Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian Kerangka Konsep Kerangka Konsep

7 diakibatkan oleh informasi yang tidak kredibel adalah banyaknya celah yang bisa dilihat oleh publik, termasuk pihak lain yang memiliki kepentingan bersebrangan untuk dengan mudah mengubah citra menjadi negatif Wasesa, 2005 : 15. Program kerja Polisi Sahabat Anak ini dipandu oleh polisi yang berperan sebagai pembicara. Kredibilitas dari pembicara perlu diperhatikan agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh anak-anak. Program Polisi Sahabat Anak merupakan suatu program yang mengajak anak-anak untuk bersahabat dengan polisi dan tidak merasa takut. Selain itu memberikan pengetahuan kepada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa untuk mengerti dan memahami mengenai tertib lalu lintas guna keamanan serta menanam nilai- nilai disiplin sejak kecil. Penelitian ini ingin melihat apakah melalui kredibilitas komunikator yang merupakan polisi membuat anak-anak yang sudah mengikuti program kerja Polisi Sahabat Anak akan merubah padangan mereka terhadap polisi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka peneliti membuat sebuah rumusan masalah, “Apakah ada pengaruh tingkat kredibilitas komunikator pada program polisi sahabat anak di Polresta Yogyakarta terhadap citra polisi?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh tingkat kredibilitas komunikator terhadap citra polisi dalam program polisi sahabat anak. bersebrangan untuk denga ga n n mudah meng ng ub ub ah citra menjadi negatif Wasesa, 2005 : 15. Prog g ra ram kerja Polisi Sah ah ab b at at A A na na k k in i i di d pandu oleh p ol ol isi yang berperan se e ba bagai pembicar ar a. K K r redibilitas dari pembi b ca c ra ra p per erl lu diperhatika an n agar pesan yang d d is is am am p paikan n d dap at diterima oleh ana k- k an an ak. Pr rog og ra ra m m Polisi S S ahabat An An ak ak m merup up akan s ua tu program y an g mengajak a na k- an anak unt nt uk uk b b er e saha habat de de n ngan n p ol isi dan ti da k merasa t ak ut. Sela in i tu membe ri i ka k n pe peng ngetahua a n n kepa a da anak-anak sebagai gen eras i pe ne ru s bangsa untuk m m en nge gert rt i i dan me ema hami m en ge nai tertib l al u lint as gun a keam an an serta m en nanam nila ai - ni i la i disiplin sejak k ecil. Penelitian i ni i ngin melihat apa k kah me melalu ui kr kr ed e ibil it as k om m un un ik ik at at or or y y ang merupaka ka n n po po li li si si m m em bu at a na k- k-a anak yan an g g sudah mengikuti program kerj j a a Po Po li li si si Sahabat Anak akan merubah padan an ga ga n n me mereka terhadap polisi. B. B. Ru R musan M Masa sa la lah h Be B rdasar ar ka kan latar belakang ng masalah ah yang telah di di pa pa pa pa rkan, , ma ma k ka peneliti membuat sebuah rumusan n masalah h , “Apakah ada pengaruh tingkat kredibilitas komunikator pa ada progr ram polisi sahabat anak di Polresta Yogyakarta terhadap citra polisi si?

C. Tujuan Penelitian

8

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

Penelitan ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi kalangan akademis yang hendak mempelajari bagaimana mengukur tingkat kredibilitas komunikator terhadap citra.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat digunakan perusahaan sebagai bahan evaluasi dalam membuat sebuah program dalam meningkatkan kredibilitas komunikator.

E. Kerangka Teori

1. Komunikasi Publik Komunikasi terjadi tidak hanya terjadi antar diri sendiri, dengan orang lain atau dalam kelompok kecil. Komunikasi dapat terjadi dari satu pihak kepada sekelompok orang. Biasanya pada tahap ini, komunikasi yang dilakukan dalam bentuk penyebaran informasi. Informasi yang disampaikan oleh satu orang kepada banyak orang. Dalam buku pengantar teori komunikasi yang ditulis oleh Richard West dan Lynn H. Turner 2007: 338, dikatakan bahwa komunikasi publik disebut juga dengan retorika. Retorika adalah kemampuan yang dimiliki oleh pembicara untuk mempengaruhi khalaknya. Mengacu pendapat Richard West dan Lynn H. Turner 2007 : 339 dikatakan bahwa ada dua asumsi terkait dengan retorika yaitu yang pertama adalah pembicara yang efektif harus mempertimbangkan Penelitan ini di di ha harapkan dap p at at menjadi salah satu referensi bagi kalangan a a ka ka d demis yang hendak mempelaj j ar ari i bagaimana mengukur tingka ka t t kredibilitas komun u ik ik at at or r t t er er ha ha da ap p citra.

2. Ma

nfaat Pr ak akti ti s Pe Pe nelitian an i ini dapat dig un akan per us s ah ah aan se se ba ba ga ga i i bahan ev e aluasi da da la la m m membua t sebuah pro gr am dalam m en in ingk g at t ka kan n kr kr ed e ibil ilitas komu mu nikator. E. E. Ke r ra ngka Teori 1. Komunika si P ublik Komunikasi terja di tidak h an ya t er ja di antar diri se nd diri, den engan n or ang la in a ta a u u da da la la m m ke ke lompok kecil il . Ko Ko mu mu ni ni ka k si d ap at ter ja adi di dari sa sa tu tu pihak kepada sekelompok or oran ng g. Biasanya pada tahap ini, komuni nika ka s si ya y ng dilakukan dalam bentuk penyebaran informasi. Info o rm rmas s i i ya ya ng di di samp i ai k kan n ol ol eh eh satu oran ang g ke kepa pada da b banya k k or or an ang. g. D Da l la m b buku p pen eng gantar te te ori ko ko mu munikasi yang di ditu t lis oleh eh Richard Wes s t t da da n y Lynn nn H H. Turner 2007: 338, dikatakan b bahwa kom munikasi publik disebut juga dengan retorika. Retorika adalah k kemampua uan yang dimiliki oleh pembicara untuk mempengaruhi khalaknya. Mengacu pendapat Rich ch ard West dan Lynn H Turner 2007 : 339 9 khalayak mereka. Para pembicara tidak boleh menyusun atau menyampaikan pidato mereka tanpa mempertimbangkan khalayak mereka. Asumsi kedua adalah pembicara yang efektif mengunakan beberapa bukti dalam presentasi mereka. Bukti – bukti yang dimaksudkan oleh Aristoteles merujuk pada cara – cara persuasi dan terdapat tiga bukti : ethos, pathos, logos West Turner, 2007 : 340. Ethos merujuk pada karakter, intelegensi, dan niat baik yang dipersepsikan dari seorang pembicara yang ditunjukkan melalui pidatonya. Aristoteles berargumen bahwa para pendengar menjadi alat pembuktian ketika emosi mereka digugah. Para pendengar menilai dengan cara berbeda ketika mereka dipengaruhi oleh rasa bahagia, sakit, benci, atau takut. Penelitian menggunakan komunikasi publik sebagai teori karena Program Polisi Sahabat Anak PSA adalah salah satu bentuk komunikasi publik dimana terdapat satu pembicara yang bertindak sebagai komunikator dan anak-anak peserta Program Polisi Sahabat Anak sebagai komunikan. Informasi yang disampaikan bersifat publik dan kepada khalayak banyak. Selain menggunakan teori komunikasi publik, penelitian ini juga menggunakan teori retorika yang menjelaskan mengenai komunikasi antara satu orang dengan khalayak dan bagaimana seni berbicara didepan khalayak. 2. Teori Retorika Seseorang membutuhkan kemampuan, keahlian dan strategi khusus dalam berbicara di depan umum dengan tujuan mempersuasif. Aristoteles Asumsi kedua adalah pe pembicara yang ng e e fektif mengunakan beberapa bukti dalam presen en ta tasi mereka. Bukti – bukti yang dima maksudkan oleh Aristoteles – meru u ju juk pada cara – car ar a pe pe rs r ua ua si si d d an an t t erdapat tiga buk ukti : ethos, pathos, – l logos West Tu T rner, 2007 : 3 40 40 . E E th th os os merujuk pad ada karakter, inte e le le ge gens ns i, dan n n n ia ia t ba ik yang dipersepsi ka ka n n da d ri seo eo ra a ng ng pembica ara r yang di di tu tu njuk k ka ka n melalui pidato nya. Aristoteles ber ar ar gu g men n ba bahw hw a pa p ra pend nd en gar menjadi alat pem bukt ian ketika emosi mer ek eka di i gu guga g h. Par r a p pe nd engar menilai de ng an c ar a berbed a ketika mereka di pe pengar ar uh uh i i oleh h ra sa bahag ia , sa kit, benci , atau tak ut . Penelitian m engg un akan komunik as i publik sebagai t teori k k a aren a a Program Po li i si si S S ah ah ab ab at at Anak PSA ad ad al al ah ah s s al al ah ah s at u be ntuk ko komunika ka si si publik dimana terdapat s sat t u u pembicara yang bertindak seb ebag ag a ai komunikator dan anak-anak peserta Program Polisi Sahabat A A na na k k se seba ba g gai ko k mu i ni k kan. I I nf nf or ormasi y y an ang g di disa sam mpaikan be be rs rs if if t at p b ub li li k k da a n n ke ke pada kh k alay y ak k b b an yak. Selain m mengguna a k kan teori komu ni ni ka ka si p p ubli li k k, penelitian ini juga menggunakan teori ret t orika yang menjelaskan mengenai komunikasi antara satu orang de engan khalayak dan bagaimana seni berbicara didepan khalayak. 2 Teori Retorika 10 sebagai pengusung teori retoika memberikan penjelasan mengenai dinamika berbicara di depan umum. Retorika Aristoteles dapat menjadi acuan dalam melakukan persuasif di depan umum. Tujuan adanya teori retorika adalah agar para pembicara mampu mempertimbangkan semua aspek dari penyusunan pidato termasuk anggota khalayak mereka. Khalayak merupakan kunci dari persuasi yang efektif dan silogisme retoris yang mendorong khalayak untuk menemukan sendiri potongan – potongan yang hilang dari suatu pidato, digunakan dalam persuasi West dan Turner, 2007: 339. Menurut West dan Turner 2007 :339, tujuan retorika adalah persuasi untuk meyakinkan audiens akan kebenaran gagasan topik yang disampaikan oleh pembicarakomunikator. Dalam retorika dikenal adanya silogisme dan entimem West dan Turner, 2010 :8. Silogisme adalah sekelompok proposisi yang saling berhubungan dan menarik kesimpulan dari premis mayor dan minor. Entimem adalah silogisme berdasarkan kemungkinan, tanda, dan contoh. Selain itu juga terdapat kanon yang berarti prinsip – prinsip atau tuntunan tertentu dalam melakukan proses persuasif agar menjadi efektif. Aristoteles menyatakan ada lima hal yang dibutuhkan untuk pidato yang efektif yaitu penemuan, pengaturan, gaya, penyampaian, dan ingatan West Turner, 2007 : 343- 348 : a. Penemuan diartikan sebagai penyusunan dari suatu pendapat yang berhubungan dengan tujuan dari suatu pidato. Sebuah pidato yang memiliki fakta akan mendapat perhatian dari khalayak. Fakta acuan dalam melakuka ka n n persuasif di di d d epan umum. Tujuan adanya teori retorika ada a la la h h agar para pembicara mampu me mempertimbangkan semua aspek k dari penyusuna a n n pi pi da d to to t t er e ma ma suk anggota kh k alayak mereka. K Khalayak mer r up up ak ak a an kunci dari persua si si y yan ang g ef ef ektif dan silo ogi gi sme retoris yang ng m men en dorong ng k k h ha layak untu k mene mu ka kan n sendir r i i po po to to n ngan – p pot o ongan – ya ya ng ng hil an an g da ri suatu pidato, dig unakan dalam per su uas a i W W es est t da da n n Tu u rn rner, 2007 07 : 33 9. Menu ru t West dan T urner 200 7 :339, tuj ua an n reto o ri ri ka ka adala a h p pe rsuasi untuk mey ak inkan au di ens ak an kebenaran gag as a an top op ik ik y yang di sampaika n oleh pembi ca ra k om un ikat or . Dalam retor ika di ke nal adan ya sil og is me dan entim em m West st dan n Turner, 20 10 : : 8 8. Si Si lo lo gi gi sme adalah s s ek ek el el om om po po k pr opos isi ya ya ng sal l in in g g berhubungan dan menarik k k kesi sim mpulan dari premis mayor dan m min inor or . Entimem adalah silogisme berdasarkan kemungkinan, tanda, d d an an con onto to h. h. S S l el i ain it it u u ju ju ga ter da da pa pat t ka kano non n yang b b er erar ar ti ti p i rins i ip – pri i ns nsip ip atau – tu tu ntunan n t t e er te ntu dalam me melakuka n n proses persuas s if if a a ga g r me me nj nj a adi efektif. Aristoteles menyatakan a ada lima ha al yang dibutuhkan untuk pidato yang efektif yaitu penemuan, pengatur r a an, gaya, penyampaian, dan ingatan West Turner, 2007 : 343- - 348 8 : a Penemuan diartikan seb e agai penyusunan dari suatu pendapat yang 11 berupa pernyataan yang disampikan oleh pembicara. Temuan- temuan yang dilakukan sebelum menyampaikan pidato akan membantu pembicara mempersiapkan materi dengan lengkap. b. Pengaturan dalam retorika berkaitan dengan kemampuan pembicara untuk mengorganisasi suatu pidato. Menurut Aristoteles dalam sebuah pidato secara umum harus mengikuti pendekatan yang terdiri dari tiga hal yaitu pengantar, batang tubuh, dan kesimpulan. Struktur dalam berbicara perlu diperhatikan agar pembicaraan menjadi fokus pada satu hal. Adanya susunan dalam memberikan materi membuat pembicara dapat membuat alur yang jelas dari pidato yang disampaikan. Khalayak yang mendengarkan pidato yang memiliki susunan yang terstruktur akan memahami isi pidato dengan jelas. c. Gaya dalam retorika mencakup penggunaan bahasa untuk menyampaikan ide – ide di dalam sebuah pidato. Bagaimana pembicara menggunakan intonasi dalam berbicara adalah hal yang perlu diperhatikan. Gaya dapat menajdi salah satu daya audiens. Setiap orang memiliki gaya sendiri dalam berpidato. Gaya yang memiliki cirri khas dan dapat menarik perhatian audiens akan lebih gampang diingat. d. Penyampaian merujuk pada nonverbal dari pembicara. Bagaimana seorang pembicara menggerakkan tangannya, berpakaian seperti apa, bahasa tubuh yang muncul seperti apa, membantu p p em em bi bicara mempe pe rs rs iapkan materi dengan lengkap. b. Peng ngaturan dalam retorika berkai i ta tan n dengan kemampuan pembicara un nt tuk k me me ng ng or o ga ga ni n sasi suatu p p idato. Menurut Aristo to te e le le s s dalam sebuah pid d at t o o se se ca ca r ra umum haru u s s mengikuti pe p ndek k at at a an yan g terdiri dari tig a a ha h l yait it u pe peng n antar, batang tu tu bu h, dan kesimpulan. Struktur da la lam m be berb rb ic icar ar a pe perlu diperhat ik an agar pe mb icaraan me njadi foku s s pada da s s atu ha a l. l Adanya susunan dal am membe ri kan materi mem bu buat p p em em bi bi cara da pa t membua t al ur y ang je las dari p id ato yang d disampaikan an . Khalayak y ang me ndenga rk an p id ato yang memili iki sus suna n n ya ng ng t t er er st st ru ru kt kt ur ur akan memaha ha mi mi i i si si p p id id at a o de ngan jel l as as . c. Gaya dalam retor r ik ik a a mencakup penggunaan bahasa u unt ntuk uk menyampaikan ide – ide di dalam sebuah pidato. . B Bag ag ai aima ma na – pe mb mb ic ic ar ar a meng g gu guna naka ka n n in intonasi i d d al al am am b ber bi bicara a a da dala la h h hal ya ya ng perlu diper r ha h tikan. G Gaya dapat me me na na jd j i sala a h h satu daya audiens. Setiap orang mem miliki gaya sendiri dalam berpidato. Gaya yang mem miliki cirri ri khas dan dapat menarik perhatian audiens akan lebih g g ampa pang diingat. d Penyampaian meruju ju k pada nonverbal dari pembicara 12 adalah hal-hal yang akan diperhatikan oleh audiens. Pembicara harus memperhatikan bahasa non verbal yang mereka lakukan. Biasanya gerak nonverbal dilakukan secara spontan. Untuk itu, pembicara sebaiknya cepat tanggap dalam setiap bahasa nonverbal. e. Ingatan merujuk pada usaha – usaha pembicara untuk menyimpan informasi untuk sebuah pidato. Pidato yang mudah diingat adalah pidato yang sukses dilakukan. Pembicara perlu melakukan strategi agar pidato tidak hanya sekedar didengarkan tetapi diingat dengan baik. Aristoteles membagi retorika menjadi beberapa jenis West Turner, 2007: 348-349 yaitu : 1 Retorika forensik merupakan jenis retorika yang mendorong timbulnya rasa bersalah atau tidak bersalah dari khalayak. Contohnya adalah pidato pembelaan jaksa di pengadilan. 2 Retorika epideiktik merupakan jenis retorika yang berkaitan dengan memuji atau menyalahkan. Contoh pidato di upacara bendera. 3 Retorika deliberatif merupakan jenis retorika yang menentukan tindakan yang harus diambil oleh khalayak. Contohnya pidato pemilu. Dalam penelitian ini, teori retorika dikaitkan dengan Program Polisi Sahabat Anak karena berkaitan dengan adanya komunikator. Biasanya ger r ak ak nonverbal l d d il il ak a ukan secara spontan. Untuk itu, pemb mb i icara sebaiknya cepat tanggap p dalam setiap bahasa nonverbal. e. Ingata ta n n me me rujuk pada usaha – u u sa saha ha p p em embicara untuk uk menyimpan – in in formas as i i un tu k sebuah pidato. P id idat at o o yang g m mud ud ah ah diingat at adalah p pi da to yang sukses dilakukan. Pe mb ic ar ara perl rl u u me m laku kukan strategi a ga r pidato t id ak hanya sek ed ar didenga rk rkan tet etap api diinga at dengan baik. Ar is to te les memb ag i reto rika m enjadi beb erapa je ni nis W W est Turner, 2007: 34 8- 34 9 y ai tu : 1 Reto ri i ka ka f f or or en en si si k merupakan n je je ni ni s s re re torika yang m mendoron on g g timbulnya rasa ber rsa sala a h h atau tidak bersalah dari khala laya ya k k. Contohnya adalah pidato pembelaan jaksa di pengadilan. n. 2 2 R Re to to ri ri ka ka epideik k ti ti k k me meru rupa pa k kan je jeni ni s s re r t to i ri k ka yang be berk rk aitan de de ng ngan memuji at atau men n y yalahkan. Cont nt oh oh p p id at o o di di upacara bendera. 3 Retorika deliberat t if i merupa akan jenis retorika yang menentukan tindakan yang harus s diam ambil oleh khalayak. Contohnya pidato pemilu 13 Komunikator sebagai pemberi pesan harus memiliki kredibilitas agar pesan yang disampaikan kepada khalayak dapat diterima dengan baik. Dalam teori retorika banyak menjelaskan mengenai komunikator namun sedikit menjelasakan mengenai kredibilitas komunikator. Padahal kredibilitas komunikator perlu dipikirkan karena komunikator tersebut merupakan penentu dalam berjalannya proses komunikasi. 3. Kredibilitas Komunikator Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak dan komunikator biasa disebut pengirim, sumber, source atau encoder Cangara,1998:89. Sebelum menjalankan aktivitas komunikasinya, seorang komunikator harus memperhatikan beberapa hal agar pesan yang disampaikan dapat diterima khalayak. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah diri sendiri. Menurut Rakhmat 2012 : 254 - 263, selain mengenal diri sendiri, seorang komunikator juga harus memiliki 3 hal yaitu: a Kredibilitas Kredibilitas yaitu seperangkat persepsi tentang kelebihan- kelebihan yang dimiliki sumber sehingga diterima atau diikuti oleh khalayak penerima. Menurut Aristoteles, kredibilitas bisa diperoleh jika seorang komunikator memiliki ethos, pathos dan logos. Menurut James McCroskey dalam Cangara 1998 : 96-98, kredibilitas seseorang dapat bersumber dari: Dalam teori retorika b b an anyak menjel l as as ka k n mengenai komunikator namun sedikit me e nj njelasakan mengenai kredibilitas s komunikator. Padahal kredib ib i ilitas komunikator or p p er er lu u d d ip ip ik i ir r ka k n karena kom munikator tersebut m merupakan pe e ne nen ntu u dalam berjalannya pr r os os es es k k o omunikasi. 3. Kr r ed ed ib ib il il it it as Kom om un ik at or Ko Ko muni ka tor adalah p ih ak yang mengirim p p es e an k kep ep ad ad a a khal l ay ayak dan n komunikator bi asa disebu t pengirim , sumber, so ur rce c a a ta tau u encode der C C angara,1998:89. S ebelum menja la nk an aktivitas k o omun n ik ik as as in i ya, seorang ko muni kator ha ru s me mp er ha tikan be be ra pa hal aga r r pesan yang ng disampaikan dapa t di te ri ma kha la yak. S al ah satu hal y yang p perlu u dipe rhat ik an a a da da la la h h di di ri ri sendiri. Menu nu ru ru t t Ra Ra kh kh ma t 2 01 2 : 25 25 4 - 26 6 3 3 , , selain mengenal diri sendiri ri , se se or or ang komunikator juga harus memil ilik ik i i 3 3 hal yaitu: a K Kr ed ed ib ib il ilit itas Kredibilitas s yaitu se seperangkat pers s ep ep si si tentang ng k kelebihan- kelebihan yang dim miliki sumb ber sehingga diterima atau diikuti oleh khalayak penerim ma. Me enurut Aristoteles, kredibilitas bisa diperoleh jika seoran ng k k o omunikator memiliki ethos, pathos dan logos Menurut James Mc M Croskey dalam Cangara 1998 : 96-98 14 1. kompetensi competence ialah penguasaan yang dimiliki komunikator pada masalah yang dibahasnya. 2. sikap character menunjukkan pribadi komunikator apakah ia tegar atau toleran dalam prinsip 3. tujuan intention menunjukkan apakah hal-hal yang disampaikan itu punya maksud yang baik atau tidak. 4. kepribadian personality menunjukkan apakah pembicara memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat 5. dinamika dynamism menunjukkan apakah hal yang disampaikan itu menarik atau sebaliknya justru membosankan. b Daya Tarik attractiveness Daya tarik adalah salah satu faktor yang harus dimiliki oleh seorang komunikator selain kredibilitas. Pendengar bisa saja mengikuti pandangan seorang komunikator karena ia memiliki daya tarik dalam hal kesamaan similarity, dikenal baik familiarity, disukai liking dan fisiknya physic. Menurut Rakhmat 2012 : 261 komunikator yang memiliki daya tarik akan lebih efektif daripada komunikator yang tidak menarik. c Kekuasaan Menurut teori Kelman dalam Rakhmat 2013 : 261, kekuasaan adalah kemampuan menimbulkan ketundukan. Ketundukan yang dimaksud disini adalah bagaimana komunikator 2. sikap ch h ar ar ac ter menu u nj nj uk u kan pribadi komunikator apakah r ia ia tegar atau toleran dalam prinsip 3. tujuan in n te t nt n io io n me m nu nu njukkan apak kah ah hal-hal yang d disa a mp mp aikan itu punya ma ks ksud ud y y an ang g baik atau ti ida da k. 4. 4 kepr pr ib ib ad ian pers on ality me nu nunjukka an n ap apak a ah pem embicara memiliki pribadi yan g hangat dan b er sa a ha h bat t 5. dina mi ka dyna mi sm menunjukkan ap ak a ah h h al a yan n g g disamp ai ka n it u mena ri k atau sebal ik iknya a ju ju stru me mbosan ka n. b Daya Tarik attrac ti veness D D ay ay a a ta ta ri ri k k adalah salah h s s at at u u fa fa kt kt or o y y an g ha rus di dim miliki o o le le h h seorang komunikato or r se sela lain kredibilitas. Pendengar bisa sa sa ja ja mengikuti pandangan seorang komunikator karena i i a a me memi mili liki d daya t t ar arik ik dal l am am h h al al k ke esamaan n si si mi mi l la i ri t ty , d iken en al al baik fa fa m mi li arity , disuk ukai liki i n ng dan fisikn knya ya ph p ys y ic ic . Menurut Rakhmat 2012 : 2 261 komun nikator yang memiliki daya tarik akan lebih efektif daripa ada d komun n ik ator yang tidak menarik. c Kekuasaan Menurut teori Kelman dalam Rakhmat 2013 : 261 15 dapat menguasai audiens. Komunikator yang memiliki kekuasaan akan mudah melakukan pidato. Menurut Hovland dan rekan-rekannya dalam Wasesa 2011: 286- 287 mengidentifikasi kedua komponen etos sebagai keahlian dan kelayakan untuk dipercayai. Mc. Croskey dalam Devito dan dikutip oleh Wasesa 2011: 286-287 menemukan dua dimensi utama etos, yaitu : 1. Otoritas atau keahlian menujukkan bagaimana pembicara dipersepsikan berkenaan dengan subjek yang disajikan, kecerdasan, informasi yang dimiliki, kompetensi, dan kewibawaannya. 2. Karakter atau watak adalah dimensi yang ditunjukkan bagaimana pembicara dipersepsikan sehubungan dengan maksud dan tujuannya: apakah pembicara terlihat objektif, dapat diandalkan, bermotivasi baik, dan disukai. Mc. Croskey dalam wasesa 2011 : 287 menambahkan tiga elemen kredibilitas lain, yaitu : 1 Intention yaitu motif atau keinginan individu. 2 Kepribadian. Umumnya seseorang yang disukai lebih dipercaya daripada orang yang tidak disukai. 3 Dinamisme. Orang yang malu, introvert, bicaranya pelanlembut biasanya dianggap kurang kredibel daripada yang agresif, ekstrovert dan bersemangat. Menurut Judy Pearson Paul Nelson 2000 : 314-317, kredibilitas dari narasumberkomunikator dapat diukur melalui empat aspek yaitu: a Kompetensi competence merupakan aspek kredibiltas komunikator yang dilihat melalui skill yang dimilikinya, qualified, experienced, authoritative, reliable, dan informed. b Keterpercayaan trustworthiness berhubungan dengan kesan yang ditangkap oleh audiens mengenai watak pembicara. Keterpercayaan yang dianggap audiens terhadap pembicara mencakup kejujuran honest, adil fair, tulus hati sincere, bersahaja friendly, terhormat honorable, dan penyayangbaik hati kind. c Dinamika dynamism merupakan salah satu aspek yang dinilai oleh audiens mengenai pembicara ketika sedang menyampaikan suatu pesan yaitu pembicara dianggap sebagai orang yang berani, hebat, aktif, energik, kuat, empati dan tegas. d Koorientasi merupakan kesan audiens mengenai komunikatorpembicara sebagai orang yang mewakili nilai-nilai tertentu. Menurut Hovlan an d d d dan rekan- re re ka k nnya dalam Wasesa 2011: 286- 287 mengi gi de dentifikasi kedua komponen eto os s sebagai keahlian dan kelaya ya k kan untuk dipercay a ai ai . Mc Mc. . Cr Cr os o ke ke y dalam Devi i to to dan dikutip oleh W Wasesa 2011 1 : : 28 28 6- 6- 287 menemukan d d ua a d d im im en ens si utama etos, y y aitu :

1. 1

Ot Oto oritas a a ta ta u u ke ahlian m en ujukkan ba ba ga ga imana p pemb mb ic ic ara dipe ers r epsikan be b rken n a aa n de ngan subjek yang disajikan, ke ce rd rd as a an, in n fo fo rm rm as a i yang d d imiliki, kom mp et en si, dan kewibawaan ny a. 2. K Ka rakter a tau watak adal ah dimensi yang ditu njuk ka a n n baga a im im an ana a pemb ic icara di persepsi ka n sehubungan d engan maksud dan tujuann ya ya: apak ak ah h p p embica ara terlihat objek ti f, dapat diand al kan, bermo ti va si baik, dan d is uk ukai. M M c. Croskey dalam w asesa 2 011 : 28 7 menambahk an n tig g a a el el em e en n kr edibil it as l ain, yaitu : 1 Intention yait u mo ti f at au keinginan ind ivid u. 2 Kepribadian. Umu mnya seseorang yan g disukai lebih dipercaya d daripada da oran ng yang t idak d is ukai. 3 Di na a mi mi sm sme. Orang ng y y ang malu, in in t trovert, b b ic ic ar ar an a ya pelanl em mb but biasan an ya ya di di an an gg ggap k kuran g g kr kr ed ed ib bel el daripad ada ya ya ng ng a agres if if, k ek st st ro rovert d an bersemangat t. Menurut Judy Pearson Paul Nelson 2000 : : 3 314 14-3 -317 17, kr k d ed ib ib il il it it as d d ar ari i na rasu mb mber erk k om om un un i ikator d d ap apat at d d i iu k ku r melalu lui i e empat as a pe p k ya ya it it u u: a Kompetensi competen c ce merupaka an aspek kredibiltas komunikator yang dilihat melalui skill yang dimi ilikinya, qual if ified, d d experienced, d d authoritative, reliable, dan informed. b Keterpercayaan trustwor rthiness be berhubungan dengan kesan yang ditangkap oleh audiens mengenai watak k pembi i ca ra. Keterpercayaan yang dianggap audiens terhadap pembicara menca a ku k p ke kejujuran honest, adil fair , tulus hati rr sincere, bersahaja friendly , terhorm m at a h honorable, dan penyayangbaik hati kind. d d c Dinamika dynamism merupa p kan salah satu aspek yang dinilai oleh audiens 16 TABEL 1.1 Skala Untuk Mengukur Kredibilitas Narasumber Komunikator Competence Trustworthiness Dynamism Co-orientation Skilled-Unskilled Honest-dishonest Bold-unbold Sharing of Values Qualified-unqualified Fair-unfair Active-unactive Sharing of beliefs Experienced- inexperienced Sincere-insincere Strong-not strong Sharing of attitudes Authoritative- unauthoritative Friendly-unfriendly Energetic- unenergetic Sharing of Interests Reliable-unreliable Honorable-unhonorable Assertive- unassertive - Informed-uninformed Kind-unkind Emphatic- unemphatic - Sumber : Pearson Nelson 2000 : 314-315 Sementara menurut Larson 2010 : 318-319 , kredibilitas seseorang pembicara dapat diukur melalui: 1 Kepercayaan, berkaitan dengan kontak mata secara langsung dari pembicara ketika menyampaikan pesan kepada audiensnya 2 Keahlian, menyangkut pada pengetahuan khusus yang dimiliki oleh komunikator untuk mendukung pesan yang disampaikan. 3 Dinamika, dinilai dari penampilan fisik Pendapat lain mengatakan bahwa kredibilitas komunikator dapat diukur dengan Liliweri, 2006 :86 - 92: 1. Daya Tarik Ketertarikan audiens kepada komunikator dapat didasarkan pada kesamaan seperti suku, agama, hobi, dan sebagainya. Daya tarik dapat dikategorikan dalam tiga hal yaitu pertama, daya tarik p y Skilled-Unskilled Hone ne st st- d dishonest Bo Bo ld-unbold Sharing of Values Qualified-unqualified Fair-unfair Active-un n ac ac tive Sharing of beliefs Experienced- inexperien n c ced Sincere-in in sincere Strong-not strong g Sharing of attitude Author r it it at ive- unau authoritativ iv e e Fr r ie i nd n ly-unfriendly En En er er ge ge ti t c- un un energetic Sh h ar aring of Interest Re e li liable-un n re re li iab able le Ho Ho norable-unhonorable Assert iv ive e - unasse rt ive - Informed ed- un un info r rm ed Ki nd-unkind Em ph atic- unemphatic - Su Su mb mbe er : P P e ears on Nelson 2000 : 31 4-315 Se me nt ara me nu ru t La rson 2010 : 3 18 -319 , kredibilit t as as seseorang pembicar a dapa t diukur m el alui : 1 Ke pe pe rc rc ay ay a aan, b b er er kaitan denga ga n n ko ko nt nt ak ak m m at a secara l an an g gsung da da ri ri pembicara ketika men nya yamp mp aikan pesan kepada audiensnya 2 Keahlian, menyangkut pada pengetahuan khusus yang g di di m mili li k ki o o l leh k komu mu ni ni ka ka t tor untu k k me me nd nd uk uk un ung pesan n ya yang ng d d i isampa i ikan. 3 Di Di n namika, dinilai da dari penam mpilan fisik Pendapat lain meng gatakan bah ahwa kredibilitas komunikator dapat diukur dengan Liliweri, 2 200 6 :86 - 92: 1. Daya Tarik Ketertarikan audiens k k epada komunikator dapat didasarkan pada 17 sosiologis. Liliweri 2006 : 86 menjelaskan bahwa hubungan sosiologis dalam status sosial akan menjadi daya tarik audiens untuk lebih mudah menerima informasi yang dialihkan dari komunikator. Daya tarik yang kedua dilihat dari psikologis komunikator. Liliweri 2006 : 87 membagi beberapa kategori dalam daya tarik psikologis , yaitu daya tarik fisik, kesamaan, keyakinan dan kepercayaan, sikap, kemampuan untuk membandingkan …, derajat perbedaan, kedekatan lokasi geografis dan kedekatan personal. Daya tarik yang ketiga adalah daya tarik fisik yang meliputi diri individu secara keseluruhan. Mulai dari bentuk wajah, gender, bentuk tubuh dan sebagainya. 2. Faktor Dinamis Liliweri 2006 : 89 menjelaskan bahwa audiens akan lebih mudah menerima informasi dari komunikator yang tampil enerjik, gertak- gemertak, aktif dan hidup, menampilkan fisik yang berdaya tahan tinggi. Penjelasan ini menyimpulkan bahwa komunikator dituntut untuk memiliki daya tahan tubuh yang baik. Komunikator yang melakukan gerakan tidak semangat dinilai tidak kredibel oleh audiens. 3. Motif Liliweri 2006 : 89 menjelaskan ada beberapa kategori motif komunikasi antarpersonal yaitu untuk senang-senang, memenuhi afeksi, keterlibatan atau inklusi, menghindari sesuatu, santai, kontrol, lebih mudah me e ne ne i rima informa ma si si y y ang dialihkan dari komunikator. Daya t t ar ar i ik yang kedua dilihat dari psikolo logi gi s komunikator. Liliweri 2 2006 : 87 membag a i i be be be e ra ra pa pa kat at eg e ori dalam daya ya tarik psikologis , yaitu da a ya ya t t ar ar ik fisik, kesamaan, ke ke ya ya ki ki na na n dan keperc ay ay aan, sikap, ke ke ma m mpua a n n un tuk memb an dingka n …, d d erajat t p per er be be da d an, ke ede d katan loka ka si g eo grafis dan kedekatan persona l. D D ay aya tari i k k ya ya ng n ket etiga ad alah day a tarik fisi k yang m el iputi diri indiv vid idu u secar ra keseluruhan. M ul ai dar i be ntuk w aj ah, gender, be nt t uk u t tub ubuh uh dan seba ga in ya . 2. Faktor Dinam is Lili we e ri ri 20 20 06 06 : : 89 menjelask k an an b b ah ah wa wa a udie ns akan le leb bih muda da h h menerima informasi d d ar ari ko ko munikator yang tampil enerjik, g g er erta ta k k- gemertak, aktif dan hidup, menampilkan fisik yang be e rd rday y a a ta ah han ti ting gi gi. Pe Pe nj nj l elasan i i ni ni m m en enyi yim mpulkan n ba ba hw hwa k komu i nikato o r r di ditu tuntut un un tu tu k k memiliki day y a a tahan t tubuh yang b b ai ai k. k. Komun un ik ik at or yang melakukan gerakan n tidak se emangat dinilai tidak kredibel oleh audiens. 3. Motif Liliweri 2006 : 89 m menjelaskan ada beberapa kategori motif 18 dan lain-lain. Komunikator yang tidak memiliki motif yang jelas dalam menyampaikan pesan diniliai tidak kredibel sebagai komunikator. 4. Kesamaan Seorang komunikator yang memiliki kesamaan dengan audiens akan dinilai memiliki kredibel. Faktor kesamaan ini berbeda dengan faktor daya tarik seperti yang sudah dijelaskan. Kesamaan disini berarti seluruh bentuk kesamaan antara komunikator dengan audiens. Bisa berupa kesamaan minat, suku, kesamaan faktor sosiologis, antropologis, atau psikologis. Larson dalam Liliweri 2006 : 90 mengatakan, “An individual is likely to feel that persons with status, values, interests and needs similar to his own see things as he does and judge them from the same point of view. 5. Dapat Dipercaya Kepercayaan yang diperoleh komunikator dari audiensnya akan sangat berguna dalam proses komunikasi. Kepercayaan dapat timbul dari nama baik komunikator tersebut. Perilaku dan gerak-gerik dari komunikator dapat menimbulkan sikap rasa percaya dari audiens. 6. Kepakaran Komunikator yang pakar atau ahli akan menentukan apakah komunikator tersebut memiliki kredibilitas atau tidak. Kepakaran menjadi kunci yang perlu diperhatikan. Komunikator yang tidak menguasai materi dengan baik mengartikan bahwa komunikator komunikator. 4. Kesama maan Seorang komuni ni ka ka to to r r ya ya ng ng mem em iliki kesamaan an dengan audiens akan din in il l ai ai m m emiliki kredibel. Fa F kt k or or k k es esa amaan ini be rb rb eda dengan fa fa kt kt or day ay a a ta ri k sepert i yang s ud ah ah d d ijelaska ka n. n. K K esamaa an n disini be ra ra rt i se lu ruh bentuk kes am aan antara k om un ik ik ator d d en en ga ga n n audi dien e s. Bi sa berupa kesamaan m inat, suku , kesamaan f f ak a tor r so sosiologis is, antropologis, at au psiko lo gis. L arso n dalam Liliwe ri ri 20 06 06 : : 90 meng at ak an , “An ind ivid ua l is lik ely to f ee l th at perso ns s with h status us , “ values, intere st s an d needs si mi la r to his own see thing s s as he e d does s an d ju dg dg e e th th em em f f ro ro m the same p p oi oi nt nt o o f f vi vi ew ew . 5. Dapat Dipercaya Kepercayaan yang diperoleh komunikator dari audie e ns nsny ny a a ak ak an sang at at b ber er gu guna dal l am am p pro ro se ses s ko komuni i ka ka si si . Ke Kepercayaan dapa pa t t ti timbul da da ri ri n nama baik kom m un u ikator t tersebut. Peril l ak ak u u dan ge g ra ra k- k-gerik dari komunikator dapat m menimbulk kan sikap rasa percaya dari audiens. 6. Kepakaran Komunikator yang pa p ka a r atau ahli akan menentukan apakah komunikator tersebut m m e emiliki kredibilitas atau tidak Kepakaran 19 tersebut tidak memiliki kepakaran. Proses komunikasi pun tidak akan berjalan dengan baik. 7. Keaslian sumber pesan Mengenai keaslian pesan Liweri mengatakan: Keaslian pesan bersumber dari sumber informasi, artinya orang lebih percaya informasi ilmiah kesehatan yang bersumber dari jurnal kesehatan daripada dari surat kabar umum, orang lebih mudah percaya informasi tentang bahaya narkoba yang bersumber dari kesaksian seseorang bekas pecandu narkoba daripada seorang dokter sekalipun, ….Liliweri, 2006 : 91 Dalam penelitian ini, kredibilitas dihubungkan dengan citra Polisi karena Program Polisi Sahabat Anak bertujuan untuk mengubah citra Polisi menjadi citra negatif.Kredibilitas komunikator menentukan apakah pesan yang disampaikan kepada anak-anak sebagai audiens dapat diterima dengan baik sehingga tujuan dari Program Polisi Sahabat Anak dapat tercapai. 4. Citra Suatu organisasi memiliki citra yang diperoleh dari publik organisasi tersebut. Citra merupakan suatu gambaran tentang mental, ide yang dihasilkan oleh imaginasi atau kepribadian yang ditunjukkan kepada publik oleh seseorang, organisasi, dan sebagainya Sandra Oliver,2006: 3. Pengertian citra itu abstrak dan tidak dapat diukur secara matematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk seperti penerimaan dan tanggapan baik postif maupun negatif yang khususnya datang dari publik khalayaksasaran dan masyarakat luas pada umumnya Rosady Ruslan, 1998 : 62. 7. Keaslian sumber r pe pesan Menge ge n nai keaslian pesan Liweri mengatak akan a : Keaslian pesan an b b er er su su mb mb er er d d ari sumber informasi si , , artinya orang lebih pe pe rcay ay a a inform m a as i i ilmi m ah ah k k es s e ehat at an n y y an a g bersumber da dari r jurnal kesehatan da da ri r pa pa da a dari su su ra a t t k kaba b r r um um um um , , or r an an g g le le bih mudah pe erc r aya informasi tent nt an ang g b bahaya narkoba yang bersumbe be r r dari k k es e aksian ses seo e rang bekas pecandu na a rk rk ob ob a d da ri pada d s eo o ra ra ng ng dokter sekali li pu pun, n ….Liliw weri, 2006 : 91 D Dala m pe ne litian ini, kr ed ibilitas dihubungkan d d engan n ci citr t a Po li l si ka a r re na Program P ol isi Saha bat Anak b er tujuan untuk m mengu u ba ba h h citra a P Po lisi m en jadi citra n egat if.K re dibili ta s komunikato r me ne nt tukan n a a pa pakah h pesan yang disam pa ik an kep ad a an ak -a na k seba gai audiens da a p pat diteri rima a dengan baik sehingga tujuan dari P rogr am Polisi Sahabat A Anak ak dap p at at tercapai ai . 4. Citra S Sua tu tu o o rg rg an an is isas asi i memiliki ki c c it itra ra y y an an g g di dipe p ro le leh h da da ri ri p pub ublik or or ga ga ni ni sa sa si si t t er se se bu bu t. C C it it ra ra mer r up upakan n s s ua tu g g am am ba bara ra n n te te nt nt an an g g me men ntal, ide yang dihasilkan oleh imagi ginasi atau u kepribadian yang ditunjukkan kepada publik oleh seseorang, org ganisasi, da an sebagainya Sandra Oliver,2006: 3. Pengertian citra itu abstrak k dan tid d a ak dapat diukur secara matematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan da a ri r hasil penilaian baik atau buruk seperti 20 Menurut Rosady Ruslan 2010 : 74, citra berkaitan erat dengan suatu penilaian atau tanggapan, opini, kepercayaan publik, asosiasi atau simbol-simbol tertentu. “Penilaian atau tanggapan masyarakat tersebut dapat berkaitan dengan timbulnya rasa hormat, kesan-kesan yang baik dan menguntungkan terhadap suatu produk barang dan jasa pelayanan yang diwakili oleh pihak Humas PR”. Rakhmat Kriyantono mengemukakan pengertian citra : citra merupakan gambaran yang ada di benak publik tentang perusahaan. Citra adalah persepsi publik tentang perusahaan menyangkut pelayanannya, kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku perusahaan, atau perilaku individu dalam perusahaan dan lainnya. Citra korporat merupakan citra keseluruhan yang dibangun dari semua komponen perusahaan seperti kualitas produk, keberhasilan ekspor, kesehatan keuangan, perilaku karyawan, tanggung jawab sosial terhadap lingkungan, pengalaman menyenangkan dan menyedihkan tentang pelayanan perusahaan. Kriyantono, 2008 : 8 Citra dapat juga berarti korporasi seperti yang terlihat dimata konstituen Argenti,2003:44. Citra adalah fungsi dari bagaimana konstituen menerima semua pesan yang disampaikan perusahaan melalui nama, logo, dan melalui presentasi diri, termasuk didalamnya ekspresi dari visi organisasi Argenti,2003:70. Citra terbentuk karena adanya persepsi. Persepsi tersebut berasal dari apa yang publik baca tentang pengalaman sebelumnya dengan organisasi, interaksi mengenai apa yang mereka tahu, dan simbol visual seperti apa yang mereka akui. Setelah terjadi interaksi dengan organisasi, konstituen mungkin akan mempunyai citra yang berbeda dari sebelumnya. Jika hal tersebut terjadi, tujuan perusahaan haruslah mendapatkan citra yang lebih baik, bukan lebih buruk Argenti,2003:70. simbol-simbol tertent t u. u. “ “Penilaian at at au au tanggapan masyarakat tersebut dapat berkai i ta tan dengan timbulnya rasa hormat, ke ke san-kesan yang baik dan meng g u untungkan terhadap ap s s ua ua tu u p p ro ro du d k k barang dan jas sa a pelayanan yang d diwakili oleh h p piha ha k k Humas PR”. Ra Ra khma a t t Kr Kr iy an tono m en gemuka ka n n pe pe ngerti ti an an c c it it ra : citra me rupakan gamb ar an yang ada di b enak p pub u lik t tent nt an an g g pe p rusa a ha h an. Ci tr a ad alah persepsi publ ik tentang per us ahaan me e ny nyangk gk ut ut p p e elayanann nya, kualitas produk, bud aya perusahaan , pe rilaku per us s ah a aan, n a a ta tau u perila a ku k individu dalam perus ah aan dan la in ny a. Citra korpo ra rat me meru ru pa paka ka n n citr r a keseluru ha n yang d ib an gun dari s emua komponen pe perusaha haan an seperti i kualitas produ k, keb er hasila n ek spor, kesehatan ke ua uangan n , , pe pe r rilaku karyawan, tang gung j aw ab sos ial terhadap l in gk un ga an, n pen e ga ga la l ma a n n me ny enangkan dan m enye di hk an ten ta ng pelayan an n per er u usahaa a n. n K riya ntono, 2 00 8 : 8 Citra dapat jug a be rarti korpor as i seperti yang ter li ihat di dimata ta ko nstitu en n Ar Argenti,20 20 03 03 :44. Ci i tr tr a a adal h ah f f un un gs g i dari b agaima ma na na konstituen menerima semua pe pesa s n yang disampaikan perusahaan me me la lalu lu i na na ma m , , logo g , , dan melalui presentasi diri, termasuk didalamn mn ya ya e e ks kspr pres es i i d dari visi organis is as as i i A Arg g en e ti,200 003: 3:70 70 . . C C it itra terbentuk kar r en e a ada anya persepsi. Perse se ps ps i i te te r rsebut berasal dari apa yang publik b baca tentan ng pengalaman sebelumnya dengan organisasi, interaksi meng g enai apa a yang mereka tahu, dan simbol visual seperti apa yang mereka akui ui. Se Setelah terjadi interaksi dengan organisasi, k tit ki k i it b b d d i b l 21 Setiap perusahaan tentunya memiliki harapan tersendiri mengenai citra yang diinginkan. Menurut Jefkins 1987:17-20 ada beberapa macam citra yang dikenal PR : a. Citra Bayangan Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi biasanya adalah pemimpin mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya.Citra ini seringkali tidak tepat sebagai akibat dari tidak memadainya informasi pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan dari pihak-pihak luar. b. Citra yang berlaku Suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi.Citra yang berlaku tidak selamanya, bahkan jarang sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbantuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang bersangkutan yang biasanya tidak memadahi, citra itu cenderung negatif. c. Citra yang diharapkan Suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra sebenarnya, biasanya citra yang diharapkan lebih baik atau lebih menyenangkan dari pada citra yang ada. citra yang dikenal PR : : a. Citra a B Bayangan Citra ini mele e k kat t pa pa da da o o rang n dalam atau u anggota-anggota organi nis sasi si bi b asanya adalah pe mi mi mp mpin in m mengenai ang g ga g pan pihak lu lua ar tenta ta n ng o rganisasin ya .Citra i ni i s s er e ingkal ali i ti ti da da k tepat t sebagai ak ak i ib at d ari tidak memadainya infor ma si p p engeta a hu hu an an ataup upun pemahama n yang dim il iki oleh k al angan da la m m or rga gani ni sasi itu tu mengenai pen da pat atau p andang an dari pihak-piha k lu lu ar. b. Citr a ya ng berlaku Suatu citra atau p an dangan yang melekat pada pih ak k-pihak k lua ar me ng g en en ai ai s s ua ua tu tu organisasi.Ci i tr tr a a ya ya ng ng b b erlaku t id ak k s selaman n ya ya, , bahkan jarang sesu uai ai d d en gan kenyataan karena semata- a-ma ma t ta terbantuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-ora a ng ng l ua uar r ya ya ng b be rs an angk gk ut utan yan g g bi bias as an anya ya t t id ak m m em em ad ad h ah i i, c it it ra i tu c c en ende de rung ne ne ga gatif. c. Citra yang diharap pkan Suatu citra yang d diinginkan n oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan ci i t tra se e b benarnya, biasanya citra yang diharapkan lebih baik atau lebih me e ny enangkan dari pada citra yang ada 22 d. Citra Perusahaan Citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya.Citra ini terbentuk oleh banyak hal.Citra ini berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya, bagaimana citra perusahaan yang positif lebih dikenal serta diterima oleh publiknya. e. Citra Majemuk Suatu citra yang terbentuk dari banyak unit dan pegawai dari suatu organisasi. Masing-masing unit dan individu tersebut memiliki perangai dan perilaku tersendiri sehingga secara sengaja baik sadar maupun tidak mereka pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Menurut Frank Jefkins, ada beberapa jenis citra yang dikenal di dunia aktivitas hubungan masyarakat, yaitu dapat dibedakan sebagai berikut Ruslan, 1998 : 65-67: 1. Citra cermin mirror image Citra ini menjelaskan bahwa terjadi perbedaan citra di masyarakat tentang suatu organisasi antara yang diharapkan dengan kenyataan citra di lapangan, bisa terjadi justru mencerminkan citra negatif yang muncul. 2. Citra Kini current image produk dan pel el ay ayanannya.Ci i tr tr a a in i i terbentuk oleh banyak hal.Citra ini be be rk rkaitan dengan sosok perusahaan se se bagai tujuan utamanya, bagaimana citra a pe pe ru ru sa a ha ha an an y y ang positif le ebi b h dikenal serta diterima m o o le e h h publiknya. e e. Ci Ci t tra Ma a je je mu k Su Su at u citra yang terbe nt uk dari banyak u nit da dan pega ga wa wa i i da d ri s s u uatu organisasi. Masing-m asin g unit d an individu te tersebut ut m m emilik ki perangai dan per ilaku te rs endiri seh ingga secara sen ga gaja b b ai ai k k sa s dar ma up un tidak m er eka pa sti me mu ncul ka n su atu citra yang belum um tentu sama dengan citra or gani sa si atau perus ah haan se secara a ke se lu u ru ru ha ha n n. Menurut Frank Jefki ki ns ns, ad ad a beberapa jenis citra yang diken na al d di dunia aktivitas hubungan masyarakat, yaitu dapat dibedak ak an an s s eb ebag ag ai be i ri k ku t t R Rus s la lan, n, 1 1 99 998 : 65 65-6 -67 7: : 1. Ci Ci tr tra cermin mirror or image Citra ini menjelas s k kan bahwa terjadi perbedaan citra di masyarakat tentang suatu orga ani n sasi ant t a ara yang diharapkan dengan kenyataan citra di lapangan, bis isa terj rjadi justru mencerminkan citra negatif yang muncul 23 Citra merupakan kesan yang baik diperoleh dari orang lain tentang perusahaanorganisasi atau hal yang lain yang berkaitan dengan produknya. 3. Citra keinginan wish image Citra keinginan ini adalah seperti apa yang ingin dan dicapai oleh pihak manajemen terhadap lembagaperusahaan, atau produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal good awareness, menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif diberikan take and give oleh publiknya atau masyarakat umum. 4. Citra perusahaan corporate image Citra ini berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya, bagaimana menciptakan citra perusahaan yang positif, lebih dikenal serta diterima oleh publiknya, mungkin tentang sejarahnya, kualitas pelayanan prima, keberhasilan dalam bidang marketing, dan hingga berkaitan dengan tanggung jawab sosial. 5. Citra serbaneka multiple image Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan di atas, misalnya bagaimana pihak HumasPR-nya akan menampilkan pengenalan awareness terhadap identitas, atribut logo, brands name, seragam, dan sebagainya yang diidentikkan ke dalam sebauh citra serbaneka yang diintegrasikan terhadap citra perusahaan. produknya. 3. Citra a ke keinginan wish image Citra keinginan in ini ad ad al al ah ah s s ep ep er r ti t apa yang ingi gin n dan dicapai oleh pihak ma mana na j jemen terhadap lem ba baga gap per er u usahaan, atau pr p oduk yang di dit tampilka ka n n te rsebut lebih d d ik ik en e al go go od od awa are r ness, me me ny en an gkan dan d iter ima dengan k es an n yang g se se la la lu lu pos ositif di berikan take and gi ve oleh publi kn ya atau ma sy yarak k at at u um mum. 4. Citra perusaha an corp or ate im ag e Citr a in i berkai ta n de ngan sos ok p er us ah aan se b bagai tuju u an an utamanya, ba ga im an a menc ip ta ka n citra perusahaan y yang po positif f, lebih di di ke ke na na l l se se rta diterima o o le le h h pu pu bl b ik ny a, mun gk gkin in tenta a ng ng sejarahnya, kualitas p pel e ay ay anan prima, keberhasilan dalam b b id id an ang g marketing, dan hingga berkaitan dengan tanggung jawa a b b s sosi si al al . . 5 5. Ci Ci t tra a se se rb rb a an ek a mu mu lt lt ip iple le i i ma ma ge Ci Ci tr tra ini merupa ka k n pele e n ngkap dari c it itra ra p p erus h ah aa aan di atas, misalnya bagaim mana pihak HumasPR-nya akan menampilkan pengenalan aware eness ter r h hadap identitas, atribut logo, brands name, seragam, dan s s ebag gainya yang diidentikkan ke dalam sebauh citra serbaneka yang dii i ntegrasikan terhadap citra perusahaan 24 6. Citra penampilan performance image Citra ini lebih ditujukan kepada subjeknya, bagaimana kinerja atau penampilan diri para professional pada perusahaan bersangkutan. Dalam Ruslan 2010:62 dikatakan citra yang baik dapat berkaitan dengan timbulnya respek rasa hormat, kesan yang baik dapat menguntungkan suatu organisasi produk maupun jasa. Namun bila suatu organisasi mengalami “krisis kepercayaan” dari publik maka akan membawa dampak negatif bagi citranya. Selain itu, perusahaan juga harus mengelola citra positif yang telah mereka miliki.Dengan tetap mempertahankan citra positif tersebut, publik dapat melihat komitmen perusahaan pada publik. Citra positif mencakup kredibilitas perusahaan yang dapat dilihat dari dua hal, yaitu Kriyantono, 2008:89 : 1 Kemampuan Persepsi publik bahwa perusahaan dirasa mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan, harapan, maupun kepentingan publik 2 Kepercayaan Persepsi publik bahwa perusahaan dapat dipercaya untuk tetap berkomitmen menjaga kepentingan bersama.Perusahaan dipersepsi tidak semata-mata mengejar kepentingan bisnis tetapi juga mempertimbangkan kebutuhan dan kepuasan konsumen. Dalam konteks lain, citra juga merupakan refleksi dari identitas perusahaan. Identitas perusahaan itu sendiri adalah manifestasi visual dari penampilan dir r i i pa para profess io io na na l pada perusahaan bersangkutan. Dalam Ruslan 20 20 10 10 :6 :6 2 d d ik ik at a ak ak an citra yang ba baik i dapat berkaitan d dengan timbu bu ln ln ya ya respek rasa ho h rm rm at at , , k kesan yang baik dapat me e ng ng un un tu tu ngkan n s su at u organisasi produk ma ma up up un jas as a. a. N N am a un b il il a suatu or or ga ga nisa a si si mengalami “krisis kepercayaan ” da ri ri pub b lik k ma ma ka a akan mem mb awa dampak n egatif ba gi citranya. S el ai n itu, per us sah a aa an n ju ju ga haru us m me ng elola citra positif ya ng tel ah mereka miliki .D Denga ga n n t tetap me mperta ha nk an citra pos itif t erse bu t, publi k da pa t meli ha at komitm m en en perusahaan pada pu blik. Citra posi tif me nc ak up kredibilitas perusa a h haan n ya ng d ap at d il il ih ih at at d d ar ar i i du du a hal, yaitu Kr Kr iy iy an an to to no no , , 2008 :8 9 : 1 Kemampuan Persepsi publik bahwa perusahaan dirasa mempunyai k k e emam ampu pu an d da l lam m me me m menuhi i k k eb ebut utuh uhan an , h harapan, n m m au au pu p n k ke pe nt in ga ga n n pu pu b blik 2 Ke Ke p percayaan Persepsi publik b bahwa peru usahaan dapat dipercaya untuk tetap berkomitmen menj jag a a kepe n ntingan bersama.Perusahaan dipersepsi tidak semata-mata meng ngejar kepentingan bisnis tetapi juga mempertimbangkan keb b utuhan dan kepuasan konsumen 25 realitas perusahaan yang disampaikan melalui nama organisasi, logo, motto, produk, pelayanan, bangunan, kertas surat, seragam, dan semua bukti nyata yang dibuat organisasi dan dikomunikasikan ke berbagai konstituen. Kemudian persepsi konstituen didasarkan pada realitas yang disampaikan perusahaan Argenti,2003:58. Beberapa hal yang membentuk identitas perusahaan menurut buku Corporate Communication Argenti,2003:61-64 yaitu : a. Visi Hal yang paling sentral bagi identitas perusahaan adalah visi yang mencakup nilai inti perusahaan, filosofi, standar, dan tujuan perusahaan b. Nama dan logo Organisasi dapat membedakan diri dengan yang lain dengan berdasarkan nama dan logonya. Logo adalah komponen penting lainya dari identitas perusahaan-bahkan mungkin lebih penting daripada nama karena sifat visual mereka yang dapat memungkinkan mereka untuk berkomunikasi lebih lanjut tentang perusahaan daripada namanya dan prevalensi mereka yang meningkat di berbagai jenis media. c. Perilaku Karyawan Visi organisasi harus dinyatakan secara konsisten di semua unsure identitasnya, dari logo dan motto untuk perilaku karyawan. bukti nyata yang dib b ua ua t t organisa si si d d an dikomunikasikan ke berbagai konstituen. Ke Kemudian persepsi konstituen did d as asar a kan pada realitas yang disamp mpaikan perusaha aan an Ar Ar ge ge nt nt i,20 20 03:58. Bebe bera r pa hal yang m membentuk id id en en ti t ta ta s perusahaan menurut ut b buk uku u C Corporate Co o mm m unication Arg rg en enti ti ,2 ,2 003:61 61 6 -6 4 4 yaitu : a. Vi Vi si Ha l yang p al ing sentral ba gi identit as perusahaan ad adalah h v v is is i yang mencakup nil ai inti pe ru sa haan, filo sofi, standar, da n tu t juan an pe ru sa ha an b. Nama dan l og o O rg an n is is as as i i d d ap ap at membedaka ka n n di di ri ri d d en ga n yang l lai ain deng g an an berdasarkan nama d d an an l l og o onya. Logo adalah komponen pen en ti ting ng lainya dari identitas perusahaan-bahkan mungkin le e bi bi h h pe pen nt i ing d da i ripa pada da nama ka kare rena na s s if ifat v is is ua ua l l mere k ka yang ng d dapat me me m mungkinkan mer ereka untu tuk berkomunik ikas as i i lebih la la nj njut tentang perusahaan darip p ad a nama a n nya dan prevalensi mereka yang meningkat di berba aga g i jenis m media. c. Perilaku Karyawan Visi organisasi harus din i yatakan secara konsisten di semua unsure 26 Karyawan menjadi salah satu hal yang terpenting dalam menentukan citra perusahaan.Penelitian ini menjelaskan menggunakan salah satu faktor pendukung citra suatu perusahaan.Hal ini berkaitan dengan pelayanan karyawan di garda depan. Karyawan yang terletak di garda depan menjadi penentu dalam pembentukan citra sebuah perusahaan. Penelitian ini berfokus pada citra personal karyawan yang merupakan bagian dari sebuah perusahaan. Citra yang digunakan adalah citra yang ada pada diri personal yang dilihat oleh orang lain. dari beberapa literature, citra personal dalam mengarah kepada personal branding. 5. Citra Personal Personal Branding Polisi sebagai bagian dari organisasi dituntut untuk menjaga nama baik kepolisian. Citra kepolisian dapat terbentuk dari perilaku polisi sebagai pihak yang berperan sebagai garda depan organisasi. Polisi sahabat anak bertujuan untuk mengubah citra kepolisian ke arah positif.Citra kepolisian tercipta melalui polisi sebagai personal. Image yang diubah adalah pandangan anak-anak terhadap polisi.Anak-anak menganggap polisi adalah sosok menyeramkan. Oleh karena itu, citra personal yang baik perlu diterapkan kepada setiap polisi untuk membentuk image yang tidak menyeramkan sehingga mempengaruhi citra kepolisian menjadi lebih baik pula. Dalam penelitian ini, dibutuhkan sebuah teori yang menjelaskan salah satu faktor pe e nd nd uk ukung citra su su atu perusahaan.Hal ini berkaitan dengan pelay ay a anan karyawan di garda depan. Ka Kary r awan yang terletak di garda a depan menjadi i pe pe ne n nt nt u u da da la la m pembentu ka ka n citra sebuah p perusahaan. P Pe enelitia a n n in i berfokus pada ci i tr tr a a person on al al k k aryawa an n yang me me ru ru paka ka n ba gi an dari sebuah p erusahaan. Ci tra ya yang d d ig igun un ak ak an a ada dalah citra a ya ng ada p ad a diri per so nal yang d ilihat oleh or o ang g la la in. da a ri r be be be rapa literature, c itra p er so nal da la m mengarah k ep p ad a a pe pe rs rs onal l br anding. 5. . Citra Personal Pe rs onal B randing Polis i i se se ba ba ga ga i i ba ba gi g an dari orga ga ni ni sa sa si si d d it it un u tu t un tu k me me nj njaga na a ma ma baik kepolisian. Citra kep p ol olisia ian n dapat terbentuk dari perilaku po po l li s si sebagai pihak yang berperan sebagai garda depan organisasi. Po Po li lisi s s ah ahab ab at an k ak b ber t tu ju juan an u untuk m m en engu guba bah h ci citra ke k po po li lisi sian k ke ar h ah pos os it it if if C .Citra ke k po p lisi si an an t tercipta melalu ui i polisi s sebagai persona na l l. Imag g e ya yang diubah adalah pandangan anak k-anak terh hadap polisi.Anak-anak menganggap polisi adalah sosok meny yeramkan. . Oleh karena itu, citra personal yang baik perlu diterapkan kepada da set t i iap polisi untuk membentuk image yang tidak menyeramkan sehingga m m empengaruhi citra kepolisian menjadi lebih 27 mengenai citra personal. Maka peneliti menggunakan teori personal branding. Kupta dalam tesis Ronald Susanto menjelaskan pengertian personal branding, Personal branding adalah sebuah pencitraan pribadi yang mewakili serangkaian keahlian, suatu ide cemerlang, sebuah sistem kepercayaan, dan persamaan nilai yang dianggap menarik oleh orang lain. Personal Branding adalah segala sesuatu yang ada pada diri anda yang membedakan dan menjual, seperti pesan anda, pembawaan diri dan taktik pemasaran Ronald Susanto, 2009. Menurut Wasesa 2011: 282, Personal Branding adalah suatu proses ketika orang menggunakan dirinya atau karirnya sebagai merk brand. Setiap orang memiliki brand. Siapapun tanpa terkecuali memiliki brand. Setiap orang memerlukan eksistensi agar diterima di lingkungannya. Setiap individu memiliki keunikan tersendiri. Keunikan perlu dijaga dengan cara memasarkan diri sendiri kepada orang lain. Tujuan personal branding adalah agar masyarakat luas semakin mengenal individu, menampilkan keunggulan kompetitif, menciptakan citra yang diinginkan, dan menunjukkan konsistensi dalam suatu bidang Wasesa, 2008 : 282. Dalam membangun personal branding tentunya diperlukan elemen-elemen utama, dimana elemen-elemen tersebut harus saling terintegrasi dan dibangun bersamaan. Menurut Montoya Vandehey dalam tesis Ronald Susanto, Personal Branding dapat dibagi menjadi tiga elemen utama, yakni: 1 You, atau dengan kata lain, seseorang itu sendiri. Seseorang dapat membentuk sebuah personal branding melalui sebuah polesan dan metode komunikasi yang disusun dengan baik. Dirancang untuk menyampaikan Kupta dalam m te tesis Rona ld ld S S usanto menjelaskan pengertian personal bra a nd nding, Personal bra ra nd d in i g g a a da da la la h h sebu bu ah pencitraan pr prib i adi yang mewakili g g serang ng kaian ke k ah ah li i an a , su ua atu u id d e e ce ce me m rlang, sebuah si si stem kepercayaan, da da n n pe e rsamaa an n ni ni l lai yang n d dia ang ng ga gap p me me na n rik oleh orang ng lain. Personal Br Br an an di di ng adalah segala sesuatu y y an ang ada a pada dir r i i anda yang g membedak ak an an d d an m enju l al , se e pe pe rt rt i pesan anda, pe pe mb mb awaan di i ri ri dan taktik pema ma sa ran R onald Su sa nto, 2009. M M e en ur ut Wasesa 201 1: 282, Personal B Bra r ndin in g g ad ad al al ah s s ua u tu pros s e es ketika or ang menggu na kan diriny a atau karir ny nya se e ba ba ga g i mer rk b br and. Setiap oran g me mili ki b rand . Si ap apun tanpa ter ke cu c al i i me me mi m liki i d d br and. S et iap orang me me rluk an eksiste nsi agar d diterim i a di d lingkungannya. Se tiap i nd ividu me mi liki keunikan tersendi ri i. Keun n i ikan n pe rl u dijaga d d en en ga ga n n ca c ra memasarka a n n di di ri ri s endiri k ep ad a or orang la a in in . . Tujuan personal brandi ding ng ad adalah agar masyarakat luas sema ma ki kin n mengenal individu, menampilkan keunggulan kompetitif, me me n ncip ipta a ka k n i ci tr tr a a ya ya ng ng d d ii ii ng ng in in ka kan, d d an an m men en un unju jukk kkan k k on on si si st st en en si si d d al al am am suatu tu b b id idang W W as esa, , 2 2 00 00 8 : 282. Dalam membang gun perso onal branding tentunya diperlukan g elemen-elemen utama, d dimana el elemen-elemen tersebut harus saling terintegrasi dan dibangun be b rsam amaan. Menurut Montoya Vandehey dalam tesis Ronald Susanto, Pe Pe rsonal Branding dapat dibagi menjadi tiga g 28 dua hal penting kepada target market, yaitu: Siapakah seseorang tersebut sebagai suatu pribadi? Dan Spesialisasi apa yang seseorang itu lakukan? Personal Brand adalah sebuah gambaran mengenai apa yang masyarakat pikirkan tentang seseorang. Hal tersebut mencerminkan nilai-nilai, kepribadian, keahlian dan kualitas yang membuat seseorang berbeda dengan yang lainnya. 2 Promise. Personal Brand adalah sebuah janji, sebuah tanggung-jawab untuk memenuhi harapan yang timbul pada masyarakat akibat dari personal brand itu sendiri. 3 Relationship. Sebuah personal branding yang baik akan mampu menciptakan suatu relasi yang baik dengan klien, semakin banyak atribut- atribut yang dapat diterima oleh klien dan semakin tingginya tingkat kekuasaan seseorang, menunjukkan semakin baiknya tingkat relasi yang ada pada personal branding tersebut. Ronald Susanto, 2009 Menurut Peter Montoya dalam Ronald Susanto dikatakan bahawa ada delapan konsep utama yang menjadi acuan dalam membangun suatu personal branding seseorang yaitu : 1 SpesialisasiThe Law of Specialization Spesialisasi dapat dilakukan pada satu atau beberapa cara, yakni Ability, Behavior, Lifestyle, Mission, Product, Profession dan Service. 2 KepemimpinanThe Law of Leadership Masyarakat membutuhkan sosok pemimpin yang dapat memutuskan sesuatu dalam suasana penuh ketidakpastian dan memberikan suatu arahan yang jelas untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sebuah Personal Brand yang dilengkapi dengan kekuasaan dan kredibilitas sehingga mampu memposisikan seseorang sebagi pemimpin yang terbentuk dari kesempurnaan seseorang. 3 KepribadianThe Law of Personality Sebuah Personal Brand yang hebat harus didasarkan pada sosok kepribadian yang apa adanya, dan hadir dengan segala kepribadian, keahlia ia n n da da n kualitas yang membuat seseorang berbeda dengan yang g la la i innya. 2 Pr r om omise. Personal Brand adalah h se se buah janji, sebuah tanggung-jawab d un n tu tuk memenuhi harapan yang timbul pad d a a ma m syarakat akibat dari personal brand itu sendiri. d 3 Relationsh h ip ip. Sebuah personal branding ya yang n baik akan mampu menciptakan su u atu u re e la l si si y y an an g g ba ba i ik dengan klien, sem makin banyak atribut- at at ri r bu bu t t y yang d dap apat at d dit t er e im m a a ol leh eh k k li lien n d d an semakin t t ingginya tingkat ke kek kuas as aa a n seseorang, menunjukk k an an s sem em ak ak in baiknya tingk gkat relasi yang ada a p pa da personal l b b ra ra nd nd in in g g tersebut. Ron on al a d Susa sa nto, 2009 Me Me nuru u t t P Pete r Montoya dalam Rona ld d S S usanto o d dik ik at a akan b b ahawa ad ad a dela la pa n konsep utama y ang menjadi ac uan da la m m me e mb mb an an gu n su uatu pers rson al branding ses eorang y ai tu : g 1 Sp esialisasiThe L aw of Sp eciali za ti on Spesiali sa si dapat dil ak uk an pad a satu ata u beberapa cara, yak kn ni Ability, Behavi or , Li festyle, Mis si on, Product, Pr of fession n da n Se rv rv ic ic e e. 2 KepemimpinanThe Law w o o f f Leadership Ma Ma sy sy ar ar ak ak at at membutuhkan s s os os ok ok p p em em im im pi pi n n yang ng d d a apat memu mu tu tusk skan n s s es e uatu d dal al am am sua ua sa sa na na p p en enuh uh ketidakpa pa st stia ia n n dan m memberikan suatu a ra r han ya yang jelas untuk mem emen en h uh i kebutuhan mereka. Sebuah Pe ersonal Bran nd yang dilengkapi dengan kekuasaan dan kredibilitas seh h in i gga ma mampu memposisikan seseorang sebagi pemimpin yang terbentu tuk d dari kesempurnaan seseorang. 29 ketidaksempurnaannya. Konsep ini menghapuskan beberapa tekanan yang ada pada konsep Kepemimpinan The Law of Leadership, seseorang harus memiliki kepribadian yang baik, namun tidak harus menjadi sempurna. 4 PerbedaanThe Law of Distinctiveness Sebuah Personal Brand yang efektif perlu ditampilkan dengan cara yang berbeda dengan yang lainnya. Banyak ahli pemasaran membangun suatu merek dengan konsep yang sama dengan kebanyakan merek yang ada di pasar, dengan tujuan untuk menghindari konflik. Namun hal ini justru merupakan suatu kesalahan karena merek-merek mereka akan tetap tidak dikenal diantara sekian banyak merek yang ada di pasar. 5 The Law of Visibility Untuk menjadi sukses, Personal Brand harus dapat dilihat secara konsisten sampai Personal Brand seseorang dikenal.Maka visibility lebih penting dari kemampuan ability-nya.Untuk menjadi visible, seseorang perlu mempromosikan dirinya, memasarkan dirinya, menggunakan setiap kesempatan yang ditemui dan memiliki beberapa keberuntungan. 6 Kesatuan The Law of Unity Kehidupan pribadi seseorang dibalik Personal Brand harus sejalan dengan etika moral dan sikap yang telah ditentukan dari merek tersebut.Kehidupan pribadi selayaknya menjadi cermin dari sebuah seseorang harus me memiliki kep ri ri ba ba di d an yang baik, namun tidak harus menjad ad i i sempurna. 4 P PerbedaanThe Law aw o o f f Di D st st in in ct ct iv i en en ess Sebuah h Pe Pe rs rs on o al Brand yang efe f kt kt if f p p er erlu lu ditampilkan n d d engan cara ya yang ng ber r be be d da dengan ya ng lainn ya ya. Bany nyak ak a a hli pe ma m saran me e m mb an gu n suatu me re k dengan konsep ya y ng s sam ama a deng ngan ke banyakan merek yan g ada di p asar, deng an an tuj uj ua ua n n untu u k k menghindari konf lik. N am un h al ini justru me ru rupaka ka n n s suatu kesa la ha n karena m erek -m er ek m ereka akan tetap t i idak d diken n al a diantara sekia n bany ak merek y ang ad a di pasar. 5 Th e La w w of of V V is is ib ib il il ity y Untuk menjadi sukses, s, Pe Pe r rsonal Brand harus dapat dilihat s s ec ec ar ar a d konsisten sampai Personal Brand seseorang dikenal.Ma a ka ka vi vi s sib bi l lity l le bi bi h h pe pe nt ntin in g dari i k k em em am ampu puan an abili lity ty - -ny ny a. U Un t tu k k menjad ad i i vi vi s sible, se e se se o orang perlu me mempromo mosikan dirinya, m m emasar r ka kan dirinya, menggunakan seti i ap kesemp patan yang ditemui dan memiliki beberapa keberuntun ngan. 6 Kesatuan The Law of f U U nity ty Kehidupan pribadi seseo o ra ng dibalik Personal Brand harus sejalan 30 citra yang ingin ditanamkan dalam Personal Brand. 7 KeteguhanThe Law of Persistence Setiap Personal Brand membutuhkan waktu untuk tumbuh, dan selama proses tersebut berjalan, adalah penting untuk selalu memperhatikan setiap tahapan dan trend. Dapat pula dimodifikasikan dengan iklan atau public relation.Seseorang harus tetap teguh pada Personal Brand awal yang telah dibentuk, tanpa pernah ragu-ragu dan berniat merubahnya. 8 Nama baik The Law of Goodwill Sebuah Personal Brandakan memberikan hasil yang lebih baik dan bertahan lebih lama, jika seseorang dibelakngnya dipersepsikan dengan cara yang positif. Seseorang tersebut harus diasosiasikan dengan sebuah nilai atau ide yang diakui secara umum positif dan bermanfaat. Dalam penelitian ini, teori personal branding diperlukan untuk menilai bagaimana citra polisi yang bertindak sebagai komunikator dalam Polisi Sahabat Anak. Polisi bertindak sebagai personal dan menjadi bagian dari organisasi kepolisian. Oleh karena itu, teori personal branding dibutuhkan untuk menjelaskan mengenai citra polisi sebagai personal.

F. Kerangka Konsep

Konsep yang akan dijelaskan dalam penelitian ini adalah kredibilitas komunikator terhadap citra. Konsep dimulai dari kredibilitas komunikator Setiap Personal l B Brand memb mbut ut uh u kan waktu untuk tumbuh, dan selama a proses tersebut berjalan, adala lah h penting untuk selalu m memperhatikan se s ti t ap ap t t ah ah ap ap an an dan tren n d d . Dapat pula dimodifi fi ka ka si s ka k n dengan iklan ata t u u pu pu bl blic ic relation.Ses eo eorang harus te teta ta p p tegu gu h h pa da Person al Brand aw w al al yang te tela la h h dibentuk uk, tanpa pe e rn rn ah rag u- ragu dan ber ni at merubahny a. 8 8 Na ma baik Th e Law of Goo dwill Sebuah Person al Brand ak an mem be rikan hasil yang l l eb e ih h b b ai ai k k dan bert ah an lebih l am a, j ik a se se or ang dibe la kngnya d d ip i ersepsik k an an dengan cara ya ng p ositif. Se se oran g tersebut harus d i iasosias as ik an n de ngan s s eb eb ua ua h h ni ni la l i atau ide y y an an g g di di ak ak ui ui s ec ara um um m p positif d d an an bermanfaat. Dalam penelitian ini, teori personal branding diperlu lu ka kan n un unt tuk me i ni l la i i b baga gaim im an ana citra po po li li si si y yan ang g b bertin da da k k se seba baga i i k komu ni ka a to to r r d dalam Po P lisi Sah ah ab abat Anak. Polis s i i bertinda da k k sebagai person on al al dan m m en en ja jadi bagian dari organisasi kepolis s ia n. Oleh karena itu, teori personal branding dibutuhkan untuk menjela a sk s an men n g genai citra polisi sebagai personal.

F. Kerangka Konsep

Konsep yang akan dijelaskan n dalam penelitian ini adalah kredibilitas 31 yang meliputi daya tarik, motif, dapat dipercaya, kepakaran, dan keaslian pesan, yang mempengaruhi citra polisi. 1. Kredibilitas Komunikator Penelitian ini berfokus pada kredibilitas komunikator selaku pelaku utama dalam proses komunikasi. Penelitian ini melihat seberapa jauh pengaruh kredibilitas Unit Dikyasa yang berfungsi sebagai pembicara dan pemateri dalam kegiatan Polisi Sahabat Anak terhadap perubahan citra polisi yang dahulunya memiliku image menyeramkan menjadi bersahabat dengan anak-anak. Dalam penelitian ini, pengukuran kredibilitas komunikator diukur dengan Liliweri, 2006 :85: a. Daya Tarik Audiens meras tertarik kepada komunikator jika memiliki kesamaan, tampilan fisik, pembawaan dan suasana dalam proses komunikasi. Dalam penelitian ini, daya tarik komunikator diukur pada penampilan, wibawa, dan keramahan yang ditampilkan oleh polisi. b. Faktor Dinamis Dalam proses komunikasi, komunikator tidak dalam keadaan statis. Komunikator dapat melakukan perpindahan. Komunikatorharus terlihat semangat dan enerjik agar audiens merasa tertarik dengan komunikator. Dalam penelitian ini, faktor dinamis tidak digunakan karena anak-anak sebagai responden dalam penelitian ini belum memahami gerakan-gerakan yang dilakukan oleh komunikator. 1. Kredibilitas Komun n ik ik t ator Penel el it it i ian ini berfokus pada kredibilitas k k om o unikator selaku pelaku utam m a a dalam proses kom om un un ik i as as i. i. P P en n el e itian ini meli liha h t seberapa jauh p pengaruh kre d dibi bi li l ta ta s Unit Dikyasa yang g be berf rfun ung gsi sebagai pe e mb m icara dan pema mate teri ri dalam m k k eg iata n Poli si Sahab at A A na na k terh had adap ap perubah han a citra po po li li si y y an an g da hu lunya memiliku image menye ra mk k an an menja ja di di b b er e saha habat deng ng an anak-an ak . Dalam pe nelitian i ni, penguk ur uran k k re re dibilita as ko ko munikator diukur d en gan L il iw eri, 200 6 :85: a. Da ya T arik Audiens me ras te rtarik k ep ada komunikator ji ka a mem milik ki ke sa ma a an an, ta ta mp mp il il an a fisik, pemb mb aw aw aa aa n n da da n su asana da dala lam pros os es es komunikasi. Dalam pe pe ne ne li li ti tian ini, daya tarik komunikator d d iu iu ku ku r pada penampilan, wibawa, dan keramahan yang ditamp mp il ilka ka n n ol ol eh po li li i si. b. Fa Fa kt ktor Dinamis Dalam proses kom munikasi, ko omunikator tidak dalam keadaan statis. Komunikator dapat t melaku u k kan perpindahan. Komunikatorharus terlihat semangat dan ener r j jik agar audiens merasa tertarik dengan komunikator Dalam pene n litian ini faktor dinamis tidak digunakan 32 c. Motif Motif merupakan independen pendorong komunikator dalam melakukan aktivitas komunikasi.Audiens atau khalayak lebih suka menerima informasi dari komunikator yang mau berterus terang dan jujur. Dalam penelitian ini motif diukur untuk menilai apakah dalam melaksanakan Program Polisi Sahabat Anak pihak dari Polresta Yogyakarta menyampaikan maksud dan tujuannya kepada audiens. d. Kesamaan Sama halnya dengan daya tarik, faktor kesamaan juga berpengaruh dalam menentukan kredibilitas komunikator. Dalam penelitian ini, faktor kesamaan tidak digunakan karena penulis menganggap faktor kesamaan dengan daya tarik memiliki persamaan. e. Dapat dipercaya Kepercayaan yang diperoleh komunikator dari audiensnya akan sangat berguna dalam proses komunikasi. Kepercayaan dapat timbul dari nama baik komunikator tersebut. Perilaku dan gerak- gerik dari komunikator dapat menimbulkan sikap rasa percaya dari audiens.Indikator dari keterpercayaan tidak ada namun dapat terjadi setelah khalayak memiliki kontak langsung dengan komunikator. Khalayak dapat melihat secara langsung melalui aspek verbal cara bicara, non verbal raut wajah, suara, dan dalam melakuka a n n ak aktivitas komu muni n kasi.Audiens atau khalayak lebih suka m m e enerima informasi dari komunikator or y y ang mau berterus terang d dan jujur. Dalam p pen n el el it i ia ia n n in in i mo m tif diukur unt t uk uk menilai apakah dalam me mela l ks k anakan Program P Pol olis is i i Sa Sahabat Anak k pihak dari Po Po lr lr esta Y Y o ogya karta menyampaik an m m ak a sud da da n n tu tu ju j annya a kepada au u di di en s. d d. Kesamaan Sama ha lnya den gan daya tarik, faktor k k es e am maa aa n n ju j ga berp en garuh da lam me ne ntuk an kredi bi li ta s komuni k kator. Dalam am penelitian i ni , fa kt or kesam aa n ti da k digunakan ka re ena pen enuli s me ng g an an gg gg ap ap f f ak a tor kesama a an an d d en en ga ga n n da ya tar ik ik memil l ik k i i persamaan. e. Dapat dipercaya Ke Ke percayaa aan n ya yang ng d dip iperoleh h k k om omun u ik ik t ator d dari au au di di en ensnya ak ak an an sangat bergun na dalam m p proses komun ik ik as as i. i. Kep p er er ca cayaan dapat timbul dari nama baik komu unikator tersebut. Perilaku dan gerak- gerik dari komunik kator dapa at menimbulkan sikap rasa percaya dari audiens.Indikator da ari k k e eterpercayaan tidak ada namun dapat terjadi setelah khalay y ak memiliki kontak langsung dengan 33 perilaku dari kamunikator. Indikator ini digunakan untuk mengukur kepercayaan peserta PSA Polisi Sahabat Anak terhadap pihak Polresta Yogyakarta dalam menyampaikan materi. f. Kepakaran Seorang komunikator yang merupakan seorang pakar dalam bidangnya cenderung mudah mempengaruhi khalayak karena materi yang dianggap dapat dipercaya. g. Keaslian pesan Khalayak akan mengukur sendiri mengenai keaslian pesan yang disampaikan apakah pesan tersebut berasal dari sumber- sumber percaya. 2. Citra Polisi Polisi merupakan bagian dari organisasi kepolisian yang dituntut untuk menjaga citra polisi sebagai suatu bentuk organisasi. Identitas organisasi terbentuk oleh visi, nama dan logo, serta perilaku karyawan Argenti,2003:61-64. Dalam penelitian ini, polisi adalah karyawan dari organisasi kepolisian. Perilaku polisi menjadi identitas dari kepolisian. Citra kepolisian terbentuk karena perilaku polisi sebagai garda depan organisasi. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada citra polisi secara personal sebagai bagian dari organisasi kepolisian. Mengacu pada citra personal atau teori personal branding Peter Mantoya dalam Ronald Susanto, citra polisi dalam penelitian ini diukur melalui unsur pembentuk personal branding yaitu: terhadap pihak k P P ol olresta Yogy ak ak ar a ta dalam menyampaikan materi. f. Kepa pa ka karan Seorang k k om m un un ik k at at or or yan an g merupakan se e or o ang pakar dalam bidang g ny ny a a cenderung mudah h me me mp mp en engaruhi khala laya y k karena ma m teri y y an an g di anggap d ap at dip er ca ya ya . g. Ke Ke as lian pesan Kha la yak akan m engukur se nd iri meng en nai a kea a sl sl ia ia n pesa a n n yang disampa ik an apa ka h pe sa n tersebut berasal dari i su su mb m er- su mb er percaya. 2. Citra Polisi Polis i i me me ru ru pa pa ka ka n n bagian dari i or or ga ga ni ni sa sa si si k ep ol isia n ya yan ng ditun n tu ut t untuk menjaga citra po o li lisi s s s eb ebagai suatu bentuk organisasi. Iden en ti tita ta s organisasi terbentuk oleh visi, nama dan logo, serta perilak k u u ka ka ry ryaw aw an A Arg en ti ti ,2 ,2 00 00 3: 3: 6 61-64 4 . Da Dala la m m pe peneliti i an an i ini ni , , po li li i si a d da la h ka kary ry awan A A A dari i o organisasi kepo o li l sian. Pe Perilaku polisi i me me nj j adi id id en entitas dari kepolisian. Citra kep polisian terb bentuk karena perilaku polisi sebagai garda depan organisa a si s . Oleh k karena itu, penelitian ini berfokus pada citra polisi secara person onal s s e ebagai bagian dari organisasi kepolisian. Mengacu pada citra perso s nal atau teori personal branding Peter g 34 1 SpesialisasiThe Law of Specialization: Spesialisasi dapat dilakukan pada satu atau beberapa cara, yakni Behavior, Product, dan Service 2 KepemimpinanThe Law of Leadership 3 KepribadianThe Law of Personality: Konsep ini menghapuskan beberapa tekanan yang ada pada konsep Kepemimpinan The Law of Leadership, seseorang harus memiliki kepribadian yang baik, namun tidak harus menjadi sempurna. 4 Kesatuan The Law of Unity 5 Nama baik The Law of Goodwill Kegiatan yang dilaksanakan oleh kepolisian untuk mengubah citra kepolisian sangat bermacam-macam.Seluruh lapisan masyarakat mulai disentuh.Dari berbagai kegiatan tesebut, masyarakat yang terlibat pun berbeda-beda. Dalam penelitian kali ini peneliti ingin mengetahui seperti apa pengaruh dari kredibilitas komunikator terhadap pembentukan citra polisi. Konsep pertama dalam penelitian adalah kredibilitas komunikator dan konsep kedua yang dimunculkan peneliti dalam penelitian ini adalah konsep citra polisi sebagai pengaruh yang diakibatkan oleh kredibilitas komunikator. Dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel yaitu variabel kredibilitas komunikator sebagai variabel bebas, citra polisi sebagai variabel yang dipengaruhi terikat. Hubungan antar variabel dapat digambarkan dengan : dan Service 2 Kepe pe m mimpinanThe Law of Leadership 3 3 KepribadianThe e L L aw aw o o f f Pe Pe rs r on on ality: Konsep i i ni menghapuskan bebera ra pa pa t t e ekanan yang ada pa da da k kon onse se p p Kepemimpin nan a The Law of of Leade de r rs h hip , seseor an g haru s me e mi m liki k kep epri ri ba ba dian yan ng baik, n na mu n ti dak harus menjadi sempurna . 4 4 Kesatuan Th e Law of U nity 5 Nama baik Th e Law of Goodwil l Kegiat an yang di laks an ak an ole h kepoli si an untuk m en nguba h citr tra a kepolisian sangat berm ac am-macam .S el ur uh lapisan masya r rakat m mula ai disent uh .D ar i i be be rb rb ag ag ai ai kegiatan tese e bu bu t t, m m as as ya ya ra ka t yang t ter er li bat pu pu n n berbeda-beda. Dalam pene li li ti tian an k kali ini peneliti ingin mengetahui se sepe pe rt ti ap p a pengaruh dari kredibilitas komunikator terhadap pemben en tu tuka a n n ci ci t tra po li li i si. K Kons s ep ep p p e er ta ma d d al alam am p pen enel el it itian ad ad al alah ah k kre di di bi bi li li t tas komu muni ni k kator da d n kons ns ep ep kedua yang di dimu m nculka kan peneliti dal l am am p p enelitia ia n n ini adalah konsep citra polisi sebag gai pengaru uh yang diakibatkan oleh kredibilitas komunikator. Dalam penelitian ini i terda dapat dua buah variabel yaitu variabel kredibilitas komunikator sebag a ai variabel bebas citra polisi sebagai 35 Gambar 2 Hubungan Antar Variabel Variabel Bebas X Kredibilitas Komunikator 1. Daya Tarik 2. Motif 3. Dapat dipercaya 4. Kepakaran 5. Keaslian pesan

G. Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Kredibilitas Komunikator Terhadap Citra Polisi (Kasus pada Program Polisi Sahabat Anak di Polresta Yogyakarta).

0 2 15

PENGARUH TINGKAT KREDIBILITAS KOMUNIKATOR TERHADAP CITRA POLISI Pengaruh Tingkat Kredibilitas Komunikator terhadap Citra Polisi (Kasus pada Program Polisi Sahabat Anak di Polresta Yogyakarta).

0 4 17

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Pengaruh Tingkat Kredibilitas Komunikator terhadap Citra Polisi (Kasus pada Program Polisi Sahabat Anak di Polresta Yogyakarta).

1 11 16

PENUTUP Pengaruh Tingkat Kredibilitas Komunikator terhadap Citra Polisi (Kasus pada Program Polisi Sahabat Anak di Polresta Yogyakarta).

0 5 9

SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS PADA PROSES PENYIDIKAN POLISI TERHADAP TINJAUAN YURIDIS PADA PROSES PENYIDIKAN POLISI TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) OLEH ORANG TUA KANDUNG (STUDI KASUS DI POLRESTA YOGYAKARTA).

0 3 12

PENDAHULUAN TINJAUAN YURIDIS PADA PROSES PENYIDIKAN POLISI TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) OLEH ORANG TUA KANDUNG (STUDI KASUS DI POLRESTA YOGYAKARTA).

0 4 19

PENDAHULUAN Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Anggota Polisi Di Polresta Surakarta.

0 2 8

SKRIPSI PELAKSANAAN DISKRESI OLEH POLISI DALAM PENYIDIKAN Pelaksanaan Diskresi Oleh Polisi Dalam Penyidikan Di Polresta Surakarta (Study Kasus Di Polresta Surakarta).

0 1 12

PENDAHULUAN Pelaksanaan Diskresi Oleh Polisi Dalam Penyidikan Di Polresta Surakarta (Study Kasus Di Polresta Surakarta).

0 0 21

Polisi Sahabat Anak Menyapa Anak Usia Dini Di Tegallayang

0 0 1