Ekspose Hasil-Hasil Penelitian, 2007
58
2. Perawatan Burung
Pada bagian-bagian tubuh burung seperti paruh, bulu sayap, ataupun telapak kaki, sering melekat kotoran baik bersumber dari pakan, debu, atau kotoran lain.
Selain itu, kadang-kadang beberapa burung terluka akibat aktivitasnya. Agar kotoran yang melekat tidak menjadi sumber penyakit dan luka burung tidak
menjadi infeksi atau bertambah parah, burung-burung dalam penangkaran perlu mendapat perawatan dan pemeliharaan.
Tindakan perawatan burung yang perlu dilakukan, antara lain, adalah: a. Membersihkan bagian-bagian tubuh yang kotor, kemudian menyiram atau
memandikannya dengan menggunakan semprotan air. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan tiap hari dan waktu memandikan burung sebaiknya dilakukan pada
pagi hari sekitar pukul 09.00 agar burung dapat mengeringkan tubuhnya yang basah dengan cara berjemur.
b. Mengobati bagian tubuh burung yang terluka dengan menggunakan obat luka.
3. Penandaan tagging
Pemberian tanda tagging diperlukan untuk mengetahui silsilah, umur, nama pemilik penangkaran, memudahkan dalam pemberian pakan dan pengontrolan,
serta sebagai tanda bahwa burung tersebut adalah burung hasil penangkaran. Pemberian tanda pada burung dapat dilakukan dengan menggunakan cincin
alluminium yang anti karat berbentuk bulat yang biasa dijual di toko. Pemasangan cincin dilakukan pada kaki kiri karena kaki kiri sering dipakai untuk bertumpu
sedangkan kaki kanan dipakai untuk mengambil, memegang atau menjepit pakan.
Pemasangan cincin sebaiknya dilakukan pada piyik yang berumur ± 20-30 hari karena pada umur muda tidak akan merusak kakinya. Pemasangan cincin
dilakukan dengan cara menyatukan tiga buah jari kaki kemudian cincin dimasukkan dan didorong ke belakang sampai jari kaki pertama pada bagian
samping kembali bersatu dengan jari kaki lainnya.
D. Jenis Penyakit dan Pengendaliannya
Burung-burung dalam penangkaran walaupun telah dirawat dengan sebaik- baiknya, kadang-kadang atau masih sering terserang penyakit. Pengenalan jenis-
jenis penyakit sangat diperlukan untuk menentukan langkah-langkah pengendaliannya.
Jenis-jenis penyakit yang pernah menyerang burung dalam penangkaran adalah Tetelo atau Newcastle Disease ND, Chronic Respiratory Disease CRD,
Coccidiosis berak darah, Enteritis radang usus, Proventriculitis radang tembolok, Lice kutu dan Mycosis jamur. Selain itu, pada beberapa tahun
terakhir, dunia perunggasan termasuk burung di Indonesia terjangkit penyakit flu burung Avian InfluenzaAI yang sangat berbahaya dan bersifat zoonosis menular
dari hewan ke manusia. Beberapa pendapat, meng-khawatirkan kasus ini terjadi pula pada satwa burung, terutama yang sudah dipelihara manusia. Oleh sebab
itu, pencegahan dan pengendalian penyakit menjadi hal yang penting dalam kegiatan penangkaran burung.
Pengendalian terhadap penyakit yang menyerang burung di penangkaran dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi gejala-gejala klinis yang
ditunjukan burung. Konsultasi dengan dokter hewan sebaiknya dilakukan sehingga dapat dilanjutkan dengan pengobatan atau pencegahan secara intensif.
59
V. PENGELOLAAN PENANGKARAN
Dalam penangkaran burung, terutama pengadaan dan pemeliharaannya, perlu memperhatikan tatacara dan peraturan yang berlaku. Tatacara pengada-an
dan pemeliharaan burung dapat mengacu kepada peraturan yang dikeluarkan Departemen Kehutanan khususnya untuk regulasi persyaratan dan perijinan dan
Departemen Pertanian khususnya Karantina Hewan. Sementara itu, untuk memudahkan pemeliharaan burung dapat mengikuti saran-saran Dinas
Peternakan setempat, Dokter Hewan, Ahli burung Ornithologist, Ahli Ekologi Ecologist dan sebagainya. Bila belum terdapat prosedur operasional standar
Standar Operational ProcedurSOP pemelihara-an dan penangkaran burung dari pihak yang berwenang, maka institusi penge-lola juga dapat membuat sendiri SOP
tersebut dengan mempertimbangkan peraturan yang ada dan saran-saran para ahli.
Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung dimaksudkan agar burung yang dipelihara dapat hidup dan berkembang biak dengan baik. Selain itu,
manfaat lainnya adalah manusia serta lingkungan tetap sehat dan bersih dari sumber penyakit terutama yang bersifat zoonosis seperti Flu Burung. SOP
meliputi tatacara pengadaan dan pengiriman burung, penerimaan dan karantina burung, adaptasi dan penempatan burung, pengelolaan pakan dan obat-obatan,
pengelolaan kebersihansanitasi kandang dan lingkungan, pengelolaan kesehatan dan pengendalian penyakit, pengelolaan repoduksi perkembang biakan dan
pembesaran anak piyik, serta pengelolaan sistem pencatatan kejadian dan perkembangan burung recording. Berikut ini terdapat contoh skema pengelolaan
burung yang baru masuk lingkungan penangkaran, penempatan dan pengelolaan kesehatan, serta skema pengelolaan penangkaran Gambar 3 dan Gambar 4.
Gambar 3. Skema pengelolaan burung yang baru masuk lingkungan penangkaran, penempatan dan pengelolaan kesehatan.
SANGKAR UTAMA III Burung masuk
KARANTINA
SANGKAR ADAPTASI
SANGKAR UTAMA I sehat
sakit
cocok KLINIK
LAB.
SANGKAR UTAMA II cocok cocok
tidak cocok tidak cocok
tidak cocok dst.
sehat
pemantauan pemantauan
pemantauan sakit
Kasus penyakit tertentu Pemusnahan dengan
syarat dan aturan sesuai UU