1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia. Dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Guna mencapai cita-cita bangsa tersebut diselenggarakan pembangunan
nasional di semua bidang kehidupan yang berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh, terpadu dan terarah.
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Pembangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut semua segi kehidupan, baik fisik, mental maupun sosial ekonomi. Dalam perkembangan
pembangunan kesehatan selama ini, telah terjadi perubahan orientasi, baik tata nilai maupun pemikiran. Terutama mengenai upaya pemecahan masalah di bidang
kesehatan yang dipengaruhi oleh polotik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan orientasi tersebut
akan mempengaruhi proses penyelenggaraan pembangnan kesehatan.
Kesehatan merupakan hak azasi setiap manusia dimanapun berada. Manifestasi dari hal tersebut diwujudkan dalam pembangunan yang komprehensif
dan berkesinambungan. Pembangunan kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Demikian halnya dengan hak tenaga kerja yang bekerja pada sector formal dan informal.
Perusahaan-perusahaan dan lingkungannya perlu memenuhi syarat-syarat kesehatan tertentu secara minimal, agar supaya para pekerja tidak mudah
mengalami bahaya yang ditimbulkan oleh bahan-bahan kimia atau faktor-faktor biologis tertentu dan dapat bekerja dalam ruangan dan suasana yang kondusif.
Tenaga kerja baik perempuan dan laki-laki merupakan unsur produktif yang sangat penting bagi pembangunan sehingga perlu diberi perlindungan,
ditingkatkan dan dikembangkan kemampuannya. Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pas
al 86 ayat 1 menentukan: “ setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh keselamatan dan kesehatan
kerja, moral dan kesusilaan danperlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama
”. Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk
memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama dan aliran politik sesuai dengan minat dan kemampuan
tenaga kerja yang bersangkutan, termasuk perlakuan yang sama terhadap para penyandang cacat. Pasal 5 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 menyatakan
bahwa “ Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi
untuk memperoleh pekerjaan”. Pernyataan ini sama seperti pernyataan dalam pasal 27 ayat 2 dan pasal 28D ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 yang
intinya adalah setiap orang berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
1
Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dilaksanakan
dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk meningkatkan harkat martabat dan harga
diri tenaga kerja serta mewujudkan masyarakat sejahtera, adil makmur dan merata baik materiil maupun spiritual.
Pekerjaan merupakan hak bagi setiap orang, maka tidak boleh ada orang yang menghalangi hak tersebut dengan cara membedakan jenis kelamin, suku, ras,
agama dan aliran politik. Pasal 6 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 menyatakan bahwa setiap pekerjaburuh memperoleh perlakuan yang sama tanpa
diskriminasi dari pengusaha.
2
Begitu pula halnya denga tenaga kerja wanita. Mereka dapat bekerja dalam banyak bidang yaitu pendidikan, sosial, politik maupun hiburan. Diantara sekian
banyak profesi yang bias digeluti wanita dalam mencari nafkah, ada pekerjaan- pekerjaan tertentu yang mewajibkan wanita tersebut untuk bekerja di lingkungan
yang tidak seharusnya dan kurang kondusif baik bagi dirinya maupun kesehatannya.
1
Hardijan Rusli, Hukum Ketenagakerjaan Bogor: Ghalia Indonesia, 2004, hlm.7
2
Ibid.
Perlindungan terhadap wanita sehubungan dengan ketenagakerjaan yang diatur dalan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
terdapat pada pasal 49, yang menyatakan: a.
Wanita berhak untuk memilih, dipilih dan diangkat dalam pekerjaan, jabatan, dan profesi sesuai dengan persyaratan dan peraturan
perundang-undangan; b.
Wanita berhak untuk mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan pekerjaan atau profesinya terhadap hal-hal yang dapat
mengancam keselamatan dan atau kesehatannya berkenaan dengan fungsi reproduksi wanita;
c. Hak khusus yang melekat pada diri wanita dikarenakan fungsi
reproduksinya, dijamin dan dilindungi oleh hukum.
3
Selain itu, didalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan kerja diatur dalam pasal 164 ayat 1 yang berbunyi:
Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian di PT. Borneo Melintang Buana Yogyakarta, dengan judul : PERLINDUNGAN
KESEHATAN PEKERJA WANITA MENURUT PASAL 81 AYAT 1 UNDANG-UNDANG
NO 13
TAHUN 2003
TENTANG KETENAGAKERJAAN
DI PT.
BORNEO MELINTANG
BUANA YOGYAKARTA PT. BMB .
3
Ibid., hlm. 81
B. Rumusan Masalah: