Sistematika Pembahasan Simpulan Tingkat Keterisian Ruang Henti Khusus Simpang di Kota Bandung.

Universitas Kristen Maranatha 3

1.4 Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan adalah sebagai berikut: BAB I, berisi pendahuluan, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, sistematika pembahasan. BAB II, berisi tinjauan pustaka mengenai Ruang Henti Khusus RHK yang dikutip dari Modul Pelatihan Perancangan RHK PUSJATAN dan beberapa sumber pustaka lainnya. BAB III, membahas mengenai rencana kerja, pemilihan lokasi dan waktu survei. BAB IV, mengenai penyajian data, pengolahan data dan analisis data. BAB V, berisi tentang simpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Universitas Kristen Maranatha 55 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan perhitungan analisis RHK pada simpang Jendral. Sudirman- Astana Anyar, Karapitan-Cikawao, Cipaganti-Prof. Eyckman, dan Pasir Kaliki- Dr. Rajiman didapatkan hasil: 1. Tingkat keterisian RHK pada simpang Jendral. Sudirman-Astana Anyar pada jam sibuk 81,81 dan pada jam tidak sibuk 48,05. Untuk Tingkat keterisian ≥ 80 RHK pada jam sibuk tergolong ”RHK berhasil di terapkan”, sedangkan untuk jam tidak sibuk tingkat keterisian 60 RHK tergolong ”RHK kurang berhasil diterapkan”. Tingkat keterisian RHK hanya oleh sepeda motor pada simpang Jendral. Sudirman-Astana Anyar pada jam sibuk 84,08 dan pada jam tidak sibuk 85,36. Tingkat keterisian RHK hanya oleh sepeda motor pada jam sibuk dan tidak sibuk tergolong ”RHK berhasil diterapkan”. 2. Tingkat keterisian RHK pada simpang Karapitan-Cikawao pada jam sibuk 61,03 dan pada jam tidak sibuk 31,16, Untuk Tingkat keterisian 60 - 79 RHK pada jam sibuk tergolong ”RHK cukup berhasil di terapkan”, sedangkan untuk jam tidak sibuk tingkat keterisian 60 RHK tergolong ”RHK kurang berhasil diterapkan”. Tingkat keterisian RHK hanya oleh sepeda motor pada simpang Karapitan- Cikawao pada jam sibuk 63,21 dan pada jam tidak sibuk 60,91. Tingkat keterisian RHK hanya oleh sepeda motor pada jam sibuk dan tidak sibuk tergolong ”RHK cukup berhasil diterapkan”. Universitas Kristen Maranatha 56 3. Tingkat keterisian RHK pada simpang Cipaganti-Prof. Eyckman pada jam sibuk 62,50 dan pada jam tidak sibuk 32,50. Untuk Tingkat keterisian 60-79 RHK pada jam sibuk tergolong ”RHK cukup berhasil di terapkan”, sedangkan untuk jam tidak sibuk tingkat keterisian 60 RHK tergolong ”RHK kurang berhasil diterapkan”. Tingkat keterisian RHK hanya oleh sepeda motor pada simpang Cipaganti- Prof. Eyckman pada jam sibuk 69,84 dan pada jam tidak sibuk 80,95. Untuk Tingkat keterisian RHK hanya oleh sepeda motor pada jam sibuk dan tidak sibuk tergolong ”RHK cukup berhasil diterapkan”. 4. Tingkat keterisian RHK pada simpang Pasir Kaliki-Dr. Rajiman pada jam sibuk 50 dan pada jam tidak sibuk 30,95. Untuk Tingkat keterisian 60 baik RHK pada jam sibuk maupun tidak sibuk RHK tergolong ”RHK kurang berhasil diterapkan”. Tingkat keterisian RHK hanya oleh sepeda motor pada simpang Pasir Kaliki- Dr. Rajiman pada jam sibuk 33,04 dan pada jam tidak sibuk 27,82. Tingkat keterisian RHK hanya oleh sepeda motor pada jam sibuk dan tidak sibuk tergolong ”RHK kurang berhasil diterapkan”. Dari hasil analisis yang diperoleh dapat disimpulkan tidak semua RHK di Kota Bandung sudah baik kinerja nya, hal ini dapat dilihat dari 4 sampel simpang yang memiliki RHK, terdapat 1 simpang yang kinerja RHK nya jauh dari berhasil yaitu simpang Pasir Kaliki-Dr. Rajiman. Pada simpang ini Keterisian RHK pada jam sibuk hanya 50 dan tingkat keterisian hanya oleh sepeda motor terbesar yaitu pada jam sibuk sebesar 33,04 hal ini diperkirakan karena tingkat kesadaran pengendara roda empat akan adanya RHK pada simpang ini sangat rendah dan faktor penindakan petugas yang kurang peduli akan pelanggaran yang dilakukan kendaraan roda empat masuk ke area RHK untuk sepeda motor. Universitas Kristen Maranatha 57 Faktor jam sibuk juga menjadi faktor yang sangat penting untuk penilaian keberhasilan sebuah RHK. Dari tingkat keterisian dapat dilihat dari empat simpang yang dianalisis tidak ada satupun RHK yang tergolong ”RHK berhasil diterapkan” ataupun ”RHK cukup berhasil diterapkan” pada jam tidak sibuk. Berbeda dengan Tingkat keterisian RHK hanya oleh sepeda motor, pada kasus ini jam sibuk tidak terlalu berpengaruh untuk suatu RHK dapat bisa di kategorikan berhasil atau tidak.

5.2 Saran

Dokumen yang terkait

Peranan Balai Teknik Lalu Lintas Dan Lingkungan Jalan Bandung Dalam Mensosialisasikan Program Ruang Henti Khusus Dikalangan Pengendara Roda Dua Di Bandung

7 56 129

EFEKTIVITAS PENERAPAN RUANG HENTI KHUSUS SEPEDA PADA SIMPANG BERSINYAL EFEKTIVITAS PENERAPAN RUANG HENTI KHUSUS SEPEDA PADA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS PERSIMPANGAN Jl. SENOPATI-Jl. KH.AHMAD DAHLAN DENGAN Jl.TRIKORA-Jl. A.YANI, YOGYAKARTA, D.I.Y).

2 7 15

PENDAHULUAN EFEKTIVITAS PENERAPAN RUANG HENTI KHUSUS SEPEDA PADA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS PERSIMPANGAN Jl. SENOPATI-Jl. KH.AHMAD DAHLAN DENGAN Jl.TRIKORA-Jl. A.YANI, YOGYAKARTA, D.I.Y).

1 3 5

TINJAUAN PUSTAKA EFEKTIVITAS PENERAPAN RUANG HENTI KHUSUS SEPEDA PADA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS PERSIMPANGAN Jl. SENOPATI-Jl. KH.AHMAD DAHLAN DENGAN Jl.TRIKORA-Jl. A.YANI, YOGYAKARTA, D.I.Y).

0 8 7

KESIMPULAN DAN SARAN EFEKTIVITAS PENERAPAN RUANG HENTI KHUSUS SEPEDA PADA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS PERSIMPANGAN Jl. SENOPATI-Jl. KH.AHMAD DAHLAN DENGAN Jl.TRIKORA-Jl. A.YANI, YOGYAKARTA, D.I.Y).

0 3 28

Evaluasi Keberhasilan Kinerja Ruang Henti Khusus Pada Simpang Bersinyal (Studi Kasus: Simpang Bersinyal Jl. Sudirman - Jl. Waturenggong).

7 13 38

Perkembangan Formula Arus Jenuh Di Delapan Simpang Bersinyal Kota Bandung.

0 3 15

Evaluasi Kinerja Ruang Henti Khusus Pada Simpang Pasteur-Pasir Kaliki dan Simpang Ahmad Yani-Laswi Bandung.

2 8 81

EFEKTIVITAS PENERAPAN RUANG HENTI KHUSUS (RHK) DI PERSIMPANGAN JALAN PERKOTAAN (Studi Kasus: Persimpangan Jalan Pasteur-Pasirkaliki Kota Bandung

0 0 8

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENATAAN RUANG DI KOTA BANDUNG

1 3 12