Identifikasi Masalah Batasan Masalah

b. Studi Lapangan Studi ini dilakukan dengan cara mengunjungi tempat yang akan diteliti dan pengumpulan data dilakukan secara langsung. hal ini meliputi : 1. Wawancara Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan tanyajawab secara langsung dengan staf di bagian pengolahan data di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Timur. 2. Observasi Observasi yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung diDinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Timur.

2. Tahap Pembangunan Perangkat Lunak

Tahap pembangunan perangkat lunak menggunakan paradigma perangkatlunak secara waterfall. Waterfall adalah sebuah pengembangan model perangkat lunak yang dilakukan secara berurutan atau sekuensial [4], sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1.1 Gambar 1. 1 Metode Waterfall a. System Engineering Merupakan bagian dari sistem yang terbesar dalam pengerjaan suatu proyek, dimulai dengan menetapkan berbagai kebutuhan dari semua elemen yang diperlukan sistem dan mengalokasikannya kedalam pembentukan perangkat lunak. b. System Analysis Merupakan tahap menganalisis hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek pembuatan perangkat lunak. c. System Design Tahap penerjemahan dari data yang dianalisis kedalam bentuk yang mudah dimengerti oleh user. d. System Coding Tahap penerjemahan data atau pemecahan masalah yang telah dirancang keadalam bahasa pemrograman tertentu. e. System Testing Tahap penyatuan unit-unit program yang dibangun kemudian diuji secara keseluruhan. f. System Maintenance Tahap akhir dimana suatu perangkat lunak yang sudah selesai dapat mengalami perubahan –perubahan atau penambahan sesuai dengan permintaan user.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penulisan tugas akhir yang akan dilakukan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan ini membahas tentang latar belakang permasalahan, mencoba merumuskan inti permasalahan yang dihadapi, menentukan tujuan dan maksud, yang kemudian diikuti dengan pembatasan masalah, asumsi, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memaparkan tentang sejarah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan segala sesuatu tentang konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topik dan hal-hal yang berguna dalam proses analisis permasalahan.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi tentang analisis kebutuhan dalam membagun aplikasi ini, analisis sistem yang sedang berjalan pada aplikasi ini sesuai dengan metode pembangunan perangkat lunak yang digunakan. selain itu terdapat juga perancangan antarmuka untuk aplikasi yang dibangun sesuai dengan hasil analisis yang telah dibuat.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Bab ini membahas implementasi dalam bahasa pemrograman yaitu implementasi kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak, implementasi basis data, implementasi antarmuka dan tahap-tahap dalam melakukan pengujian perangkat lunak.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dan saran yang sudah diperoleh dari hasilpenulisan tugas akhir. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Sejarah Berdiri Pencatatan Sipil di Indonesia

Lembaga catatan sipil yang ada di Indonesia sekarang ini sebenarnya merupakan kelanjutan pengambil alihan masa jajahan Belanda yang dinamakan Burgelijke Stand BS , pada zaman Belanda, Burgelijke stand ini merupakan suatu lembaga yang diadakan oleh penguasa, yang bermaksud membukukan tentang semua peristiwa atau kejadian yang penting, misalnya kelahiran, perkawinan, pengakuan, perceraian dan kematian. Setiap peristiwa tersebut dicatat sebagai bukti yang dapat digunakan baik untuk yang berkepentingan maupun dengan pihak ketiga pada setiap saat dibutuhkan. Sedangkan Burgelijke Stand yang ada di negeri Belanda ini berasal dari perancis, hal ini terbukti dari sejarah yang terjadi pada abad ke 18, bahwa Belanda pernah menjadi negara jajahan Perancis. Jauh sebelum negara belanda mengenal lembaga catatan sipil, di Perancis lembaga semacam ini telah ada sejak revolusi Perancis, di negara Perancis sendiri terdapat suatu kenyataan bahwa pendeta-pendeta sebelumnya menyelenggarakan atau menyediakan daftar-daftar mengenai perkawinan, kelahiran, kematian, dan sebagainya. Lembaga catatan sipil di Perancis kemudian diterapkan di Belanda. Di Batavia sendiri pelaksanaan catatan sipil telah ada sejak tahun 1802. Hal ini terbukti dari arsip yang tersimpan di kantor Catatan Sipil Propinsi daerah khusus ibukota Jakarta, meskipun secara resmi kelembagaan catatan sipil baru ada secara de jure tahun 1850 yang kedudukannya disesuaikan dengan wilayah kota Jakarta itu sendiri, akan tetapi dalam pelaksanaannya untuk beberapa golongan penduduk saja terutama bangsa Eropa.