29
Hubungan perilaku-prestasi
meliputi berbagai
tindakan, seperti
pengidentifikasian masalah perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian pekerjaan pegawai serta menciptakan iklim motivasi bagi pegawai. Dan pihak
manajemen harus memusatkan perhatian pada perilaku yang berhubungan dengan kinerja dan berusaha mencari cara untuk mencapai prestasi optimal.
Performance jika diterjemahkan dapat berarti kinerja yang juga dapat pula diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja,
hasil kerja, unjuk kerja ataupun penampilan kerja. Pengertian kinerja sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara 2007:67 adalah : “Hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.”
2.9.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam kemampuan melaksanakan tugas-tugas sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan oleh atasan kepadanya. Dessler 2007: 3 mengemukakan bahwa :
“Terdapat tiga langkah dalam melakukan penilaian terhadap kinerja pegawai, yaitu 1 mendefinisikan pekerjaan berarti memastikan
adanya kesepakatan tentang tugas-tugas yang diberikan; 2 menilai kinerja berarti membandingkan kinerja aktual bawahan dengan
standar-standar yang telah ditetapkan dan 3 memberikan umpan balik kepada pegawai dengan tujuan memotivasi orang tersebut untuk
menghilangkan kemerosotan kinerja.”
30
Sedangkan Mangkunegara 2007:67 mengemukakan bahwa : “Terdapat dua faktor yang mempengaruhi hasil kerja atau kinerja
seseorang, yaitu faktor kemampuan ability dan faktor motivasi motivation. Faktor kemampuan terdiri dari kemampuan potensi IQ
dan kemampuan riil knowledge + skill. Artinya seseorang yang memiliki IQ tinggi dan ditunjang dengan pendidikan yang memadai
serta terampil dalam melaksanakan tugasnya, maka ia akan lebih mudah mencapai hasil kerja yang diharapkan. Sementara faktor
motivasi terbentuk dari sikap attitude individu dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri
individu agar terarah untuk mencapai tujuan kerja.” Menurut Hariandja 2002:198 terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi kinerja pegawai, yaitu : “1.
2.
3.
4. Efektivitas dan Efisiensi
Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila
akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan mempunyai nilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan ketidak
puasan walaupun efektif dinamakan tidak efisien. Sebaliknya bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka
kegiatan tersebut efisien. Otoritas Wewenang
Arti otoritas adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki diterima oleh
seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya
sumbangan tenaganya. Perintah tersebut menyatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan dalam
organisasi tersebut. Disiplin
Disiplin
kegiatan pegawai
yang bersangkutan
dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi di mana dia
kerja. Inisiatif
Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya dan kreativitas dalam bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan
tujuan organisasi. Jadi, inisiatif adalah daya dorong kemajuan
yang bertujuan untuk mempengaruhi kinerja organisasi.” Sedangkan menurut Mathis dan Jackson 2002:238, faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah:
31
“1. 2.
3. Faktor kemampuan individu yang meliputi bakat, minat dan
faktor kepribadian. Usaha yang dicurahkan meliputi motivasi, etika kerja,
kehadiran, dan rancangan tugas. Dukungan
organisasi yang
meliputi pelatihan
dan pengembangan, peralatan dan teknologi, standar kerja,
manajemen dan rekan kerja.” Zeitz dalam Tika 2004:124 mengatakan bahwa, “kinerja dipengaruhi
oleh dua hal utama, yaitu faktor organisasional perusahaan dan faktor personal.” Faktor organisasional meliputi sistem imbal jasa, kualitas
pengawasan, beban kerja, nilai dan minat, serta kondisi fisik dari lingkungan kerja. Di antara berbagai faktor organisasional tersebut, faktor yang paling
penting adalah faktor sistem imbal jasa, di mana faktor tersebut akan diberikan dalam bentuk gaji, bonus, ataupun promosi. Selain itu, faktor
organisasional yang juga penting adalah kualitas pengawasan supervision quality, di mana seorang bawahan dapat memperoleh kepuasan kerja jika
atasannya lebih kompeten dibandingkan dirinya. Faktor personal meliputi ciri sifat kepribadian personality trait,
senioritas, masa kerja, kemampuan ataupun keterampilan yang berkaitan dengan bidang pekerjaan dan kepuasan hidup. Untuk faktor personal, faktor
yang juga penting dalam mempengaruhi kinerja adalah faktor status dan masa kerja. Pada umumnya, orang yang telah memiliki status pekerjaan yang lebih
tinggi biasanya telah menunjukkan kinerja yang baik. Status pekerjaan tersebut dapat memberikannya kesempatan untuk memperoleh masa kerja
yang lebih baik, sehingga kesempatannya untuk menunjukkan prestasi kerja juga semakin besar.
32
Blumberg dan Pringle dalam Hariandja 2002:199 juga menyatakan bahwa, “ada beberapa faktor yang menentukan kinerja seseorang, yaitu
kesemp atan, kapasitas, dan kemauan untuk melakukan prestasi.” Kapasitas
terdiri dari usia, kesehatan, keterampilan, inteligensi, keterampilan motorik, tingkat pendidikan, daya tahan, stamina, dan tingkat energi. Kemauan terdiri
dari motivasi, kepuasan kerja, status pekerjaan, kecemasan, legitimasi, partisipasi, sikap, persepsi atas karakteristik tugas, keterlibatan kerja,
keterlibatan ego, citra diri, kepribadian, norma, nilai, persepsi atas ekspektasi peran, dan rasa keadilan. Sedangkan kesempatan meliputi alat, material,
pasokan, kondisi kerja, tindakan rekan kerja, perilaku pimpinan, kebijakan, peraturan, prosedur organisasi, informasi, waktu, serta gaji.
2.9.3 Indikator Penilaian Kinerja