Hubungan Peran Pemimpin Lokal dengan Partisipasi Masyarakat dalam Pemanfaatan Program Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Dramaga

HUBUNGAN PERAN PEMIMPIN LOKAL DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT
DALAM PEMANFAATAN PROGRAM ALOKASI DANA DESA (ADD)
DI DESA DRAMAGA

RESA URPON

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Peran
Pemimpin Lokal dengan Partisipasi Masyarakat dalam Pemanfaatan Program
Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Dramaga adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2015
Resa Urpon
NIM I34100160

ABSTRAK
RESA URPON. Hubungan Peran Pemimpin Lokal dengan Partisipasi
Masyarakat dalam Pemanfaatan Program Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa
Dramaga. Dibimbing oleh SOFYAN SJAF
Pemerintah telah melakukan berbagai macam program pembangunan
pemberdayaan masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan. Salah satu
program tersebut yaitu program Alokasi Dana Desa (ADD). Keberhasilan
program sangat tergantung pada peran pemimpin lokal dalam mempengaruhi
dan mendorong masyarakat terlibat dalam pelaksanaan program. Peran
pemimpin lokal dalam mempengaruhi tindakan masyarakat tersebut yakni
sebagai komunikator, motivator, dan fasilitator. Pemimpin lokal dalam
peranannya akan mempengaruhi bentuk partisipasi masyarakat dalam kegiatankegiatan di desa, bentuk–bentuk partisipasi masyarakat dalam program
pembangunan dapat dilihat dari perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil
dan evaluasi program. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

peran pemimpin lokal dalam pemanfaatan ADD, menganalisis partisipasi
masyarakat dalam pemanfaatan ADD dan menganalisis hubungan peran
pemimpin lokal dengan partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan ADD.
Penelitian dilakukan di Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat dengan metode kuantitatif serta di dukung metode kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara umum peran pemimpin dan partisipasi
masyarakat dalam pemanfaatan kegiatan program ADD memiliki kategori yang
tinggi. Selain itu terdapat hubungan yang kuat antara peran pemimpin lokal
dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan program
ADD. Hal ini sesuai dengan kesiapan peran pemimpin lokal dalam mendorong,
mempengaruhi serta dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program.
Dengan demikian, hasil analisa ini diharapkan mampu menjadi pertimbangan
implementasi kebijakan program-program pemberdayaan masyarakat yang akan
mendatang.
Kata kunci : alokasi dana desa, partisipasi, pemimpin lokal.

ABSTRACT
RESA URPON. The Relation Between the Role of Local Leader and
Community Participation in Utilizing Village Alocation Fund Program (ADD)
in Dramaga Village. Supervised by SOFYAN SJAF.

Government has implemented all various development programs including
community empowerment in alleviating poverty. One of those programs is
Alokasi Dana Desa (ADD). The success of program really depends on local
leader role in influencing and encouraging community to participate in
implementing program. The roles of local leader in this program could be as
follows, communicator, motivator, and facilitator. Local leader plays a role to
influence community participation in programs or activities in the village.
Village residents could participate in development program starting from
planning, implementation, result utilization, and evaluation. This study,
therefore, aimed to analyze the role of local leader in utilizing ADD, community
participation in utilizing ADD, and the relation between the role of local leader
and community participation in utilizing ADD. The study was conducted in
Dramaga Village, Dramaga District, Bogor Regency, West Jawa, and using
quantitative and qualitative method as well. The result showed generally the role
of local leader and community participation in utilizing ADD program had a high
category. Besides, the role of local leader and community participation strongly
correlated in utilizing ADD program. This was in accordance with the role of
local leader in encouraging, influencing, and improving community participation
in implementing program. Thereby, this study result is expected to be considered
in implementing policy of community empowerment programs in the future.

Keywords : alokasi dana desa, participation, local leader.

HUBUNGAN PERAN PEMIMPIN LOKAL DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT
DALAM PEMANFAATAN PROGRAM ALOKASI DANA DESA (ADD)
DI DESA DRAMAGA

RESA URPON
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul


Nama
NIM

Hubungan Peran Pemimpin Lokal dengan
Partisipasi Masyarakat dalam Pemanfaatan
Program Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa
Dramaga
Resa Urpon
!34100160

Disetujui Oleh

Dr Soyan Sjaf, MSi
Pembimbing

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas

berkat dan rahmat yang dilimpahkannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Hubungan Peran Pemimpin Lokal dengan Partisipasi
Masyarakat dalam Pemanfaatan Program Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa
Dramaga” ini dapat terselesaikan dengan baik. Peneliti menyadari penulisan skripsi
ini dapat diselesaikan karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
penulis mengucapkan terimaksih banyak kepada:
1. Dr. Sofyan Sjaf selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan banyak
arahan, masukan, saran, dan sabar dalam membimbing penulis dengan segala
keterbatasannya, sangat bersyukur dan berterimkasih banyak kepada bapak.
2. Dinas Pendidikan Kabupaten Pegunungan Bintang selaku pihak yang
memberikan pembiayaan selama proses perkuliahaan di IPB.
3. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
orang tua tercinta bapak Rumin Urpon, Mama Amina Kaladana, ibu Mina dan
adik-adikku Dolpinus, Nelson, Nelpin, Ela, dan Karisma yang tiada henti
memberikan doa, semangat, dukungan, dan pengorbanan dengan penuh ikhlas
kepada penulis sehngga bisa melalui masa penulisan skripsi dengan lancar.
4. Kelurga besar urwan, bapa ade Alfi, bapa ade Bertus, dan bapa ade Kori
5. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman sekelompok
bimbingan yaitu Ciput, Nisa, Sofi, Try, Mirfa, kaka Zezy dan Habibi yang
telah banyak memberikan dukungan dan menjadi tempat curahan hati penulis

ketika mengeluh. Terima kasih yang tak terkira penulis sampaikan juga kepada
seluruh teman-teman SKPM 47 yang telah dengan penuh kasih sayang dan
keceriaan bersama-sama melewati masa perkuliahan di SKPM.
6. Terima kasih kepada Keluarga IMAPA Bogor dan The Golden 2009, serta adik
Rini dan Rehulina Ginting yang telah memberikan banyak pengalaman belajar,
memberikan dukungan serta motivasi kepada penulis selama kuliah di IPB.
7. Dr. Selvi Tebay dan keluarga yang telah membantu penulis dalam memberikan
motivasi, moral dan keuangan selama perkulihan hingga saat ini.
8. Dr. Dedy. S yang senantiasa menolong saya dalam penulisan skripsi semoga
berkat Tuhan selalu mengalir dalam kehidupan dan keluargamu
9. Ibu Yeremina Kulka dan kaka Iknas Mimin yang membantu dalam
memberikan semangat, doa dan finansial keuangan selama study saya di IPB.
10. Sudara-sudara yang membantu saya dalam penelitian yakni adik Widel, adik
Ice, kaka Ida dan Acel dan Domin You serta saudaraku Honoratus kulka.
Bogor, April 2015
Resa Urpon
NIM I34100160

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN

IX
IX
IX
1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

3

Tujuan Penelitian

3


Manfaat Penelitian

4

TINJAUAN PUSTAKA

5

Pemimpin dan Peranannya

5

Partisipasi Masyaraka

8

Alokasi Dana Desa

9


Kerangka Pemikiran

10

Hipotesis

12

Definisi Operasional

12

PENDEKATAN LAPANG

21

Metode Penelitian

21


Lokasi dan Waktu Penelitian

21

Teknik Sampling

21

Teknik Pengolahan Data

23

Teknik Analisis Data

23

GAMBARAN UMUM
Kondisi Sosial dan Geografis Desa Dramaga
Pelaksanaan Pemanfaata Program ADD di Desa Dramaga
Karakteristik Responden

24
24
30
32

PERAN PEMIMPIN LOKAL DALAM PEMANFAATAN PROGRAM ADD 35
Peran Pemimpin

35

Ikhtisar

41

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN PROGRAM
ADD
Partisipasi Masyarakat

43
43

Ikthisar

50

HUBUNGAN PERAN PEMIMPIN LOKAL TERHADAP PARTISIPASI
MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN PROGRAM ADD DI DESA
DRAMAGA

53

KESIMPULAN DAN SARAN

55

kesimpulan

55

Saran

56

DAFTAR PUSTAKA

57

LAMPIRAN

59

RIWAYAT HIDUP

73

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

Halaman

Karakteristik pemimpin formal dan informal
Jumlah dan persentase tingkat pendidikan penduduk Desa Dramaga
Jenis kepemilikan ternak Desa Dramaga berdasarkan
Sensus Tahun 2010
Jumlah dan jenis lembaga atau organisasi dengan
jumlah anggota Desa Dramaga
Jumlah dan persentase karakteristik
responden berdasarkan umur
Jumlah dan persentase karakteristik
reponden berdasarkan pendidikan
Jumlah dan persentase karakteristik responden
berdasarkan pekerjaan atau mata pencaharian
Jumlah dan persentase peran pemimpin
sebagai komunikator dalam program ADD berdasarkan kategorinya
Jumlah dan persentase peran pemimpin
sebagai motivator dalam program ADD berdasarkan kategorinya
Jumlah dan persentase peran pemimpin
sebagai fasilitator dalam program ADD berdasarkan kategorinya
Standar Deviasi jumlah dan persentase pengaruh peran pemimpin
lokal dalam pemanfaatan program ADD
Tingkat partsisipasi masyarakat dalam
perencanaan kegiatan ADD berdasarkan kategorinya
Tingkat partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan ADD berdasarkan kategorinya
Tingkat partisipasi masyarakat dalam
pemanfaatan hasil kegiatan ADD berdasarkan kategorinya
Tingkat partisipasi masyarakat dalam
evaluasi kegiatan ADD berdasarkan kategorinya
Standar Deviasi jumlah dan persentase tingkat partsisipasi
masyarakat dalam pemanfaatan program ADD berdasarkan kategorinya
Hasil uji Spearman's Rho (SPSS), hubungan
peran pemimpin lokal dengan partisipasi masyarakat
Dalam Pemanfaatan program ADD di Desa Dramaga

6
24
29
30
32
33
34
35
37
39
41
43
45
47
49
50

54

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Halaman

Kerangka pemikiran
Bagan mekanisme pengambilan sampel
Jumlah dan jenis mata pencaharian penduduk Desa Dramaga
berdasarkan RPJM desa tahun 2014
Jumlah (unit) dan jenis sarana dan prasarana ekonomi penduduk
Desa Dramaga berdasarkan RPJM desa tahun 2014
Jumlah dan persentase sarana prasarana pendidikan
Penduduk desa Dramaga berdasarkan RPJM desa tahun 2014
Jumlah dan sarana prasarana kesehatan penduduk
Desa Dramaga berdasarkan RPJM desa tahun 2014

11
22
25
26
27
27

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Peta lokasi penelitian
Kegiatan penyelenggaraan ADD
Tahapan pelaksanaan ADD
Data kualitatif
Dokumentasi penelitian
Daftar biodata responden

Halaman
59
60
62
64
69
70

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Fenomena kemiskinan selalu menjadi bahasan yang hangat dalam
setiap diskusi baik di pemerintah maupun di masyarakat awam. Kemiskinan
merupakan kondisi serba kekurangan dan ketidakmampuan untuk memenuhi
standar hidup minimum (Kuncoro dalam Bahri 2005). Kemiskinan dengan
berbagai standarnya akan selalu ditemui di belahan dunia manapun. Indonesia
dengan sebaran penduduk yang sebagian besar berada di pedesaan juga tidak
lepas dari kondisi kemiskinan tersebut. Badan Pusat Statistik/BPS (2012)
mencatat terdapat 28.59 juta atau 11.66% jumlah penduduk miskin di
Indonesia yang sebarannya hanya banyak terdapat di kawasan di pedesaan
(14.70 persen).
Melihat kondisi tersebut, maka pemerintah merumuskan dan
menetapkan berbagai macam kebijakan untuk meningkatkan dan
memberdayakan masyarakat desa, baik itu materi ataupun non materi dalam
berbagai program pembangunan. Salah satu program pemberdayaan
masyarakat yang diperuntukkan untuk pemberdayan desa adalah Alokasi
Dana Desa (ADD). Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor
37 tahun 2007 menjelaskan bahwa ADD merupakan satu kesatuan dengan
pengelolaan keuangan desa. Rumus yang dipergunakan dalam ADD adalah
azas merata dan adil. Merata artinya bahwa besarnya bagian ADD setara
untuk setiap desa, dan adil adalah bahwa besarnya bagian ADD ditetapkan
berdasarkan Nilai Bobot Desa (BDx) yang dihitung dengan rumus dan
variabel tertentu (misalnya: kemiskinan, keterjangkauan, pendidikan dasar,
kesehatan, dan lain-lain).
Selanjutnya ADD bersumber dari dana perimbangan keuangan pusat
dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota untuk desa dengan porsi
minimal 10 persen. Tujuan diberlakukannya ADD adalah untuk
menanggulangi kemiskinan, mengurangi kesenjangan, meningkatkan
perencanaan dan penganggaran pembangunan ditingkat desa dan
pemberdayaan masyarakat, meningkatkan pembangunan infrastruktur
perdesaan, meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan, sosial budaya
dalam rangka mewujudkan peningkatan sosial, meningkatkan ketenteraman
dan ketertiban masyarakat, meningkatkan pelayanan pada masyarakat desa
dalam rangka pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat,
mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong masyarakat, serta
meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat desa melalui Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes).
Sehubungan dengan hal di atas maka dipastikan pelaksanaan program
ADD memiliki keterkaitan dengan peran pemimpin sebagai bagian yang
diamanahkan untuk menjalankan program tersebut. Lancar tidaknya program
dan tinggi tidaknya partisipasi masyarakat didalamnya adalah tergantung dari
peran pemimpin itu sendiri. Terkait dengan peran pemimpin Ismail dalam
Lestar (1991) menyatakan bahwa pemimpin berperan sebagai komunikator

2

berfungsi untuk menerjemahkan perintah dan segala kebijakan dari
pemerintahan di atasannya. Sementara itu, sebagai koordinator, pemimpin
berfungsi untuk mengkoordinir perencanaan dari instansi “atas desa”
kemudian melaksanakannya. Sedangkan sebagai motivator pemimpin
berfungsi untuk senantiasa berusaha menyadarkan dan menggerakkan
masyarakat ke arah yang lebih baik.
Uraian di atas, maka peran pemimpin bahwa prihal secara langsung atau
tidak akan mempengaruhi keikutsertaan masyarakat (partisipasi) dalam
kegiatan pemanfaatan ADD. Pemimpin dapat mempengaruhi, menggerakkan,
mengkomunikasikan, menginformasikan secara berimbang, dan mengajak
turut serta masyarakat, memengaruhi sikap masyarakat dalam berpartisipasi
dikegiatan tersebut. Cohen dan Uphoff dalam Barlan (2011) menjabarkan
kegiatan partisipasi dalam empat tahapan, yaitu pengambilan keputusan,
pelaksanaan, menikmati hasil, dan evaluasi.
Kenyataan dalam pelaksanaannya, banyak praktik pemanfaatan ADD
yang masih belum sesuai dengan standar dan prosedur serta belum mencapai
tujuan utamanya untuk mendekatkan diri pada cita-cita kedaulatan dan
kesejahteraan rakyat. Karyana (2011) mengungkapkan bahwa prosedur
formal perencanaan pembangunan dari bawah tidak sesuai harapan karena
aspirasi warga desa yang disampaikan dalam Musrenbangdes tidak sampai ke
pemerintah diatasanya. Pembangunan pedesaan cenderung masih
menekankan aspek formalitas administrasi dalam artian program wajib
dilaksanakan, meskipun belum sesuai dengan pemusatan partisipastif
masyarakat (seperti: tujuan pemerintah dalam perencanaan pembangunan
untuk memberdayakan masyarakat).
Alhasil, efektifitas program dalam pembanguan pemberdayan
masyarakat yang dilaksanakan menjadi kurang dan peran pemimpin lokal
yang menjadi alat pemersatu antara masyarakat dan pemerintah tidak dapat
terlaksana dengan baik karena kurangnya kepercayaan masyarakat. Oleh
sebab itu, penting untuk dianalisis bagaimana peran pemimpin lokal dalam
setiap kegiatan pembangunan pedesaan, utamanya pemanfaatan ADD yang
seharusnya dapat membawa masyarakat kepada kondisi sosial dan ekonomi
yang lebih baik. Peran pemimpin yang sesuai dengan harapan masyarakat
akan berbanding lurus dengan partisipasi masyarakat dan pada akhirnya
kedaulatan dan kesejahteraan yang menjadi harapan masyarakat pedesaan
dapat terwujud.
Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian yang telah dilakukan di
Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor diperuntukan
melihat peran pemimpin lokal terhadadap partisipasi masyarakat dalam ADD.
Dipilihnya, desa tersebut didasarkan atas pertimbangan: desa penelitan
mendapatkan ADD dari pemerintah, Desa Dramaga memiliki pemimpin lokal
yang beragam, kemudian hasil penelitian Barlan (2011) menyatakan bahwa
pemimpin lokal formal atau basis pemerintahan desa lebih berpengaruh
dalam tahapan program pemberdayaan masyarakat dibandingkan pemimpin
lokal informal dalam program PNPM. Pengaruh kepemimpinan dapat terlihat
dari rendah tingginya keterlibatan masyarakat dalam program pemberdayaan
masyarakat sehingga untuk memastikan kondisi tersebut, maka dibutuhkan
pemimpin lokal yang berpengaruh dan mendorong tingkat partisipasi

3

masyarakat yang merepresentasikan kondisi sosial lapisan bawah. Dengan
demikian, menjadi penting bagi peneliti untuk meneliti bagaimana peran
pemimpin lokal terhadap partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan program
ADD di desa Dramaga, Kecamatan Dramaga Kabupatan Bogor.
Perumusan Masalah
Pelaksanaan program pembangunan pedesaan salah satunya berupa
pemanfaatan ADD, dalam pamenfaatan ADD pemimpin lokal memiliki
peranan penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Kasus
rendahnya partisipasi dan sumbangsi masyarakat dalam kegiatan
pemberdayaan di pedesaan Indonesia menyebabkan kajian tentang pengaruh
pemimpin dan peranannya terhadap peningkatan partisipasi masyarakat
menjadi penting sehingga muncul pertanyaan penelitian secara umum yaitu
seberapa kuat hubungan peran pemimpin lokal dengan partisipasi
masyarakat dalam pemanfaatan ADD?
Pemimpin lokal memiliki beberapa peran dalam pembangunan
pedesaan.
Masing-masing
peran
memiliki
dedikasi
dan
pertanggungjawabannya sendiri dalam program pemberdayaan masyarakat di
desa. Peran tersebut yaitu peran sebagai motivator, komunikator, dan
fasilitator. Peran-peran tersebut memiliki derajat yang berbeda-beda dalam
hal mempengaruhi partisipasi masyarakat pada kegiatan pemanfaatan ADD.
Oleh sebab itu perlu melihat sejauh mana peran pemimpin lokal dalam
pemanfaatan ADD?
Peran-peran pemimpin dalam pembangunan pedesaan (motivator,
komunikator, dan fasilitator) secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat. Beberapa peran yang
dilakukan pemimpin lokal tersebut memiliki derajat efektifitas yang berbedabeda dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan
partisipasi (perencanaan, pelaksanaa, menikmati hasil, dan evaluasi). Oleh
karena itu perlu mengetahui sejauhmana partisipasi masyarakat dalam
pemanfaatan ADD?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, dirumuskan tujuan
umum pada penelitian ini, yaitu untuk menganalisis sejauh mana hubungan
peran pemimpin lokal terhadap partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan
ADD. Sementara itu, tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1.
Menganalisis peran pemimpin lokal dalam pemanfaatan ADD;
2.
Menganalisis partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan ADD; dan
3.
Menganalisis hubungan peran pemimpin lokal terhadap partisipasi
masyarakat dalam pemanfaatan ADD

4

Manfaat Penelitian
Pada dasarnya kegunaan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh peran pemimpin lokal terhadap partisipasi masyarakat dalam
program ADD. Adapun penelitian ini memberikan manfaat untuk
kepentingan akademisi, pemerintah dan masyarakat. Penjelasan kegunaan
yakni sebagai berikut :
1.
Bagi akademisi
Penelitian ini merupakan perwujudan dari tridharma perguruan tinggi
yang dapat meningkatkan khazanah ilmu pengetahuan dan menjadi
sumber rujukan dalam topik peran pemimpin khususnya menganalisis
paritsipasi masyarakat dalam program pembangunan desa.
2.
Bagi pemerintah
Hasil penelitian ini akhirnya dapat digunakan sebagai referensi
pemerintah maupuan pihak-pihak terkait dalam menggulirkan
program ke pedesaan agar yang masuk terimplementasikan dengan
baik dan sesuai dengan rencana dan tujuan.
3.
Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
masyarakat mengenai hubungan peran pemimpin dan partisipasi
masyarakat dalam program.

5

TINJAUAN PUSTAKA
Pemimpin dan Peranannya
Seorang pemimpin dikatakan berhasil dalam kepemimpinannya jika
pemimpin tersebut dapat mempengaruhi pengikutnya sehingga tujuan yang
direncanakan bersama dapat tercapai. Pemimpin yang memiliki pengaruh
yang besar bagi pengikutnya tentu memiliki kepekaan terhadap
pengembangan akan individu pengikut, memberikan motivasi, serta
pengetahuan yang mumpuni sehingga dalam peranan kepemimpinannya
dapat berhasil dengan baik. Hal tersebut juga dapat terlihat dari hubungan
yang kuat serta nyata antara peran pemimpin dengan partisipasi pengikutnya
dalam mencapai tujuan. Oleh sebab itu, sesuai dengan pengertian pemimpin
menurut Sholehuddin (2008) bahwa seseorang yang mempunyai kemampuan
untuk mempengaruhi orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan
kekuasaan serta memiliki kemampuan untuk mengarahkan dan
mempengaruhi pengikutnya dengan tugas-tugas yang harus di laksanakan,
dalam artian bahwa pemimpin tentu memiliki kekuasaan sehingga mereka
memiliki hak dalam mengajak dan mnendorong orang melakukan suatu tugas
dalam mencapai tujuan yang di inginkan. Demikian halnya yang diungkapkan
oleh Soekanto (1982) bahwa kepemimpinan adalah kemampuan dari
seseorang (pemimpin atau Leader) untuk mempengaruhi orang lain (orang
yang dipimpin atau pengikutnya) bertingkah laku seperti yang diinginkan
oleh pemimpinnya.
Selanjutnya, menurut
Etzioni (1985) dalam Barlan (2011)
menjelaskan bahwa pemimpin dapat dibagi menjadi dua yaitu formal dan
informal. Etzioni menambahkan bahwa yang dimaksud dengan pemimpin
informal adalah seorang individu yang mampu mengendalikan bawahan
berdasarkan kekuatan pribadinya Sedangkan seorang yang sekaligus
memiliki kekuasaan posisional dan kekuatan pribadi disebut pimpinan
formal. Oleh sebab itu, berdasarkan uraian di atas maka pengertian pemimpin
lokal menurut Barlan (2011) dalam penelitiannya adalah individu yang
mempunyai tujuan atau maksud yang ditunjukkan dalam bentuk tindakan
yang mempengaruhi masyarakat sekitarnya.
Seberapa besar kemampuan pemimpin lokal dalam hal-hal tersebut
akan berbanding lurus dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam berbagai
aktivitas pedesaan. Hal ini menjadi penting untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh peran pemimpin terhadap partisipasi masyarakat dalam
pembangunan pedesaan. Peran pemimpin dalam pembangunan pedesaan
memang penting seperti arti kata peranaan itu sendiri yakni menurut Soekanto
(1982) menyatakan bahwa peranan adalah apabila seseorang melakukan hak
dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan
peranan. Dimana harapan oleh suatu masyarakat dari individu- individu
dilakukan atau di nyatakan dalam perakteknya atau peranan dijalankan dalam
kenyataannya. Peranan dalam penelitian ini adalah peranan pemimpin lokal
dalam kepemimpinannya dapat dinyatakan. Hal ini, karena dalam
menjalankan peranan, pada hakekatnya kedudukan dan peranan tidak dapat

6

dipisahkan atau saling tergantung, istilah kata bahwa tidak ada peranan tanpa
kedudukan atau sebaliknya tidak ada kedudukan tanpa peranan.
Peran pemimpin tersebut akan diakui sesuai dengan posisi atau
kedudukan yang dimiliki oleh pemimpin tersebut. Oleh sebab itu,
karakteritsik pemimpin formal adalah seorang individu yang secara sah
menurut aturan (hukum) diakui status dan kedudukannya sebagai pemimpin
sedangkan, pemimpin informal adalah seorang individu yang mampu
mengendalikan bawahan berdasarkan kekuatan pribadinya. Lebih rinci terkait
Perbedaaan karakteristik pemimpin formal dan informal dapat pada Tabel1.
Tabel 1 Karakteristik pemimpin formal dan informal
Karakteristik
Pemimpin formal
Pemimpin informal
Pengangkatan
Memiliki dasar
Tidak mempunyai dasar
jabatan
pengangkatan
pengangkatan
Dalam organisasi Teratur dalam
Tidak teratur dan muncul
organisasi secara
sewaktu-waktu dalam
hirarki
kelompok sesuai situasi
Gambar bagan
Mamiliki gambar
Tidak memiliki gambar
dalam kantor
bagan yang tercantum
dalam bagan dan hirarki yang
dalam suatu bagan
jelas
hirarki yang jelas
Panggilan
Kepala
Sesuai pemangku
pemimpin
kepentingan pemimpin
Aturan
Ketat
Tidak ketat
Jangka waktu
Jangka waktu yang di
Tidak ada ketentuan, bisa
tentukan organisasi
jangka panjang dan jangka
pendek.
Sumber: Karjadi (1983)
Peran pemimpin lokal forma ataupun informal memiliki hubungan yang
erat kaitannya dengan masyarakat dalam pembangunan pedesaan. Ha ini
karena pemimpin lokal adalah individu-individu yang mempunyai tujuan atau
maksud yang ditunjukkan dalam bentuk tindakan. Besarnya pengaruh dari
tindakan tersebut dipengaruhi oleh peran yang mereka tunjukan
dimasyarakat. Kemampuan pemimpin dalam mengajak, membimbing, dan
memotivasi warga dalam berbagai aktivitas bersama di pedesaan adalah
kemampuan utama yang harus dimiliki.
Sejalan dengan itu, maka pada hakekatnya anggota masyarakat
memerlukan peranan pemimpin untuk menggerakan peran warga dalam
pembangunan pedesaan. Salah satu peran pemimpin lokal formal (kepala
desa) menurut Ismail dalam Lestari (1991) yaitu; (1) sebagai komunikator,
yakni Peran pemimpin yang berfungsi untuk menerjemahkan perintah dan
segala kebijakan dari pemerintahan di atasnya; (2) sebagai motivator, yakni
peran pemimpin yang senantiasa berusaha menyadarkan dan menggerakkan
masyarakat ke arah yang lebih baik; (3) sebagai koordinator, yaitu Peran
pemimpin yang berfungsi untuk mengkoordiniar perencanaan dari instansi
“atas desa” kemudian melaksanakannya; (4) sebagai pemersatu, yakni
pemimpin berfungsi mempersatukan segala potensi yang ada di desa, berupa

7

budaya, dana, dan segala unsur dari pemimpin kelompok (key people) di
gerakan serta diarahkan; (5) sebagai pemimpin tertinggi, yakni dalam desa,
berkewajiban melindungi dan memberikan contoh (teladan) kepada rakyat
dalam tindak tinduk sehari-hari.
Demikian halnya, menurut Mahayana (2013) menyatakan peran
pemimpin lokal diantaranya:
a.
Motivator, yaitu peran sebagai pendorong dan pemberi semangat
kepada masyarakat setempat, agar ikut melakukan tindakan-tindakan
yang positif sehingga apa yang diharapkan dapat lebih berkembang dan
suatu saat dapat menjadi penopang perekonomian yang ada.
b.
Fasilitator dalam hal ini Kepala Desa sebagai fasilitator, yaitu orang
yang memberikan bantuan dan menjadi narasumber yang baik untuk
berbagai permasalahan serta memfasilitasi kegiatan-kegiatan
pembangunan desa memberikan kemudahan dan kelancaran dalam
proses pembangunan sehingga program pembangunan desa dapat
berjalan dengan baik.
c.
Mobilisator, yaitu orang yang mengarahkan atau menggerakkan untuk
melakukan sesuatu yang berkaitan dengan sebuah pembangunan guna
untuk kepentingan bersama. Jadi kepala desa sebagai mobilisator yaitu
kepala desa menggerakkan atau mengajak masyarakat untuk bersamasama melakukan tindakan yang nyata untuk membangun desa,
misalnya melakukan gotong royong, memperbaiki tempat ibadah, serta
memperbaiki tempat-tempat umum lainnya.
Menurut Lestari (1991) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa
setiap kepala desa dalam pembangunan pedesaan memiliki peranan yang
berbeda-beda. Dalam pengaruh peranan kepala desa dari kedua desa
penelitianya terlihat bahwa peranan pemimpin lokal yang besar adalah
sebagai komunikator sedangkan peranan sebagai pemersatu dan koordinator
hanya kecil. Seperti halnya Barlan (2011) menyatakan bahwa peran
pemimpin lokal dalam program pembangunan pedesaan didominasi oleh
pemimpin lokal formal. Salah satunya kepala desa dibandingkan pemimpin
informal (tokoh pemuda, tokoh agama dan tokoh petugas PNPM). Hal
tersebut dipengaruh oleh status peran pemimpin lokal yang dimilinya. Atribut
kepemilikan modal manusia yang dimiliki kepala desa tersebut memiliki
pengaruh yang besar sehingga tahapan program partisipasinya tinggi dalam
pelaksanaan program PNPM Mandiri Pedesaan di Desa Dramaga.
Berdasarkan pendapat ahli dan peneliti sebelumnya, maka penelitian
peran pemimpin lokal terfokuskan pada peran pemimpin lokal formal.
Adapun variabel peran pemimpin lokal yang akan diteliti yakni komunikator,
motivator, dan fasilitator dalam pemanfaatan program ADD. Peran pemimpin
sebagai komunikator adalah penerjemah perintah (pesan atau berita) dan
kebijakan pemanfaatan kegiatan pembangunan desa. Peran pemimpin
sebagai motivator yaitu memberikan motivasi dan semangat serta
menggerakan masyarakat dalam pemanfaatan kegiatan pembangunan desa.
Pemimpin sebagai fasilitator adalah memberikan bantuan, kemudahan dan
kelancaran dalam pembangunan kegiatan-kegiatan desa. Pemimpin tersebut
juga dapat disebut sebagai narasumber yang baik serta pengkoordinir
permasalahan warga dalam program pemberdayaan masyarakat di desa.

8

Partisipasi Masyarakat
Partisipasi merupakan aktivitas pengambilan bagian atau keterlibatan
sesama individu masyarakat dalam suatu proses pekerjaan untuk mencapai
tujuan bersama yang diinginkan. Menurut Nasdian (2014) bahwa partisipasi
adalah proses aktif, inisiatif diambil oleh warga komunitas sendiri, dibimbing
oleh cara berpikir mereka sendiri, dengan menggunakan sarana dan proses
(lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara
efektif. Demikian halnya, berdasarkan pada pengertian Uphoff et al. (1979)
menyatakan bahwa partisipasi adalah istilah deskriptif yang menunjukan
keterlibatan sejumlah besar orang dalam situasi atau tindakan yang
mensejahterakan mereka. Demikian juga menurut Adisasmita (2006) bahwa
partisipasi masyarakat dalam pembangunan (pedesaan) adalah aktualisasi dan
kemampuan anggota masyarakat untuk berkorban dan berkontribusi dalam
implementasi program atau proyek yang dilaksanakan dengan menggunakan
sarana dan proses (lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat
menegaskan kontrol secara efektif. Selanjutnya pelaksanakan kegiatan
program pembangunan pedesaan baik dari pemerintah ataupun masyarakat
itu sendiri. Hal mendasar dalam pelaksanakan kegiatan program
pembangunan pedesaan yaitu keterlibatan masyarakat dalam berbagai
tahapan kegiatan atau program hingga mencapai hasil yang dituju.
Keterlibatan masyarakat dalam tahapan kegiatan yang disesebut juga
sebagai tahapan partisipasi, menurut Cohen dan Uphoff (1979) dalam Barlan
(2011) yang membagi ke dalam empat tahapan, yakni:
1)
Tahap pengambilan keputusan (perencanaan), diwujudkan dengan
keikutsertaan masyarakat dalam rapat. Tahap pengambilan keputusan
yang dimaksud disini adalah proses perencanaan suatu kegiatan.
2)
Tahapan pelaksanaan yang merupakan tahap terpenting dalam
pembangunan, sebab inti dari pembangunan adalah pelaksanaannya.
Wujud nyata partisipasi pada tahap ini dapat digolongkan menjadi tiga,
yaitu partisipasi dalam bentuk sumbangan pemikiran, bentuk
sumbangan materi, dan bentuk keterlibatan sebagai anggota proyek.
3)
Tahap menikmati hasil, yang menjadi indikator keberhasilan partisipasi
masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan proyek. Selain itu,
dengan melihat posisi masyarakat sebagai subjek pembangunan, maka
semakin besar manfaat proyek yang dirasakan, berarti proyek tersebut
berhasil mengenai sasaran.
4)
Tahap evaluasi, dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada
tahap ini dianggap sebagai umpan balik yang dapat memberi masukkan
demi perbaikan pelaksanaan proyek selanjutnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Barlan (2011) menyimpulkan
bahwa dari tahapan partisipasi masyarakat tersebut peran pemimpin yang
mendominasi adalah pemimpin lokal formal yakni kepala desa dibandingkan
pemimpin informal (tokoh pemuda, tokoh agama dan tokoh petugas PNPM).
Hal tersebut sangat berhubungan dengan atribut kepemilikan modal manusia
yang di miliki. Kepala desa memiliki pengaruh yang besar dalam setiap
tahapan karena kepemilikan modal tersebut.

9

Partisipasi masyarakat dalam program pembangunan pedesaan dalam
penelitian Girsang (2013) menyimpulkan bahwa tingkat partisipasi
masyarakat dalam kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri
Perdesaan di Desa Megamendung, Bogor berada pada tingkat sedang. Hal ini
terjadi karena tidak semua tahapan partisipasi masyarakat diikuti atau
dilibatkan warganya. Terlihat dari kurangnya partisipasi masyarakat pada
tahapan pengambilan keputusan atau perencanaan dan evaluasi yanag
dilakukan dalam program pembangunan tersebut. Demikian halnya dengan
penelitian Suhendar (2004) dalam program pengembangan masyarakat yang
telah di laksanakan di Desa Rancamanyar RW 05, Bandung membuktikan
bahwa perencanan program belum dilaksanakan dalam kegiatan partisipatif
pada program pengembangan masyarkat sehingga berakibat pada ketidak
berhasilan program.
Partisipasi masyarakat menurut penelitian Radjabaycolle (2013) pada
partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan DAS Cikapundung, di
Kelurahan Dago, Bandung, terlihat kurang aktif. Hal ini sesuai dengan hasil
jawaban responden yang terdapat pada kategori sedang pada tahapan
partisipasi masyarakat dalam program pembangunan. Selain itu, keterlibatan
masyarakat yang kurang dalam tahapan program pembangunan dapat dilihat
dari respon atau kecenderungan masyarakat yang terlibat dalam tahap
pelaksanaan kegiatan di bandingkan pada tahapan perencanaan, pemanfaatan
hasil dan evaluasi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pembangunan
program pemberdayaan masyarakat belum dapat memenuhi keterlibatan
secara penuh oleh masyarakat.
Atas pemaparan para peneliti sebelumnya maka tahapan program ADD
dalam penelitian ini menggunakan tahapan partisipasi masyarakat yakni
perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi dalam pemanfaatan
program ADD di Desa Dramaga.
Alokasi Dana Desa
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa mengatur
bahwa penyelenggaraan urusan Pemerintah Desa didanai dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa dan Bantuan Pemerintah Desa. Aturan tersebut
diperkuat dengan SK Menteri Dalam Negeri Nomor: 140/640SJ tanggal 22
Maret 2005 tentang Pedoman Alokasi Dana Desa (ADD) dari pemerintah
kabupaten kepada Pemerintah Desa, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 37 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa.
Melalui ADD, desa ataupun kelurahan berpeluang untuk mengelola
pembangunan, pemerintahan dan sosial kemasyarakatan desa secara otonom.
ADD adalah dana yang diberikan kepada desa yang berasal dari dana
perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah yang diterima oleh
kabupaten/kota (Budino 2013). Pemberian ADD merupakan wujud dari
pemenuhan hak desa untuk menyelenggarakan otonominya agar tumbuh dan
berkembang mengikuti pertumbuhan dari desa itu sendiri. Berdasarkan
keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi, pemberdayaan
masyarakat dan meningkatkan peran Pemerintah Desa dalam memberikan
pelayanan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memacu

10

percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis. ADD
sangat penting guna pembiayaan pengembangan wilayah tertinggal dalam
suatu sistem wilayah pengembangan. Pelaksanaan ADD ini ditujukan untuk
program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator
perkembangan desa, meliputi tingkat pendidikan, tingkat pendapatan
masyarakat, dan tingkat kesehatan.
Pelaksanaan ADD didasarkan atas prinsip-prinsip yaitu pelaksanaan
yang transparan/terbuka, peran aktif masyarakat mulai proses perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan pemelihara, pelaksanaan kegiatan yang dapat
dipertangggungjawabkan secara administratif, teknis dan hukum,
peningkatan fungsi peran lembaga kemasyarakatan, dan pelestarian kegiatan
yang dikembangkan secara berkelanjutan melalui partisipasi masyarakat.
Penggunaan ADD dibagi menjadi dua bidang, yaitu untuk penyelenggaraan
Pemerintah Desa sebesar 3 persen dan sebesar 70 peren untuk pemberdayaan
masyarakat desa.
ADD seperti telah dijelaskan di atas, diarahkan untuk membiayai
kegiatan-kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan pemberdayaan
masyarakat. Penjelasan mengenai penyelenggaraan kegiatan yang di
peruntukan ADD dapat dilihat pada Lampiran1. Alokasi Dana Desa untuk
biaya penyelenggaraan pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat
disesuaikan dengan kebutuhan, prioritas secara seimbang dan sesuai
kemampuan keuangan (ADD) yang diterima oleh Pemerintah Desa
berdasarkan musyawarah tentang penggunaan ADD. Adapun dalam
pelaksanaannya, ADD dilakukan melalui beberapa tahapan-tahapan kegiatan
yang dapat dilihat pada Lampiran 2.
Kerangka Pemikiran
Kepemimpinan
merupakan
kemampuan
seseorang
dalam
mempengaruhi orang lain. Pemimpin lokal dalam masyarakat pedesaan
memiliki peranan, arti kata peranan sendiri yaitu apabila seseorang
melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia
menjalankan peranan. Peranan dalam penelitian ini adalah peranan pemimpin
lokal formal Desa Dramaga yang akan dinyatakan dalam pelaksanaan
pemanfaatan program ADD.
Adapun Peran pemimpin lokal dalam pelaksanaan pemanfaatan
program ADD yang dimaksud adalah sebagai komunikator, motivator dan
fasilitator. Peran pemimpin sebagai komunikator memiliki fungsi sebagai
penerjemahan pesan dari pemerintah di atasnya desa dan penyampai
informasi terbaru yang penting dan perlu diketahui oleh masyarakat serta
sebagai wadah penyampaian pesan partisipasi masyarakat dalam berbagai
program pembangunan di desa. Kemudian, peran pemimpin sebagai
motivator dilihat dari kemampuan pemimpin menggerakkan masyarakat
sehingga masyarakat ingin dan mau mengikuti kegiatan pemberdayaan
masyarakat. Peran pemimpin ini, melihat kepentingan masyarakat sehingga
masyarakat dapat terlibat dan peranan pemimpin dalam melaraskan
kesesuaian motif pemimpin dengan masyarakat dalam melaksanakan
kegiatan sehingga proses dalam kegitan pemberdayaan masyarakat dapat

11

berjalan dengan baik. Peran pemimpin yang terakhir dalam penelitian ini
adalah sebagai fasilitator
memiliki kemampuan pemimpin dalam
memberikan bantuan dan menjadi nara sumber yang baik untuk berbagai
permasalahan serta memfasilitasi kegiatan-kegiatan pembangunan desa,
memberikan kemudahan dan kelancaran dalam proses pembangunan
sehingga program pembangunan desa dapat berjalan dengan baik. Adapun
Gambaran kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini :

Peran Pemimin Lokal

Partisipasi Masyarakat
Dalam Pemanfaatan
Program ADD
Perencanaan

Motivator

aaaaa
1. Tingkat kemampuan
menggerakan
masyarakat
2. Motivasi dan
pendorong semangat

komunikator
1. Penerjemah pesan
(kebijakan) dari
pemerintah diatasnya
2. Penyampain informasi
terbaru

Program AD
Fasilitator

Keterangan:

1. Memberikan
bantuan
:
fasilitas kegiatan
2. Memberikan mediasi
permasalahan warga

1. Kehadiran
2. Konsep program
Pelaksanaan
1. Sumbangsi non
materi
2. Sumbangsi materi
Pemanfaatan Hasil
1. Manfaat yang
didapat
2. Kegunaan hasil
dalam kehidupan
sehari-hari
Evaluasi
1. Kehadiran
2. Kritik dan saran

Keterangan :
: Memiliki hubungan
Gambar 1 Kerangka analisis peran pemimpin lokal dengan partisipasi
masyarakat dalam pemanfaatan program ADD.
Sehubungan dengan hal diatas, Peran pemimpin juga memiliki
hubungan yang erat kaitannya dengan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan pemanfaatan program ADD. Adapun partisipasi masyarakat
dapat dilihat dari tahapan program yang diikuti masyarakat yakni dari tahapan
perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil, dan evaluasi program. Partisipasi

12

masyarakat dalam tahapan perencanaan program ADD dapat diilihat dari
kehadiran dan pemahaman masyarakat akan konsep program yang terkait
dengan pelaksanaan pemanfaatan program ADD. Selanjutnya, tahapan
pelaksanan dilihat dari keterlibatan dan peran masyarakat dalam memberikan
sumbangan pada saat pelaksanaan kegiatan ADD. Adapun sumbangsi yang
dapat diberikan berupa sumbangsih non materi atau materi, dan keterlibatan
masyarakat sebagai anggota proyek. Kemudian tahapan berikutnya adalah
tahapan menikmati hasil yaitu tahapan dimana masyarakat sebagai subjek
pembangunan menikmati hasil dari pembangunan kegiatan dari ADD sebagai
hasil dari perencanaan dan pelaksanaan kegiatan sebelumnya. Tahapan
partisipasi yang terakhir dalam pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ADD
yakni tahapan evaluasi program, pada tahapan ini akan dilihat partisipasi
masyarakat ketika menilai, memberikan kritik serta saran sebagai hasil
evaluasi masyarakat terhadap pelaksanaan program ADD itu sendiri.
Hipotesis
Pemimpin lokal memiliki hubungan yang penting dalam
mengimplementasikan program ADD. Dalam hal ini, pemimpin lokal
memiliki peran penting dalam membimbing, menggerakkan serta
memberikan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan
pemanfaatan program ADD. Berdasarkan hasil analisis sebelumnya, maka
peneliti menetapkan hipotesis uji penelitian yaitu: semakin aktif peran
pemimpin lokal maka semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam
pemanfaatan program ADD.
Definisi Operasional
Penelitian ini memiliki 3 konsep utama yaitu pemimpin, peran
pemimpin, dan tahapan partisipai masyarakat dalam program. Ketiga konsep
tersebut, maka di dirumuskan definisi operasional yang bertujuan sebagai
batasan dan indikator dalam penelitian ini. Adapun definisi operasional
tersebut yaitu:
A. Pemimpin lokal
Pemimpin berarti seseorang yang dengan cara apapun, mampu
mempengaruhi orang lain untuk berbuat sesuatu, sesuai dengan kehendak
orang itu sehingga tujuan yang direncanakan dapat tercapai. Sedangkan
pemimpin lokal adalah seorang individu pada suatu wilayah yang mampu
mempengaruhi pihak lain untuk berbuat sesuatu, sesuai dengan kehendak
orang itu sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai. Pemimpin
lokal dalam penelitian ini adalah pemimpin lokal formal yaitu seorang
yang sekaligus memiliki kekuasaan posisional dan kekuatan pribadi dalam
kepemimpinannya dimasyarakat. Pemimpin lokal formal yang akan
dianalisa adalah kepala desa yang bertugas dalam pengelolaan program
pemanfaatan ADD.

13

B. Peran Pemimpin, yaitu perilaku yang diharapkan untuk dilakukan oleh
seseorang pemimpin yang memiliki status dan kedudukan tertentu di
masyarakat. Peran pemimpin dibagi menjadi beberapa jenis, sebagai
berikut:
1. Komunikator, yaitu orang yang memilih, menyusun, merencanakan
program-program, cerita-cerita yang disebarkan kepada khalayak.
Peran pemimpin sebagai komunikator diukur dengan variabel-variabel
sebagai berikut:
 Penerjemahan pesan (perintah) dari pemerintah di atasnya adalah
mengalihkan pesan dari sumber (pemerintah) pesan kepada
penerima (masyarakat) pesan dalam ADD. Dimana pemimpin
memiliki kecapakan dalam mengemas dan menyampaikan pesan
yang sesuai dari pemerintah kepada masyarakat. Penyampaian
dalam penggunaan bahasa yang di mengerti masyarakat serta isi
pesan harus singkat, padat dan jelas kemudian isi pesan tersebut
dapat di pahami oleh masyarakat awam pada umumnya di desa
tersebut. Pengukuran indikator yakni kesesuaian pesan.
- Sangat sesuai, skor
=3
- Kurang sesuai, skor
=2
- Tidak sesuai, skor
=1
Indikator pengukurannya adalah ;
- Penyampaian pesan dengan bahasa yang dimengerti
masyarakat desa (bahasa daerah);
- Pengemasaan pesan yang baik sehingga mudah dimengerti
oleh masyarakat;
- Isi pesan singkat, padat dan jelas; dan
- Pesan yang disampaikan sesuai dengan pesan dari pemerintah
di atasanya.
 Penyampaian informasi terbaru adalah peran pemimpin dalam
menyampaikan informasi terbaru terkait dengan kebijakan dan
perintah ataupun informasi tentang program pemberdayaan
masyarakat desa, seperti pemanfaatan ADD kepada masyarakat.
Pengetahuan pemimpin lokal dalam meng-update (kekinian
informasi) penyampaian informasi baru dan kemudahan peran
pemimpin mentransformasikan pesan sangat mudah. Oleh karea itu,
peran pemimpin dapat diukur dengan kemudahan informasi terbaru
yakni :
- Sangat cepat menyampaikan informasi tebaru, skor = 3
- Kurang cepat menyampaikan informasi terbaru, skor = 2
- Tidak cepat menyampain informasi terbaru, skor
=1
Indikator yang di ukur adalah
- Pemimpin selalu mengetahui dengan cepat informasi baru
mengenai kebijakan dan perintah dari pemerintah di atasanya;
- Pemimpin mudah dalam menyampaikan atau
mentransformasikan pesan baru bagi masyarakat;
- Memiliki pengetahuan tinggi dalam membagikan
pengetahuannya dalam penyampain pesan; dan

14

-

Pernyataan yang disampaikan oleh pemimpin lokal desa
mudah di cerna oleh masyarakat desa.

Kategori peran pemimpin lokal sebagai komunikator diukur dengan
menjumlahkan masing-masing skor dari penerjemah pesan dari
pemerintah diatasnya dan penyampaian komunikator terbaru bagi
masyarakat desa. Adapun ukuran dari total masing-masing indikator
yaitu dengan rumus serta jawaban dari responden sbb :
a. Penerjemah pesan sangat baik
= X≥21
b. Penerjemah pesan yang kurang baik = 7≤X˂9
c. Penerjemah pesan yang tidak sesuai = X≤ 6
2.

Motivator akan dapat disebut sebagai pendorong, yakni peran
pemimpin kepada masyarakat yang dapat memberikan motivasi bagi
anggota/komunitas/ masyarakat. Peran pemimpin sebagai motivator
diukur dengan variabel-variabel sebagai berikut:
 Tingkat kemampuan menggerakkan masyarakat adalah perilaku peran
pemimpin dalam menemukan, menampung dan mengemukakan ideede yang baik dalam pemanfaatan ADD. Pengukuran indikator
dilihat dari kemampaun dalam menggerakan masyarakat:
- Sangat mampu, skor
=3
- Kurang mampu, skor
=2
- Tidak mampu, skor
=1
Indikatornya yang di ukur adalah
- Pemimpin dapat atau mampu menggerakan masyarakat
dalam kegiatan desa;
- Pemimpin dapat menggerakan masyarakat dengan idenya
yang berkualitas;
- Pemimpin mampu dalam menampung aspirasi masyarakat
sehingga dapat dengan mudah menggerakan masyarakat; dan
- Pemimpin dapat mengemukakan ide- idenya yang
berkualitas pada masyarakat sehingga dengan mudah
meyakinkan masyarakat untuk ikut dalam program.


Motivasi dan pendorong semangat adalah membangkitkan emosi
dan pikiran positif serta Kemauan atau keinginan masyarakat
melaksanakan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat lebih
khusus pemanfaatan ADD oleh masyarakat. Peran pemimpin dapat
mendorong masyarakat atau komunitas memiliki keinginan, ikut
terlibat dan melaksanakan kegiatan. Nilai pengukuran akan dilihat
dari adanya virus motivasi dari pemimpin, sehingga ada keinginan
atau kemauan masyarakat untuk terlibat dalam setiap kegiatan
pemberdayaan masyarakat di desa lebih khusus kegiatan
pemanfaatan ADD. Pengukuran indikator melalui kemampuan
peran pemimpin dalam memberikan motivasi:
- Sangat memotivasi, skor
=3
- Kurang memotivasi, skor = 2
- Tidak bermotivasi, skor
=1

15

Indikator pengukurannya adalah
- Pemimpin dapat atau mampu memberikan motivasi bagi
masyarakat untuk menggerakan masyarakat dalam kegiatan
ADD;
- Pemimpin mampu memberikan dorongan atau semangat bagi
masyarakat untuk bergerak dalam mengikuti kegiatan ADD;
- Pemimpin mampu memberikan contoh dalam pelaksanaan
kegiatan;
- Pemimpin memberikan motivasi untuk memiliki keinginan
dalam kegiatan ADD; dan
- Pemimpin memberikan motivasi sehingga masyarakat ikut
terlibat dalam pelaksanaan kegiatan.
Penilaian Kategori peran pemimpin lokal sebagai motivator akan di ukur
dengan menjumlahkan skor masing-masing dari tingkat kemampuan
menggerakan masyarakat dan motivasi pendorong dan pemberi
semangat. Adapun pengukurannya dilakukan dengan rumus dan jawaban
sbb:
a. Sangat memotivasi
= X ≥ 12
b. Kurang memotivasi
= 7 ≤ X