Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016
α : Konstanta
β
−9
: Koefisien Regresi ε
−
: galat
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1. Deskripsi Responden
Penelitian dilakukan dengan menyebar data kuisioner sebanyak 65 eksemplar. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 57, dari jumlah tersebut terdapat 2 kuesioner yang dapat diolah, sehingga
hasil akhir kuesioner yang memenuhi syarat sebanyak 55 responden. Dengan demikian tingkat respon penelitian sebesar 85. Sedangkan karakteristik responden yang dianalisis dalam
penelitian ini meliputi jenis kelamin, pendidikan terakhir, jabatan, dan lama bekerja. Karakteristik responden tersebut di jelaskan dalam tabel 1 berikut:
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016
Tabel 1.
Karakteristik Responden Karakteristik
Jumlah Persentase
Jenis Kelamin -
Laki-laki -
Perempuan 34
21 62
38
Pendidikan: -
SLTA -
Diploma -
S1 -
S2 18
12 23
2 32,7
21,8 41,8
3,6
Lama bekerja -
6 th -
6-10 th -
11-15 th -
15 th 18
9 6
22 32,7
16,3 11
40 Jabatan:
- Manajer
- Asisten Manajer
- Manajer Keuangan
- Administrasi
- Kepala Bagian
25 4
9 5
12 45,4
7,3 16,3
9 21,8
4.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Pengujian validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
convergency validity discriminant validity.
Ukuran reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap awal dari
pengembangan skala pengukuran nilai
loading
0,5 sampai 0,60 dianggap cukup Ghozali, 2006. Hasil pengujian uji validitas
convergent
menunjukkan bahwa nilai
outer loading
indikator konstruk memiliki nilai di atas 0,5.
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016
Sementara itu untuk
discriminant validity
adalah model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai berdasarkan
cross loading
pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan
bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik daripada ukuran blok lainnya. Selain itu, untuk menilai
discriminant validity
adalah membandingkan nilai
square root of Average Variance Extracted AVE
setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainnya dalam model. Dari hasil diatas dapat dikatakan bahwa semua variabel memiliki
discriminant validity
yang tinggi. Sejalan dengan Fornell dan Larcker 1981 menyatakan jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam
model, maka dikatakan memiliki nilai
discriminant validity
yang baik. Pada Tabel 2 dan Tabel 3 dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2
AVE dan Akar AVE Average Variance
Extracted AVE
Square root of Average Variance Extracted
AVE
Partisipasi Anggaran 0.791848
0.888985 Gaya Kepemimpinan
0.582700 0.763347
Komitmen Organisasi 0.858520
0.926563 Budaya Organisasi
0.795771 0.892059
Ketidakpastian Lingkungan 0.631323
0.794558 Kinerja Manajerial
0.788759 0.888121
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016
Tabel 3
Korelasi Variabel Laten BO
GK KINERJA
KL KO
PA BO
1.000000
GK 0.114426
1.000000
KINERJA 0.063039
-0.283647 1.000000
KL -0.013882
-0.071257 -0.330676
1.000000
KO
-0.274059 -0.055682
-0.329498 0.017394
1.000000
PA 0.162486
-0.342587 0.830178
-0.280784 -0.243011
1.000000
Dari hasil di atas dapat dikatakan bahwa semua variabel memiliki
discriminant validity
yang tinggi. Sejalan dengan Fornell dan Larcker 1981 yang menyatakan jika nilai akar AVE setiap
konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai
discriminant validity
yang baik.
4.3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis di dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi dengan program
SmartPLS
versi 2.0. Pengujian terhadap lima hipotesis dilakukan dengan melihat
result of inner weight.
Apabila nilai koefisien
original sampel estimate
positif maka ada hubungan positif begitu pula sebaliknya. Untuk melihat pengaruh antar variabel, peneliti membandingkan nilai T statistik
dengan T tabel
.
Untuk melihat pengaruh antar variabel, peneliti membandingkan nilai T statistik dengan T
tabel. Nilai pada T tabel didapat dengan rumus N-K, dalam hal ini N adalah jumlah responden dan K adalah jumlah variable. Berdasarkan hal itu diperoleh nilai T tabel
sebesar 1.67655 yang didapat dari pengurangan 55 jumlah responden
– 6 jumlah variabel yang menghasilkan nilai 49. Untuk penelitian satu arah dengan alpha 5, pada baris 49 dalam rentang 100
– 1000 dalam
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016
T tabel ditemukan nilai 1.67655. Jika nilai T statistik
lebih tinggi daripada nilai T tabel, hal tersebut dapat membuktikan adanya pengaruh antar variabel.
Tabel 4
Results of Inner Weight
Original Sample
O Sample
Mean M
Standard Deviation
STDEV Standard
Error STERR
T Statistics |OSTERR|
PA - KINERJA 0.305794
0.312008 0.149737
0.149737 2.042206
PABO - KINERJA 0.190511
0.242038 0.103616
0.103616 1.838623
PAGK - KINERJA 0.190728
0.170526 0.088219
0.088219 2.161996
PAKL - KINERJA -0.205603
-0.204756 0.070085
0.070085 2.933624
PAKO - KINERJA
0.230117 0.211689
0.108744 0.108744
2.116136
4.3.1. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial
Hipotesis 1 menyatakan partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Hasil pengujian statistik menunjukkan pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial
memiliki nilai T statistik sebesar 2.042206. Nilai T statistik tersebut lebih besar dibandingkan T tabel yaitu 1.67655. Nilai koefisien
original sample of estimate
sebesar 0.305794. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja manajerial. Oleh karena itu H1 penelitian didukung. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Brownell dan McInes 1986, Frucot Shearon 1991 yang
menunjukan hasil positif dan signifikan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial.
4.3.2. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap hubungan antara Partisipasi Anggaran dan
Kinerja Manajerial
Hasil dari pengujian terhadap hipotesis H2 menunjukkan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan konsiderasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial memiliki nilai
T statistic
sebesar 2.161996, lebih besar dari T tabel 1.67655. Nilai koefisien
original sample of estimate
sebesar 0.190728. Berdasarkan hasil pengujian statistik tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan konsiderasi memoderasi hubungan antara partisipasi
anggaran dan kinerja manajerial. Artinya dengan gaya kepemimpinan yang semakin terbuka dan
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016
bersifat humanis dapat memperkuat pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial pun meningkat. Dengan demikian, maka H2 penelitian didukung.
4.3.3. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap hubungan antara Partisipasi Anggaran dan
Kinerja Manajerial
Hasil pengujian terhadap hipotesis 3 menunjukkan bahwa pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial memiliki nilai
T statistic
sebesar 2.116136, lebbih besar dari nilai T tabel sebesar 1.67655. Nilai koefisien
original sample of estimate
positif sebesar 0.230117. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial, sehingga H3
penelitian didukung. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nouri dan
Parker 1998, Hariyanti dan Nasir 2002 serta Sumarno 2005.
4.3.4. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap hubungan antara Partisipasi Anggaran dan
Kinerja Manajerial
Hasil dari pengujian terhadap hipotesis H4 menunjukkan bahwa pengaruh budaya organisasi terhadap hubungan antara partisipasi aggaran dan kinerja manajerial memiliki nilai T statistik
sebesar 1.838623, diatas nilai T tabel 1.67655. Nilai koefisien
original sample of estimate
sebesar 0.190511. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi memoderasi hubungan
antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Artinya dengan Budaya Organisasi yang kuat maka akan memperkuat pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan
hasil tersebut, maka H4 penelitian didukung. Hasil ini konsisten dengan penelitian Sardjito dan Muthaher 2007.
4.3.5. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan terhadap hubungan antara Partisipasi Anggaran
dan Kinerja Manajerial
Hasil dari pengujian terhadap hipotesis 5 menunjukkan bahwa pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial memiliki nilai T
statistik sebesar 2.933624, lebih besar dari nilai T tabel 1.67655. Nilai koefisien
original sample ofestimate
bernilai negatif sebesar -0.205603. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ketidakpastian lingkungan memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016
manajerial, namun memiliki hubungan terbalik. Artinya dengan ketidakpastian lingkungan yang tinggi dapat memperlemah pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Dengan
demikian meskipun memberikan pengaruh signifikan tetapi karena arahnya berbeda dengan yang dihipotesiskan, sehingga H5 penelitian tidak didukung. Hasil ini berlawanan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Gul dan Chia 1994. Ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan hal tersebut. Salah satunya adalah perbedaan kultur masyarakat Indonesia yang berbeda dengan
budaya Barat. Kultur bangsa yang berbeda akan menciptakan etos kerja yang berbeda.
5. Simpulan