BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
1.1 Profil Keluarga Dampingan
KKN-PPM Universitas Udayana merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh setiap mahasiswa di beberapa desa yang telah ditentukan. Program ini secara
khusus bertujuan untuk mensinergiskan pemberdayaan masyarakat dalam mengangkat potensi yang dimiliki oleh desa tersebut. Mahasiswa wajib menciptakan
program-program pemberdayaan masyarakat yang dapat memecahkan permasalahan yang dialami oleh desa terkait, sehingga dapat mewujudkan Tri Dharma Perguruan
Tinggi. Salah satu program wajib pada KKN-PPM ini adalah program pendampingan keluarga atau biasa disebut dengan KK dampingan.
Program KK dampingan ditujukan kepada beberapa keluarga terpilih yang terdapat di beberapa dusun di Desa Manduang, Kabupaten Klungkung. Keluarga
yang terpilih merupakan keluarga-keluarga kurang mampu yang membutuhkan pendampingan untuk menyelesaikan permasalahan mereka dan mencapai taraf hidup
yang lebih baik. Berdasarkan rekomendasi dari Kepala Desa Manduang , Bapak Rai Adi Susanta, penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga
kurang mampu yang ada di Banjar Tubuh, Desa Manduang Klungkung yaitu, keluarga Bapak I Gusti Made Jelantik.
Tabel 1.1 profil keluarga dampingan NO
Nama Status
Umur Pendidikan
Pekerjaan Keterangan
1 I Gusti
Made Jelantik
Kepala Keluarga
73 tahun
TidakBelum Sekolah
PetaniPerkebunan Kawin
2 Jero Pudak
Istri 62
tahun TidakBelum
Sekolah PetaniPerkebunan
Kawin
3 I Gusti
Nyoman Sasih
Anak Kandung
42 tahun
Tamat SDSederajat
PetaniPerkebunan -
Keluarga bapak I Gusti Made Jelantik merupakan salah satu keluarga sederhana yang tinggal di Banjar Tubuh Kecamatan Klungkung, Kabupaten
Klungkung. Kondisi perekonomian keluarga ini tergolong kurang mampu. Bapak I Gusti Made Jelantik merupakan kepala keluarga yang berprofesi sebagai petani,
namun semenjak Beliau terserang stroke dan waktu ini sempat jatuh yang memperparah kondisinya mengakibatkan daya geraknya kurang dan harus memakai
tongkat untuk beraktifitas. Walaupun menderita stroke tidak menyurutkan semangatnya untuk menafkahi keluarga, beliau tetap pergi ke sawah bersama istri dan
anaknya. Bapak I Gusti Made Jelantik memiliki seorang istri yang bernama Jero Pudak
dan seorang anak perempuan Bernama I Gusti Nyoman Sasih . Keduanya juga berprofesi sebagai Petani. Anak perempuannya sampai berumur 42 tahun tidak juga
menikah. Anak pertama laki-laki dan keduanya laki-laki telah meninggal dunia. Dengan kondisi seperti ini, kondisi perekonomian mereka sangat sulit, karena mereka
tetap harus bisa bertahan hidup meski tidak ada penghasilan. Dengan kondisi perekonomian yang kurang serta tempat tinggal yang sederhana, maka tidak heran
jika keluarga Bapak I Gusti Made Jelantik cukup terbelakang jika dibandingkan dengan keluarga-keluarga lainnya di Desa Manduang, khususnya Banjar Tubuh.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga