METODE PENELITIAN Hasil Penelitian 1

5

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi correlation study dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara faktor resiko dengan efek, dimana pendekatan atau observasi dilakukan sekaligus dalam suatu waktu atau point time approach Pratiknya, 2014. Populasi penelitian adalah seluruh penderita diabetes mellitus tipe II di wilayah kerja Puskesmas Sibela Surakarta yang berjumlah 218 penderita. Sample penelitian sebanyak 141 responden yang diperoleh dengan teknik proporsional stratified random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, sedangkan analisis data menggunakan uji korelasi rank spearman . Penelitian dilakukan dengan memberikan kuesioner strategi pemberdayaan dan kuesioner empowerment kepada responden dengan cara peneliti mendatangi rumah responden. Peneliti menunggu selama responden mengisi kuesioner, membantu responden dalam pengisian kueisoner dan mengecek kelengkapan pengisian kuesioner. Hasil penelitian selanjutnya dilakukan koding, tabulasi dan analisis data. 3. Hasil Penelitian 3.1 Karakteristik Responden Tabel 1. Karakteristik Responden n= 141 No Karakteristik Frekuensi Persentase 1. Umur responden a. 30 – 40 tahun b. 41 – 50 tahun c. 51 – 60 tahun d. 61 – 70 tahun e. 70 tahun 7 30 31 46 11 5 21 22 33 8 2. Jenis kelamin a. Perempuan b. Laki-laki 95 30 76 24 3. Pendidikan a. SD b. SMP c. SMA d. PT 11 64 45 5 9 51 36 4 4. Pekerjaan a. IRT b. Pensiunan c. Pedagang d. PNS e. Buruh f. Tidak bekerja g. Lain-lain 55 5 1 14 4 32 14 44 4 8 11 3 26 11 5. Lama menderita DM a. 5 tahun b. 5 – 10 tahun c. 10 tahun 41 59 25 33 47 20 6 Karakteristik responden sebagaimana ditampilkan pada table 4.1 menunjukkan sebagian besar responden berumur 61 – 70 tahun sebanyak 46 responden 33, berjenis kelamin perempuan sebanyak 90 responden 76, berpendidikan SMP sebanyak 64 responden 51, dan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 55 responden 44.Karakteristik lama diagnosa sakit menunjukkan sebagian besar adalah 5 – 10 tahun yaitu sebanyak 59 responden 47. 3.2 Analisis Univariat 3.2.1 Distribusi Frekuensi Strategi Pemberdayaan pada Penderita Diabetes Melitus tipe 2 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Strategi Pemberdayaan pada Penderita DM tipe 2 No Strategi Frekuensi Persentase 1 2 3 Kurang Cukup Baik 37 69 19 30 55 15 Total 125 100 Distribusi frekuensi strategi pemberdayaan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 menunjukkan sebagian besar adalah cukup yaitu sebanyak 69 responden 55, selanjutnya kurang sebanyak 37 responden 30, dan baik sebanyak 19 responden 15. 3.2.2 Distribusi Frekuensi Empowerment pada Penderita Diabetes Melitus tipe 2 Tabel 3.. Distribusi Frekuensi Empowerment pada Penderita DM tipe 2 No Empowerment Frekuensi Persentase 1 2 3 Rendah Cukup Tinggi 15 104 6 12 83 5 Total 125 100 Distribusi frekuensi empowerment pada penderita diabetes mellitus tipe 2 menunjukkan sebagian besar adalah cukup yaitu sebanyak 104 responden 83, selanjutnya rendah sebanyak 15 responden 12, dan tinggi sebanyak 6 responden 5. 3.3 Analisis Bivariat Table 4. Ringkasan Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Hubungan r s p-value Keputusan Strategi pemberdayaan dengan Empowerment 0,370 0,001 H ditolak Hasil uji korelasi Rank Spearman hubungan strategi pemberdayaan penderita diabetes melitus tipe 2 dengan empowerment diperoleh nilai r s sebesar 0,370 dengan nilai signifikansi p-value 0,001. Nilai p-value lebih kecil dari 0,05 0,001 0,05 maka keputusan uji adalah H ditolak yang berarti terdapat hubungan strategi pemberdayaan penderita diabetes melitus tipe 2 dengan empowerment pada penderita diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Sibela Kota Surakarta. Selanjutnya berdasarkan nilai koefisien korelasi yang bernilai positif, maka hubungan strategi pemberdayaan dengan empowerment 7 pada penderita diabetes melitus tipe 2 adalah searah artinya semakin baik strategi pemberdayaan, maka empowerment nya semakin baik. 4. Pembahasan 4.1

Dokumen yang terkait

Identifikasi Badan Keton Pada Urin Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

9 111 63

Hubungan Penderita Diabetes Melitus Tipe-2 Dengan Terjadinya Gangguan Pendengaran Di RSUP. H. Adam Malik Medan

6 60 123

Hubungan Diabetes Melitus dengan angka kejadian Stroke Fase Akut di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2010

6 59 68

Gambaran Profil Lipid pada Diabetes Melitus Tipe II yang Obesitas dan Non-obesitas di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2009.

0 65 79

Hubungan Diabetes Melitus dengan Waktu untuk Konversi Kultur Sputum pada Pasien TB-MDR di RSUP H. Adam Malik

5 75 59

PENDAHULUAN Hubungan Strategi Pemberdayaan Dengan Empowerment Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Sibela Kota Surakarta.

0 2 10

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Strategi Pemberdayaan Dengan Empowerment Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Sibela Kota Surakarta.

0 3 5

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN KUALITAS HIDUP PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan Surakarta.

2 5 23

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN KUALITAS HIDUPPENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan Surakarta.

1 4 16

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS Hubungan Olahraga dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Purwosari Surakarta.

1 3 16