7
Penilaian Risiko Indonesia Terhadap Tindak Pidana Pendanaan Terorisme
Tahun 2015
INDONESIA RISK ASSESSMENT on TERRORIST FINANCING 2015
BAB
PEMAHAMAN PENDANAAN TERORISME
2
A. Tindak Pidana Terorisme di Indonesia
Pengaturan tindak pidana terorisme di Indonesia pertama kali dilakukan dengan pembentukan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Tindak pidana terorisme diatur dalam Pasal 6 sampai dengan
Pasal 16. Berikut jenis-jenis tindak pidana terorisme dalam Perppu tersebut yaitu:
C.1 Pasal 6: Dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap
orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau hilangnya nyawa dan harta
benda orang lain, atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau
fasilitas publik atau fasilitas internasional. C.2 Pasal 7: Dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman
kekerasan bermaksud untuk menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang
bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau hilangnya nyawa dan harta benda orang lain, atau mengakibatkan kerusakan
atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas internasional.
C.3 Pasal 8: Menghancurkan, membuat
tidak dapat
dipakai, menyebabkan
hancurnya atau
merusak bangunan
untuk pengamanan lalu lintas udara atau menggagalkan usaha untuk
pengamanan bangunan tersebut atau pesawat udara; menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan dalam pesawat udara atau di
dalam pesawat melakukan perbuatan yang dapat membahayakan keamanan penerbangan.
Selain ketentuan tindak pidana terorisme dalam pasal-pasal di atas, terdapat beberapa pasal yang terkait dengan tindak pidana terorisme,
yaitu:
8
Penilaian Risiko Indonesia Terhadap Tindak Pidana Pendanaan Terorisme
Tahun 2015
PUBLIK
1. Pasal 9: mengimpor, menguasai atau mengekspor senjata api untuk melakukan tindak pidana terorisme.
2. Pasal 10: menggunakan senjata kimia, senjata biologis, radiologi, mikroorganisme, radioaktif atau komponennya untuk menciptakan
suasana teror. 3. Pasal 11: menyediakan atau menggumpulkan dana untuk melakukan
tindak pidana terorisme. 4. Pasal 12: menyediakan atau menggumpulkan dana untuk melakukan
tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10. 5. Pasal 13: memberikan bantuan atau kemudahan terhadap pelaku
tindak pidana terorisme. 6. Pasal 14: menggerakkan orang lain untuk melakukan tindak pidana
terorisme. 7. Pasal 15: melakukan permufakatan jahat, percobaan atau pembantuan
untuk melakukan tindak pidana terorisme. 8. Pasal 16: memberikan bantuan, kemudahan, sarana atau keterangan
untuk terjadinya tindak pidana terorisme. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme sebagaimana disebut diatas telah diubah menjadi Undang-Undang berdasarkan Undang-Undang
No. 15 Tahun 2003.
B. Tindak Pidana Pendanaan Terorisme TPPT