4.2.3 Kebijakan Berdasarkan Aspek Aksesbilitas
Kebijakan pemerintah berdasarkan RTRW Kabupaten Jayapura, bahwa pada kawasan pariwisata khususnya pada aspek aksesbilitas dalam mencai lokasi wisata, maka akses menjadi
hal yang penting dalam menigkatkan wisatawan yang datang ke lokasi wisata. Lokasi yang berada di tengah permukiman memudahkan wisatawan untuk mengunjunginya. Untuk itu, dapat
dikembangkan paket wisata budaya yang mengunjungi beberapa objek wisata budaya dan diakhiri di lokasi penjualan souvenir.
4.2.4 Kebijakan Berdasarkan Aspek Fasilitas
Berdasarkan RTRW Kabupaten Jayapura Tahun 2008-2028 pembagian WP serta fungsi pengembangan kecamatannya penduduknya untuk skala lokal, regional, nasional, dan
internasional, rencana pengembangan fasilitas kawasan di distrik Depapre memiliki sebagai fungsi wilayah pariwisata dengan rencana pengembangan wisata alam, wisata budaya, dan
sejarah. Untuk mengembangkan lokasi pariwisata Kabupaten Jayapura, maka dapat dilakukan penambahan fasilitas pendukung seperti penginapan yang lebih hidup. Diharapkan dalam setiap
permukiman sudah memiliki prasarana dan sarana dasar untuk sanitasi lingkungan, terutama untuk persampahan, saluran air kotorhujan, pembuangan rumah tangga, dan lainnya, agar
terwujud permukiman yang sehat dan teratur. Salah satu prasarana lingkungan yang penting untuk segera diadakan Tempat Pembungan Akhir Sampah yang letaknya sebainya jauh dari
konsentrasi perumahan. Berdasarkan RTRW Kabupaten Jayapura pembagian WP serta fungsi pengembangan
kecamatan Depapre pendukungnya, baik untuk skala lokal, regional, nasional, dan internasional. Rencana pengembangan fasilitas kawasan perkotaan di Kabupaten Jayapura. Untuk wilayah
perkotaan Distrik Depapre dalam fungsi wilayahnya akan dikembangkan pengembangan pelabuhan peti kemas, pariwisata, industri, kehutanan, pertambangan, dan perikanan laut.
Rencana pengembangan fasilitas yang ingin dikembangkan yaitu:
Pengembangan permukiman penduduk,
Pengembangan fasilitas pendidikan, peribadatan serta perdagangan dan jasa penunjang kegiatan masyarakat,
Pengembangan prasarana dan sarana perikanan yaitu Dermaga, dan tempat pelelangan
ikan,
Pengembangan industri pengelohan hasil perikanan
Pengembangan wisata pemandian alam
Pembangunan pelabuhan peti kemas lengkap dengan kantor pengendali dan fasilitas penunjang
Pembangunan jalan khusus peti kemas
Dalam pengembangan sebuah objek wisata dibutuhkan adanya fasilitas yang berfungsi sebagai pelengkap dan untuk memenuhi berbagai kebutuhan wisatawan yang bermacam-macam.
Menurut Bukart dan Medlik 1974 ; 133, fasilitas bukanlah merupakan faktor utama yang dapat menstimulasi kedatangan wisatawan ke suatu destinasi wisata, tetapi ketiadaan fasilitas dapat
menghalangi wisatawan dalam menikmati atraksi wisata. Pada intinya, fungsi fasilitas haruslah bersifat melayani dan mempermudah kegiatan atau aktivitas pengunjungwisatawan yang
dilakukan dalam rangka mendapat pengalaman rekreasi. Di samping itu, fasilitas dapat pula menjadi daya tarik wisata apabila penyajiannya disertai dengan keramahtamahan yang
menyenangkab wisatawan, dimana keramah tamahan dapat mengangkat pemberian jasa menjadi suatu atraksi wisata. Bovy dan Lawson 1979;9 menyebutkan bahwa fasilitas adalah atraksi
buatan manusia yang berbeda dari daya tarik wisata yang lebih cenderung berupa sumber daya.
4.2.5 Kebijakan Berdasarkan Aspek Sosial Budaya.
Pada kebijakan Pemerintah yang ada pada RTRW Kabupaten Jayapura 2008-2028 bahwa dalam konsep Pariwisata dimana pada permukiman adat dengan arsitektur bangunan yang khas
Suku Papua dapat dijadikan daerah kunjungan wisatawan. Bangunan dengan sistemnya dapat dikemas sedemikian rupa tanpa mengurangi makna kesakralan maupun fungsi adatnya, dapat
dikembangkan dan dinikmati oleh wisatawan. Bila memungkinkan, bahkan beberapa rumah penduduk didorong untuk menerima wisatawan yang berminat bermalam dan merasakan
kehidupan asli Suku Papua. Dalam analisa sosial ekonomi membahas mengenai mata pencaharian penduduk, komposisi penduduk, angkatan kerja, latar belakang pendidikan
masyarakat sekitar, dan penyebaran penduduk dalam suatu wilayah. Hal ini perlu dipertimbangkan karena dapat menjadi suatu tolak ukur mengenai hak posisi pariwisata menjadi
sektor unggulan dalam suatu wilayah tertentu ataukah suatu sektor yang kurang. Menguntungkan