PENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP KESEIMBANGAN TUBUH LANSIA DI UNIT PELAYANAN TEKNIS SOSIAL LANJUT USIA PASURUAN

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu tolak ukur kemajuan bangsa adalah dilihat dari usia harapan hidup penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang cukup baik, maka makin tinggi pula harapan hidup penduduknya. Seiring meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk akan berpengaruh pada peningkatan usia harapan hidup (UHH) di Indonesia. Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2011 dalam buletin lansia 2013, pada tahun 2000-2005 UHH adalah 66,4 tahun (dengan persentase populasi lansia tahun 2000 adalah 7,74%), angka ini akan meningkat pada tahun 2045-2050 yang diperkirakan UHH menjadi 77,6 tahun (dengan persentase populasi lansia tahun 2045 adalah 28,68%). Begitu pula dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi peningkatan UHH. Pada tahun 2000 UHH di Indonesia adalah 64,5 tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,18%). Angka ini meningkat menjadi 69,43 tahun pada tahun 2010 (dengan persentase populasi lansia adalah 7,56%) dan pada tahun 2011 menjadi 69,65 tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,58%). Berdasarkan data di atas suatu saat di Indonesia akan terjadi ledakan jumlah lanjut usia yang disebut dengan istilah Gerontology Boom.

Lansia adalah merupakan kelompok penduduk yang memiliki usia 60 tahun ke atas (Setianto, 2004). Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan


(2)

2

perubahan anatomis, fisiologis dan biokimia pada tubuh, sehinga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara menyeluruh (Depkes RI, 2001). Penuaan bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian (Nugroho, 2008).

Ada dua faktor yang mempengaruhi proses penuaan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal di tandai dengan adanya penurunan anatomik yang meliputi saraf pusat dan otak, sistem kardiovaskuler, sistem pernapasan, sistem metabolisme, sistem eksresi dan muskuloskeletal (Martono, 2009). Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi proses penuaan antara lain, gaya hidup, lingkungan dan pekerjaan. Proses penuaan akan berjalan cepat apabila jarang melakukan aktivitas fisik, perokok, nutrisi yang tidak teratur, kurang tidur, radikal bebas dan polusi udara. Hal ini akan memicu akumulasi zat-zat beracun dalam tubuh yang mengakibatkan distorsi metabolik dan struktural penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmojo & Martono, 2004).

Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, timbul keriput, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, mudah lelah, gerakan menjadi lambat dan kurang lincah, serta figure tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2008). Perubahan-perubahan yang berhubungan dengan usia berperan terhadap gangguan keseimbangan pada lanjut usia adalah penurunan propioseptif dikaki,


(3)

3

peningkatan goyangan postural, penurunan sensasi getaran pada bagian distal ekstremitas bawah, penurunan ketajaman penglihatan, penurunan kecepatan bereaksi, penurunan kekuatan,dan penurunan lingkup gerak sendi (Goldstein, 1991). Usia tua sering kali di kaitkan dengan penurunan input propioseptif, proses degeneratif pada sistem vestibuler, refleks melambat dan penurunan kekuatan otot yang dapat mempengaruhi gaya berjalan serta postur tubuh (Pudjiastuti & Utomo, 2003)

Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan posisi tubuh baik statis maupun dinamis terhadap gaya gravitasi yang melibatkan koordinasi kompleks antara sistem vestibuler, sistem visual dan proprioseptor (di kulit, tendo dan otot) yang di atur oleh serebellum sebagai respon terhadap lingkungan sekitar (O’Sullivan dkk, 2013) Keseimbangan merupakan masalah yang sangat penting dalam rehabilitasi lanjut usia, sama halnya dengan fungsi kehidupan lainnya seperti bidang kognitif, emosional, fisik, sosial dan lingkungan. Permasalahan yang di alami oleh lansia yang berhubungan dengan gangguan keseimbangan adalah penurunan kekuatan dan kontraksi otot, elastisitas dan fleksibilitas otot, penurunan fungsi somatosensori, gangguan sistem vestibular dan visual (Lord and Menz, 2000 dalam Abrahamova, 2008). Hal ini yang menyebabkan lansia rentan mengalami resiko jatuh.

Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihat kejadian, yang mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/ terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Darmojo & Martono, 2004). Di Indonesia ada sekitar 30-50% dari populasi lanjut usia yang mengalami jatuh setiap tahunnya dan separuh dari angka tersebut mengalami jatuh


(4)

4

berulang (Nugroho, 2008). Pada tahun 2001 tercatat 15 pasien lansia (dari 146 pasien) yang dirawat karena instabilitas dan sering jatuh. Pada tahun 1999 tercatat 25 pasien, 2000 tercatat 31 pasien, dan 2001 tercatat 42 pasien yang harus dirawat karena fraktur femur akibat jatuh (Maryam, 2008). Berdasarkan data di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa insiden jatuh pada lansia setiap tahunnya semakin meningkat.

Upaya pencegahan merupakan langkah yang harus di lakukan untuk menghindari komplikasi akibat jatuh. Penurunan keseimbangan dapat diperbaiki dengan melakukan aktifitas fisik, di antaranya adalah dengan senam otak (Wahyuni & Herawati, 2004). Senam otak merupakan serangkain latihan gerak sederhana yang membantu mengoptimalkan fungsi dari segala macam pusat yang ada di otak manusia. Senam ini dapat memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak, meningkatkan daya ingat dan konsentrasi, meningkatkan energi tubuh, mengatur tekanan darah, meningkatkan penglihatan, keseimbangan jasmani, dan koordinasi tubuh (Dennison, 2002). Latihan senam otak akan dapat membantu menyeimbangkan fungsi otak. Baik itu otak kanan dan otak kiri (dimensi lateralitas), otak belakang/ batang otak dan otak depan/frontal lobes (dimensi pemfokusan) serta sistem limbis (misbrain) dan otak besar/cerebral cortex (dimensi pemusatan), dalam senam otak terdapat gerakan-gerakan terkoordinasi yang dapat menstimulasi kerja otak sehingga lebih aktif (Dennison, 2006).

Manfaat senam otak sebagai alternatif untuk meningkatkan keseimbangan lansia telah di teliti oleh (Wahyuni & Herawati, 2004) dengan judul perbedaan pengaruh senam otak dan senam lansia terhadap keseimbangan pada lanjut usia. Pada penelitian tersebut keduanya memberikan pengaruh yang positif bagi keseimbangan, tetapi senam otak


(5)

5

mempunyai pengaruh yang lebih karena kebanyakan lansia mengalami kemunduran otak. Oleh sebab itu senam tersebut dapat digunakan sebagai alternatif untuk melatih kebugaran fisik secara umum bagi lansia.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2014 terdapat 12 orang atau 11,88 persen yang mengalami jatuh dari total populasi 99 orang pada tahun 2013. Menurut pengurus panti penelitian tentang senam otak belum pernah dilakukan dan belum pernah dilakukan di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan. Kegiatan senam otak tidak memerlukan waktu khusus dan mudah untuk dilakukan kapan saja dan dimana saja secara mandiri. Gerakan senam otak bersifat lambat menyelaraskan pola gerak otot, sistem pernafasan dan tidak membebani kerja jantung. Selain itu, senam otak juga merupakan kegiatan yang menyenangkan karena didalamnya terdapat permainan-permainan yang mengasah otak. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti “ pengaruh senam otak terhadap keseimbangan lansia”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : “ Adakah pengaruh senam otak (brain gym) terhadap keseimbangan tubuh lansia.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam otak (brain gym) pada keseimbangan lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan.


(6)

6

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat keseimbangan lansia sebelum di lakukan terapi senam otak di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan.

2. Mengidentifikasi tingkat keseimbangan lansia setelah dilakukan terapi senam otak di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan.

3. Menganalisis pengaruh senam otak (Brain Gym) terhadap keseimbangan lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan.

4. Mengidentifikasi karakter responden yang terdiri dari: usia, jenis kelamin dan tingkat aktivitas.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Pasien

Manfaat penelitian ini agar pasien dapat melakukan senam otak secara mandiri dan aktif, supaya mendapatkan hasil yang diinginkan untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

1.4.2. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti dalam menyusun penelitian dan melakukan tindakan penatalaksanaan senam otak untuk meningkatkan keseimbangan pada lansia.

1.4.3. Bagi Pihak Panti

Semoga hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pengurus panti atau pengurus lansia yang lain, bahwa manfaat senam otak memberikan pengaruh terhadap keseimbangan lansia sehingga dapat mengurangi resiko jatuh pada lansia.


(7)

7

1.4.4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan dasar atau rujukan dalam mengembangkan penelitian selanjutnya terkait program dan teknik terapi senam otak pada lansia dengan penurunan keseimbangan, dan juga mengembangkan penelitian yang telah ada.

1.4.5. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengembangan intervensi keperawatan pada lansia sebagai upaya promotif dan preventif untuk mengantisipasi risiko jatuh.

1.5. Keaslian Penelitian

Penelitain yang sudah pernah dilakukan dan diketahui peneliti terkait dengan penelitian ini adalah:

1. Pipit Festi (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh brain gym terhadap peningkatan fungsi kognitif lansia dikarang werdha peneleh Surabaya dengan variabel 20 responden dari 37 lansia yang berada di dikarang werdha peneleh Surabaya. Perbedaan dari penelitian ini adalah terletak pada variabel yang diteliti dependen tentang fungsi kognitif. Penelitian dilakukan selama 1 bulan 2 kali dalam sehari. Gerakan-gerakan pada brain gym dapat memberikan rangsangan atau stimulus pada otak, gerakan yang menimbulkan stimulus itulah yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif (kewaspadaan, konsentrasi, kecepatan, persepsi, belajar, memori, pemecahan masalah dan kretifitas), meningkatkan oksigen ke otak, meningkatkan keseimbangan dan harmonisasi antara kontrol emosi dan logika, mengoptimalkan fungsi kinerja panca indra, menjaga


(8)

8

kelenturan dan keseimbangan tubuh, meningkatkan daya ingat, meningkatkan ketajaman pendengaran dan penglihatan.

2. Wahyuni & Herawati (2004) telah melakukan penelitian dengan judul perbedaan pengaruh senam otak dan senam lansia terhadap keseimbangan pada orang lanjut usia. Perbedaan dari penelitian ini terletak pada variabel dan skala pengukuran keseimbangan. penelitian tersebut mengunakan 3 variabel dan menggunakan alat ukur time up and go test. Penelitian ini di lakukan selama 8 minggu dengan intensitas 1 minggu 3 kali pertemuan yang dilaksanakan di Panti Werda Dharma Bakti Surakarta. Senam otak dapat memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak, meningkatkan daya ingat dan konsentrasi, meningkatkan energi tubuh, meningkatkan penglihatan, keseimbangan jasmani dan koordinasi tubuh sehingga mampu menstimulasi otak untuk melakukan proses plastisitas.

1.6. Batasan Penelitian

Menghindari luasnya pembahasan dan kajian dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi penelitian pada:

1. Peneliti hanya meneliti lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan. 2. Peneliti hanya meneliti lansia dengan penurunan keseimbangan yang kooperatif

di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan.

3. Peneliti hanya meneliti skala keseimbangan pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan.


(9)

i

PENGARUH SENAM OTAK (

BRAIN GYM

) TERHADAP

KESEIMBANGAN TUBUH LANSIA DI UNIT

PELAYANAN TEKNIS SOSIAL

LANJUT USIA PASURUAN

SKRIPSI

Oleh :

AFIF NASRUDIN RUSULI

NIM. 201010420311216

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015


(10)

ii

PENGARUH SENAM OTAK (

BRAIN GYM

) TERHADAP

KESEIMBANGAN TUBUH LANSIA DI UNIT

PELAYANAN TEKNIS SOSIAL

LANJUT USIA PASURUAN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

AFIF NASRUDIN RUSULI

NIM. 201010420311216

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015


(11)

(12)

(13)

v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Afif Nasrudin Rusuli NIM : 201010420311216

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Keseimbangan Tubuh Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Malang, 12 Januari 2015 Yang membuat Pernyataan,

Afif Nasrudin Rusuli NIM.201010420311216


(14)

vi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Puji Syukur Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh senam otak (Brain Gym) Terhadap

Keseimbangan Tubuh Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan”.

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep.) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan dengan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak dengan hati yang tulus kepada :

1. Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kom., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Aini Alifatin, S.Kp., M.Kep., selaku Pembimbing I yang telah sabar memberikan bimbingan dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Henik Tri Rahayu, S.Kep,Ns., MS., selaku Pembimbing II yag telah memberikan bimbingan dan arahan dalam menyusun skripsi ini.

5. Orang tua yang tiada hentinya memberikan kasih sayang dan mendoakan penulis serta kakak-kakak yang turut memberikan dukungan kepada penulis. 6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan


(15)

vii

7. UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan sebagai tempat untuk berlangsungnya penelitian ini.

8. Mbah-mbah UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan yang telah bersedia meluangkan waktu dan bersedia menjadi responden.

9. Teman-teman khususnya PSIK E 2010 dan sahabat-sahabat tercinta yang turut serta memberikan dukungan.

10. Dan semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita mnuju kebaikan dan selalu menganugarahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Akhir kata penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bidang keperawatan. Amin.

Malang, 12 Januari 2015


(16)

viii

ABSTRACT

The Influence of Brain Gym Towards Elderly’s Balance of The Body In Social Services For Elderly of Pasuruan

Afif Nasrudin Rusuli 1, Aini Alifatin, S.Kp., M.Kep 2, Henik Tri Rahayu, S.Kep.,Ns., Ms

3.

The background: Aging is a process that are decreased the ability of tissue to improve and maintain the structure and function of an organ’s slowly, so that the elderly are vulnerable to diseases. On the elder happened changes in brain cells become thin and a decline in muscle power, the elderly slow in receive response and sluggish to move, it causing the elderly has decreased the balance.

Research methods: The design of this research using pre-experimental research design (one group pretest and posttest design). The characteristics of this research is comparing between before and after done in one group intervention without the control group. The study was conducted during eight weeks ( 24 meeting ) in October and December at elderly social services in Pasuruan, the subject of this research consists of 16 for the elderly with the age of over 60 years. Sampling techniques used sampling purposive, the result of this research analyzed using wilcoxon test.

The results of the study: From 16 seniors who did brain gym, consisting of 2 men and 14 women, the results obtained before the intervention brain gym elderly have balance being. After doing the intervention of brain gym obtained 31 % elderly have good balance and 69 % elderly have balance being. Based on the result analysis of the trial data wilcoxon, it obtained P value 0,026<0.05. In conclusion H1 is accepted.

Conclusion: There is a relationship between the brain gym against the balance of the body at UPT for the elderly social services in Pasuruan.

Password: brain gym, balance for the elderly, Berg balance scale

____________________________________________________________________

1 .Students study progam of nursing , the faculty of health , the university of muhammadiyah Malang. 2 .Lecturers study program in nursing, the faculty of health , the university of muhammadiyah Malang. 3 .Lecturers study program in nursing, the faculty of health , the university of muhammadiyah malang.


(17)

ix

ABSTRACK

Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Keseimbangan Tubuh Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan

Afif Nasrudin Rusuli 1, Aini Alifatin, S.Kp., M.Kep 2, Henik Tri Rahayu, S.Kep.,Ns., Ms 3

.

Latar Belakang : Menua merupakan suatu proses menghilangnya secara berlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki dan mempertahankan struktur fungsi organ, sehingga lansia rentan terhadap penyakit. Pada lansia terjadi perubahan sel-sel otak menjadi tipis dan terjadi penurunan kekuatan otot, lansia lamban menerima respon dan lamban untuk bergerak, sehingga menyebabkan lansia mengalami penurunan keseimbangan.

Metode Penelitian : Desain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Pra-experimental (one group pretest and posttest design). Ciri dari penelitian ini adalah membandingkan antara sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada satu kelompok tanpa kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan selama 8 minggu (24 kali pertemuan) pada bulan Oktober sampai Desember di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan, subyek penelitian ini terdiri dari 16 lansia dengan usia diatas 60 tahun. Teknik sampling menggunakan purposive sampling , hasil penelitian ini dianalisis menggunakan Uji Wilcoxon.

Hasil Penelitian : Dari 16 lansia yang melakukan senam otak, terdiri dari 2 laki-laki dan 14 perempuan, didapatkan hasil sebelum intervensi senam otak lansia memiliki keseimbangan sedang. Setelah melakukan intervensi senam otak didapatkan 31% lansia memiliki keseimbangan baik dan 69% lansia memiliki keseimbangan sedang. Berdasarkan Hasil Analisis data uji Wilcoxon, didapatkan hasil P 0,026 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan H1 diterima.

Keseimpulan : Ada hubungan antara senam otak (Brain Gym) terhadap keseimbangan tubuh lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan.

Kata Kunci : Senam Otak, Keseimbangan Lansia, Berg Balance Scale

____________________________________________________________________

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.


(18)

x

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ... i

Halaman Judul ... ii

Lembar Persetujuan ... iii

Lembar Pengesahan ... iv

Surat Pernyataan Keaslian Penelitian ... v

Kata Pengantar ... vi

Abstract ... viii

Abstrak ... ix

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Bagi Pasien ... 6

1.4.2 Bagi Peneliti ... 6

1.4.3 Bagi Pihak Panti ... 6

1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 7

1.4.5 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan ... 7

1.5 Keaslian Penelitian ... 7

1.6 Batasan Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Konsep Lansia ... 9

2.1.1 Pengertian Lansia ... 9

2.1.2 Batasan Umur Lanjut Usia ... 10

2.1.3 Perubahan Tubuh Pada Lansia ... 11

2.1.4 Fungsi Motorik Pada Lansia ... 14

2.1.5 Fungsi Sensorik Pada Lansia ... 15

2.1.6 Fungsi Sensomotorik Pada Lansia ... 15

2.2 Konsep Keseimbangan ... 15

2.2.1 Pengertian Keseimbangan ... 15


(19)

xi

2.2.3 Jenis-Jenis Keseimbangan ... 20

2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan ... 20

2.2.5 Gangguan Keseimbangan Pada Lansia ... 21

2.2.6 Penilaian Keseimbangan dengan Berg Balance Scale ... 23

2.3 Konsep Senam Otak (Brain Gym) ... 23

2.3.1 Pengertian Senam Otak (Brain Gym) ... 23

2.3.2 Mekanisme Kerja Senam Otak (Brain Gym) ... 24

2.3.3 Prinsip-prinsip Senam Otak (Brain Gym) ... 25

2.3.4 Prosedur Pelaksanaan Senam Otak (Brain Gym) ... 27

2.3.5 Macam-macam Gerakan Senam Otak (Brain Gym) ... 30

2.3.6 Manfaat Senam Otak Terhadap Keseimbangan ... 47

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 49

3.1 Kerangka Konsep ... 49

3.2 Uraian Kerangka Konsep ... 50

3.3 Hipotesis Penelitian ... 51

BAB IV METODE PENELITIAN ... 52

4.1 Desain Penelitian ... 52

4.2 Kerangka Kerja Penelitian (Frame Work) ... 53

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling ... 54

4.3.1 Populasi Penelitian ... 54

4.3.2 Sampel Penelitian... 54

4.3.3 Tekhnik Sampling ... 54

4.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 55

4.4.1 Kriteria Inklusi ... 55

4.4.2 Kriteria Eksklusi ... 55

4.5 Variabel Penelitian ... 56

4.5.1 Variabel Dependen ... 56

4.5.2 Variabel Independen ... 56

4.6 Definisi Operasional ... 56

4.7 Tempat dan Waktu Penelitian ... 62

4.8 Instrumen Penelitian ... 62

4.9 Prosedur Pengumpulan Data ... 62

4.9.1 Tahap Persiapan ... 62

4.9.2 Tahap Pelaksanaan ... 63

4.9.3 Tahap Pengolahan data... 63

4.10 Analisa Data ... 64

4.11 Etika Penelitian ... 64

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 66


(20)

xii

5.1.1 karakteristik responden berdasarkan usia ... 67

5.1.2 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 67

5.1.3 karakteristik responden berdasarkan tingkat aktivitas ... 68

5.2 Data khusus responden berdasarkan tingkat keseimbangan ... 69

5.2.1 Data responden sebelum intervensi senam otak ... 69

5.2.2 Data responden sesudah intervensi senam otak ... 69

5.2.3 Data perbedaan skala keseimbangan sebelum dan sesudah ... 70

5.2.4 Pengaruh pemberian intervensi senam otak ... 71

BAB VI PEMBAHASAN ... 73

6.1 Gambaran tingkat keseimbangan sebelum diberikan intervensi ... 73

6.2 Gambaran tingkat keseimbangan sesudah diberikan intervensi ... 75

6.3 Pengaruh senam otak terhadap keseimbangan lansia ... 77

6.4 Keterbatasan Penelitian ... 80

6.5 Implikasi untuk perawat ... 81

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

7.1 Kesimpulan ... 83

7.2 Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

LAMPIRAN ... 90


(21)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rancangan Pre-Postest (One-Group Pre-post Test Design) ... 52

Tabel 4.2 Kerangka Kerja Penelitian... 53

Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi Respondn Berdasarkan Usia ... 67

Tabel 5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67

Tabel 5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Aktivitas ... 68

Tabel 5.2.1 Data Responden Sebelum Senam Otak ... 69

Tabel 5.2.2 Data Responden Setelah Senam Otak ... 69


(22)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gerakan Menyilang ... 31

Gambar 2.2 Gerakan 8 Tidur ... 32

Gambar 2.3 Gerakan Coretan Ganda ... 32

Gambar 2.4 Gerakan Gajah ... 33

Gambar 2.5 Gerakan Putaran Leher ... 34

Gambar 2.6 Gerakan Olengan Pinggul ... 34

Gambar 2.8 Gerakan Pengisi Energi ... 36

Gambar 2.9 Gerakan Burung Hantu ... 37

Gambar 2.10 Gerakan Mengaktifkan Tangan ... 37

Gambar 2.11 Gerakan Lambaian Kaki ... 38

Gambar 2.12 Gerakan Pompa Betis ... 39

Gambar 2.13 Gerakan Luncuran Gravitasi ... 40

Gambar 2.14 Gerakan Pasang Kuda-kuda ... 40

Gambar 2.15 Gerakan Sekelar Otak ... 42

Gambar 2.16 Gerakan Tombol Bumi ... 43

Gambar 2.17 Gerakan Tombol Imbang ... 43

Gambar 2.18 Gerakan Tombol Angkasa ... 44

Gambar 2.19 Gerakan Menguap Berenergi ... 45

Gambar 2.20 Gerakan Kait Relaks ... 46

Gambar 2.21 Gerakan Titik Positif ... 46

Gambar 2.22 Gerakan Pasang Telinga ... 47


(23)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 90

Lampiran 2 SOP Senam Otak (Brain Gym) ... 91

Lampiran 3 Instrumen Penilaian Keseimbangan ... 97

Lampiran 4 Identitas Responden ... 102

Lampiran 5 Gambaran tingkat aktivitas lansia ... 103

Lampiran 6 Tanggapan Responden Selama Tindakan Senam Otak ... 104

Lampiran 7 Data Pre dan Post Intervensi ... 106

Lampiran 8 Tabulasi Data Pretest dan Posttes ... 107

Lampiran 9 Hasil Analisis Uji Wilcoxon... 108

Lampiran 10 Surat Keterangan Penelitian ... 109


(24)

86

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, alimul. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta

Abrahamova, D., & Hlavacka, F. (2008). Age-Related Changes of Human Balance During Quiet Stance. Institute of Normal and Pathological Physiology, 57: 957-964.

Annafisah, Z,. Rosdiana, I,. (2012). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Keseimbangan Tubuh Yang Diukur Menggunakan Romberg Test Pada Lansia Sehat. Sains Medika. 4(2):142-146).p

Aziz, alimul. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika

Berman, A., & Kozier, B. (2009). Buku ajar praktik keperawatan klinis edisi 5. Jakarta: EGC.

Barnedh, Husain. (2006). Penilaian keseimbangan menggunakan skala keseimbangan berg pada lansia di kelompok lansia puskesmas tebet. Tesis. FKUI.

Dennison, Paul E. (2006). Buku Panduan Lengkap Brain Gym (Senam Otak). Jakarta: gramedia .

Dennison, E.P., & Dennison, E.G. (2002). Brain gym (senam otak) buku panduan lengkap. Jakarta: Grasindo.

Doewes, Muchsin. (2009). Exercise and Brain Health in Elderly. Folia Medica Indonesiana, 45(2), 161-164

Darmojo, B.R, & Martono, H.H. (2004). Buku ajar Geriatrik; Ilmu kesehatan lanjut usia. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Dennison, E, Paul. (2006). Brain Gym and me. Jakarta: Gramedia Widiasarana. Effendi, F., & Makhfudli. (2009).keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik

keperawatan. Jakarta:Salemba Medika.

Furman,M.J., Cass,P.S., & Whitney, L. S. (2010). Vestibular disorders. New York: Oxford University Press.


(25)

87

Ganong, F. W. (2002). Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 22. Jakarta: EGC.

Gunardi, santoso. (2008). Sistem pendengaran dan keseimbangan. Jakarta: fakultas kedokteran universitas Indonesia.

Guyton & Hall. (2008). Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 11. Jakarta: EGC. Gindberg, Lionel. (2008). Lecture Notes: Neurologi. Jakarta: Erlangga.

Hawari, Dadang. (2001). Manajemen stress cemas dan depresi. Jakarta: Gaya baru.

Irwansyah. (2006). Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Jakarta: Grafindo media pratama.

Hadi, Sutrisno. (1983). Bimbingan Penulisan Skripsi dan Thesis. Yogyakarta: Andi Offset Irfan, Muhammad. (2012). Fisioterapi bagi insane stroke. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Karwowski, Waldemar. (2006). International encyclopedia of ergonomics and human factors. United States of America. CRC press taylor & francis group.

Kusnanto. Indrawati, R., & Mufidah, N. (2007). Peningkatan stabilitas postural pada lansia melalui balance exercise. Media Ners, 1, ( 49), 2087-7811

Lumbantobing. (2014). Neurologi klinik pemeriksaan fisik dan mental. Jakarta: fakultas kedokteran universitas Indonesia.

Maryam, S.R. (2008). Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. Muhammad, as’adi. (2013). Tutorial senam otak untuk umum. Jogjakarta: Flashbooks.

Markam, Soemarmo. (2005). Latihan vitalisasi otak. Jakarta: Grasindo gramedia widiasarana.

Meiner, E, Sue. (2011). Gerontologic nursing fourth edition. United States of America. Elsevier Bosby.

Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta: salemba medika.

Nugroho, W. (2008). Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Nugroho, W. (2000). Keperawatan gerontik. Jakarta: EGC.

Nadesul, handrawan. (2011).menayangi otak menjaga kebugaran, mencegah penyakit, memilih makanan.Jakarta.kompas media. Nusantara.


(26)

88

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Reneka Cipta.

Oktaviana, sri. Sitepu. Rusdi, Iwan. (2012). Pengetahuan dan sikap keluarga tentang pencegahan kejadian jatuh pada lansia di kelurahan pahlawan binjai. Di akses pada tanggal 08 mei 2014 dari http://jurnal.usu.ac.id/index.php/jkh/article/view/319

O’Sullivan. Thomas., & Smith. (2013). Physical Rehabilitation. United States of America: Library of Conggres Cataloging in Publication Data.

Pudjiastuti., & Utomo, B. (2003). Fisioterapi pada lansia. Jakarta: EGC.

Price, A.S., & Wilson, M.L. (2005). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: EGC.

Padila. (2013). Buku ajar keperawatan gerontik. Yogyakarta: Nuha medika.

Perrin PP, Guachard GC, Perrot C et al. Effects of Physical and Sporting Activities on Balance Control In Elderly People. Br J Sport Med 1999;33: 121-126.

Rodney, A, S,. Kiersten, L, B,. Abigail, L, K,.& dkk. On Aerobic Exercise And Behavioral And Neural Plasticity. Brain Science 2012: 2076-3425.

Snell, S, Richard. (2006). Neuro anatomi klinik. Jakarta: EGC.

Setiati, Harimurti & Roosheroe. (2006). Kognitif pada lansia . (http://repository.usu.ac.id). Diakses 22 april 2014.

Setyoadi., & Kushariyadi. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika.

Santoso, Hanna & Ismail, Andar. (2009). Memahami Krisis Lanjut Usia. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Swarjana, I.K. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta. CV Andi Offset.

Stanley, M. & Beare, P, G. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC.

Sopiyudin, Dahlan. (2013). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.


(27)

89

Tinetti ME. Preventing Falls In Elderly Person. N Engl J Med 2003: 348 (1): 42-49.

Praag, H,V,. Subert, T,. Zhao,C,. Gage, F, H,. Exercise Enhances Learning and Hippocampal Neurogenesis in Aged Mice. J Neurosci 2005;25(38):8680-5.

Paisak, Taufiq. (2009). Unlimited Potency of The Brain. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Wahyuni., & Herawati, Isnaini. (2004). Perbedaan pengaruh senam otak dan senam lansia terhadap keseimbangan pada lanjut usia. Infokes, 8 (1), 14111-9352

Wilson, J.V. Goldberg, M.J., & Cullen, E.k. (2012). The Vestibular System A Sixth Sense. New York: Oxford University Press.

Wavell Kb, Athersmith. LE, Jones PRM et, al. Brisk Walking and Postural Stability: A crosssectional study in post menopausal women. Gerontology 1998:44 :288-292. Weuve, J., Kang, J. H., Manson, J. E., Breteler, M. B., Ware, J. H and Grodstein, F.2004.

Physical activity, including walking and cognitive function in older women. JAMA, 292(12):1454-1461.


(1)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gerakan Menyilang ... 31

Gambar 2.2 Gerakan 8 Tidur ... 32

Gambar 2.3 Gerakan Coretan Ganda ... 32

Gambar 2.4 Gerakan Gajah ... 33

Gambar 2.5 Gerakan Putaran Leher ... 34

Gambar 2.6 Gerakan Olengan Pinggul ... 34

Gambar 2.8 Gerakan Pengisi Energi ... 36

Gambar 2.9 Gerakan Burung Hantu ... 37

Gambar 2.10 Gerakan Mengaktifkan Tangan ... 37

Gambar 2.11 Gerakan Lambaian Kaki ... 38

Gambar 2.12 Gerakan Pompa Betis ... 39

Gambar 2.13 Gerakan Luncuran Gravitasi ... 40

Gambar 2.14 Gerakan Pasang Kuda-kuda ... 40

Gambar 2.15 Gerakan Sekelar Otak ... 42

Gambar 2.16 Gerakan Tombol Bumi ... 43

Gambar 2.17 Gerakan Tombol Imbang ... 43

Gambar 2.18 Gerakan Tombol Angkasa ... 44

Gambar 2.19 Gerakan Menguap Berenergi ... 45

Gambar 2.20 Gerakan Kait Relaks ... 46

Gambar 2.21 Gerakan Titik Positif ... 46

Gambar 2.22 Gerakan Pasang Telinga ... 47


(2)

xv

Lampiran 2 SOP Senam Otak (Brain Gym) ... 91

Lampiran 3 Instrumen Penilaian Keseimbangan ... 97

Lampiran 4 Identitas Responden ... 102

Lampiran 5 Gambaran tingkat aktivitas lansia ... 103

Lampiran 6 Tanggapan Responden Selama Tindakan Senam Otak ... 104

Lampiran 7 Data Pre dan Post Intervensi ... 106

Lampiran 8 Tabulasi Data Pretest dan Posttes ... 107

Lampiran 9 Hasil Analisis Uji Wilcoxon... 108

Lampiran 10 Surat Keterangan Penelitian ... 109


(3)

86

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, alimul. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta

Abrahamova, D., & Hlavacka, F. (2008). Age-Related Changes of Human Balance During Quiet Stance. Institute of Normal and Pathological Physiology, 57: 957-964. Annafisah, Z,. Rosdiana, I,. (2012). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Keseimbangan Tubuh

Yang Diukur Menggunakan Romberg Test Pada Lansia Sehat. Sains Medika. 4(2):142-146).p

Aziz, alimul. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika

Berman, A., & Kozier, B. (2009). Buku ajar praktik keperawatan klinis edisi 5. Jakarta: EGC.

Barnedh, Husain. (2006). Penilaian keseimbangan menggunakan skala keseimbangan berg pada lansia di kelompok lansia puskesmas tebet. Tesis. FKUI.

Dennison, Paul E. (2006). Buku Panduan Lengkap Brain Gym (Senam Otak). Jakarta: gramedia .

Dennison, E.P., & Dennison, E.G. (2002). Brain gym (senam otak) buku panduan lengkap. Jakarta: Grasindo.

Doewes, Muchsin. (2009). Exercise and Brain Health in Elderly. Folia Medica Indonesiana,

45(2), 161-164

Darmojo, B.R, & Martono, H.H. (2004). Buku ajar Geriatrik; Ilmu kesehatan lanjut usia. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Dennison, E, Paul. (2006). Brain Gym and me. Jakarta: Gramedia Widiasarana. Effendi, F., & Makhfudli. (2009).keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik

keperawatan. Jakarta:Salemba Medika.

Furman,M.J., Cass,P.S., & Whitney, L. S. (2010). Vestibular disorders. New York: Oxford University Press.


(4)

Ganong, F. W. (2002). Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 22. Jakarta: EGC.

Gunardi, santoso. (2008). Sistem pendengaran dan keseimbangan. Jakarta: fakultas kedokteran universitas Indonesia.

Guyton & Hall. (2008). Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 11. Jakarta: EGC. Gindberg, Lionel. (2008). Lecture Notes: Neurologi. Jakarta: Erlangga.

Hawari, Dadang. (2001). Manajemen stress cemas dan depresi. Jakarta: Gaya baru.

Irwansyah. (2006). Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Jakarta: Grafindo media pratama.

Hadi, Sutrisno. (1983). Bimbingan Penulisan Skripsi dan Thesis. Yogyakarta: Andi Offset Irfan, Muhammad. (2012). Fisioterapi bagi insane stroke. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Karwowski, Waldemar. (2006). International encyclopedia of ergonomics and human factors. United States of America. CRC press taylor & francis group.

Kusnanto. Indrawati, R., & Mufidah, N. (2007). Peningkatan stabilitas postural pada lansia melalui balance exercise. Media Ners, 1, ( 49), 2087-7811

Lumbantobing. (2014). Neurologi klinik pemeriksaan fisik dan mental. Jakarta: fakultas kedokteran universitas Indonesia.

Maryam, S.R. (2008). Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. Muhammad, as’adi. (2013). Tutorial senam otak untuk umum. Jogjakarta: Flashbooks.

Markam, Soemarmo. (2005). Latihan vitalisasi otak. Jakarta: Grasindo gramedia widiasarana.

Meiner, E, Sue. (2011). Gerontologic nursing fourth edition. United States of America. Elsevier Bosby.

Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta: salemba medika.

Nugroho, W. (2008). Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Nugroho, W. (2000). Keperawatan gerontik. Jakarta: EGC.

Nadesul, handrawan. (2011).menayangi otak menjaga kebugaran, mencegah penyakit, memilih makanan.Jakarta.kompas media. Nusantara.


(5)

88

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Reneka Cipta.

Oktaviana, sri. Sitepu. Rusdi, Iwan. (2012). Pengetahuan dan sikap keluarga tentang pencegahan kejadian jatuh pada lansia di kelurahan pahlawan binjai. Di akses pada tanggal 08 mei 2014 dari http://jurnal.usu.ac.id/index.php/jkh/article/view/319

O’Sullivan. Thomas., & Smith. (2013). Physical Rehabilitation. United States of America: Library of Conggres Cataloging in Publication Data.

Pudjiastuti., & Utomo, B. (2003). Fisioterapi pada lansia. Jakarta: EGC.

Price, A.S., & Wilson, M.L. (2005). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: EGC.

Padila. (2013). Buku ajar keperawatan gerontik. Yogyakarta: Nuha medika.

Perrin PP, Guachard GC, Perrot C et al. Effects of Physical and Sporting Activities on Balance Control In Elderly People. Br J Sport Med 1999;33: 121-126.

Rodney, A, S,. Kiersten, L, B,. Abigail, L, K,.& dkk. On Aerobic Exercise And Behavioral And Neural Plasticity. Brain Science 2012: 2076-3425.

Snell, S, Richard. (2006). Neuro anatomi klinik. Jakarta: EGC.

Setiati, Harimurti & Roosheroe. (2006). Kognitif pada lansia . (http://repository.usu.ac.id). Diakses 22 april 2014.

Setyoadi., & Kushariyadi. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika.

Santoso, Hanna & Ismail, Andar. (2009). Memahami Krisis Lanjut Usia. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Swarjana, I.K. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta. CV Andi Offset.

Stanley, M. & Beare, P, G. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC.

Sopiyudin, Dahlan. (2013). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.


(6)

Tinetti ME. Preventing Falls In Elderly Person. N Engl J Med 2003: 348 (1): 42-49.

Praag, H,V,. Subert, T,. Zhao,C,. Gage, F, H,. Exercise Enhances Learning and Hippocampal Neurogenesis in Aged Mice. J Neurosci 2005;25(38):8680-5.

Paisak, Taufiq. (2009). Unlimited Potency of The Brain. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Wahyuni., & Herawati, Isnaini. (2004). Perbedaan pengaruh senam otak dan senam lansia terhadap keseimbangan pada lanjut usia. Infokes, 8 (1), 14111-9352

Wilson, J.V. Goldberg, M.J., & Cullen, E.k. (2012). The Vestibular System A Sixth Sense. New York: Oxford University Press.

Wavell Kb, Athersmith. LE, Jones PRM et, al. Brisk Walking and Postural Stability: A crosssectional study in post menopausal women. Gerontology 1998:44 :288-292. Weuve, J., Kang, J. H., Manson, J. E., Breteler, M. B., Ware, J. H and Grodstein, F.2004.

Physical activity, including walking and cognitive function in older women. JAMA,


Dokumen yang terkait

Spiritualitas Lanjut Usia (Lansia) di Unit Pelayanan Teknis Panti Sosial Lanjut Usia (UPT PSLU) Magetan

0 2 5

PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA Pengaruh Senam Vitalisasi Otak Terhadap Peningkatan Keseimbangan Dinamis Pada Lanjut Usia.

0 1 19

PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA Pengaruh Senam Vitalisasi Otak Terhadap Peningkatan Keseimbangan Dinamis Pada Lanjut Usia.

0 1 15

GAMBARAN TINGKAT SPIRITUALITAS LANSIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA Gambaran Tingkat Spiritualitas Lansia Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia (UPT PSLU) Magetan.

0 1 16

PENDAHULUAN Pengaruh Senam Otak Dan Senam Tai Chi Terhadap Keseimbangan Lanjut Usia Di Posyandu Lansia Desa Gawang Pacitan.

0 1 6

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF PADA LANJUT USIA Pengaruh Brain Gym Terhadap Kemampuan Kognitif Pada Lanjut Usia.

0 0 17

PENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP PEMAHAMAN BERMAIN HOKI.

0 3 52

PENGARUH SENAM YOGA TERHADAP DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PASURUAN, LAMONGAN

1 1 8

PENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP KEJADIAN DEMENSIA PADA LANSIA DI BALAI PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA YOGYAKARTA UNIT BUDI LUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP KEJADIAN DEMENSIA PADA LANSIA DI BALAI PE

0 1 16

PERBEDAAN PENGARUH BRAIN GYM DAN SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA MODINAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - PERBEDAAN PENGARUH BRAIN GYM DAN SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN PADA LANSIA DI POSYANDU LA

0 0 15