DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1. Tingkat Kelayakan Media
41 Tabel 3.2.
Rancangan Penelitian 45
Tabel 3.3. Tabel Penolong untuk Uji Normalitas
47 Tabel 4.2.
Hasil Perhitungan Angket Uji Kelayakan Media dari Dosen Kimia, dan Guru Kimia
52 Tabel 4.3.
Hasil Perhitungan Angket Respon Siswa Terhadap Media 53
Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Distribusi Karakter Sikap
Siswa Pada Kelas Eksperimen 55
Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Distribusi Karakter Sikap Siswa Pada Kelas Kontrol
56 Tabel 4.6.
Tabel Rata-Rata Hasil Belajar Siswa 58
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Data
59 Tabel 4.8.
Hasil Uji Homogenitas Data 59
Tabel 4.9. Hasil Uji Hipotesis
60 Tabel 4.10. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol 61
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1.
Menu Tampilan Awal Video Editor 25
Gambar 2.2. Tampilan Ikon Insert Media Files
26 Gambar 2.3.
Tampilan Menggunakan Ripple Editing 27
Gambar 2.4. Tampilan Penyesuaian Warna
27 Gambar 2.5.
Tampilan Membalikkan Arah Main 28
Gambar 2.6. Tampilan Mengatur Kecepatan Main
28 Gambar 2.7.
Tampilan Transisi 29
Gambar 2.8. Model Atom Dalton
31 Gambar 2.9.
Model Atom J.J. Thomson 31
Gambar 2.10. Model Atom Rutherford 32
Gambar 2.11. Model atom Niels Bohr 33
Gambar 2.12. Model Atom Mekanika Kuantum 33
Gambar 3.1. Desain Rancangan Uji Coba Efektifitas Media
43 Gambar 3.2.
Skema Prosedur Penelitian 45
DAFTAR GRAFIK
Halaman Grafik 4.1. Kelayakan Media dari Dosen Kimia, dan Guru Kimia
53 Grafik 4.2. Kelayakan Media dari Siswa
54 Grafik 4.3. Karakter Sikap Siswa Pada Kelas Eksperimen
55 Grafik 4.4. Karakter Sikap Siswa Pada Kelas Kontrol
56 Grafik 4.5. Perubahan karakter Antara Kelas Eksperimen
Dan Kelas Kontrol 57
Grafik 4.6. Peningkatan Hasil Belajar 61
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran1.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 70
Lampiran 2. Kisi – Kisi Soal 88
Lampiran 3. Tes Soal Intrument Penelitian 89
Lampiran 4. Kunci Jawaban Soal Instrument 96
Lampiran 5. Soal Pretes dan Postes 97
Lampiran 6. Kunci Jawaban Soal Pretes dan Postes 101
Lampiran 7. Kisi-Kisi Angket Respon Siswa Terhadap Penggunaan Media
102
Lampiran 8. Angket Respon Siswa Terhadap Penggunaan Media Pembelajaran
103 Lampiran 9. Kisi-Kisi Angket Karakter Sikap Siswa
106 Lampiran 10. Angket Karakter Sikap Siswa di Sekolah
107 Lampiran 11. Uji Kelayakan Media dari Siswa
109 Lampiran 12. Perhitungan Kelayakan Media dari Siswa
111 Lampiran 13. Uji Kelayakan Media dari Dosen Kimia, dan Guru Kimia 115
Lampiran 14. Hasil Angket Karakter Sikap Siswa 118
Lampiran 15. Perhitungan Angket Siswa 122
Lampiran 16. Tabel Validitas Soal 128
Lampiran 17. Perhitungan Validasi Soal 129
Lampiran 18. Tabel Reliabilitas Tes 131
Lampiran 19. Perhitungan Uji Reliabilitas Tes 132
Lampiran 20. Tabel Tingkat Kesukaran Tes 134
Lampiran 21. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 135
Lampiran 22. Tabel Daya Beda Tes 137
Lampiran 23. Perhitungan Daya Beda Tes 138
Lampiran 24. Data Hasil Belajar 140
Lampiran 25. Simpangan Baku 142
Lampiran 26. Uji Normalitas 144
Lampiran 27. Uji Homogenitas 152
Lampiran 28. Uji Gain 154
Lampiran 29. Uji Hipotesis 156
Lampiran 30. Persen Peningkatan Hasil Belajar 162
Lampiran 31. Perekayasaan Paedagogis 163
Lampiran 32. Story Board 164
Lampiran 33. Dokumentasi Penelitian 181
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Siswa merupakan pilar dalam pembangunan bangsa Indonesia melalui jalur pendidikan. Bangsa yang masih butuh pembenahan di berbagai bidang maka di butuhkan sumber daya
manusia dengan kualitas dan kuantitas yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Dalam UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada pasal 4 menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung pada dirinya,
masyarakat dan negara. Sudrajat : 2010. Menurut Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN 2010
menunjukkan, 54 persen remaja di Surabaya, Jawa Timur telah jalani hubungan seks sebelum menikah. Disusul remaja Medan dan Jakarta berturut-turut mencapai 52 dan 51 persen telah
kehilangan keperawanan mereka. Selain Surabaya, Medan, dan Jakarta, remaja di Bandung juga termasuk yang tertinggi menjalani hubungan seks sebelum menikah yaitu sebanyak 47
persen remajanya tak perawan lagi. Beberapa faktor yang mendorong anak remaja usia sekolah SMP dan SMA melakukan hubungan seks di luar nikah di antaranya pengaruh
liberalisme atau pergaulan hidup bebas, faktor lingkungan dan keluarga yang mendukung kearah prilaku tersebut serta pengaruh perkembangan media massa.
Data tentang penyalahgunaan narkoba menunjukkan, dari 3,2 juta jiwa yang ketagihan narkoba, 78 persennya adalah remaja. Sedangkan penderita HIVAIDS terus meningkat setiap
tahunnya. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan akhir Juni 2010, ada 21.770 kasus AIDS dan 47.157 kasus HIV positif dengan persentase pengidap usia 20-29 tahun yakni 48,1 persen
dan usia 30-39 tahun sebanyak 30,9 persen.
http:www.scribd.comdoc12991475Guru-Dalam-Pendidikan-Karakter
Merebaknya isu-isu moral dikalangan remaja seperti penggunaan narkotika dan obat- obat terlarang narkoba, tawuran pelajar, pornografi, perjudian, dan lain-lain, sudah menjadi
masalah sosial yang sampai saat ini belum diatasi secara tuntas. Banyak orang berpandangan bahwa kondisi demikian diduga bermula dari apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan.
Pendidikanlah yang sesungguhnya paling besar memberikan kontribusi terhadap situasi ini. Mereka yang telah melewati sistem pendidikan selama ini, mulai dari pendidikan dalam
keluarga, lingkungan sekitar, dan pendidikan sekolah, kurang memiliki kemampuan mengelola konflik dan kekacauan, sehingga anak-anak dan remaja selalu menjadi korban
konflik dan kekacauan tersebut. Budiningsih, 2004 Melihat kondisi banyaknya penyimpangan moral dikalangan anak-anak dan remaja saat
ini, menjadikan tugas yang diemban oleh para guru pendidik dan perancang dibidang pendidikan moral sangat rumit. Apapun model atau media pembelajaran yang digunakan,
para guru dihadapkan pada sejumlah variabel kondisi yang berada di luar kontrolnya, yang harus diterima apa adanya. Satu variabel yang sama sekali tidak dapat dimanipulasi oleh guru
adalah karakteristik siswa dan budayanya. Upaya apapun yang dipilih dan dilakukan oleh guru haruslah bertumpu pada karakteristik perseorangan siswa sabagai subjek belajar serta
budaya dimana siswa berada. Budiningsih, 2004 Hasil studi Dr. Marvin Berkowitz dari University of Missouri- St. Louis, menunjukan
peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah dipengaruhi pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam
pendidikan karakter menunjukkan adanya penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik Megawangi dan Williams, 2011.
Seperti juga diungkapkan oleh Dimyati 2006 bahwa : “Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang mempunyai minat terhadap bidang studi tertentu
cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut”.
Sebuah buku yang berjudul Emotional Intelligence and School Success mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak
terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa ada sederet faktor-faktor resiko penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada
kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan
berkomunikasi Alen Marlis, 2010.
Hasil penelitian tentang pengaruh kecerdasan emosi anak sesuai dengan pendapat Daniel Goleman tentang keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80 persen
dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen ditentukan oleh kecerdasan otak IQ. Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya, akan mengalami