3 yang dibuat tersebut dijual setiap 3 hari sekali karena masih harus dijemur hingga
kering.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga
I Made Pugur dalam kesehariannya bekerja sebagai buruh pengupas kelapa. Tanah yang digarap bukan milik sendiri melainkan milik dari Wayan
Ruma dengan luas tanah sekitar 20 are . I Made Pugurbiasanya bekerja setiap 4 hari sekali dari pukul 08.00-17.00 WITA dan tergantung dari pengiriman yang
dilakukan oleh pengepul. Adapun upah yang diperoleh adalah Rp. 75.000 setiap satu hari kerja sehingga dapat diakumulasikan pendapatan bapak I Made Pugur
dalam satu bulan yaitu sebesar Rp. 600.000 bulan. Upah yang diperoleh ini tidak tetap, sangat tergantung terhadap jumlah kelapa yang dapat dikupas memisahkan
serabut kelapanya dengan batok kelapanya. Ni Ketut Toni yang merupakan istri dari bapak IMade Pugur memiliki pekerjaan membuat sarana upacara berupa
porosan sambil mengurus cucu-cucunya yang masih kecil. Dari poroson yang telah dibuat tersebut ibu Ni Ketut Toni mendapat penghasilan sebesar Rp.
400.000bulan. Selain itu, bapak I Made Pugur juga disuruh untuk mengurus lahan milik orang lain seluas 5 are yang ditanami dengan pohon pisang. Dari
pemeliharaan lahan tersebut diperoleh sedikit tambahan pendapatan dari menjual daun pisang yaitu sebesar Rp. 8.000. Total penghasilan dari keluarga I Made
Pugur adalah Rp. 1.008.000bulan tidak tetap.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Pengeluaran keluarga I Wayan Untung berasal dari kebutuhan sehari hari, kesehatan, kerohanian dan sosial.
a. Kebutuhan Sehari
Penghasilan yang diperoleh I Wayan Untung sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama kebutuhan akan pangan yang
terdiri dari beras, lauk pauk, sayuran. Adapun biaya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan pokok yaitu Rp. 20.000 per hari. Selain
4 kebutuhan pangan, bapak I Made Pugur juga memiliki pengeluaran berupa
ongkos angkot ke tempat kerja di Desa Selabih sebesar Rp. 10.000 per hari dan membeli rokok per harinya sebesar Rp. 6.000. Dalam kehidupan sehari-hari
beliau juga mengeluarkan biaya untuk membayar listrik dan air sekitar Rp. 50.000 per bulan. Total pengeluaran Bapak I Wayan Untung memenuhi
kebutuhan sehari-hari adalah Rp. 930.000 per bulan.
b. Kesehatan
Untuk biaya kesehatan, keluarga dari Bapak I Wayan Untung tidak menganggarkan secara khusus karena kedaan sakit tidak dapat diprediksi kapan
terjadinya. Selain itu, beliau memiliki kartu Jaminan Kesehatan Bali Mandara JKBM yang dapat digunakan untuk berobat ke Puskesmas maupun Rumah
Sakit tanpa dipungut biaya. Namun terkadang anggota keluarga yang sakit juga berobat ke mantri terdekat jika puskesmas tutup.
c. Kerohanian
Anggota keluarga Bapak I Made Pugur semuanya beragama Hindu. Kehidupan sehari-hari Bapak I Made Pugur kesehariannya memerlukan biaya
khusus untuk melaksanakan persembahyangan. Beliau bisa menghabiskan biaya sekitar Rp. 50.000 per bulan untuk keperluan sarana upacara atau banten sehari-
hari. Biaya tersebut akan bertambahjika ada piodalan besar seperti Galungan dan Kuningan.
d. Sosial
Keluarga Bapak I Made Pugur diwajibkan membayar sebesar Rp. 30.000 per bulan untuk keperluan sosial seperti iuran banjar dan uang untuk suka duka.
5
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga
Dalam mengidentifikasikan masalah yang dihadapi oleh keluarga Bapak I Made Pugur dilakukan dengan melakukan pendekatan secara langsung. Setelah
melaksanakan kunjungan beberapa kali dan wawancara, ditemukan beberapa masalah yang dihadapi oleh keluarga Bapak I Made Pugur. Adapun permasalahan
yang diperoleh diantaranya :
2.1.1 Masalah Ekonomi Keluarga
Permasalahan utama yang dihadapi oleh keluarga Bapak I Made Puguradalah masalah perekonomian. Hal ini dikarenakan penghasilan yang
diperoleh tiap bulannya tidak sebanding dengan pengeluaran yang dikeluarkan. Penghasilan yang diperoleh dari bekerja sebagai seorang buruh pengupas kelapa
belum mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari istri. Sedangkan hasil dari kebun pisang seluas 5 are tersebut tidak seberapa. Kebutuhan yang diperlukan oleh
keluarga ini tidak hanya untuk makan sehari-hari namun juga kebutuhan lainnya seperti ongkos angkot, rokok, keperluan kesehatan, sosial dan kerohanian. Istri
dari Bapak I Made Pugur bekerja sebagai penjual porosan dengan penghasilan yang tetap dan butuh waktu yang cukup lama. Namun penghasilan dari Ibu Ni
Ketut Toni juga belum mampu menutupi pengeluaran keluarga ini setiap harinya. Hal tersebut menyebabkan pengeluaran tidak sesuai dengan penghasilan yang
diperoleh oleh keluarga Bapak I Made Pugur.
2.1.2 Masalah Kesehatan Lingkungan Rumah
Masalah lingkungan juga merupakan masalah yang penting karena akan berdampak terhadap kesehatan dan kebersihan tempat tinggal. Masalah yang
dialami keluarga Bapak I Made Pugurterkait dengan lingkungan tempat tinggalnya adalah hewan peliharaan yaitu ayam yang tidak dimasukkan ke dalam
kandang. Kotoran dari hewan ini berserakan di sekitar rumah sehingga berdampak