sedang memperlihatkan foto anaknya dan tangan sebelah kiri sedang memegang rokok.
F. Metode Validitas Data
Penulis melakukan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap gaya hidup dugem dan pola perilaku seks
bebas sebagai implikasinya pada mahasiswa di Semarang. Penulis melakukan pengamatan secara terus menerus dan memahami bahasa
subjek penelitian, hal ini dilakukan agar memperoleh data yang akurat mengenai mahasiswa yang mempunyai perilaku seks bebas sebagai
implikasi dari gaya hidup dugem. Penulis menggunakan teknik triangulasi data pada perilaku seks bebas sebaga implikasi dari gaya hidup dugem
pada mahasiswa di Semarang. Moleong 2007 : 330 menyatakan bahwa triangulasi data adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data tersebut. Sugiyono 2008 : 272 menyatakan bahwa teknik triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang diartikan sebagai
pengecekan dari berbagai cara dan waktu. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber dari Patton dalam Moleong,
2007 : 330. Berikut ini adalah teknik yang digunakan, yaitu :
1. Membandingkan data hasil observasi dengan hasil wawancara
Langkah yang
dilakukan penulis
antara lain
membandingkan hasil pengamatan mengenai gaya hidup dugem dan perilaku seks bebas dari mahasiswa di Semarang yang
mempunyai gaya hidup dugem melalui teman yang mempunyai gaya hidup yang sama, kegiatan keseharian, maupun sudut
pandang yang terkadang dapat tercermin dari perilaku dan gaya berbahasa dalam menanggapi masalah sehari-hari. Hasil
wawancara yang penulis peroleh dengan mahasiswa yang mempunyai gaya hidup dugem maupun perilaku seks bebas,
penulis membandingkan dengan hasil observasi yang dilakukan untuk mengetahui kondisi yang sesungguhnya.
Hasil di lapangan ketika penulis membandingkan hasil wawancara dengan subjek penelitian langsung yaitu mahasiswa
yang bergaya hidup dugem dan berperilaku seks bebas menunjukkan bahwa tidak semua yang dikatakan oleh informan
sesuai. Dari pengamatan bahwa mahasiswa di Semarang yang bergaya hidup dugem dan berperilaku seks bebas memiliki
kebiasaan yang dapat dikatakan menjadi gaya hidup yang kurang baik. Namun ketika wawancara langsung dengan mahasiswa di
Semarang yang bergaya hidup dugem dan berperilaku seks bebas, mereka mengatakan iya dan terkadang menolak pandangan atau
pendapat tersebut. Sedangkan ketika melakukan wawancara
dengan beberapa informan, ada yang membenarkan beberapa hal terkait dengan kehidupan mahasiswa yang bergaya hidup dugem
maupun berperilaku seks bebas. Hasil wawancara dengan DA dilaksanakan pada 16 Februari
2015, DA menyatakan bahwa manajemen waktunya sudah diatur dengan benar yaitu melakukan dugem jika esok harinya tidak ada
kegiatan perkuliahan. Namun hasil pengamatan observasi menunjukkan yang dinyatakan DA tidak benar. Selanjutnya
penulis melakukan perbandingan dan validitas data lebih kuat dari pengamatan atau observasi.
2. Membandingkan data yang dikatakan di depan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi. Penulis membandingkan apa yang dikatakan di depan
umum dengan yang dikatakan secara pribadai mengenai gaya hidup dugem dan perilaku seks bebas. Hasil di lapangan ketika
penulis membandingkan data yang dikatakan di depan umum dengan yang dikatakan secara pribadi dengan subjek penelitian
langsung yaitu mahasiswa yang bergaya hidup dugem dan berperilaku seks bebas menunjukkan bahwa tidak semua sesuai.
Hasil wawancara dengan MP yang dilaksanakan tanggal 21 Februari 2015, MP ketika di depan umum menyatakan tidak
pernah melakukan hubungan seks bebas, namun saat wawancara
yang dilakukan pribadi antara penulis, MP menyatakan pernah melakukan hubungan seks bebas.
G. Teknik Analisis Data