Pembelajaran Apresiasi Puisi dan Prosa

ada keterikatan pada persajakan seperti, a,a,a,a atau a,b,a,b, misalnya pantun dan syair. Puisi dengan persyaratan seperti di atas merupakan bentuk puisi lama. Puisi yang berkembang saat ini tidaklah lagi mematuhi persyaratan atau keterikatan pada hal-hal tersebut. Puisi lebih diartikan pada wujud ekspresi pikiran dan batin seseorang melalui kata-kata yang terpilih dan dapat mewakili berbagai ungkapan makna sehingga menimbulkan tanggapan khusus, keindahan, dan penafsiran beragam. Dalam pengertian bebas yang lain, puisi disebut juga ucapan atau ekspresi tidak langsung atau ucapan ke inti pati masalah, peristiwa, ataupun narasi Pradopo, 2005: 314. Selain memiliki unsur-unsur yang tampak seperti diksi penggunaan ungkapan, majas, peribahasa, tipografi pola susunan puisi seperti larik, bait dan rimaritme persamaan bunyi, puisi juga memiliki unsur batin. Unsur batin di dalam puisi meliputi: tema, rasa feeling, nada ,dan amanat.

2.8 Kajian Penelitian yang Relevan

Berdasarkan telaah kepustakaan yang telah dilakukan, peneliti menemukan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, diantaranya adalah: a. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Christina Anita Jeujanan, Pengembangan Multimedia Pembelajaran untuk Kompetensi Berbicara pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP 4 Semarang Christina Anita Jeujanan, 2006, menyimpulkan bahwa pemanfaatan program multimedia interaktif dapat meningkatkan Kompetensi Berbicara pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, sehingga dapat digunakan sebagai media alternatif dalam pembelajaran. b. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sugeng, S.Pd, Pengembangan Media Pembelajaran Dasar-dasar Berpidato Bahasa Indonesia Berbantuan Komputer untuk Siswa SMP, 2005, menyimpulkan Media pembelajaran berbasis dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam kemapuan Berpidato Bahasa Indonesia Berbantuan Komputer untuk Siswa.

2.9 Produk yang Akan Dihasilkan

Produk akhir yang akan dihasilkan dari penelitian pengembangan ini adalah sebuah media pembelajaran berbentuk modul interaktif dalam format .exe. Media ini kelak dapat digunakan sebagai komplemen danatau subst itusi dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama untuk mengembangkan kemampuan Mengapresiasikan prosa dan puisi. Selanjutnya produk akhir ini dapat dikembangkan pada materi-materi yang lain dengan melakukan modifikasi serta memproduksi sendiri media berdasarkan tingkat kreatifitas mereka masing-masing. Produk dapat digunakan untuk belajar secara personal, kelompok di kelas secara online maupun offline.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan Research and Development media pembelajaran berupa multimedia interaktif mata diklat bahasa Indonesia materi apresiasi prosa dan puisi . Penelitian dan pengembangan ini mencakup proses pengembangan dan validasi produk sebagaimana dikemukakan Richey Klein 2007 : 1 bahwa penelitian pengembangan adalah “the systematic study of design, development and evaluation processes with the aim of establishing an empirical basis for the creation of instructional and non-instructional products and tools and new or enhanced models that govern their development ”. Borg dan Gall 1983: 775 mengajukan serangkaian tahap yang harus ditempuh dalam pendekatan ini, yaitu research and information collecting, planning, develop preliminary form of product, preliminary field testing, main product revision, main field testing, operational product revision, operational field testing, final product revision, and disseminatio n and implementation. Masing-masing dari tahapan tersebut akan diuraikan sebagai berikut. 1. Melakukan penelitian pendahuluan prasurvei untuk mengumpulkan informasi kajian pustaka dan pengamatan kelas, identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran, dan merangkum permasalahan 2. Melakukan perencanaan. Aspek yang penting dalam perencanaan adalah pernyataan tujuan yang harus dicapai pada produk yang akan dikembangkan. 3. Mengembangkan produk awal 4. Melakukan uji coba tahap awal, yaitu evaluasi pakar bidang desain pembelajaran, teknologi informasi, dan multimedia. 5. Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran-saran dari hasil uji lapangan awal 6. Melakukan uji coba lapangan, digunakan untuk mendapatkan evaluasi atas produk. Angket dibuat untuk mendapatkan umpan balik dari siswa yang menjadi sampel penelitian. 7. Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan dan saran-saran hasil uji lapangan dan praktisi pendidikan. Tahap ke-8 Uji Coba Operasional, Tahap ke-9 Perbaikan Produk Akhir, dan Tahap ke-10 Deseminasi tidak dilakukan. Dalam penelitian ini hanya dibatasi pada tahap ke-1 sampai tahap ke-7, sesuai dengan kebutuhan penelitian karena keterbatasan waktu dan biaya.