Tempat dan Waktu Penelitian 37

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1. Tingkat Kelayakan Media 41 Tabel 3.2. Rancangan Penelitian 45 Tabel 3.3. Tabel Penolong untuk Uji Normalitas 47 Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Angket Uji Kelayakan Media dari Dosen Kimia, dan Guru Kimia 52 Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Angket Respon Siswa Terhadap Media 53 Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Distribusi Karakter Sikap Siswa Pada Kelas Eksperimen 55 Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Distribusi Karakter Sikap Siswa Pada Kelas Kontrol 56 Tabel 4.6. Tabel Rata-Rata Hasil Belajar Siswa 58 Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Data 59 Tabel 4.8. Hasil Uji Homogenitas Data 59 Tabel 4.9. Hasil Uji Hipotesis 60 Tabel 4.10. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 61 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Menu Tampilan Awal Video Editor 25 Gambar 2.2. Tampilan Ikon Insert Media Files 26 Gambar 2.3. Tampilan Menggunakan Ripple Editing 27 Gambar 2.4. Tampilan Penyesuaian Warna 27 Gambar 2.5. Tampilan Membalikkan Arah Main 28 Gambar 2.6. Tampilan Mengatur Kecepatan Main 28 Gambar 2.7. Tampilan Transisi 29 Gambar 2.8. Model Atom Dalton 31 Gambar 2.9. Model Atom J.J. Thomson 31 Gambar 2.10. Model Atom Rutherford 32 Gambar 2.11. Model atom Niels Bohr 33 Gambar 2.12. Model Atom Mekanika Kuantum 33 Gambar 3.1. Desain Rancangan Uji Coba Efektifitas Media 43 Gambar 3.2. Skema Prosedur Penelitian 45 DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 4.1. Kelayakan Media dari Dosen Kimia, dan Guru Kimia 53 Grafik 4.2. Kelayakan Media dari Siswa 54 Grafik 4.3. Karakter Sikap Siswa Pada Kelas Eksperimen 55 Grafik 4.4. Karakter Sikap Siswa Pada Kelas Kontrol 56 Grafik 4.5. Perubahan karakter Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 57 Grafik 4.6. Peningkatan Hasil Belajar 61 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 70 Lampiran 2. Kisi – Kisi Soal 88 Lampiran 3. Tes Soal Intrument Penelitian 89 Lampiran 4. Kunci Jawaban Soal Instrument 96 Lampiran 5. Soal Pretes dan Postes 97 Lampiran 6. Kunci Jawaban Soal Pretes dan Postes 101 Lampiran 7. Kisi-Kisi Angket Respon Siswa Terhadap Penggunaan Media 102 Lampiran 8. Angket Respon Siswa Terhadap Penggunaan Media Pembelajaran 103 Lampiran 9. Kisi-Kisi Angket Karakter Sikap Siswa 106 Lampiran 10. Angket Karakter Sikap Siswa di Sekolah 107 Lampiran 11. Uji Kelayakan Media dari Siswa 109 Lampiran 12. Perhitungan Kelayakan Media dari Siswa 111 Lampiran 13. Uji Kelayakan Media dari Dosen Kimia, dan Guru Kimia 115 Lampiran 14. Hasil Angket Karakter Sikap Siswa 118 Lampiran 15. Perhitungan Angket Siswa 122 Lampiran 16. Tabel Validitas Soal 128 Lampiran 17. Perhitungan Validasi Soal 129 Lampiran 18. Tabel Reliabilitas Tes 131 Lampiran 19. Perhitungan Uji Reliabilitas Tes 132 Lampiran 20. Tabel Tingkat Kesukaran Tes 134 Lampiran 21. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 135 Lampiran 22. Tabel Daya Beda Tes 137 Lampiran 23. Perhitungan Daya Beda Tes 138 Lampiran 24. Data Hasil Belajar 140 Lampiran 25. Simpangan Baku 142 Lampiran 26. Uji Normalitas 144 Lampiran 27. Uji Homogenitas 152 Lampiran 28. Uji Gain 154 Lampiran 29. Uji Hipotesis 156 Lampiran 30. Persen Peningkatan Hasil Belajar 162 Lampiran 31. Perekayasaan Paedagogis 163 Lampiran 32. Story Board 164 Lampiran 33. Dokumentasi Penelitian 181

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Siswa merupakan pilar dalam pembangunan bangsa Indonesia melalui jalur pendidikan. Bangsa yang masih butuh pembenahan di berbagai bidang maka di butuhkan sumber daya manusia dengan kualitas dan kuantitas yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Dalam UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada pasal 4 menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung pada dirinya, masyarakat dan negara. Sudrajat : 2010. Menurut Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN 2010 menunjukkan, 54 persen remaja di Surabaya, Jawa Timur telah jalani hubungan seks sebelum menikah. Disusul remaja Medan dan Jakarta berturut-turut mencapai 52 dan 51 persen telah kehilangan keperawanan mereka. Selain Surabaya, Medan, dan Jakarta, remaja di Bandung juga termasuk yang tertinggi menjalani hubungan seks sebelum menikah yaitu sebanyak 47 persen remajanya tak perawan lagi. Beberapa faktor yang mendorong anak remaja usia sekolah SMP dan SMA melakukan hubungan seks di luar nikah di antaranya pengaruh liberalisme atau pergaulan hidup bebas, faktor lingkungan dan keluarga yang mendukung kearah prilaku tersebut serta pengaruh perkembangan media massa. Data tentang penyalahgunaan narkoba menunjukkan, dari 3,2 juta jiwa yang ketagihan narkoba, 78 persennya adalah remaja. Sedangkan penderita HIVAIDS terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan akhir Juni 2010, ada 21.770 kasus AIDS dan 47.157 kasus HIV positif dengan persentase pengidap usia 20-29 tahun yakni 48,1 persen dan usia 30-39 tahun sebanyak 30,9 persen. http:www.scribd.comdoc12991475Guru-Dalam-Pendidikan-Karakter Merebaknya isu-isu moral dikalangan remaja seperti penggunaan narkotika dan obat- obat terlarang narkoba, tawuran pelajar, pornografi, perjudian, dan lain-lain, sudah menjadi masalah sosial yang sampai saat ini belum diatasi secara tuntas. Banyak orang berpandangan bahwa kondisi demikian diduga bermula dari apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan. Pendidikanlah yang sesungguhnya paling besar memberikan kontribusi terhadap situasi ini. Mereka yang telah melewati sistem pendidikan selama ini, mulai dari pendidikan dalam keluarga, lingkungan sekitar, dan pendidikan sekolah, kurang memiliki kemampuan mengelola konflik dan kekacauan, sehingga anak-anak dan remaja selalu menjadi korban konflik dan kekacauan tersebut. Budiningsih, 2004 Melihat kondisi banyaknya penyimpangan moral dikalangan anak-anak dan remaja saat ini, menjadikan tugas yang diemban oleh para guru pendidik dan perancang dibidang pendidikan moral sangat rumit. Apapun model atau media pembelajaran yang digunakan, para guru dihadapkan pada sejumlah variabel kondisi yang berada di luar kontrolnya, yang harus diterima apa adanya. Satu variabel yang sama sekali tidak dapat dimanipulasi oleh guru adalah karakteristik siswa dan budayanya. Upaya apapun yang dipilih dan dilakukan oleh guru haruslah bertumpu pada karakteristik perseorangan siswa sabagai subjek belajar serta budaya dimana siswa berada. Budiningsih, 2004 Hasil studi Dr. Marvin Berkowitz dari University of Missouri- St. Louis, menunjukan peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah dipengaruhi pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter menunjukkan adanya penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik Megawangi dan Williams, 2011. Seperti juga diungkapkan oleh Dimyati 2006 bahwa : “Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang mempunyai minat terhadap bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut”. Sebuah buku yang berjudul Emotional Intelligence and School Success mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa ada sederet faktor-faktor resiko penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi Alen Marlis, 2010. Hasil penelitian tentang pengaruh kecerdasan emosi anak sesuai dengan pendapat Daniel Goleman tentang keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen ditentukan oleh kecerdasan otak IQ. Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya, akan mengalami

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 3

0 9 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION MELALUI MEDIA BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 3 SD PADA MATA PELAJARAN IPA DI SDN TLEKUNG 02

3 47 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATERI HUKUM NEWTON DAN PENERAPANNYA DI SMAN 1 INGIN JAYA

0 4 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VII-2 MTSN ANGKUP ACEH TENGAH

0 7 1

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI TATA SURYA UNTUK MENGOPTIMALKAN PEMANFAATAN MEDIA VIDEO BERBASIS KOMPUTER

0 39 54

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, CARA BELAJAR, DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 4 METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 10 103

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA SMA

0 0 13

PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII PADA MATERI KALOR

0 1 18

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS BLOG UNTUK MATERI STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR SMA KELAS XI

0 0 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SEMESTER 2 SDN 1 BULUNGCANGKRING

0 0 23