7
BAB II LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Banyaknya pengertian mengenai arti perdagangan internasional dulu sampai sekarang. Hal ini terjadi, karena pengertian selalu mengalami
perkembangan dan perubahan. Menurut filsafat ekonomi Merkantilisme menyatakan bahwa cara yang terpenting bagi suatu negara untuk menjadi kaya
dan berkuasa adalah mengekspor lebih banyak daripada mengimpor. Selisihnya akan diselesaikan dengan pemasukan-pemasukan memiliki emas, semakin kaya
dan berkuasa negara tersebut Dominick, 1997: 23. 1. Perdagangan Berdasarkan Keunggulan Absolut
Menurut Adam Smith, perdagangan antara dua negara didasarkan pada keunggulan absolut Absolut advantage. Jika sebuah negara lebih efisien
daripada atau memiliki keunggulan absout terhadap negara lain dalam memproduksi sebuah komoditi, namun kurang efisien dibanding atau
memiliki kerugian absolut negara lain dalam memproduksi komoditi lainnya, kedua negara dapat memperole h keuntungan dengan cara-cara masing-
masing negara melakukan spesialisasi dalam memproduksi komoditi yang memiliki keunggulan absolut dan menukarkannya dengan komoditi lain yang
memiliki kerugian absolut. Adam Smith menjelaskan semua negara memperoleh keuntungan dari perdagangan dan menyarankan untuk
menjalankan kebijakan Laisses-faire yaitu suatu kebijakan yaitu suatu 7
8
kebijakan yang menyarankan sesedikit mungkin intervensi pemerintah terhadap perekonomian.
2. Perdagangan Berdasarkan Keunggulan Komparatif Pada tahun 1817 David Richardo menerbitkan buku yang berjudul
Principle of Political Economy and Taxation, yang berisi tentang hukum
keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang efisien dibanding atau memiliki kerugian absolut terhadap negara lain dalam memproduksi
kedua komoditi. Namun selisih tetap terdapat dasar untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Negara pertama harus
melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih kecil ini merupakan komoditi dengan
keunggulan komparatif dan menggimpor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih besar komoditi ini memiliki kerugian komparatif.
3. Teori Biaya Oportunitas Menurut teori biaya oportunitas, biaya sebuah adalah jumlah komoditi
kedua yang harus dikorbankan untuk memperoleh sumber daya yang cukup untuk memproduksi satu unit tambahan komoditi pertama. Di sini tak dibuat
asumsi bahwa tenaga kerja hanya satu-satunya faktor produksi atau bahwa tenaga kerja bersifat homogen. Dan biaya atau nilai harga sebuah komoditi
satu-satunya tergantung pada atau dapat dinilai dari jumlah tenaga kerjanya. Konsekuensinya, negara yang memiliki biaya oportunitas lebih rendah dalam
memproduksi sebuah komoditi akan memiliki keunggulan komparatif dalam komoditi tersebut dan memiliki kerugian komparatif dalam komoditi kedua.
9
4. Batas Kemungkinan produktif Biaya Konstan Biaya oportunitas dapat digambarkan melalui kurva batas kemungkinan
produksi atau kurva transformasi. Batas kemungkinan produksi adalah sebuah kurva yang memperlihatkan berbagai alternatif kombinasi dua komoditi yang
dapat diproduksi suatu negara dengan menggunakan sumber daya yang ada dan dengan menggunakan teknologi yang dimilikinya.
Contoh produksi Gandum dalam tontahun, dan kain dalam juta metertahun bagi negara Amerika Serikat dan Inggris. Amerika Serikat dapat
memproduksi 180G dan 0K, 150 G dan 20K, atau 150 W dan 40K, sampai ke0G dan 120K. Untuk setiap 30G yang dikorbankan Amerika, sejumlah
sumber daya diperoleh untuk memproduksi tambahan 20K. Artinya, 30G=20K dalam oportunitas satu unit gandum di Amerika Serikat adalah 1G
= 23K dan tetap konstan. Di lain pihak, Inggris dapat meningkatkan outputnya sebanyak 20K untuks setitap 10G yang dikorbankan. Dengan
demikian, biaya oportunitas gandum di Inggris adalah 1G = 2K dan tetap konstan.
Daftar kemungkinan produksi Amerika Sertikat dan Inggris dalam grafik kemungkinan produksi. Setiap titik pada garis batas tersebut menggambarkan
satu kombinasi gandum dan kain yang dapat diproduksi. Sebagai contoh pada titik A, Amerika Sertika memproduksi 90G dan 60K. Pada titik A`, Inggris
memproduksi 40G dan 40K. Titik-titik didalam atau dibawah batas kemungkinan produksi juga
merupakan titik yang mungkin untuk memproduksi, namun dengan cara yang
10
tidak efisien. Artinya, negara tersebut memiliki kelebihan idle sumber daya danatau tidak menggunakan teknologi terbaik yang tersedia. Di lain pihak,
titik-titik diatas batas kemungkinan produksi tidak dapat diproduksi dengan sumber daya dan teknologi yang dimiliki negara tersebut pada saat ini.
Kemiringan slope batas kemungkinan produksi yang menurun ke bawah downward
atau negatif menunjukkan bahwa jika Amerika Serikat dan Inggris bermaksud memproduksi lebih ganyak gandum, mereka akan
mengorbankan produksi beberapa unit kainnya. Fakta bahwa batas kemungkinan produksi kedua negara tersebut berbentuk garis lurus
menunjukkan bahwa biaya opurtuitas mereka adalah konstan. Artinya untuk menambah produksi 1 unit gandum, Amerika Serikat harus mengorbankan
23K dan Inggris harus mengorbankan 2K, tanpa tergantung pada dari titik mana garis batas kemungkinan produksi kedua negara tersebut dimulai.
Biaya opurtunitas yang konstan timbul ketika 1 sumber daya atau faktor produksi bersifat subtitusi sempurna atau digunakan dalam proporsi yang
sama dalam memproduksi kedua komoditi, dan 2 semua unit dari faktor yang sama bersifat homogen atau memiliki kualitas yang tepat sama. Dengan
demikian, karena setiap negara memindahkan sumber daya dari produksi kain ke produksi gandum, negara tersebut tidak harus menggunakan sumber daya
yang semakin kurang sesuai untuk memproduksi gandum, tanpa melihat berapapun gandum yang telah diprodusknya. Hal yang sama berlaku pula
dalam memproduksi lebih banyak kain. Jadi, kita mempunyai biaya konstan
11
dalam pengertian bahwa jumlah yang sama dari suatu komoditi harus dikorbankan untuk memproduksi setiap tambahan unit komoditi lainnya.
Meskipun biaya opurnitas di setiap negara bersifat konstan, namun biaya ini berbeda antara negara yang satu dengan negara yang lainnya sehingga
memberikan dasar terjadinya perdagangan.
Tabel 2.1 Daftar kemungkinan produksi untuk gandum dan kain
Di Amerika Serikat dan Inggris
Amerika Serikat Inggris
Gandum Kain
Gandum Kain
180 150
120
90 60
30 20
40 60
80
100 120
60 50
40 30
20 10
20 40
60 80
100 120
Grafik 2.1 Biaya oportunitas
Amerika Serikat
30 60
90 120 150
180 20
40 60 Gandum
Gandum Sumber: Dominick Salvatore, 1998:34
120 100
80 60
40 20
K ain
120 100
80 60
40 20
K ain
12
Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah Pabean suatu negara dengan memenuhi ketentuan yang
berlaku Djauhari Ahsjar, 2002: 1. Dipandang dari sudut sifat-sifat ekspor, tingkat laju pertumbuhan ekonomi
sebagai akibat dari perkembangan ekspor akan menjadi bertambah tinggi apabila berlaku keadaan-keadaan Sadono Sukirno, 1985: 253 berikut:
1. Tingkat perkembangan ekspor bertambah tinggi. 2. Bertambah tinggi akibat dari kegiatan ekspor terhadap kesempatan kerja.
3. Bertambah sedikit pendapatan ekspor yang diterima oleh golongan masyarakat yang memiliki kecenderungan batas mengimpor marginal
propensity to import. 4. Makin lebih produktif penanaman modal yang dilakukan dan dibiayai
oleh tabungan dala sektor ekspor. 5. Makin leibh besar perkembangan ekspor yang diciptakan oleh
perkembangan teknologi dan bukan perluasan kegiatan tersebut. 6. Makin lebih erat hubungan kait mengkait diantara sektor ekspor dengan
sektor-sektor lain. 7. Makin lebih stabil pendapatan tarif ekspor yang tetap berada di dalam
negeri. Faktor-faktor yang mempenaruhi ekspor adalah:
1. Jumlah produksi dalam negeri 2. Harga luar negeri
3. Harga dalam negeri
13
4. Harga valuta asing 5. Pendapatan nasional
Ketentuan ekspor adalah sebagai berikut: 1. Eksportir memiliki surat ijin usaha perdagangan
2. Eksportir wajib mengetahui barang yang dilarang diekspor oleh pemerintah atau harus seijin pemerintah
3. Eksportir harus mengetahui ekspor barang ke suatu negara yang dilarang oleh pemerintah.
Resiko-resiko eksportir: 1. Resiko transportasi pengangkatan
- Pengangkutan barang menggunakan kapal lautpesawat udara. - Lamanya waktu pengangkutan, jarak dari satu negara ke negara lain.
- Berpindah tanganya barang dan penyimpanan di gudang,
menyebabkan resiko kerusakan dan kehilangan barang. 2. Resiko kredit atau non payment
Yang diperhatikan adalah pada saat pembukaan letter of credit, menuntut dengan syarat pembukaan LC irrevocable documentary letter of credit.
Untuk menghindari resiko ditipu, terlambat dibayar dan tidak dibayar. 3. Resiko mutu barang
Masing- masing pihak harus berpegang teguh pada sales contract yang telah disepakati bersama, khususnya bagi eksportir dalam pengiriman
barang sesuai apa yang diminta pihak importir.
14
4. Resiko nilai tukar Untuk harga ditetapkan dengan mata uang tertentu, dan yang ideal mata
uang standar dollar Amerika Serikat US . Biasnya eksportir berusaha untuk melindungi dirinya terhadap nilai tukar ini dengan cara membeli
valuta asing dengan penyerahan kemudian Forwardoption contract, yang dikenal dengan istilah hedgingswap.
5. Resiko hukum Peraturan dan hukum di negara asing yang tentunya sulit kita ketahui,
yang mungkin saja merugikan pihak eksportir. Dan jika ada problem dalam transaksi dagang, tentunya harus ada perwasitan internasional
International Commercial Arbitration. 6. Resiko bonafiditas
Umumnya eksportir tidak dapat mengetahui secara pasti atau menguk ur tingkat kemampuan calon importirbuyer. Dan untuk mencegah resiko
jika terjadi wan prestasi dikemudian hari dapat dilakukan tindakan preventif sebagai berikut:
a. Minta bantuanreferensi dari bank, atase perdagangan RI di KBRI. b. Membuat kontrak dagang ekspor yang rapi, teliti dan memuat
ketentuan hukum, yang menyangkut keamanan pembayaran dan mutu barang.
c. Mempergunakan syarat perdagangan sesuai incoterms secara tepat. d. Dalam kontrak dagang memuat ketentuan tentang penalti serta proses
penyelesaian sengketa, apakah melalui cara amicable solution –
15
arbitrations atau melalui court pengadilan atau alternative dispute
solution ADS.
B. ARTI PENTING EKSPOR BAGI NEGARA BERKEMBANG