BAB 1 PENDAHULUAN Pembinaan Karakter Mandiri Dan Tanggung Jawab Siswa SD Muhammadiyah 8 Jagalan Tahun Ajaran 2016 / 2017.

 

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan tempat terjadinya proses pendidikan, pengajaran
dan pelatihan. Guru diharapkan mampu membina anak didik menjadi
manusia seutuhnya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan untuk dapat
menjalankan fungsinya, mempunyai suatu peraturan yang bermanfaat untuk
anak itu sendiri dalam rangka membentuk pribadi yang baik. Penerapan nilai
karakter di sekolah memerlukan peran penting guru. Nilai karakter sebagai
aplikasi dari pendidikan karakter memerlukan figur seluruh personel sekolah
sebagai model dalam aktivitas pembelajaran setiap hari. Dimana rutinitas
kegiatan setiap hari di sekolah tercermin dalam budaya sekolah.
Menurut Yanthi Haryati dalam Salahudin (2013 : 44) “karakter adalah
watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil
internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan
sebagai landasan cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.” Di mana
pada hakekatnya membina karakter tidak hanya diterapkan di sekolah saja,
akan tetapi nantinya juga akan dapat diaplikasikan dalam kehidupan seharihari. Keberhasilan kepemimpinan dalam pendidikan juga ditunjang oleh

kemampuan menggerakkan sumber manusia melalui kemampuan dalam
komunikasi,dan pengambilan keputusan.
Menurut Lickona dalam Hariyanto (2011 : 44) “pendidikan karakter
adalah sebagai upaya yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki
karakter para siswa.” Oleh karena itu, pendidikan karakter sangat penting
untuk diterapkan kepada siswa. Tanggung jawab pendidikan dalam
mewujudkan manusia yang berkualitas dan mempersiapkan peserta didik,
menampilkan keunggulan yang tangguh, kreatif, mandiri, profesional dan
produktif. Realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, masih terlihat
hal-hal yang seharusnya tidak boleh terjadi baik itu di sekolah maupun di
masyarakat setelah sekolah mengeluarkan suatu peraturan.




 

Berdasarkan observasi di sekolah peran guru dalam membina karakter
mandiri dan tanggung jawab pada siswa belum optimal. Sebenarnaya guru
sudah berupaya untuk membina karakter mandiri dan tanggung jawab namun

masih ada siswa SD Muhammadiyah 8 Jagalan yang masih melanggar
peraturan yang ada di sekolah, contohnya misalnya : adanya siswa yang jajan
di luar kantin sekolah, tidak mau di tinggal orang tuanya saat mengantar
sekolah, tidak mengerjakan PR. Sehingga dapat menimbulkan kerawan serta
kesenjangan sosial yang sangat fatal.
Realita yang sering terjadi di sekitar kita adalah ketika seorang
pendidik tidak menggunakan kesempatan untuk bertemu dalam bahasa
artinya ketika pendidik tidak pernah memberikan anjuran atau larangan
kepada anak ataupun ketika pendidik tidak pernah menggunakan wibawa
yang ada padanya maka dapat mengakibatkan anak mempunyai sikap yang
tidak dapat didekati, serta tidak dapat dinasehati. Sebaliknya pendidik
menggunakan kesempatan untuk bertemu dengan anak didik dalam bahasa,
terlalu banyak memberikan anjuran atau larangan, maka hal ini akan dapat
memberikan akibat yang dapat merugikan dalam pendidikan. Hal ini dapat
menjadikan anak didik menjadi bersikap ragu dalam segala hal, dengan kata
lain anak tidak dapat menentukan sendiri jalan mana yang hendak
ditempuhnya.
Peranan guru dalam dunia pendidikan amatlah penting, oleh karena itu
guru memiliki tanggung jawab penuh atas pekerjaannya, melakukan
manajemen kelas secara demokratis. Dalam hal ini guru sebagai pemimpin

dalam kegiatan belajar mengajar memiliki peran penting di dalam kelas.
Seorang guru akan memiliki pola perilaku yang khas dalam mempengaruhi
para murid yang disebut tipe kepemimpinan guru. Siswa adalah orang yang
terlibat langsung dalam dunia pendidikan melalui proses belajar. Termasuk di
dalamnya belajar mengenal diri, belajar mengenal orang lain, belajar mandiri
dan belajar mengenal lingkungan sekitarnya, sekaligus mampu bertanggung
jawab atas apa yang harus dilakukannya. Dengan kata lain, perbuatan siswa
selalu berada dalam koridor mandiri dan bertanggung jawab pada saat di

 


 

sekolah, mematuhi semua peraturan yang berlaku di sekolah merupakan suatu
kewajiban bagi setiap siswa. Kemandirian dan tanggung jawab siswa menjadi
sangat berarti bagi kemajuan sekolah. Berangkat dari konsep tersebut diatas,
maka perlu diadakan penelitian secara mendalam mengenai :
“Pembinaan


Karakter

Mandiri

Dan

Tanggung

Jawab

Siswa

SD

Muhammadiyah 8 Jagalan Tahun Ajaran 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengemukakan rumusan
masalah sebagai berikut :
a.


Bagaimana perencanaan pembinaan karakter mandiri dan tanggung
jawab siswa SD Muhammadiyah 8 Jagalan?

b.

Bagaimana pelaksanaan pembinaan karakter mandiri dan tanggung jawab
siswa SD Muhammadiyah 8 Jagalan?

c.

Bagaimana evaluasi pembinaan karakter mandiri dan tanggung jawab
siswa SD Muhammadiyah 8 Jagalan?

d.

Bagaimana hasil pembinaan karakter mandiri dan tanggung jawab siswa
SD Muhammadiyah 8 Jagalan?

e.


Siapa yang terlibat dalam pembinaan karakter mandiri dan tanggung
jawab siswa SD Muhammadiyah 8 Jagalan?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan arah dari suatu kegiatan agar tercapai hasil seperti
yang diharapkan. Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan dari penelitian ini
adalah :
a.

Untuk mendeskripsikan bagaimana perencanaan pembinaan karakter
mandiri dan tanggung jawab siswa SD Muhammadiyah 8 Jagalan.

b.

Untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan pembinaan karakter
mandiri dan tanggung jawab siswa SD Muhammadiyah 8 Jagalan.

c.


Untuk mendeskripsikan bagaimana evaluasi pembinaan karakter mandiri
dan tanggung jawab siswa SD Muhammadiyah 8 Jagalan.

 


 

d.

Untuk mendeskripsikan bagaimana hasil pembinaan karakter mandiri dan
tanggung jawab siswa SD Muhammadiyah 8 Jagalan.

e.

Untuk mendeskripsikan siapa yang terlibat dalam pembinaan karakter
mandiri dan tanggung jawab siswa SD Muhammadiyah 8 Jagalan.

D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya teori
dalam membina karakter mandiri dan tanggung jawab.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Guru
a) Memberikan pengetahuan dan wawasan dalam upaya membina
karakter yang sesuai untuk diterapkan kepada siswa.
b) Memberikan informasi tentang pembinaan karakter kemandirian dan
tanggung jawab terhadap siswa di sekolah.
c) Mengetahui cara yang sesuai untuk menerapkan tata tertib siswa
untuk dilaksanakan dan ditaati di sekolah.
2) Bagi Sekolah
a) Memberikan informasi kepada kepala sekolah dan guru mengenai
gaya kepemimpinan yang sesuai diterapkan di sekolah.
b) Meningkatkan kepribadian guru dan siswa untuk membentuk pribadi
yang bermoral dan bertanggung jawab.

 

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab PT. Eric Dirgantara Tour & Travel Terhadap Penumpang Pesawat Udara Ditinjau Dari Undang-Undang Penerbangan Nomor 1 Tahun 2009 Dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999

1 75 113

Tanggung Jawab Apoteker Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

1 86 105

Tanggung Jawab Perusahaan Penerbangan Terhadap Orang Dan Barang Dalam Pengangkutan Udara Ditinjau Dari Undang-Undang No. 1 Tahun 2009

3 143 98

Etika Dan Tanggung Jawab Sosial Dalam Bisnis Internasional

94 570 18

1 BAB I PENDAHULUAN - Tanggung Jawab Hukum Pelaku Usaha Apotek Terhadap Obat Yang Mengandung Cacat Tersembunyi Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Studi Pada Apotek Yakin Sehat)

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penerapan Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan Terhadap Kepentingan Stakeholders

0 0 39

BAB I PENDAHULUAN - Tinjauan Hukum Tanggung Jawab Maskapai Penerbangan Sipil Terhadap Kerugian yang Timbul Berdasarkan Konvensi Chicago Tahun 1944

0 0 16

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisa Terhadap Batasan Tanggung Jawab Direktur Nominee Dalam Perseroan Terbatas

0 0 38

BAB I PENDAHULUAN - Tanggung Jawab Rumah Sakit Terhadap Pasien Tanpa Identitas

0 0 11

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN - Tanggung Jawab Apoteker Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

0 1 33