Klasifikasi Tes Bentuk Soal

5 yang sama dan dalam kondisi yang sebanding. Tes berisi sampel perilaku Rini Susanti, 2003. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah alat yang sistematis, obyektif, memiliki standar tertentu untuk mengukur perilaku orang yang dites dan mendeskripsikannya dalam skala atau kategori tertentu. Tes dikembangkan dengan berbagai macam tujuan dan fungsi, yaitu : 1 tes formatif berfungsi untuk mengetahui sejauhmana pencapaian tujuan pembelajaran, digunakan pula sebagai feedback bagi pengajar untuk perbaikan pembelajaran, 2 tes sumatif berfungsi untuk menentukan posisi kemampuan peserta didik dalam kelompoknya yang dilakukan pada akhir suatu program dan nilainya untuk menentukan kenaikan atau kelulusan, 3 tes diagnostik yaitu tes yang dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan keunggulan peserta didik beserta penyebabnya. Berdasarkan hasil diagnosis inilah dilakukan perbaikan dan pengembangan pembelajaran, 4 tes penempatan, tes yang dilakukan untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan tingkat kemampuannya, 5 tes seleksi digunakan untuk menentukan peserta didik yang paling cocok untuk jenis jabatan atau jenis pendidikan tertentu.

2. Klasifikasi Tes

Dalam psikologi, tes dapat diklasifikasikan menjadi empat ; Pertama, tes yang mengukur intelegensia umum general intelligence test. Tes ini dirancang untuk mengukur kemampuan umum seseorang dalam suatu tugas. Kedua, tes yang mengukur kemampuan khusus atau tes bakat special ability test. Tes ini 6 digunakan untuk mengungkap kemampuan potensial subjek dalam bidang tertentu. Ketiga, tes yang mengukur prestasi achievement test.Tes ini dimaksudkan untuk mengungkapkan kemampuan aktual sebagai hasil belajar. Keempat, tes yang mengungkap aspek kepribadian personality assesment. Tes ini mengungkap karakteristik individual subjek dalam aspek yang diukur Susanti, 2003. Berdasarkan bentuk pertanyaannya, tes dapat berbentuk objektif dan esai Grounlund, 1981; Grounlund dan Linn, 1985; Popham, 1981; Nurkancana dan Sumartana, 1986; Arikunto, 1995; Subino, 1987 dalam Susanti, 2003.

3. Bentuk Soal

Jenis tes yang sering digunakan dalam penilaian, yaitu tes perbuatan dan tes tertulis. Bentuk tes tertulis dapat berbentuk tes obyektif atau uraian. Menurut Arikunto 2009 tes obyektif adalah tes yang terdiri dari butir soal yang dapat dijawab dengan memilih salah satu alternatif dari sejumlah alternatif yang tersedia, atau dengan mengisi jawaban yang benar dengan beberapa perkataan atau simbol. Dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara obyektif, Dimyati, 2002 Menurut Bloom tes obyektif terdiri dari : a. Soal benar-salah, adalah tes yang butir-butir soalnya mengharuskan peserta didik mempertimbangkan suatu pernyataan sebagai pernyataan yang benar atau salah. b. Soal pilihan ganda, adalah tes yang butir soalnya selalu dari dua komponen utama, yaitu stem yang menghadapkan peserta didik kepada satu pernyataan langsung atau sebuah pernyataan tak lengkap dan dua atau lebih pilihan jawaban yang satu lebih benar dan sisanya salah sebagai pengecoh. Dimyati 2002 menambahkan, c. Soal 7 menjodohkan adalah tes yang butir-butir soalnya terdiri dari satu daftar premis dan satu daftar jawaban yang sesuai, d. Soal melengkapi, adalah tes yang butir-butir soalnya terdiri dari kalimat pernyataan yang belum sempurna, di mana peserta didik diminta melengkapi kalimat tersebut dengan satu atau beberapa kata pada titik-titik yang disediakan. Sedangkan tes subyektif atau esai merupakan bentuk tes yang terdiri dari suatu pernyataan atau perintah yang memerlukan jawaban bersifat pembahasan atau uraian kata-kata yang relatif panjang. Jenis tes yang dipergunakan dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru di STKIP YPM Bangko adalah tes tertulis berbentuk pilihan ganda. Penggunaan soal pilihan ganda ini dianggap memiliki beberapa keunggulan, yaitu dapat mengeksplorasi materi secara luas sampai kepada hal yang detil sehingga lebih refresentatif dari sisi dan luas bahan. Obyektif, karena siapapun yang memeriksanya berpedoman pada bobotskor yang pasti, mudah dalam penskoran, cepat dalam proses memeriksanya dan sangat tepat untuk tes yang pesertanya sangat banyak dan hasilnya harus segera diumumkan. Meskipun memiliki banyak keunggulan, bentuk soal pilihan ganda tidak mudah membuatnya karena sangat sulit dalam membuat pilihan jawaban yang memberikan kemungkinan dipilih oleh teste yang sama besar dan homogen, soal- soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan saja, sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi, banyak kesempatan untuk menebak jawaban dan persiapan menyusunnya jauh lebih sulit karena soalnya banyak. 8

4. Validitas