2
atau  yang  juga  sering  disebut  sebagai  sistem  pengendalian  intern,  yang  sesuai  dengan kebutuhan organisasi. Pengendalian intern di lingkungan pemerintahan secara menyeluruh untuk
peningkatan  kinerja,  transparansi,  dan  akuntabilitas  pengelolaan  keuangan  negara  Rahmadi Murwanto,2012:180.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Seberapa besar pengaruh pengendalian intern terhadap kinerja instansi pemerintah.
2.
Seberapa  besar  pengaruh  pelaksanaan  sistem  akuntansi  keuangan  daerah  terhadap kinerja instansi pemerintah.
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Berdasarkan  rumusan  masalah  di  atas  maka  maksud  penelitian  ini  adalah  untuk
mendapatkan  kebenaran  mengenai  pengaruh  pengendalian  intern  dan  pelaksanaan  sistem akuntansi  keuangan  daerah  terhadap  kinerja  instansi  pemerintah  melalui  pengumpulan  data
dengan melakukan pengujian empiris. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: 1.  mengetahui  besar  pengaruh  pengendalian  intern  terhadap  kinerja  instansi  pemerintah  di
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. 2.  mengetahui  besar  pengaruh  pelaksanaan  akuntansi  keuangan  daerah  terhadap  kinerja
instansi pemerintah di Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah yang terjadi pada kinerja maupun  masalah-masalah  pada  pengendalian  intern  dan  pelaksanaan  sistem  akuntansi
keuangan daerah. 1.4.2
Kegunaan Akademis Hasil  penelitian  ini  digunakan  sebagai  pengembangan  ilmu  melalui  pengujian  empiris
dari  konsep-konsep  yang  telah  diharapkan  dapat  membuktikan  kembali  teori-teori  penelitian terdahulu  mengenai  pengaruh  pengendalian  intern  terhadap  kinerja  instansi  pemerintah  dan
pengaruh pelaksanaan sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kinerja instansi pemerintah.
II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengendalian Intern
Menurut  Rahmadi  Murwanto  2012:195  pengendalian  intern  merupakan  bagian  utama dalam  pengelolaan  suatu  organisasi,  pengendalian  intern  juga  terdiri  dari  rencana-rencana,
metode-metode,  dan  prosedur-prosedur  yang  digunakan  untuk  mencapai  visi,  misi,  tujuan  dan sasaran  organisasi  sehingga  mendukung  suatu  sistem  manajemen  berbasis  kinerja.  Menurut
Mulyadi  2002:181  menyatakan  bahwa  pengertian  pengendalian  intern  adalah  suatu  proses yang  dijalankan  oleh  dewan  komisaris,  manajemen  dan  personel  lainnya  yang  didesain  untuk
memberikan  keyakinan  memadai  tentang  pencapaian  tiga  golongan  tujuan  berikut  ini  :  a keandalan pelaporan keuangan, b Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku dan
c efektifitas dan efisiensi operasi.
Berdasarkan  pengertian  diatas  maka  dapat  dikatakan  bahwa  pengendalian  intern merupakan  suatu  proses  yang  dijalankan  oleh  dewan  komisaris,  manajemen  dan  personel
lainnya  yang  didesain  untuk  mencapai  visi,  misi,  tujuan  dan  sasaran  organisasi  sehingga mendukung  suatu  sistem  manajemen  berbasis  kinerja.  Indikator  yang  digunakan  dalam
penelitian  ini  adalah  menurut  Rahmadi  Murwanto  2012:209  menyatakan  bahwa  proses pengendalian meliputi fase-fase yang saling berkaitan yaitu:
a.  Perencanaan programming
Suatu  perencanaan  akan  memuat  beberapa  varian  yang  dapat    digunakan  sebagai  kontrol atas manajemen organisasi.
3
b.  Penganggaran budget formulation Penganggaran  digunakan  sebagai  dasar  dalam  mengevaluasi  kinerja  dari  segi  keuangan,
dengan membandingkan anggaran dengan realisasinya. c.  Operasionalisasi
Pengukuran  kinerja  organisasi  diperlukan  untuk  mengetahui  sejauh  mana  kemajuan  suatu kegiatan operasional, sekaligus sebagai sarana pengendalian.
d.  Evaluasi evaluation Evaluasi  kinerja  dapat  menghasilkan  perubahan  atas  rencana,  perubahan  anggaran,  atau
modifikasi pada operasionalisasi.
2.1.2 Pelaksanaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah