mengeluarkan barang ke dalam pasar tanpa melalui jalan atau pintu pasar daerah.


(44)

e. Melakukan suatu perbuatan didalam pasar yang sifatnya mengganggu ketertipan umum.

f. Memperdagangkan barang-barang di dalam pasar yang dapat menimbulkan kebakaran dan meledak serta dapat membahayakan keselamatan umum bagi orang atau barang tanpa seizin Bupati.

g. Menyalakan dan mempergunakan api didalam pasar yang dapat dengan mudah menimbulkan bahaya kebakaran.

h. Mamakai tempat di dalam pasar melebihi dari bat batas areal yang telah ditetapkan.

i. Menolak petunjuk pejabat dan atau petugas pasar demi ketertiban, keselamatan, dan kerapian di dalam pasar.


(45)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A.Tata Cara Perhitungan Retribusi Pelayanan Pasar di Kabupaten Mandailing Natal.

Retribusi pelayanan pasar dihitung berdasarkan ketetapan peraturan daerah Nomor 09 Tahun 2006. Berdasarkan tarif yang dikenakan pada setiap objek bervariasi, tergantung dari jenis fasilitas pasar. Fasilitas pasar di Kabupaten Mandailing Natal dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

1. Losd kelas I 2. Losd kelas II 3. Losd kelas III 4. Lapangan terbuka 5. Kios dan atau stand

Jenis tersebut ditetapkan fasilitas yang dimiliki. Untuk kelas losd ditetapkan berdasarkan barang yang dijual.

Berikut adalah struktur besarnya tarif :

Tabel 6. Tarif Retribusi Berdasarkan Jenis Fasilitas

No Jenis Penelitian Tarif / Hari

1 Losd kelas 1 Rp 3.500/ m2 / hari


(46)

3 Losd kelas III Rp 1000/ m2 / hari 4 Lapangan terbuka yang dibatui Rp 1.500/ m2 / hari 5 Lapangan terbuka lantai tanah Rp 1.000/ m2 / hari

6 Kios dan stand Rp 3.000/m2 / hari

Sumber : Data Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2010

Losd dan lapangan terbuka dikutip pembayarannya setiap hari, tetapi untuk adalah sebagai berikut :

Contoh :

Sebuah kios yang berada di dalam pasar Kabupaten Mandailing Natal dengan ukuran 3 x 3 m2.

Cara perhitungannya : Diketahui :

Rp 3.000 (tarif kios didalam Kabupaten Mandailing Natal) 9 m2 (3 x 3 m2 ukuran kios)

Maka :

Rp 3.000 x 9 m2 Rp 27.000 / bulan

Besarnya tarif retribusi tidak hanya pada jenis fasilitas tapi besarnya tarif retribusi ditentukan oleh barang yang dijual di pasar, yaitu :


(47)

Tabel 7. Tarif Retribusi Berdasarkan Jenis Barang

No Jenis Barang Tarif

1 Kentang Rp 1.000 1 goni = + 100 kg

2 Kol bulat Rp 500 1 keranjang = + 100 kg

3 Bunga kol Rp 500 1 keranjang = + 100 kg

4 Sayur-sayuran Rp 1.000 1 keranjang = + 100 kg

5 Wortel Rp 1.000 1 goni = + 100 kg

6 Kacang-kacangan Rp 1.000 1 goni = + 125 kg 7 Bawang merah/bawang putih Rp 2.000 1 goni = + 100 kg

8 Cabai merah Rp 1.500 1 goni = + 100 kg

9 Tomat Rp 1.000 1 keranjang = + 70 kg

10 Jagung Rp 1.000 1 goni = + 100 kg

11 Jeruk Rp 1.000 1 keranjang = + 100 kg

12 Buah-buahan Rp 1.000 1 keranjang = + 100 kg

13 Kelapa Rp 1.000 1 goni = + 100 kg

14 Padi Rp 500 1 goni = + 100 kg

15 Cengkeh Rp 6.000 1 goni = + 100 kg

16 Kopi biji Rp 1.500 1 goni = + 100 kg

17 Coklat Rp 2.500 1 goni = + 100 kg

18 Gula aren Rp 1.000 + 100 kg


(48)

20 Pisang Rp 500 1 tandan

21 Bambu Rp 500 1 batang

22 Kayu manis Rp 2.500 1 goni = + 100 kg

23 Tebu Rp 1.000 1 ikat = +100 kg

24 Kambing Rp 2.000 1 ekor

25 Ikan mas, lele, nila Rp 150 + 1 kg

26 Ubi Rp 1.000 1 goni = + 50 kg

27 Kolang-kaling Rp 500 1 tandan

28 Labu Rp 100 1 biji

29 Durian Rp 1.000 1 goni = + 100 kg

30 Lembu Rp 15.000 1 ekor

Sumber : Data Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2010

B.Tata Cara Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar di Kabupaten Mandailing Natal

Retribusi pelayanan pasar di Kabupaten Mandailing natal di kutip oleh petugas yang di tunjuk oleh kantor Dinas Kabupaten Mandailing Natal dan telah ditetapkan dengan surat keputusan Kepala Dinas. Petugas pengutipan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS).


(49)

1. Tata Cara Pemungutan Untuk Pemilik Losd dan Lapangan Terbuka

Untuk pemilik losd dan lapangan terbuka dipungut setiap hari oleh petugas pengutip retribusi dengan menggunakan karcis harian yang telah ditetapkan oleh Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal sebagai bukti pembayaran.

2. Tata Cara Pmungutan Untuk Pemilik Kios / Stand

Untuk pemilik kios / stand dipungut per bulan oleh petugas pengutip retribusi dengan menggunakan karcis bulanan yang telah ditetapkan oleh Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal sebagai bukti pembayaran, karcis bulanan terdiri dari tiga rangkap. Satu untuk petugas pengutip, satu untuk penyewa, dan yang satu lagi untuk pertinggal. Petugas menandatangi pemilik kios / stand setiap hari untuk memungut uang retribusi.

C.Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar di Kabupaten Mandailing Natal

Sebagai daerah yang memiliki hak untuk mengatur rumah tangganya sendiri, sangatlah tidak baik apabila terus-menerus mengharapkan dana dari pemerintah pusat. Otonomi daerah kini semakin matang, dimana pemerintah pusat memberikan hak kepada pemerintah daerah untuk mencari sumber keuangan sendiri, salah satunya adalah dengan adanya pemungutan retribusi pemungutan pasar.

Disamping itu kepatuhan wajib retribusi untuk membayar retribusi sangat berpengaruh kepada penerimaan retribusi pasar. Wajib retribusi sudah dapat dikatakan patuh apabila realisasi penerimaan sudah mencapai target atau melebihi target, tetapi jika wajib retribusi tidak patuh membayar retribusi maka penerimaan


(50)

tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Namun tidak hanya kepatuhan wajib retribusi saja yang mempengaruhi penerimaan retribusi pasar, tetapi juga hasil bumi yang ada, semakin sedikit hasil bumi yang akan dijual di pasar, maka semakin sedikit pula penerimaan retribusi yang di dapat, demikian juga dengan sebaliknya.

Untuk meningkatkan kepatuhan wajib retribusi dalam membayar retribusi pasarnya, maka petugas pengutip retribusi pasar melakukan berbagai usaha pendekatan yaitu dengan langsung terjun ke lapangan memberika bimbingan kepada wajib retribusi agar dapat meningkatkan penerimaan retribusi pasar.

Terealisasi atau tidaknya penerimaan retribusi pasar tergantung dari kinerja pasar pengutip dalam mengutip retribusi itu sendiri. Setiap tahunnya retribusi pasar memiliki target penerimaan yang tujuannya untuk memotipasi dan menjadi patokan dalam memperoleh penerimaan yang diharapkan.

D.Faktor Penghambat Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar di Kabupaten Mandailing Natal

Adapun faktor-faktor yang menjadi penghambat penerimaan retribusi pelayanan pasar yang sering dihadapi adalah :

1. Kurangnya kesadaran pedagang untuk membayar retribusi pasar atau membayar kewajibannya.

2. Kurangnya SDM pegawai Dinas Kabupaten Mandailing Natal, sehingga kualitas kinerja kurang maksimal

3. Masih banyaknya para pedagang yang berjualan di luar pasar, sehingga sering mengganggu ketertiban.


(51)

4. Lokasi pasar belum sepenuhnya di fungsikan, masih ada losd, kios / stand yang belun dimanfaatkan sebagai tempat berjualan.

5. Losd, kios / stand sudah berfungsi atau sudah dipakai untuk berjualan, namun daya beli dan minat beli konsumen kurang, akibatnya pedagang tidak dapat membayar retribusi pasarnya alias menunggak.

Dilihat dari faktor-faktor penghambat penerimaan retribusi pelayanan pasar maka dituntut tingkat ketelitian dan ketegasan dalam perlaksanaan kegiatan operasioanal di lapangan serta kerja keras petugas pengutip retribusi pasar guna mengantisipasi faktor-faktor penghambat tersebut.

E.Upaya-Upaya Dalam Meningkatkan Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar di Kabupaten Mandailing Natal

Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh Kantor Dinas Pendapatan Kabupaten Mandailing Natal untuk mengatasi faktor-faktor penghambat penerimaan retribusi pelayanan pasar :

1. Pegawai Dinas Pasar terjun langsung ke lapangan untuk memberikan penyuluhan atau pembinaan kepada para pedagang yang masih kurang pengetahuanya akan pentingnya pembayaran retribusi pasar demi kelangsungan dan peningkatan fasilitas pasar itu sendiri. Selain itu juga petugas yang telah ditunjuk oleh Dinas Pasar langsung terjun ke lapangan untuk mengutip retribusi atau tunggakan.

2. Pegawai Dinas Pasar memberikan pembinaan bagi para pedagang untuk berjualan ke dalam lokasi pasar agar tidak menggangu ketertiban.


(52)

3. Para pedagang yang sudah diberikan pembinaan untuk berjualan di dalam lokasi pasar hendaknya diberikan tempat yang cocok sesuai hasil bumi yang dijual, agar fasilitas yang ada di pasar dapat difungsikan sepenuhnya. 4. Peningkatan SDM para pegawai Dinas Pasar Kabupaten Mandailing


(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dari hasil Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang dilakukan oleh penulis di Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal tentang pengelolaan retribusi pelayanan pasar, maka sebagai penutup laporan akhir dapat di ambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut :

1. Besarnya retribusi pasar ditetapkan menurut jenis fasilitas yang dipakai misalnya kios / stand, losd dan lapangan terbuka, serta menurut jenis barang dagang yang diperdagangkan.

2. Retribusi dipungut dengan dua cara yaitu, perhari untuk losd dan lapangan terbuka dan perbulan untuk kios / stand dengan menggunakan karcis atau kwitansi yang telah ditetapkan sebagai bukti pembayaran.

3. Realisasi dari tahun ke tahun masih belum mencapai target yang di inginkan, hal ini disebabkan hasil produksi yang semakin menurun, adanya pembangunan pasar-pasar sehingga sulit mengutip sewa kios. Disamping itu kesadaran pedagang dalam melaksakan kewajiban retribusi masih tergolong rendah.

4. Setiap tahunnya target selalu naik, tujuannya adalah untuk memotifasi dalam memperoleh penerimaan.


(54)

5. Petugas pengutip yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Dinas Pasar melakukan pendekatan langsung kepada para pedagang yaitu dengan memberikan pembinaan. Dengan memberikan pembinaan, kiranya para wajib retribusi dapat lebih memiliki kesadaran untuk memenuhi kewajibannya.

B.Saran

Dari hasil Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang dilakukan penulis di Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal, penulis mempunyai beberapa saran, sebagai berikut :

1. Diharapkan Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal dan khususnya petugas pengutip retribusi pasar untuk lebih melakukan pendekatan kepada wajib retribusi agar dapat membayar kewajiban tepat pada waktu yang ditentukan dan membayar tunggakan yang ada.

2. Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal hendaknya harus memperhatikan dan meningkatkan fasilitas yang ada untuk menjaga hubungan baik dengan para wajib retribusi.

3. Kantor Dinas Pasar sebaiknya meningkatkan pengetahuan wajib retribusi dengan memberikan pembinaan, dengan tingginya pengetahuan tentang retribusi, maka wajib retribusi akan melaksakan kewajibannya dan realiasasi akan tercapai dengan maksimal.


(55)

4. Peningkatan pengetahuan pegawai Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal dan juga petugas pengutip agar kualitas kinerja lebih meningkat.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Brotodihardjo, R. Santoso, 2008, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, PT. Refika Aditama, Bandung

Direktoran Jenderal Pajak, 2007, Ketentuan Umum Perpakakan

Kurniawan, Panca, dan Agus Purwanto, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di

Indonesia, 2004, Bayu Media Publishing

Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 09 Tahun 2006 tentang Retribusi Daerah

Prakosa, Bambang Kesit, Pajak dan Retribusi Daerah, 2003, UI Press, Yokyakarta Resmi, Siti, 2008, Perpajakan Teori dan Kasus, edisi keempat, Salemba Empat,

Jakarta

Ritonga, M.T, dkk, 2007, ekonomi, PT. Phibeta Aneka Gama, Jakarta


(1)

4. Lokasi pasar belum sepenuhnya di fungsikan, masih ada losd, kios / stand yang belun dimanfaatkan sebagai tempat berjualan.

5. Losd, kios / stand sudah berfungsi atau sudah dipakai untuk berjualan, namun daya beli dan minat beli konsumen kurang, akibatnya pedagang tidak dapat membayar retribusi pasarnya alias menunggak.

Dilihat dari faktor-faktor penghambat penerimaan retribusi pelayanan pasar maka dituntut tingkat ketelitian dan ketegasan dalam perlaksanaan kegiatan operasioanal di lapangan serta kerja keras petugas pengutip retribusi pasar guna mengantisipasi faktor-faktor penghambat tersebut.

E.Upaya-Upaya Dalam Meningkatkan Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar di Kabupaten Mandailing Natal

Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh Kantor Dinas Pendapatan Kabupaten Mandailing Natal untuk mengatasi faktor-faktor penghambat penerimaan retribusi pelayanan pasar :

1. Pegawai Dinas Pasar terjun langsung ke lapangan untuk memberikan penyuluhan atau pembinaan kepada para pedagang yang masih kurang pengetahuanya akan pentingnya pembayaran retribusi pasar demi kelangsungan dan peningkatan fasilitas pasar itu sendiri. Selain itu juga petugas yang telah ditunjuk oleh Dinas Pasar langsung terjun ke lapangan untuk mengutip retribusi atau tunggakan.


(2)

3. Para pedagang yang sudah diberikan pembinaan untuk berjualan di dalam lokasi pasar hendaknya diberikan tempat yang cocok sesuai hasil bumi yang dijual, agar fasilitas yang ada di pasar dapat difungsikan sepenuhnya. 4. Peningkatan SDM para pegawai Dinas Pasar Kabupaten Mandailing


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dari hasil Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang dilakukan oleh penulis di Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal tentang pengelolaan retribusi pelayanan pasar, maka sebagai penutup laporan akhir dapat di ambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut :

1. Besarnya retribusi pasar ditetapkan menurut jenis fasilitas yang dipakai misalnya kios / stand, losd dan lapangan terbuka, serta menurut jenis barang dagang yang diperdagangkan.

2. Retribusi dipungut dengan dua cara yaitu, perhari untuk losd dan lapangan terbuka dan perbulan untuk kios / stand dengan menggunakan karcis atau kwitansi yang telah ditetapkan sebagai bukti pembayaran.

3. Realisasi dari tahun ke tahun masih belum mencapai target yang di inginkan, hal ini disebabkan hasil produksi yang semakin menurun, adanya pembangunan pasar-pasar sehingga sulit mengutip sewa kios. Disamping itu kesadaran pedagang dalam melaksakan kewajiban retribusi masih tergolong rendah.


(4)

5. Petugas pengutip yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Dinas Pasar melakukan pendekatan langsung kepada para pedagang yaitu dengan memberikan pembinaan. Dengan memberikan pembinaan, kiranya para wajib retribusi dapat lebih memiliki kesadaran untuk memenuhi kewajibannya.

B.Saran

Dari hasil Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang dilakukan penulis di Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal, penulis mempunyai beberapa saran, sebagai berikut :

1. Diharapkan Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal dan khususnya petugas pengutip retribusi pasar untuk lebih melakukan pendekatan kepada wajib retribusi agar dapat membayar kewajiban tepat pada waktu yang ditentukan dan membayar tunggakan yang ada.

2. Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal hendaknya harus memperhatikan dan meningkatkan fasilitas yang ada untuk menjaga hubungan baik dengan para wajib retribusi.

3. Kantor Dinas Pasar sebaiknya meningkatkan pengetahuan wajib retribusi dengan memberikan pembinaan, dengan tingginya pengetahuan tentang retribusi, maka wajib retribusi akan melaksakan kewajibannya dan realiasasi akan tercapai dengan maksimal.


(5)

4. Peningkatan pengetahuan pegawai Kantor Dinas Pasar Kabupaten Mandailing Natal dan juga petugas pengutip agar kualitas kinerja lebih meningkat.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Brotodihardjo, R. Santoso, 2008, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, PT. Refika Aditama, Bandung

Direktoran Jenderal Pajak, 2007, Ketentuan Umum Perpakakan

Kurniawan, Panca, dan Agus Purwanto, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Indonesia, 2004, Bayu Media Publishing

Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 09 Tahun 2006 tentang Retribusi Daerah

Prakosa, Bambang Kesit, Pajak dan Retribusi Daerah, 2003, UI Press, Yokyakarta Resmi, Siti, 2008, Perpajakan Teori dan Kasus, edisi keempat, Salemba Empat,

Jakarta

Ritonga, M.T, dkk, 2007, ekonomi, PT. Phibeta Aneka Gama, Jakarta