19
II. KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tanaman Sambiloto Andrographis Paniculata Ness.
Sambiloto tumbuh liar ditempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak lembab atau pekarangan. Tumbuh di
dataran rendah sampai ketinggian 700 m di atas permukaan laut, terna perdu semusim, tinggi 50 – 90 cm, batang disertai banyak cabang
berbentuk segi empat kwadrangularis dengan nodus yang membesar. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk
lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 2 – 8 cm, lebar 1 – 3 cm.
Perbungaan rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari ujung batang atau ketiak daun. Bunga berbibir berbentuk tabung, kecil-
kecil, warnanya putih bernoda ungu. Buah kapsul berbentuk jorong, panjang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung tajam, bila
masak akan pecah membujur menjadi 4 keping. Biji gepeng, kecil-kecil, warnanya cokelat muda. Perbanyakan dengan biji atau setek batang
Dalimartha, 2000. Sambiloto merupakan salah satu tanaman obat yang
dikembangkan oleh Badan Obat dan Makanan POM sebagai bahan industri obat fitofarmaka. Hal ini didasarkan pada kandungan kimia yang
cukup potensial dan berbagai khasiat tanaman ini untuk pengobatan
6
20
telah diteliti dengan baik didalam maupun di manca Negara, antara lain untuk meningkatkan ketahanan tubuh terhadap infeksi kuman, anti diare,
demam, anti fertilitas, gangguan lever dan anti bakteri Yusron dan Januwati, 2004.
Sedangkan menurut Dalimarta 2000, sifat dan khasiatnya tanaman sambiloto ini rasanya pahit, dingin, masuk meridian paru,
lambung, usus besar dan kecil, antibakteri, antiradang, mengontrol reaksi imunitas imunomodulator, penghilang nyeri analgesik, pereda
demam antipiretik, menghilangkan panas dalam, penawar racun detoksikasi dan detumescent.
Faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan sambiloto yaitu curah hujan dan suhu. Sambiloto dapat tumbuh dengan baik pada curah
hujan 2.000 – 3.000 tahun dan suhu udara 25 – 32° C. Kelembaban yang dibutuhkan termasuk sedang, yaitu antara 70 – 90 dengan
penyinaran agak tinggi Winarto, 2004. Dari jaman dahulu kala hingga sekarang, relief daun sambiloto
ada di Candi Borobudur serta di Kitab Serat Rama dalam bahasa Jawa Kawi di sekitar abad 18. Disebutkan sambiloto berkhasiat untuk
mengobati penyakit prajutit Hanoman yang terluka ketika perang melawan Rahwana.
Di Indonesia, banyak orang mengenal sambiloto dari mbok jamu gendong yang biasa disebut dengan nama jamu paitan. Seringkali
orang mengkonsumsi cairan paitan yang warnanya kehitaman dari mbok
21
jamu, dan kemudian pahitnya diusir dengan minum beras kencur. Campuran ini biasa dikenal untuk mengusir masuk angin. Tanaman
Sambiloto banyak dijumpai hampir di seluruh kepulauan nusantara. Tanaman Sambiloto ini dikenal dengan beberapa nama daerah, seperti ki
oray atau ki peurat Jawa Barat, bidara, takilo, sambiloto Jawa Tengah dan Jawa Timur , pepaitan atau ampadu Sumatra.
Klasifikasikan sambiloto dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermathopyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Solanales
Famili Suku : Acanthaceae
Genus marga : Andrographis
Spesies Jenis : Andrographis paniculata Ness, Justicia pani-
culata Burm., atau Justicia latebrosa Russ Winarto, 2004 .
Habitat tanaman sambiloto adalah tempat terbuka seperti ladang, pinggir jalan, perkampungan, tebing, saluran air dan sungai.
Tanaman ini mudah tumbuh di daerah dataran sampai dataran tinggi lebih kurang 700 mdpl. Hanan, 1996.
Menurut Rachmat et al. 1996, sambiloto umumnya diperbanyak secara generatif dengan biji atau dengan cara vegetatif
22
melalui pemakaian stek batang. Cara perbanyakan dengan stek masih jarang dilakukan, sedangkan perbanyakan melalui biji berdasarkan
pengalaman dijumpai adanya kendala karena lama tumbuh biji relatif kurang seragam. Menurut Syukur 2001, bibit sambiloto dapat dipindah
tanam apabila telah berumur 60 HST dengan jumlah daun sekitar 4 helai.
Ekstrak tanaman sambiloto terbukti berfungsi aktif sebagai antityphoid yang efektif menekan Salmonella typhii dan anti-fungal yang
efektif menekan Helminthosoprium sativum. Ekstrak tunas dalam larutan garam dan antibiotik lainnya menunjukkan efektif menekan Micrococus
pyogenes var. Aureus dan dalam melawan bakteri-bakteri penyebab penyakit lainnya
2. Pupuk
Pupuk adalah semua bahan yang diberikan pada tanah dengan tujuan untuk memperbaiki keadaan fisik, kimia dan biologi tanah
Subagyo, 1970. Sutejo 2002 menyatakan bahwa pupuk adalah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik organik maupun anorganik dengan
maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan meningkatkan produksi tanaman, dimana faktor keliling atau lingkungan
baik. Pupuk NPK merupakan pupuk buatan yang keberadaanya
mutlak dibutuhkan oleh tanaman. Tiga unsur yang paling banyak
23
dibutuhkan tanaman adalah Nitrogen, Fosfor dan Kalium Lingga, 1992.
Pupuk urea adalah pupuk padatan kristalin putih sangat larut dalam air dengan kandungan 46 N. Urea menjadi sumber pupuk N
yang terkemuka di dunia pada pertengahan tahun 1970 Engelstad, 1985.
Pupuk Urea yaitu pupuk anorganik atau pupuk buatan sebagai sumber hara nitrogen yang dapat digolongkan berdasarkan jenis dan
kandungan hara dalam bentuk tunggal dan pupuk urea agak masam Subagyo, 1970.
Setiap tanaman diketahui memerlukan paling sedikit 16 unsur penting atau esensial untuk pertumbuhannya yang normal dan sehat.
Keenam belas unsur essensial ini disebut unsur hara tanaman yaitu unsure-unsur yang diambil tanaman untuk pertumbuhannya yang sehat
dan dipergunakan untuk menghasilkan makanan dan jaringan-jaringan tanaman. Tiga unsur Karbon C , Hidrogen H dan Oksigen O
menyusun 94-99 bahan organik tanaman, sedangkan 1-6 sisanya terdiri dari 13 unsur yang seluruhnya diambil dari tanah Subagyo,
1972. Dinyatakan pula bahwa ketiga belas unsur hara dari tanah berdasarkan jumlah yang diambil dan perannya dalam tanaman dibagi
dalam : 1. Unsur hara makro atau unsur hara mayor atau primer yaitu Nitrogen
N, fosfat P dan Kalium K.
24
2. Unsur hara sekunder yaitu kalsium Ca, magnesium Mg dan Belerang S.
3. Unsur hara mikro atau unsur hara minor yaitu Chlor Cl, besi Fe, Mangan Mn, Tembaga Cu, Seng Zn, Borium B dan
Molibdenin MO. Disebut unsur hara makro dan sekunder karena dibutuhkan
tanaman dalam jumlah relatif banyak. Sedangkan disebut unsur hara mikro karena dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif sedikit.
Hampir seluruh tanaman dapat menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat atau ammonium yang disediakan oleh pupuk. Nitrogen
dalam bentuk nitrat lebih cepat tersedia bagi tanaman. Nitrogen tidak tersedia dalam bentuk mineral alami seperti
unsur hara lainnya. Sumber nitrogen yang terbesar berupa udara yang sampai ke tanah melalui air hujan atau udara yang diikat oleh bakteri
pengikat nitrogen. Contoh bakteri pengikat nitrogen adalah Rhizobium sp. yang ada di bintil akar tanaman kacang-kacangan leguminoseae.
Idealnya, bakteri mampu menyediakan 50 – 70 kebutuhan nitrogen tanaman. Selain Rhizobium ada jenis bakteri pengikat nitrogen lain yang
tidak bersimbiosis dengan tanaman tingkat tinggi bersifat independent, misalnya Azotobakter. Nitrogen pada tanaman mempunyai pengaruh
merangsang pertumbuhan daun dengan cepat serta menyebabkan daun dan batang berwarna hijau karena N merupakan bahan pembentuk
klorofil Sudjijo et al., 1994.
25
Unsur N dibutuhkan dalam jumlah relatif besar pada setiap tahap pertumbuhan tanaman, khususnya pada tahap pertumbuhan
vegetatif, seperti pembentukan tunas dan perkembangan batang dan daun. Jika terjadi kekurangan defisiensi nitrogen, tanaman tumbuh
lambat dan kerdil. Daunnya berwarna hijau muda. Sementara itu, daun- daun yang lebih tua menguning dan akhirnya kering. Didalam tubuh
tanaman, nitrogen bersifat dinamis mobil sehingga jika terjadi kekurangan nitrogen pada bagian pucuk, nitrogen yang tersimpan pada
daun tua akan dipindahkan ke organ yang lebih muda. Dengan demikian pada daun yang lebih tua gejala kekurangan nitrogen akan terlihat lebih
awal. Sedangkan kelebihan nitrogen, tanaman tampak terlalu subur, ukuran daun menjadi lebih besar, batang menjadi lunak dan berair
sukulen sehingga mudah rebah dan mudah diserang penyakit. Kelebihan nitrogen juga dapat menunda pembentukan bunga, bahkan
bunga yang telah terbentuk lebih mudah rontok Novizan, 2002. Menurut Subhan 1989, nitrogen tidak hanya diperlukan untuk
pertumbuhan vegetatif tetapi diambil oleh tanaman sampai pertumbuhan generatif.
Pupuk yang diperlukan untuk meningkatkan produksi daun adalah Urea, TSP dan KCL. Kombinasi terbaik adalah 100 kg Urea, 100
kg TSP, dan 50 kg KCL per ha. Pupuk diberikan pada awal dan akhir musim hujan dengan masing-masing setengah dosis dari jumlah pupuk
keseluruhan. Pupuk daun dapat digunakan juga untuk meningkatkan
26
jumlah daun dan memberikan penampilan helaian daun yang baik Cheppysyukur at al., 2001.
Menurut Saefuddinsarief 1986 dengan tersedianya unsur hara dalam jumlah memadai, maka proses fisiologis didalam tanaman akan
berjalan baik, terutama unsur hara yang berperan dominan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman seperti N, meskipun peranan unsur hara
lainnya seperti P, K, Ca, Mg dan S serta unsur mikro tidak dapat diabaikan.
Hasil fotosintesis yang berupa karbohidrat selain disuplai ke batang, daun dan akar juga disuplai untuk perkembangan bunga dan
buah. Harjadi, 1989.
Menurut Winarto 2004, pemberian pupuk untuk tanaman obat dianjurkan berasal dari bahan alami pupuk organik seperti pupuk
kandang kotoran sapi atau ternak hewan lainnya dan kompos. Selain menambah unsur hara dalam tanah karena mengandung unsur hara yang
lengkap, pemupukan dengan pupuk kandang atau organik akan mencegah timbulnya residu dan menjaga kestabilan unsur hara didalam
tanah. Hal ini berbeda dengan pupuk kimia pupuk anorganik yang cepat diserap oleh tanaman, tetapi diduga bisa berefek farmakologis.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas perlu dilakukan penelitian sejauh mana kandungan Andrographolide yang baik untuk
digunakan sebagai tanaman obat.
27
3. Media Tanam
Media tanam sangat penting untuk mendukung pertumbuhan secara optimal sehingga perlu adanya suatu usaha mencari media tanam
yang sesuai. Media tanam berfungsi sebagai tempat tumbuh tanaman, tempat menyimpan hara dan air yang diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman. Media tanam yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan yakni yang mampu menyimpan air dan zat hara secara baik, aerasi dan
sirkulasi udara baik, bebas dari hama dan penyakit, subur dan gembur sehingga memungkinkan akar untuk berkembang secara ekstensif
meluas. Hal yang sangat penting, media harus mudah didapat dalam jumlah yang diinginkan dan harganya relatif murah Agoes, 1994.
Pupuk kandang animal manure adalah bahan yang dihasilkan dari kotoran hewan dan sisa-sisa makannanya baik yang berupa bahan
padat maupun bahan cair. Bahan–bahan ini kaya akan unsur yang diperlukan oleh tanaman dengan komposisi yang sangat beragam
bergantung kepada beberapa factor yakni macam dan umur ternak, makanan, cara pengelolaan dan sebagainya Tisdale et al., 1990 : 652.
Sebagai campuran media tanam, pupuk kandang mempunyai sifat yang lebih baik dibanding pupuk alam lainnya maupun pupuk
buatan. Walau cara kerjanya kalau dibandingkan dengan cara kerja pupuk buatan dapat dikatakan lambat karena harus mengalami proses-
proses perubahan terlebih dahulu sebelum diserap tanaman. Sebagai persediaan zat makanan didalam tanah ternyata pupuk kandang
28
mempunyai pengaruh susulan untuk waktu lama artinya unsur haranya berangsur akan bebas dan akan tersedia kembali bagi tanaman Sutejo,
1995. Bahan organik dapat meningkatkan kembali kesuburan tanah
pada lahan hutan konversi yang hampir kritis baik kesuburan fisik, kimia, maupun biologi. Dari segi sifat fisik tanah bahan organik dapat
mengubah tanah yang semula tidak berstruktur berat, pejal atau keras karena gregat telah rusak menjadi berstruktur baik atau remah dengan
struktur sedang hingga kuat. Struktur tanah remah berarti terdapat keseimbangan antara pori mikro, meso dan makro. Pori mikro sebagai
pori kapiler yang menahan air, pori meso sebagai pori drainase lambat, dan pori makro sebagai pori drainase cepat.
Kondisi tersebut menjamin ketersediaan air bagi tumbuhan dalam masa relatif panjang. Bahan organik sebagai penguat agregat
tanah, melindungi tanah dari terpaan hujan dan cahaya matahari sehingga terhindar dari erosi dan suhu tanah menjadi relatif rendah.
Peningkatan kesuburan kimia tanah sehubungan strutur tanah remah dicapai karena permukaan tanah total menjadi sangat luas dan arena
muatan negatif pada permukaan tersebut sehingga dapat meningkatkan kapasitas permukaan kation KPK. Bahan organik dalam tanah
merupakan energi bagi mikroorganisme tanah, sehingga aktifitas dan populasi
mikro organisme
meningkat, yang
dapat berakibat
meningkatnya kesuburan biologi pada tanah Atmojo, 2003.
29
Bahan organik sumber nitrogen protein, pertama-tama akan mengalami peruraian menjadi asam-asam amino yang dikenal dengan
proses aminisasi, selanjutnya oleh sejumlah besar mikrobia heterotrofek mengurai menjadi ammonium yang dikenal sebagai proses amonifikasi.
Amonifikasi ini dapat berlangsung hampir pada setiap keadaan, sehingga ammonium dapat merupakan bentuk nitrogen an organik mineral yang
utama dalam tanah Tisdal dan Nelson, 1974. Tumbuhan sambiloto memiliki daya adaptasi pada lingkungan
ekologi setempat. Tumbuhan tersebut dapat tumbuh pada semua jenis tanah, ialah tanah yang subur, mengandung banyak humus, tata udara
dan pengairan yang baik. Pada jenis tanah andosol, regosol dan latosol sambiloto masih dapat dikembangkan dengan syarat pengelolaan
dilakukan secara intensif Anonim, 2003. Menurut Winarto 2004, Sambiloto dapat tumbuh pada semua
jenis tanah yang subur, mengandung banyak humus, tata udara dan pengairan yang baik. Pemberian pupuk kandang mutlak diperlukan,
selain sebagai tambahan unsur hara, juga dimaksudkan untuk memperbaiki struktur dan tekstur tanah.
30
B. Kerangka Berpikir