Mekanisme Penularan Penyakit DBD Vektor Penyakit DBD

Hubungan Pengetahuan dan sikap dengan Praktek Pengendalian Nyamuk…. Suyanto, dkk. 3 atau renjatan shock Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 1985.

B. Tanda-Tanda Gejala Penyakit DBD.

Penderita penyakit DBD pada umumnya disertai tanda-tanda sebagai berikut : hari pertama, panas mendadak terus menerus, badan lemah dan lesu. Pada tahap ini sulit dibedakan dengan penyakit lain : hari pertama, panas men- dadak terus menerus, badan lemah dan lesu. Pada tahap ini sulit dibedakan dengan penyakit lain. Hari kedua atau ketiga, timbul bintik-bintik pendarah- an, lebam atau ruam pada kulit di muka, dada, lengan atau kaki, kadang- kadang mimisan, berak darah, atau muntah darah. Bintik pendarahan mirip dengan bekas gigitan nyamuk, untuk membedakannya, kulit direnggangkan bila hilang bukan tanda penyakit demam berdarah dengue. Antara hari ketiga sampai ke- tujuh panas turun secara tiba-tiba. Ke- mungkinan yang selanjutnya penderita sembuh atau keadaan memburuk yang ditandai dengan gelisah, ujung tangan dan kaki dingin, banyak mengeluarkan keringat. Bila keadaan berlanjut, terjadi renjatan lemah lunglai, denyut nadi lemah atau tak teraba terkadang ke- sadaran menurun Anomim, 1992.

C. Cara Pertolongan Pertama Pada Penderita

Upaya pertolongan pertama pa- da penderita penyakit demam ber- darah dengue, antara lain Dinas Kese- hatan Propinsi Jawa Tengah, 1985: 1. Memberikan minum sebanyak- banyaknya air teh, air gula, susu, oralit. 2. Mengkompres dengan air dingines. 3. Memberikan obat penurun panas. 4. Segera di bawa ke dokterPuskes- masRumah Sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut

D. Mekanisme Penularan Penyakit DBD

Seorang yang di dalam darah- nya mengandung virus dengue meru- pakan sumber penular penyakit de- mam berdarah dengue. Virus dengue berada dalam darah akan ikut terhisap masuk kedalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk di dalam kelenjar liurnya. Kurang lebih setelah satu minggu setelah menghisap darah penderita penyakit demam berdarah, nyamuk tersebut siap untuk menular- kan kepada orang lain. Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk Aedes aegypti yang telah meng- hisap virus dengue ini menjadi penular infektif sepanjang hidupnya. Penular- an ini terjadi karena setiap kali nyamuk menusuk menggigit, sebelum meng- hisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya pro- boscis , agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain Dit.Jen.PPM-PLP,1992. Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 4, No. 1, Juni 2011: 1-13 4

E. Vektor Penyakit DBD

Penyakit DBD merupakan pe- nyakit yang dapat menular yang di- sebabkan oleh virus dengue dan di- tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor dari penyakit DBD, sedangkan toxonomi, morfologi, siklus hidup dan tempat berkembang- biak dari nyamuk Aedes aegypti adalah sebagai berikut : 1. Taxonomi nyamuk Aedes aegypti Phylum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Diptera Sub ordo : Nematocera Famili : Culicidae Sub Famili: Culicinae Genus : Aedes Species : Aedes aegypti 2. Morfologi : Telur, Jentiklarva, Pu- paKepompong, nyamuk dewasa a. Telur Aedes Aegypti : 1 Ukuran telur 0,8 mm dengan warna hitam. 2 Diletakkan satu persatu pada dinding bagian dalam dari container air. 3 Jumlah telur 100 – 300 butir un- tuk setiap ekor. 4 Menetas setelah 1 – 2 hari sete- lah terendam air. 5 Telur dapat bertahan pada ke- adaan kering dalam waktu yang lama 1tahun. b. JentikLarva 1 Jentiklarva hidup di air akan mengalami empat masa 2 Pertumbuhan yang ditandai dengan pergantian kulit moling. 3 Pada pergantian kulit terakhir akan menjadi kepompong. 4 Jentiklarva, belum bisa di- bedakan antara jantan dan betina. c. PupaKepompong 1 Pupa kepompong hidup di air. Bagan mekanisme Dit.Jen.PPM dan PLP, 1992. Penularan Virus Dengue. Gambar 1. Mekanisme Penularan Virus Dengue Penderita viremia Anak Nyamuk Aedes Aegypti ± 7 hari ± 4 - 7 hari ± 7 hari Hubungan Pengetahuan dan sikap dengan Praktek Pengendalian Nyamuk…. Suyanto, dkk. 5 2 Pupa kepompong belum bisa dibedakan jantan dan betina. 3 Menetas menjadi nyamuk setelah 1-2 hari. d. Nyamuk Dewasa 1 Tubuh kecil hidup di dalam dan di luar rumah. 2 Warnanya hitam dengan bercak putih di badan dan di kaki. 3 Pada saat hinggap posisi kepa- la dan abdomen tidak dalam satu sumbu. 4 Hinggap pada tempat gelap dan pakaian yang bergantu- ngan. 5 Biasa menggigitmenghisap darah pada siang dan sore hari sebelum gelap. 6 Jarak terbang ± 100 meter. 7 Bersifat Anthropophilik, wala- upun mungkin akan meng- hisap darah hewan berdarah panas lain yang ada. 8 Umur nyamuk jantan ± 1 ming- gu, umur nyamuk betina dapat mencapai 2-3 bulan. 3. Siklus Hidup Gambar 2. Siklus Hidup Nyamuk Dit. Jen. PPM dan PLP, 1992. Nyamuk Dewasa Telur PupaKepompong Jentik Air 2-4 hari ± 6-8 hari ±2hari Stadium telur, jentik dan pupa kepompong hidup di dalam air. Pada umumnya telur akan menetas setelah 2 hari terendam air, stadium jentik ber- langsung 6-8 hari, stadium pupake- pompong berlangsung antara 2-4 hari. Pertumbuhan dari telur menjadi nya- muk dewasa mencapai 9-10 hari. 4. Tempat berkembangbiak Tempat yang digunakan untuk berkembang biak nyamuk Aedes aegypti adalah tempat-tempat penampungan air di dalam atau di sekitar rumah, be- rupa genangan air yang tertampung di suatu tempat atau bejana yang tidak berhubungan langsung dengan tanah. Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 4, No. 1, Juni 2011: 1-13 6 Jenis-jenis tempat perberkembang- biakan nyamuk Aedes aegypti dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Tempat penampungan air untuk ke- perluan sehari-hari, seperti drum, tangki reservoir, tempayan, bak mandi WC, ember, dll. b. Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari, seperti tempat minum burung, vas bunga, perangkap semut, dan barang-ba- rang bekas ban, kaleng, botol, plastik, dll. c. Tempat penampungan air alamiah, seperti lubang pohon, lubang pintu, pelepah daun, tempurung kelapa, pelepah pisang, potongan bambu, dan lain-lain.

F. Cara pemberantasan vektor penyakit DBD.