Perkembangan Formula Arus Jenuh Di Delapan Simpang Bersinyal Kota Bandung.

(1)

PERKEMBANGAN FORMULA ARUS JENUH DI

DELAPAN SIMPANG BERSINYAL KOTA BANDUNG

Florian Yohanes NRP: 0721023

Pembimbing: Dr. Budi Hartanto Susilo, Ir., M.Sc.

ABSTRAK

Pesatnya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor banyak menimbulkan masalah lalulintas. Masalah yang terjadi salah satunya adalah konflik dipersimpangan. Pemecahan dari masalah ini dimulai dari pengamatan alat pengaturnya yang dipengaruhi oleh arus jenuh kendaraan yang menurut MKJI 1997 mempunyai rumus S = 600 x We.

Namun rumus ini bukanlah formula yang mutlak, tapi dapat dimodifikasi sesuai lebar pendekat simpang. Tahun 1999 telah dilakukan penelitian tentang arus jenuh di empat persimpangan kota Bandung, dan ditemukan modifikasi dari rumus arus jenuh yaitu S = (500 x We) + 400. Dengan adanya perubahan rumus tersebut, maka perlu diteliti lebih lanjut tentang arus jenuh ini serta dibandingkan hasil perhitungan empiris dengan hasil perhitungan data di lapangan.

Hasil penelitian data dengan mengambil 16 lengan yang memiliki lebar pendekat yang bervariasi ditemukan modifikasi baru yaitu S = 510 x We. Untuk lebar pendekat yang memiliki pendekat antara 2,5 meter hingga 7 meter, dapat menggunakan ketiga rumus yang ada karena hasilnya saling mendekati. Sedangkan untuk pendekat antara 7 meter hingga 12 meter disarankan menggunakan rumus S = 510 x We karena hasil dari rumus ini mendekati hasil yang ada di lapangan.


(2)

iii Universitas Kristen Maranatha

THE DEVELOPMENT OF THE SATURATED FLOW

FORMULA AT EIGHT SIGNALIZED INTERSECTION

OF BANDUNG CITY

Florian Yohanes NRP: 0721023

Supervisor: Dr. Budi Hartanto Susilo, Ir., M.Sc.

ABSTRACT

The rapid growth in the number of motor vehicles cause many traffic problems. The problem that happens one of them is the conflict were in intersection. Solving this problem starts from the observation tool that is affected by the current governing saturated vehicles according to the formula have MKJI S = 600 x We.

But this formula is not an absolute formula, but can be modified according to the width of the intersection approach. Year 1999 has done research on saturated flow in the four intersections of Bandung, and found a modification of the saturation current formula is S = (500 x We) 400. With the change in the formula, it is necessary to study further about this saturated flow and compared the results of calculations with the calculation of empirical data in the field.

The results of data by taking the arm 16 which has a width varying approach found a new modification of the S = 510 x We. For the approach that has wide approach between 2.5 meters to 7 meters, can use all three formulas exist because the results are close to each other. As for the approach of 7 meters to 12 meters is recommended to use the formula S = 510 x We as a result of this formula approach results in the field.


(3)

DAFTAR ISI

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ... ii

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR NOTASI ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian... 1

1.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 2

1.4 Sistematika Pembahasan ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Persimpangan ... 3

2.1.1 Pengertian Persimpangan ... 3

2.1.2 Hirarki Pengendalian Persimpangan ... 3

2.1.3 Jenis-Jenis Konflik ... 5

2.1.4 Persimpangan Dengan Menggunakan Lampu Lalulintas ... 8

2.1.5 Arus Lalulintas Pada Persimpangan ... 10

2.1.6 Volume Lalulintas ... 11

2.1.7 Satuan Mobil Penumpang ... 12

2.2 Arus Jenuh ... 12

2.2.1 Pengertian Arus Jenuh ... 12

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Menentukan Besarnya Arus Jenuh ... 13


(4)

v Universitas Kristen Maranatha

2.3 Uji Statistik ... 15

2.3.1 Pengertian Hipotesis ... 15

2.3.2 Pengujian Hipotesis Perbedaan Satu Rata-Rata ... 16

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA ... 17

3.1 Tahapan Penelitian ... 17

3.2 Pemilihan Lokasi dan Waktu Survei ... 17

3.2.1 Lokasi Studi... 17

3.2.2 Waktu Studi ... 22

3.3 Metode Studi ... 22

3.4 Bagan Alir Penelitian ... 22

3.5 Pengumpulan Data ... 24

3.5.1 Data Geometrik Simpang dan Waktu Hijau Tiap Lengan ... 24

3.5.2 Data Volume Lalulintas ... 24

3.6 Metode Persamaan Garis ... 25

BAB IV ANALISIS DATA ... 26

4.1 Analisis Data dan Pembahasan... 26

4.1.1 Perhitungan Arus Jenuh ... 26

4.1.2 Perhitungan Persamaan Garis Linear ... 27

4.1.3 Perbandingan Arus Jenuh Lapangan dan Arus Jenuh Empiris... 32

4.2 Perbandingan Persentase Sepeda Motor Terhadap Arus Total Tahun 1999 dan 2011 ... 37

4.3 Uji Statistik ... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

5.1 Kesimpulan ... 41

5.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 43


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh-contoh persimpangan sebidang ... 4

Gambar 2.2 Gambar alih gerak kendaraan pada persimpangan... 5

Gambar 2.3 Konflik-konflik utama dan kedua pada simpang bersinyal dengan empat lengan ... 5

Gambar 2.4 Urutan waktu pada pengaturan sinyal dengan dua fase ... 7

Gambar 2.5 Berbagai pengaturan fase sinyal... 8

Gambar 2.6 Pola pendekatan tipe P ... 10

Gambar 2.7 Pola pendekatan tipe O... 11

Gambar 2.7 Model dasar untuk arus jenuh ... 12

Gambar 3.1 Persimpangan Gatot Subroto-Laswi ... 18

Gambar 3.2 Persimpangan Ahmad Yani-Laswi ... 18

Gambar 3.3 Persimpangan Asia Afrika-Ahmad Yani ... 19

Gambar 3.4 Persimpangan Dr.Djunjunan-Pasir Kaliki ... 19

Gambar 3.5 Persimpangan Sudirman-Otto Iskandardinata... 20

Gambar 3.6 Persimpangan Pasteur-Cipaganti ... 20

Gambar 3.7 Persimpangan Pasteur-Cihampelas ... 21

Gambar 3.8 Persimpangan Supratman- Katamso ... 21

Gambar 3.9 Bagan alir metode penelitian ... 23

Gambar 4.1 Hubungan arus jenuh rata-rata lapangan dan lebar pendekat dengan konstanta ... 31

Gambar 4.2 Hubungan arus jenuh rata-rata lapangan dan lebar pendekat tanpa konstanta ... 31

Gambar 4.3 Perbandingan arus jenuh lapangan dan arus jenuh empiris pada persamaan garis dengan konstanta ... 34

Gambar 4.4 Perbandingan arus jenuh lapangan dan arus jenuh empiris pada persamaan garis tanpa konstanta ... 36


(6)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai emp masing-masing tipe pendekat ... 12

Tabel 3.1 Jenis kendaraan berdasarkan beratnya menurut Bina Marga ... 22

Tabel 3.2 Data lebar pendekat dan waktu hijau lengan... 24

Tabel 3.3 Arus jenuh tiap lebar pendekat ... 25

Tabel 4.1 Arus jenuh rata-rata lapangan ... 30

Tabel 4.2 Perbandingan besarnya arus jenuh lapangan dengan arus jenuh empiris dengan konstanta ... 33

Tabel 4.3 Perbandingan besarnya arus jenuh lapangan dengan arus jenuh empiris tanpa konstanta ... 35

Tabel 4.4 Persentase selisih arus jenuh lapangan dengan arus jenuh empiris ... 37


(7)

DAFTAR NOTASI

ANOVA Analysis of Variant

df derajat kejenuhan

emp Ekivalen mobil penumpang

H Hipotesis

HV Heavy Vehicle

IG Periode kuning dan merah semua antara dua fase sinyal yang berurutan

KB Kendaraan berat

KR Kendaraan ringan

LV Light vehicle

MC Motor Cycle

MKJI Manual Kapasitas Jalan Indonesia.

MSR Mean of Square Regression

MSE Mean of Square Error

n jumlah data

S Arus jenuh

S Standar deviasi

Smax Arus jenuh maksimum Smin Arus jenuh minimum Slap Arus jenuh lapangan S0 Arus jenuh dasar

SM Sepeda motor

smp Satuan mobil penumpang

SSR Sum of Square Regression

SST Sum of Square Total

SSE Sum of Square Error

TCS Traffic Central System

Tipe O Lebar pendekat tipe terlawan Tipe P Lebar pendekat tipe terlindung


(8)

ix Universitas Kristen Maranatha

U Utara

We Lebar pendekat efektif

WIB Waktu Indonesia bagian barat

α nilai kesalahan

µ Rata-rata

ρ Koefisien Relasi

σ Standar Deviasi / Simpangan Baku

B Koefisien Regresi


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran L1 Tabel Perhitungan Arus Jenuh ... 44 L1.1 Besarnya arus jenuh pada persimpangan Gatot Subroto-

Laswi ... 45 L1.2 Besarnya arus jenuh pada persimpangan Dr.Djunjunan-

Pasir Kaliki ... 47 L1.3 Besarnya arus jenuh pada persimpangan Gatot Subroto-

Laswi ... 49 L1.4 Besarnya arus jenuh pada persimpangan Supratman-

Katamso ... 51 L1.5 Besarnya arus jenuh pada persimpangan Ahmad Yani-

Laswi ... 53 L1.6 Besarnya arus jenuh pada persimpangan Ahmad Yani-

Laswi ... 55 L1.7 Besarnya arus jenuh pada persimpangan Gatot Subroto-

Laswi ... 57 L1.8 Besarnya arus jenuh pada persimpangan Dr.Djunjunan-

Pasir Kaliki ... 59 L1.9 Besarnya arus jenuh pada persimpangan Dr.Djunjunan-

Pasir Kaliki ... 61 L1.10 Besarnya arus jenuh pada persimpangan Pasteur-

Cihampelas ... 63 L1.11 Besarnya arus jenuh pada persimpangan Ahmad Yani-

Laswi ... 65 L1.12 Besarnya arus jenuh pada persimpangan Pasteur-

Cipaganti ... 67 L1.13 Besarnya arus jenuh pada persimpangan Asia Afrika-

Ahmad Yani ... 69 L1.14 Besarnya arus jenuh pada persimpangan Asia Afrika-


(10)

xi Universitas Kristen Maranatha L1.15 Besarnya arus jenuh pada persimpangan Sudirman-

Otto Iskandardinata... 73

L1.16 Besarnya arus jenuh pada persimpangan Sudirman- Otto Iskandardinata... 75

Lampiran L2 Tabel Distribusi t ... 77

Lampiran L3 Tabel Distribusi F ... 79


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor dewasa ini menimbulkan masalah lalu lintas. Masalah itu timbul diantaranya adalah konflik pada persimpangan dan terjadinya antrian yang panjang pada kaki simpang. Pemecahan masalah tersebut dimulai dari pengamatan terhadap jaringan jalan yang ada dan alat pengaturnya serta diperlukan juga sistem pengaturan pergerakan dari kendaraan yang baik dan benar.

Dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) disebutkan bahwa salah satu parameter yang dibutuhkan dalam perencanaan simpang adalah arus jenuh yang dipengaruhi oleh besarnya arus dasar simpang yaitu sebesar 600 x We dimana rumus ini berlaku untuk lengan simpang dengan tipe pendekat terlindung. Nilai arus jenuh tersebut bukan merupakan suatu formula yang mutlak namun bisa disesuaikan dengan lebar pendekat simpang. Untuk itu diperlukan modifikasi dari rumus arus jenuh yang ada saat ini agar tidak terjadi kesenjangan antara keadaan yang terjadi di lapangan dan hasil perhitungan.

Pada Tugas Akhir ini, ingin diteliti lebih lanjut mengenai modifikasi dari rumus arus jenuh yang sebelumnya pernah diteliti oleh Yanto Solihin pada tahun 1999. Pada penelitian tersebut ditemukan modifikasi rumus arus jenuh baru yaitu S = (500 x We) + 400 yang hasilnya mendekati yang ada di lapangan. Sehingga perlu diamati lebih lanjut mengenai modifikasi rumus arus jenuh karena pertumbuhan jumlah kendaraan yang terus meningkat setiap tahunnya.

1.2Tujuan Penelitian

Maksud penelitian adalah menemukan modifikasi rumus arus jenuh yang terjadi pada persimpangan untuk lebar pendekat terlindung.

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menentukan arus jenuh pada persimpangan dengan lebar pendekat terlindung.


(12)

2 Universitas Kristen Maranatha 2. Membandingkan hasil pengamatan dengan rumus arus jenuh menurut

MKJI yaitu S = 600 x We.

3. Membandingkan hasil pengamatan dengan rumus arus jenuh menurut penelitian Yanto Solihin pada tahun 1999 yaitu S = (500 x We) + 400.

1.3Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan pada lima persimpangan yaitu

a. Persimpangan Gatot Subroto-Laswi b. Persimpangan Ahmad Yani-Laswi c. Persimpangan Asia Afrika–Ahmad Yani d. Persimpangan Dr. Djunjunan–Pasir Kaliki e. Persimpangan Sudirman-Otto Iskandardinata f. Persimpangan Pasteur-Cipanganti

g. Persimpangan Pasteur-Cihampelas

h. Persimpangan Supratman-Jendral Katamso

2. Penelitian dilakukan pada jam sibuk pagi yaitu antara pukul 07.00–09.00 WIB atau jam sibuk sore yaitu 16.00–18.00 WIB.

3. Penelitian dilakukan pada simpang dengan lengan yang mempunyai pendekat terlindung.

4. Persamaan garis yang digunakan pada analisis data lapangan adalah persamaan garis linear.

1.4Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan Tugas Akhir ini disusun dalam beberapa bab, yaitu Bab 1 berisi pendahuluan yaitu latar belakang masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, sistematika penulisan. Bab 2 berisi tinjauan pustaka, pada bab ini akan dibahas teori dasar yang akan menjadi penentu dari besarnya arus jenuh yang terjadi. Bab 3 berisi metodologi penelitian dan pengolahan data, yaitu bagan alir penelitian, metode pengumpulan data dan pengolahan data yang berasal dari hasil penelitian di lapangan. Bab 4 analisis data dan pembahasan, memuat analisis hasil pengukuran di lapangan berdasarkan rumus yang ada. Bab 5 kesimpulan dan saran, memuat kesimpulan dan saran dari hasil analisis.


(13)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, disimpulkan:

1. Persamaan garis yang dibentuk dari hasil arus jenuh lapangan lebih baik menggunakan formula arus jenuh tanpa konstanta karena persentase selisihnya dengan data lapangan lebih kecil dibandingkan dengan formula arus jenuh dengan konstanta.

2. Perhitungan arus jenuh pada lebar pendekat yang relatif kecil yaitu antara 2,5 meter sampai dengan 7 meter dapat menggunakan rumus MKJI yaitu S = 600 x We atau rumus hasil penelitian Yanto Solihin yaitu S = (500 x We) + 400, juga hasil penelitan saat ini yaitu S = 510 x We.

3. Perhitungan arus jenuh pada lebar pendekat yang relatif besar yaitu antara 7 meter sampai dengan 12 meter disarankan menggunakan hasil penelitian saat ini yaitu S = 510 x We karena hasil yang diperoleh mendekati dengan data lapangan.

4. Persentase rata-rata jumlah sepeda motor terhadap arus total mengalami kenaikan yang cukup besar dari tahun 1999 hingga 2011 yaitu dari angka 54,9% sekarang mencapai angka 72,11%.

5. Rumus-rumus yang ada dapat dipakai dalam penentuan arus jenuh di lapangan karena hasil uji statistik menyebutkan bahwa hipotesis perbandingan arus jenuh lapangan dengan empiris masih dapat diterima.

5.2 Saran

1. Karena keterbatasan waktu dan lokasi pengamatan, disarankan untuk melakukan pengamatan yang serupa pada persimpangan lainnya.

2. Disarankan untuk meneliti pada lengan dengan lebar pendekat yang bervariasi.


(14)

42 Universitas Kristen Maranatha 3. Disarankan setiap lengan yang diteliti mempunyai data pembanding

sehingga kesalahan dalam penelitian dapat diminimalisir.

4. Penelitian yang dilakukan disarankan dapat dilanjutkan di kota-kota besar lain karena pertumbuhan lalulintas yang berbeda disetiap kota.

5. Disarankan untuk meneliti dengan analisis selain persamaan garis linear, karena persamaan garis linear tidaklah mutlak.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Jendral Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Raya. Jakarta. 2. Direktorat Jenderal Bina Marga. 1992. Standar Perencanaan Geometrik

Untuk Jalan Perkotaan. Jakarta.

3. Direktorat Pembinaan Jalan Kota, 2004, Survei Pencacahan Lalulintas dengan Cara Manual, Direktorat Jendral Bina Marga, Jakarta.

4. Khisty, C.J. 2003. Dasar-dasar Rekayasa Transportasi Jilid 1.Jakarta: Penerbit Erlangga.

5. Khisty, C.J. 2003. Dasar-dasar Rekayasa Transportasi Jilid 2.Jakarta: Penerbit Erlangga.

6. Ott, R.L. 1993. An Introduction to Statical Methods and Data Analysis Fourth Edition. California : Wadsworth Inc.

7. Putranto, L.S. 2008. Rekayasa Lalu Lintas. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang.

8. Salter, R.J. 1976. HighwayTraffic Analysis and Design. Revised Edition. 9. Setianto, P., 1988. Teknik Jalan Raya. Erlangga. Jakarta Pusat.

10.Solihin, Y. 1999. Studi Perhitungan Arus Jenuh Di Empat Simpang Kotamadya Bandung. Universitas Kristen Maranatha. Bandung


(1)

L1.15 Besarnya arus jenuh pada persimpangan Sudirman-

Otto Iskandardinata... 73

L1.16 Besarnya arus jenuh pada persimpangan Sudirman- Otto Iskandardinata... 75

Lampiran L2 Tabel Distribusi t ... 77

Lampiran L3 Tabel Distribusi F ... 79


(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor dewasa ini menimbulkan masalah lalu lintas. Masalah itu timbul diantaranya adalah konflik pada persimpangan dan terjadinya antrian yang panjang pada kaki simpang. Pemecahan masalah tersebut dimulai dari pengamatan terhadap jaringan jalan yang ada dan alat pengaturnya serta diperlukan juga sistem pengaturan pergerakan dari kendaraan yang baik dan benar.

Dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) disebutkan bahwa salah satu parameter yang dibutuhkan dalam perencanaan simpang adalah arus jenuh yang dipengaruhi oleh besarnya arus dasar simpang yaitu sebesar 600 x We dimana rumus ini berlaku untuk lengan simpang dengan tipe pendekat terlindung. Nilai arus jenuh tersebut bukan merupakan suatu formula yang mutlak namun bisa disesuaikan dengan lebar pendekat simpang. Untuk itu diperlukan modifikasi dari rumus arus jenuh yang ada saat ini agar tidak terjadi kesenjangan antara keadaan yang terjadi di lapangan dan hasil perhitungan.

Pada Tugas Akhir ini, ingin diteliti lebih lanjut mengenai modifikasi dari rumus arus jenuh yang sebelumnya pernah diteliti oleh Yanto Solihin pada tahun 1999. Pada penelitian tersebut ditemukan modifikasi rumus arus jenuh baru yaitu S = (500 x We) + 400 yang hasilnya mendekati yang ada di lapangan. Sehingga perlu diamati lebih lanjut mengenai modifikasi rumus arus jenuh karena pertumbuhan jumlah kendaraan yang terus meningkat setiap tahunnya.

1.2Tujuan Penelitian

Maksud penelitian adalah menemukan modifikasi rumus arus jenuh yang terjadi pada persimpangan untuk lebar pendekat terlindung.

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menentukan arus jenuh pada persimpangan dengan lebar pendekat terlindung.


(3)

2. Membandingkan hasil pengamatan dengan rumus arus jenuh menurut MKJI yaitu S = 600 x We.

3. Membandingkan hasil pengamatan dengan rumus arus jenuh menurut penelitian Yanto Solihin pada tahun 1999 yaitu S = (500 x We) + 400.

1.3Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan pada lima persimpangan yaitu

a. Persimpangan Gatot Subroto-Laswi b. Persimpangan Ahmad Yani-Laswi

c. Persimpangan Asia Afrika–Ahmad Yani d. Persimpangan Dr. Djunjunan–Pasir Kaliki e. Persimpangan Sudirman-Otto Iskandardinata f. Persimpangan Pasteur-Cipanganti

g. Persimpangan Pasteur-Cihampelas

h. Persimpangan Supratman-Jendral Katamso

2. Penelitian dilakukan pada jam sibuk pagi yaitu antara pukul 07.00–09.00 WIB atau jam sibuk sore yaitu 16.00–18.00 WIB.

3. Penelitian dilakukan pada simpang dengan lengan yang mempunyai pendekat terlindung.

4. Persamaan garis yang digunakan pada analisis data lapangan adalah persamaan garis linear.

1.4Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan Tugas Akhir ini disusun dalam beberapa bab, yaitu Bab 1 berisi pendahuluan yaitu latar belakang masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, sistematika penulisan. Bab 2 berisi tinjauan pustaka, pada bab ini akan dibahas teori dasar yang akan menjadi penentu dari besarnya arus jenuh yang terjadi. Bab 3 berisi metodologi penelitian dan pengolahan data, yaitu bagan alir penelitian, metode pengumpulan data dan pengolahan data yang berasal dari hasil penelitian di lapangan. Bab 4 analisis data dan pembahasan, memuat analisis hasil pengukuran di lapangan berdasarkan rumus yang ada. Bab 5


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, disimpulkan:

1. Persamaan garis yang dibentuk dari hasil arus jenuh lapangan lebih baik menggunakan formula arus jenuh tanpa konstanta karena persentase selisihnya dengan data lapangan lebih kecil dibandingkan dengan formula arus jenuh dengan konstanta.

2. Perhitungan arus jenuh pada lebar pendekat yang relatif kecil yaitu antara 2,5 meter sampai dengan 7 meter dapat menggunakan rumus MKJI yaitu S = 600 x We atau rumus hasil penelitian Yanto Solihin yaitu S = (500 x We) + 400, juga hasil penelitan saat ini yaitu S = 510 x We.

3. Perhitungan arus jenuh pada lebar pendekat yang relatif besar yaitu antara 7 meter sampai dengan 12 meter disarankan menggunakan hasil penelitian saat ini yaitu S = 510 x We karena hasil yang diperoleh mendekati dengan data lapangan.

4. Persentase rata-rata jumlah sepeda motor terhadap arus total mengalami kenaikan yang cukup besar dari tahun 1999 hingga 2011 yaitu dari angka 54,9% sekarang mencapai angka 72,11%.

5. Rumus-rumus yang ada dapat dipakai dalam penentuan arus jenuh di lapangan karena hasil uji statistik menyebutkan bahwa hipotesis perbandingan arus jenuh lapangan dengan empiris masih dapat diterima.

5.2 Saran

1. Karena keterbatasan waktu dan lokasi pengamatan, disarankan untuk melakukan pengamatan yang serupa pada persimpangan lainnya.

2. Disarankan untuk meneliti pada lengan dengan lebar pendekat yang bervariasi.


(5)

3. Disarankan setiap lengan yang diteliti mempunyai data pembanding sehingga kesalahan dalam penelitian dapat diminimalisir.

4. Penelitian yang dilakukan disarankan dapat dilanjutkan di kota-kota besar lain karena pertumbuhan lalulintas yang berbeda disetiap kota.

5. Disarankan untuk meneliti dengan analisis selain persamaan garis linear, karena persamaan garis linear tidaklah mutlak.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Jendral Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Raya. Jakarta. 2. Direktorat Jenderal Bina Marga. 1992. Standar Perencanaan Geometrik

Untuk Jalan Perkotaan. Jakarta.

3. Direktorat Pembinaan Jalan Kota, 2004, Survei Pencacahan Lalulintas dengan Cara Manual, Direktorat Jendral Bina Marga, Jakarta.

4. Khisty, C.J. 2003. Dasar-dasar Rekayasa Transportasi Jilid 1.Jakarta: Penerbit Erlangga.

5. Khisty, C.J. 2003. Dasar-dasar Rekayasa Transportasi Jilid 2.Jakarta: Penerbit Erlangga.

6. Ott, R.L. 1993. An Introduction to Statical Methods and Data Analysis Fourth Edition. California : Wadsworth Inc.

7. Putranto, L.S. 2008. Rekayasa Lalu Lintas. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang.

8. Salter, R.J. 1976. HighwayTraffic Analysis and Design. Revised Edition. 9. Setianto, P., 1988. Teknik Jalan Raya. Erlangga. Jakarta Pusat.

10.Solihin, Y. 1999. Studi Perhitungan Arus Jenuh Di Empat Simpang Kotamadya Bandung. Universitas Kristen Maranatha. Bandung