Least Significant Bit LSB

merepresentasikan nilai intensitas piksel. Dengan demikian ada sebanyak 2 ⁸ = 256 derajat keabuan, mulai dari 0 sampai 255. Binanto, 2010 Citra bitmap menyimpan kode citra secara digital dan lengkap cara penyimpanannya per piksel. Citra bitmap dipresentasikan dalam bentuk matriks atau dipetakan dengan menggunakan bilangan biner atau sistem bilangan lain. Tampilan bitmap mampu menunjukkan kehalusan gradasi bayangan dan warna dari sebuah gambar. Oleh karena itu, bitmap merupakan media elektronik yang paling tepat untuk gambar-gambar dengan perpaduan gradasi warna yang rumit seperti foto dan lukisan digital. Citra bitmap biasanya diperoleh dengan cara scanner, kamera digital, video capture dan lain – lain. Sutoyo, et al. 2009 Salah satu format citra bitmap yang sering digunakan adalah BMP. BMP merupakan format gambar yang paling umum dan merupakan format standard windows. Ukuran file-nya sangat besar karena bisa mencapai ukuran megabyte. File ini merupakan format yang belum terkompresi sehingga ukurannya besar dan menggunakan sistem warna RGB Red, Green, Blue di mana masing-masing warna pikselnya terdiri dari 3 komponen. Hidayat, 2010

2.4. Least Significant Bit LSB

Algoritma penyisipan LSB bekerja dengan cara mengganti bit terakhir dari masing - masing piksel dengan pesan yang akan disisipkan. LSB mempunyai kelebihan yakni ukuran gambar tidak akan berubah. Sedangkan kekuranganya adalah pesanatau data yang akan disisipkan terbatas, sesuai dengan ukuran citra Krisnawati, 2008. Sebagai contoh, urutan bit berikut ini menggambarkan 3 piksel pada cover image 24-bit. piksel 1 = 00100111 11101001 11001000 piksel 2 = 00100111 11001000 11101001 piksel 3 = 11001000 00100111 11101001 Pesan yang akan disisipkan adalah karakter “A”, yang nilai biner-nya adalah 01000001 , maka akan dihasilkan stego image dengan urutan bit sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara piksel 1 = 00100110 11101001 11001000 piksel 2 = 00100110 11001000 11101000 piksel 3 = 11001000 00100111 11101001 Ada dua jenis teknik yang dapat digunakan pada algoritma LSB, yaitu penyisipan pesan secara sekuensialberurut dan secara acak. Sekuensial berarti pesan rahasia disisipkan secara berurutan dari data titik pertama yang ditemukan pada file gambar, yaitu titik pada sudut kanan bawah gambar. Sedangkan acak berarti penyisipan pesan rahasia dilakukan secara acak pada gambar dengan masukan kata kunci stego-key Aditya Nurlifa 2010. Pada penelitian ini penulis melakukan penyisipan pesan hanya pada gradasi titik hijau seperti contoh di bawah ini : Pesan yang akan disisipkan adalah kata “LIY” ciphertext pada tahap kriptografi dimana bilangan binernya adalah 01001100 76, 01001001 73, 01011000 88. Pesan akan di sisip pada gambar berukuran 24 piksel dengan cover image 24-bit. Gambar 2.5 Bunga Citra Cover RGB 8x3 Piksel Gambar 2.5. adalah contoh citra 24 piksel dengan cover imager 24-bit yang memiliki nilai piksel- piksel yang akan ditampilkan pada tabel dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3 Nilai Piksel Citra Cover RGB 8x3 Piksel Tabel 2.3. di atas menunjukkan nilai RGB dari citra 24 piksel pada cover image 24- bit, yang nantinya nilai dari setiap piksel akan dikonversi ke bilangan biner. Yang kemudian akan disisipi dengan pesan rahasia. Tabel 2.4. Nilai Biner Piksel Citra Cover dan Proses Penyisipan Pesan Tabel 2.4. menunjukkan penyisipan pada piksel gradasi titik hijau di setiap bit terakhir. Dan proses ekstraksi dilakukan dengan mengambil bit - bit terakhir dari gradasi titik hijau hingga bit - bit penyisip habis dan setiap 8 bit dikonversikan kedalam karakter sesuai dengan kode ASCII sehingga didapatkan pesan penyisip. x,y 1 2 R G B R G B R G B 111 110 25 86 134 31 14 126 22 1 183 60 20 120 74 17 19 159 32 2 199 41 16 143 104 30 67 142 32 3 198 45 19 199 57 25 156 65 22 4 170 49 18 188 34 13 154 50 13 5 120 86 25 182 76 31 183 40 15 6 95 85 21 164 70 27 189 30 15 7 54 90 15 129 74 18 181 19 8 x,y 1 2 R G B R G B R G B 01101110 01101110 00011001 01010111 10000110 00011110 00001110 01111110 00010110 1 10110111 00111101 00010100 01111000 01001011 00010001 00010011 10011111 00100000 2 11000111 00101000 00010000 10001110 01101000 00011111 01000011 10001110 00100000 3 11000110 00101100 00010011 11000111 00111000 00011001 10011100 01000001 00010110 4 10101010 00110001 00010011 10111101 00100011 00001100 10011010 00110011 00001101 5 01111000 01010111 00011001 10110110 01001100 00011111 10110111 00101000 00001111 6 01011111 01010100 00010100 00000110 00000000 00000000 10111101 00011110 00001111 7 00110110 01011010 00001111 10000001 01001011 00010010 10110101 00010010 00001000 Universitas Sumatera Utara Pesan penyisip yang didapatkan merupakan ciphertext yang akan didekripsikan untuk mendapatkan pesan yang sebenarnya. Kombinasi kriptografi vigenere dan steganografi LSB yaitu penggabungan dua algoritma dalam pengamanan pesan. Pada tahap kriptografi vigenere, plaintext akan dienkripsi dengan kunci yang digunakan dan akan menghasilkan ciphertext, kemudian pada tahap steganografi LSB ciphertext tersebut akan disisipkan hanya digradasi titik hijau pada gambar dan akan menghasilkan stego image. Setelah memperoleh stego image proses ekstraksi akan dilakukan untuk mendapatkan ciphertext. Dan proses yang terakhir pada tahap kriptografi ciphertext tersebut akan didekripsi agar mendapatkan pesan aslisebenarnya.

2.5. Peneliti Terdahulu