dalam menganalisis permasalahan dalam penelitian ini berupa wawancara dengan narasumber;
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang mendukung bahan
hukum primer, seperti: Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri dan Peraturan Daerah, Peraturan DPRD yang
berhubungan dengan objek penelitian; c.
Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberi petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, literatur, jurnal
dan buletin ilmiah, majalah, surat kabar serta kamus.
D. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan penelitian kepustakaan. yaitu dengan menganalsis bahan-bahan pustaka yang
berhubungan dengan penelitian. Data yang telah terkumpul diolah dengan cara mengkaji data - data dengan menentukan data mana yang sesuai dengan
permasalahan pokok, kemudian data diklasifikasi dengan mengelompokkan data menurut kerangka permasalahan. Selanjutnya dilakukan penyusunan data dengan
menempatkan data yang telah diklasifikasi sesuai dengan bidang permasalahannya secara sistematis.
E. Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah analisis data yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini yaitu melukiskan fakta,kenyataan atau informasi data berdasarkan hasil penelitian yang berbentuk penjelasan. Analisis data kualitatif merupakan
bentuk analisis yang tidak menggunakan matematik, statistik dan ekonomi ataupun bentuk-bentuk lainnya. Analisis data yang dilakukan terbatas pada teknik
pengolahan datanya yang selanjutnya peneliti melakukan uraian dan penafsiran. Berdasarkan analisis tersebut akan ditarik kesimpulan secara induktif, yaitu cara
berfikir dalam mengambil suatu kesimpulan terhadap permasalahan yang umum didasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus.
Rekonstruksi perencanaan
peraturan daerah
ini diukur
dengan cara
memprosentasikan rancangan peraturan daerah yang direncanakan terhadap visi dan misi Kabupaten Lampung Tengah. Prosentasenya didapatkan dengan
membandingkan jumlah keseluruhan rancangan perda yang dihasilkan, dikaitkan dengan visi misi yang terdapat dalam RPJM Kabupaten Lampung Tengah.
Penilaian yang diberikan a dalah : ”berdasarkan Misi”, dan ”perintah Undang-
Undang ”. dari hasil yang diperoleh akan menunjukan kinerja pemerintah daerah
dalam perencanaan regulasi, apakah lebih banyak menjalankan perintah Undang-
Undang atau berdasarkan dokumen perencanaan pembangunan daerah.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Bahwa dasar pembentukan rancangan Peraturan Daerah antara lain didasarkan pada dokumen perencanaan, sebagai penyempurnaan dalam perencanaan
program legislasi daerah tersebut perlu melakukan rekonstruksi dengan cara memformat substansi RPJMD Kabupaten Lampung Tengah untuk dielaborasi
dalam program legislasi daerah u
ntuk memberikan arah pembangunan hukum sesuai RPJMD di Kabupaten Lampung Tengah.
2. Rekonstruksi tersebut dilakukan dengan cara memformat substansi
RPJMD yang memerlukan penyelesaian masalah melalui pembentukan peraturan daerah untuk dielaborasikan dalam prolegda agar menghasilkan
produk hukum yang sesuai dengan kebijakan pembangunan hukum di Kabupaten Lampung Tengah.
3. Implementasi perencanaan program legislasi daerah di Kabupaten
Lampung Tengah belum sepenuhnya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Program legislasi daerah yang selama ini telah
berjalan belum sepenuhnya berdasarkan format RPJMD sehingga perlu direkonstruksi agar daftar regulasi dalam p
rolegda mencerminkan visi, misi
dan arah kebijakan yang hendak dicapai sesuai dengan rencana pembangunan daerah.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Penentuan rancangan peraturan daerah dalam program legislasi daerah
Prolegda sebaiknya berdasar pada daftar permasalahan pembangunan yang ada dalam RPJMD, sesuai dengan kewenangan yang dimiliki melalui
otonomi daerah, Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Tengah hendaknya mampu sebagai agen perubahan dalam menghasilkan produk
hukum yang progresif. 2.
Perencanaan program legislasi daerah sebaiknya diinovasikan agar menghasilkan peraturan daerah yang tepat sesuai kebutuhan, sehingga
perlu dirumuskan strategi yang tepat dalam implementasinya kedepan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Kabupaten Lampung
Tengah sehingga regulasi yang dihasilkan benar-benar menyelesaikan masalah pembangunan yang ada di Kabupaten Lampung Tengah.
3. Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Tengah hendaknya
mengakomodir aspek sinergi ini kedalam aturan pelaksana peraturan daerah tentang program legislasi daerah yaitu kedalam Peraturan Bupati
maupun anggaran serta program kerja SKPD.