Gambar 7. Distribusi responden berdasarkan kreativitas Gambar 7 menunjukkan mayoritas responden memiliki cukup
kreatif sebanyak 24 70,6. Kreativitas responden ini dapat berkembang dengan adanya responden yang mengikuti perintah
terapis.
3. Analisis Bivariat
Distribusi responden antara keaktifan mengikuti okupasi terapi dengan tingkat kreativitas di RSJD Surakarta ditampilkan dalam tabel 3.
Tabel 3. Distribusi responden antara keaktifan mengikuti okupasi terapi dengan tingkat kreativitas skizofrenia di RSJD Surakarta
Tingkat Kreativitas p keputusan
Cukup kreatif
Kurang kreatif
Total Keaktifan
n n n Tidak
aktif 3
8,8 5
14,7 8
23,5 Aktif
21 61.8
5 14.7
26 76.6
Total 24
70 10
29.4 34
100 0.031 Ho
ditolak
uji fisher exact Tabel 3. Menunjukkan dari 8 responden 23,5 yang tidak aktif,
terdapat 3 responden memiliki tingkat kreativitas cukup 8,8, sedangkan
5 responden tidak kurang kreatif 14,7. Sebanyak 26 responden 76,6 yang aktif, 21 responden 61,8 sudah cukup kretif, sementara 5
responden 14,7 kurang kreatif. Hasil ini menunjukkan bahwa responden yang aktif menjadikan responden lebih cukup kreatif dalam
berkarya. Hasil uji hipotesis penelitian yang menggunakan uji fisher exact
diperoleh nilai signifikansi p = 0,031. Keputusan yang diambil adalah Ho ditolak, artinya ada hubungan keaktifan okupasi terapi dengan tingkat
kreativitas pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Hubungan antara terapi okupasi dengan keterampilan adalah positif,
artinya semakin pasien skizofrenia aktif mengikuti okupasi terapi maka pasien skizofrenia semakin kreatif. Nilai koefisien korelasi yaitu
contingency coefficient menurut Sugiyono 2003 bahwa nilai 0,374 masuk kategori rendah. Kategori rendah ini dapat diartikan bahwa responden
membutuhkan suatu motivasi atau dorongan yang baik dari anggota keluarga responden, dukungan dari petugas kesehatan untuk membantu
responden dalam mengikuti rehabilitasi hingga responden dapat berkembang kreativitasnya. Namun dalam penelitian ini hubungan yang
rendah dari kreativitas responden hanya dihubungkan dengan jumlah keaktifan dalam mengikuti rehabilitasi okupasi, sedangkan faktor lain yang
juga dapat mempengaruhi kreativitas seperti kelemahan fisik, kekambuhan, faktor usia, pengobatan tidak diikutkan dalam penelitian ini.
B. Pembahasan