Capaian Kinerja Organisasi I I AKUNTABI LI TAS KI NERJA
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
15
Tabel 4. Pencapaian I KK Direktorat PI KA Tahun 2016.
No Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan Renstra 2015-2019
Target sd 2016
Target Renstra
Capaian sd 2016
Capaian sd 2016
Capaian
Renstra
1. Tersedianya dokumen
perencanaan penataan kawasan konservasi yang
tersusun dan mendapat pengesahan
Jumlah dokumen perencanaan penataan
kawasan konservasi yang tersusun dan mendapat
pengesahan sebanyak 150 Dokumen Zonasi danatau
Blok 60
Dokumen
150
Dokumen
117
Dokumen
195 78
2. Terbentuknya
rekomendasi hasil evaluasi fungsi kawasan konservasi
Jumlah rekomendasi hasil evaluasi kesesuaian fungsi
kawasan konservasi untuk 521 unit KSA, KPA dan TB di
seluruh Indonesia 200 Unit
521 Unit 235 Unit
117,5 45,1
3. Jumlah paket data dan
informasi kawasan konservasi yang valid dan
reliable pada 521 unit KSA, KPA dan TB di
seluruh Indonesia Jumlah paket data dan
informasi kawasan konservasi yang valid dan
reliable pada 521 KSA, KPA dan TB di seluruh Indonesia
521 Paket
Data 521
Paket Data
521 Paket
Data 100
100
4. Terbentuk dan
ditetapkannya 100 unit KPHK pada kawasan
konservasi Jumlah KPHK pada kawasan
konservasi non taman nasional yang terbentuk
sebanyak 100 unit KPHK 100 Unit
100 Unit 101 Unit
101 101
5. Terwujudnya kerjasama
pembangunan dan kerjasama penguatan
pada kawasan konservasi Jumlah kerjasama
pembangunan strategis dan kerjasama penguatan fungsi
pada kawasan konservasi sebanyak 100 PKS
40 PKS 100
PKS 58 PKS
145 58
RATA-RATA 131,7
76,42
A.1 I KK 1 : Jumlah dokumen perencanaan penataan kaw asan konservasi yang tersusun dan mendapat pengesahan sebanyak
150 Dokumen Zonasi dan atau Blok.
Sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan KSA dan KPA, dijelaskan bahwa penataan kawasan konservasi
yang meliputi penyusunan zonasi blok pengelolaan dan penataan wilayah kerja, dilakukan oleh unit pengelola dengan memperhatikan hasil konsultasi publik
dengan masyarakat sekitar serta pemerintah provinsi dan atau pemerintah kabupaten kota. Secara teknis penatapan zonasi blok dilakukan berdasarkan
tingkat derajat kepekaan ekologi, yang merupakan hasil kajian analisis data dan informasi kondisi potensi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya,
tingkat interaksi kawasan dengan masyarakat sekitar dan kebutuhan pengelolaan kawasan konservasi. Adapun penetapan zonasi atau blok dilakukan
oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk.
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
16
Dalam rangka pencapaian target I KK I , kegiatan yang dilaksanakan adalah :
1. Penyiapan perumusan kebijakan penataan kawasan CA, SM, TN, TWA,
Tahura, dan TB; 2.
Penyiapan pelaksanaan kebijakan penataan kawasan CA, SM, TN, TWA, Tahura, dan TB;
3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria penataan
taman hutan raya; 4.
Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis penataan kawasan c CA, SM, TN, TWA, Tahura, dan TB;
5. Supervisi atas pelaksanaan urusan penataan kawasan taman hutan raya di
daerah. Pencapaian I KK 1 Jumlah dokumen perencanaan penataan kawasan
konservasi yang tersusun dan mendapat pengesahan sebanyak 150 Dokumen Zonasi dan atau Penataan Blok, tersaj i pada tabel berikut.
Tabel 5. Pencapaian I KK 1 Direktorat PI KA Tahun 2016
No. Indikator Kinerja
Kegiatan Target
IKK Tahun
2016 Realisasi
IKK Tahun
2016 Realisasi
IKK Anggaran
pada IKK Rp.
Realisasi Anggaran pada
IKK Rp. Realisasi
Anggaran
1. Jumlah dokumen pe-
rencanaan penataan kawasan konservasi yang
tersusun dan mendapat pengesahan sebanyak
150 Dokumen Zonasi danatau Blok
30 Dokumen
82 Dokumen
273,3 929.124.000
917.047.000 98,7
Tabel 6. Persentase Kenaikan Penurunan Capaian Kinerja I KK 1
No. Tahun
Target Jumlah Dokumen
Penataan Blok KenaikanPenurunan Dibandingkan
Tahun Sebelumnya
1. 2015
30 35
- 2.
2016 30
82 134,29
Total 60
117
Kenaikan capaian kinerja I KK 1 dapat dilihat pada grafik berikut.
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
17
Gambar 8. Diagram Kenaikan Penurunan Capaian Kinerja I KK 1 Proses penataan zona dan atau blok pengelolaan merupakan proses
awal perencanaan kawasan untuk pengelolaan kawasan konservasi selanjutnya, sehingga keberhasilan pencapaian kinerja pada I KK 1 ini dikarenakan Unit
Pelaksana Teknis UPT di daerah yang memiliki kawasan konservasi secara aktif melakukan proses penataan blok sehingga target capaian kinerj a dapat
tercapai dan akan terus dilakukan pembinaan dan supervisi agar semua kawasan konservasi dapat dilakukan proses penataan zonasi dan atau blok
pengelolaan.
Gambar 9. Koordinasi ke UPT dalam rangka penyusunan Blok KK
Dokumen
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
18
Pada tahun 2015, ditargetkan jumlah dokumen perencanaan penataan kawasan konservasi yang tersusun dan mendapat pengesahan sebanyak 30
dokumen zonasi dan atau blok. Realisasi pencapaian kinerja ini dapat tercapai sebesar 116,7 dari target 30 dokumen atau telah tersusun dan disahkan
sebanyak 35 dokumen zonasi dan atau blok. Data capaian kinerja pada I KK 1 dapat dilihat pada lampiran 4 dan 5, untuk ringkasan dapat dilihat pada tabel
dan gambar berikut. Tabel 7. Jumlah Dokumen Penataan Zona Blok Pengelolaan Berdasarkan
Fungsi Kawasan
No. Tahun
Fungsi Kawasan Konservasi CA
SM TWA
TB THR
TN Total
1. 2015
3 4
13 1
4 10
35 2.
2016 21
12 32
- 3
14 82
TOTAL 24
16 45
1 7
24 117
Gambar 10. Diagram Jumlah Dokumen Penataan Zona Blok Tahun 2015 dan 2016
Pada tahun 2016, ditargetkan jumlah dokumen perencanaan penataan kawasan konservasi yang tersusun dan mendapat pengesahan sebanyak 30
dokumen zonasi dan atau penataan blok. Realisasi pencapaian kinerj a ini dapat tercapai sebesar 273,3 dari target 30 dokumen atau telah tersusun dan
disahkan sebanyak 82 dokumen zonasi dan atau penataan blok.
Jumlah Dokumen
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
19
Dengan tercapainya jumlah dokumen perencanaan penataan kawasan konservasi yang tersusun dan mendapat pengesahan sampai dengan tahun
2016, maka persentase target jangka menengah yang telah dicapai adalah sebesar 78 atau 117 dokumen zonasi dan atau penataan blok dari rencana
150 dokumen. Jika dibandingkan dengan seluruh jumlah kawasan konservasi 556 unit, maka sampai tahun 2016 dokumen perencanaan penataan kawasan
konservasi yang telah disusun dan mendapat pengesahan sebanyak 117 dokumen atau dengan kata lain bahwa 21,04 kawasan konservasi telah
memiliki zonasi dan atau penataan blok pengelolaan. Tabel 8. Persentase Capaian Kinerj a I KK 1 Tahunan dan Renstra
No. Tahun
Target Tahunan
Target Renstra 2015-2019
Capaian IKK Dokumen Penataan ZonasiBlok
Capaian Tahunan Pencapaian
Renstra 2015-2019
1. 2015
30 150
35 116,7
23,3 2.
2016 30
150 82
273,3 54,67
Total 150
117 78
Gambar 11. Diagram Persentase Capaian Kinerja Tahunan dan Renstra I KK 1
Dokumen
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
20
Gambar 12. Bimbingan Teknis terkait Penataan Zona Blok di Samarinda Kalimantan Timur
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian target I KK 1 ini yaitu sebagai berikut :
1. Beberapa rancangan dokumen zona dan blok yang disampaikan untuk
dinilai dan disahkan masih memiliki permasalahan tenurial dilapangan seperti perambahan, tumpang tindih sertifikat, pemukiman illegal, fasilitas
sosial dan fasilitas umum didalam kawasan. 2.
Beberapa kawasan konservasi yang diusulkan untuk pengesahan dokumen zona dan blok, memiliki permasalahan dalam batas dan pengukuhan
kawasan. 3.
Belum dialokasikannya anggaran untuk penataan zonasi blok oleh UPT secara optimal, perlu memaksimalkan peranan mitra untuk kegiatan
penataan zonasi blok. Dalam rangka peningkatan efektifitas pelaksanaan penataan zona blok
pengelolaan KSA KPA dan implementasi Kebij akaan Satu Peta KSP, beberapa tindak lanjut yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Diilakukan sosialisasi, bimbingan teknis maupun pelatihan teknis terkait
metode dan analisis penataan zona blok pengelolaan KSA KPA. 2.
Optimalisasi proses penyusunan penataan zona blok, penilaian dan pengesahan dokumen penataan zona blok pengelolaan KSA KPA antara
UPT UPTD pengelola kawasan dan Subdit Penataan KK – Direktorat PI KA.
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
21
3. Agar ada dukungan anggaran tambahan selain dari anggaran APBN dan
DAK, dengan cara mendorong mitra Kementerian LHK untuk membantu kegiatan penataaan KK baik dari segi anggaran maupun bantuan teknis
technical assistance 4.
Direktorat Jenderal KSDAE berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal PKTL terkait klarifikasi data dan informasi peta yang seharusnya digunakan
dipedomani oleh UPT UPTD dalam penataan zona blok kawasan konservasi.
Gambar 13. Pembahasan Finalisasi NSPK terkait Penataan Zona Blok Pengelolaan KSA KPA
A.2 I KK 2 : Jumlah Rekomendasi Hasil Evaluasi Kesesuaian Fungsi Kaw asan Konservasi Untuk 521 Unit KSA, KPA, dan TB di Seluruh
I ndonesia.
Kerusakan atau degradasi pada banyak kawasan konservasi telah menimbulkan pertanyaan atau keraguan dari banyak kalangan mengenai
apakah kawasan masih berfungsi sebagaimana tujuan penunjukannya atau apakah tujuan pengelolaan yang telah ditetapkan masih relevan dengan kondisi
terkini kawasan konservasi. Pertanyaan atau keraguan tersebut harus dijawab dengan cara melakukan kaj ian telaahan yang disebut dengan Evaluasi
Kesesuaian Fungsi EKF. Evaluasi Kesesuaian Fungsi KSA dan KPA adalah serangkaian kegiatan
untuk melakukan evaluasi terhadap kondisi kawasan untuk diketahui kesesuaiannya dengan kriteria kawasan dan tujuan pengelolaannya.
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
22
Pelaksanaan kegiatan ini ditujukan untuk menetapkan tindaklanjut penyelenggaraan KSA dan KPA yang terdegradasi, baik dalam bentuk
pemulihan maupun perubahan fungsi. Selain itu, kegiatan EKF juga dapat menjadi langkah awal bagi proses
perubahan fungsi yang bukan berbasis degradasi kawasan. Sesuai dengan ketentuan di atas, ada dua kemungkinan tindak lanjut dari EKF yakni:
pemulihan ekosistem habitat atau perubahan fungsi. Kegiatan EKF merupakan amanah Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 jo. Peraturan Pemerintah
Nomor 108 tahun 2015 tentang Pengelolaan KSA dan KPA, dimana pada Pasal 41 ayat 1 dijelaskan bahwa KSA dan KPA dievaluasi secara periodik setiap 5
lima tahun sekali atau sesuai kebutuhan. Selain merupakan amanah undang- undang, kegiatan EKF perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran secara
menyeluruh kawasan konservasi. Evaluasi kesesuaian fungsi kawasan konservasi dilakukan untuk
mendukung pengelolaan KSA dan KPA yang terindikasi mengalami degradasi berat, yang tidak sesuai dengan fungsi, yang masih berstatus
HSA KSA KPA HK, dan kawasan konservasi baru hasil proses RTRW. Dengan kondisi tersebut maka EKF kawasan perlu dilaksanakan untuk menetapkan
tindak lanjut penyelenggaraan KSA dan KPA, baik dalam bentuk pemulihan kawasan bagi kawasan yang terdegradasi, maupun melalui perubahan fungsi.
Gambar 14. Potensi Wisata Alam dan Rapat Persiapan Pelaksanaan Evaluasi Kesesuaian Fungsi CA Dolok Tinggi Raja
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
23
Pelaksanaan EKF yang dilakukan secara rutin dimaksudkan agar dalam perkembangannya, pengelola dapat memahami secara ilmiah bagaimana
kondisi KSA dan KPA yang menjadi lingkup kerjanya dari waktu ke waktu. Pencapaian kinerja Pada I KK 2 tersaji pada tabel berikut.
Tabel 9. Pencapaian I KK 2 Direktorat PI KA Tahun 2016
No. Indikator Kinerja
Kegiatan Target
IKK Tahun
2016 Realisasi
IKK Tahun
2016 Realisasi
IKK Anggaran
pada IKK Rp.
Realisasi Anggaran
pada IKK Rp.
Realisasi Anggaran
1. Jumlah rekomendasi hasil
evaluasi kesesuaian fungsi kawasan
konservasi untuk 521 unit KSA, KPA, dan TB di
seluruh Indonesia 100 Unit
120 Unit 120
699.538.000 689.180.600
98,52
Tabel 10. Persentase Kenaikan Penurunan Capaian Kinerja I KK 2.
No. Tahun
Target Jumlah Rekomendasi
EKF KenaikanPenurunan Dibandingkan
Tahun Sebelumnya
1 2015
100 115
- 2
2016 100
120 4,35
TOTAL 200
235
Lebih jelas dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 15. Diagram Kenaikan Penurunan Capaian Kinerja I KK 2
Unit
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
24
Pada tahun 2015, ditargetkan jumlah rekomendasi hasil EKF kawasan konservasi untuk 100 unit KSA, KPA dan TB di seluruh I ndonesia. Realisasi
pencapaian kinerja ini dapat tercapai sebesar 115 dari target 100 unit KSA, KPA dan TB di seluruh I ndonesia atau telah direkomendasikan hasil EKF
kawasan konservasi sebanyak 115 unit KSA, KPA dan TB di seluruh I ndonesia. Untuk tahun 2016, capaian jumlah rekomendasi hasil EKF kawasan
konservasi untuk 100 unit KSA, KPA dan TB di seluruh I ndonesia adalah sebesar 120 unit kawasan atau 120 dari target tahun 2016. Peningkatan capaian
Tahun 2016 sebesar 4,35 atau 120 unit rekomendasi dari capaian Tahun 2015 yaitu 115 unit rekomendasi. Data terkait capaian kinerja pada I KK 2 dapat
dilihat pada lampiran 6. Proses capaian I KK ini terbilang cukup sulit bila berdasarkan EKF di
tingkat lapangan, dikarenakan EKF kawasan konservasi sangat tergantung pada usulan UPT satker di daerah yang akan melakukan EKF pada kawasan
konservasi yang dikelola, serta ketersediaan anggaran pada setiap UPT. Oleh karena itu, verifier keberhasilan capaian I KK ini tidak dilakukan berdasar
rekomendasi EKF di lapangan, namun rekomendasi melalui desk study, yaitu
proses EKF yang dilakukan secara ilmiah dengan kajian dan analisis terhadap berbagai referensi. Rekomendasi dari EKF dengan metoda
desk study tersebut kemudian dijadikan sebagai salah satu dasar untuk kajian lebih lanjut melalui
pelaksanaan EKF di tingkat lapangan dan usulan pengalokasian anggarannya. Jika dibandingkan dengan target jumlah kawasan konservasi 521 unit
yang harus di evaluasi, maka sampai dengan tahun 2016 telah dihasilkan rekomendasi terhadap 235 unit KSA, KPA dan TB di seluruh I ndonesia atau
dengan kata lain telah direkomendasikan sebanyak 45,11 KSA, KPA dan TB di seluruh I ndonesia.
Tabel 11. Persentase Capaian Kinerja I KK 2 Tahunan dan Renstra
No. Tahun
Target Tahunan
Target Renstra 2015-2019
Capaian IKK Unit Rekomedasi EKF
Capaian Tahunan
Pencapaian Renstra 2015-2019
1. 2015
100 521
115 115
22,07 2.
2016 100
521 120
120 23,03
Total 521
235 45,11
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
25
Gambar16. Diagram Persentase Capaian Kinerja Tahunan dan Renstra I KK 2. Dalam upaya mencapai I KK jumlah rekomendasi hasil EKF kawasan
konservasi, terdapat beberapa kendala yang dihadapi: a.
Kegiatan dan panjangnya proses pengadaan, membuat kegiatan pengkajian dilaksanakan pada periode terakhir anggaran. Untuk mengantisipasi hal
tersebut, maka proses pengadaan konsultan pekerjaan akan dilaksanakan pada periode pertama pelaksanaan DI PA.
b. Keterbatasan anggaran dan atau adanya pemotongan anggaran,
menjadikan kegiatan EKF di tingkat lapangan tidak dapat dilakukan secara optimal. Pada tahun 2016, terdapat 1 kegiat an kajian lapangan yang tidak
dapat direalisasikan karena adanya kegiatan penghematan anggaran tahun 2016.
Unit
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
26
Gambar 17. Pelaksanaan EKF CA Gunung Papandayan Atas, Aktivitas
pemanfaatan wisata dan panas bumi yang melatarbelakangi pelaksanaan EKF CA Gunung Papandayan Bawah
c. Belum dipahaminya oleh UPT lingkup Direktorat Jenderal KSDAE bahwa
kegiatan EKF merupakan kewaj iban yang harus dilakukan terhadap setiap kawasan, sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun
2011 Jo Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2015. Hal tersebut juga berimplikasi pada kesiapan UPT untuk mengalokasikan anggaran kegiatan
EKF. d.
Standar biaya pelaksanaan EKF yang besar, sehingga dibutuhkan alokasi yang besar untuk kegiatan EKF di UPT-UPT.
e. Persiapan pelaksanaan EKF
yang panjang, sehingga dibutuhkan perencanaan yang lebih terencana dengan baik.
f. Tidak semua rekomendasi hasil EKF dapat diltindaklanjuti dengan segera
dikarenakan terbatasnya anggaran.
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
27
Solusi sebagai tindak lanjut permasalahan dalam rangka meningkatkan jumlah rekomendasi hasil EKF kawasan konservasi adalah:
a. Perlunya bimbingan teknis yang lebih intensif kepada UPT lingkup
Direktorat Jenderal KSDAE. b.
Perlunya dibuat pedoman turunan P.49 Menhut-I I 2014 sebagai NSPK pedoman pelaksanaan lapangan.
c. Alokasi yang besar untuk kegiatan EKF kepada UPT.
A.3 I KK 3 : Jumlah paket data dan informasi kaw asan konservasi yang
v alid
dan
r eliab le
pada 521 KSA, KPA dan TB di seluruh I ndonesia.
I nventarisasi potensi KK akan dipakai sebagai dasar dalam penataan zonasi blok pengelolaan kawasan konservasi. I nventarisasi potensi dilakukan
oleh masing-masing UPT baik Balai Taman Nasional maupun Balai KSDA, dengan total jumlah kawasan sebanyak 521 unit. Jenis-jenis data yang
dikumpulkan mengacu pada Permenhut No. P.81 Menhut-I I 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan I nventarisasi Potensi pada KSA dan KPA, yang diuraikan
dalam bentuk paket data. Tabel 12. Pencapaian I KK 3 Direktorat PI KA Tahun 2016
No. Indikator Kinerja
Kegiatan Target
IKK Tahun
2016 Realisasi
IKK Tahun
2016 Realisasi
IKK Anggaran
pada IKK Rp.
Realisasi Anggaran
pada IKK Rp.
Realisasi Anggaran
1. Jumlah paket data dan
informasi kawasan konservasi yang valid dan
reliable pada 521 KSA, KPA dan TB di seluruh
Indonesia 521
Paket Data
521 Paket Data
100 1.977.807.000 1.927.099.871
97,44
Tabel 13. Persentase Kenaikan Penurunan Capaian Kinerja I KK 3
No. Tahun
Target Jumlah Paket Data
KenaikanPenurunan Dibandingkan Tahun Sebelumnya
1 2015
521 521
- 2
2016 521
521 -
Persentase kenaikan penurunan yang dicapai bernilai 0 atau tetap, karena target sepanjang tahun 2015 - 2019 konstan yaitu paket data pada
521 kawasan konservasi. Hasil pengumpulan data dan peta potensi kawasan konservasi, kemudian dikelompokan, dianalisa, disimpan, dan kemudian
didokumentasikan dalam bentuk aplikasi data. Paket data tahun 2015 selain
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
28
didokumentasikan dalam bentuk aplikasi data, juga didokumentasikan dalam bentuk buku dengan judul “ Paket Data pada 521 Kawasan Konservasi” untuk
masing-masing region Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua, Nusa Tenggara dan Jawa. Seperti terlihat dalam gambar di bawah ini.
Gambar 18. Buku I nformasi 521 Kawasan Konservasi Tabel 14. Jumlah Paket Data dan I nformasi KK Tahun 2015 dan 2016
No. Tahun
Target Lokasi Satker
Keterangan
1. 2015
521 KK 53 TN
KK non TN terdiri dari CA, SM, TWA dan THR
dan THR 21 BKSDA 486 Kawasan
28 Tahura 2.
2016 521 KK
53 TN 21 BKSDA 486 Kawasan
28 Tahura
Target I KK paket data adalah konstan dari tahun 2015 - 2019, yaitu paket data pada 521 kawasan konservasi. Oleh karena itu paket data dibagi
menjadi paket data tahun 2015 sampai dengan paket data tahun 2019. Pengisian paket data tiap tahun berbeda akan tetapi jumlah KK yang didata
tetap yaitu 521 kawasan konservasi, oleh karena itu tidak bisa dilakukan penghitungan kenaikan penurunan persentase paket data yang terkumpul.
Setiap tahun targetnya sama yaitu 521 kawasan konservasi, dengan isi paket data yang berbeda. I sian paket data dapat dilihat pada lampiran 7.
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
29
Untuk perhitungan pencapaian I KK ini pada Capaian Renstra 2015- 2019 adalah bukan akumulasi dari capaian tahunan, melainkan tetap
dikarenakan indikator paket data adalah pemutakhiran paket data 521 kawasan konservasi.
Tabel 15. Persentase Capaian Kinerja I KK 3 Tahunan dan Renstra
No. Tahun
Target Tahunan
Target Renstra 2015-2019
Capaian IKK Paket Data KK
Capaian Tahunan
Pencapaian Renstra 2015-2019
1. 2015
521 521
521 100
100 2.
2016 521
521 521
100 100
Total 521
521 521
100 100
Gambar 19. Diagram Persentase Capaian Kinerja Tahunan dan Renstra I KK 3.
Kebijakan Satu Peta KSP
Selain I KK paket data, dengan terbitnya Keppres No. 9 tahun 2016 tentang Percepatan Kebijakan Satu Peta, pada skala 1: 50.000, Sub Direktorat
I nventarisasi dan I nformasi Konservasi Alam Subdit I I KA mendapat tugas tambahan melaksanakan KSP, tugas ini akan dijadikan I KK baru pada tahun
2017. Tugas dari Subdit I I KA adalah melakukan validasi dan penyelarasan dat a spasial zonasi dan blok, yang dibuat oleh UPT sesuai krit eria penilaian Tim KSP
Badan I nformasi Geospasial BI G dan Kementerian Koordinator Perekonomian . Kegiatan validasi dan penyelarasan tersebut meliputi
1 Topologi, 2 Atributing, dan
3 Penyesuaian polygon peta.
Paket Data
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
30
Peta zonasi dan blok yang telah dilakukan validasi dan penyelarasan tersebut kemudian diverifikasi oleh tim dari BI G dan Kemenko Bidang
Perekonomian. Adapun kriteria verifikasi dat a geospasial Kegiatan Percepatan Pelaksanaan KSP antara lain:
- Kondisi data meliputi: format data, datum, sistem proyeksi dan skala.
- Kualitas data meliputi: kelengkapan data, konsistensi logis, akurasi posisi,
akurasi tematik dan akurasi temporal. Meskipun Pelaksanaan KSP akan dijadikan I KK pada tahun 2017, namun
untuk Tahap 1 Target B12T16, berdasarkan rencana aksi KSP Direktorat Jenderal KSDAE mendapat tugas untuk menyelesaikan Peta Zona KK yang telah
diintegrasikan pada skala 1: 50.000 sesuai kriteria penilaian KSP pada 12 Provinsi. Direktorat PI KA telah menyerahkan target KSP B12T16 sejumlah 18
Provinsi yang terdiri dari 25 Taman Nasional, dan telah memenuhi kriteria penilaian dengan memperoleh nilai 105 data dapat dilihat pada lampiran 8.
Target KSP pada tahun 2016 adalah 10 provinsi dan termasuk di dalamnya Pulau Kalimantan. Target KSP tahun 2016 telah terpenuhi dengan
nilai sempurna, 100 dari tim penilai. Target 2017 adalah Pulau Sumatera dan Sulawesi.
Tabel 16. Target dan Realisasi Kebijakan Satu Peta KSP Direktorat PI KA
No. Tahun
Target Lokasi
Realisasi Lokasi
Nilai Kualitas Data
Realisasi
1. 2016
10 Provinsi Pulau
Kalimantan 18 Provinsi
25 TN 105
180
Gambar 20. Kegiatan Sosilasasi dan Validatasi Data KSP
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
31
A.4 I KK 4 : Jumlah KPHK pada kaw asan konservasi non taman nasional yang terbentuk sebanyak 100 unit KPHK.
Penentuan target KPHK pada Renstra Direktorat PI KA dan Perjanjian Kinerja PK 2016 terdapat perbedaan jumlah target pada tahunan. Semula
target pembentukan KPHK sebanyak 20 unit setiap tahun selama periode Renstra 2015-2019, namun berdasar Peraturan Direktur Jenderal KSDAE Nomor
P.14 KSDAE-SET 2015 tanggal 18 Desember 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja Program KSDAE Tahun 2015-2019,
maka target pembentukan KPHK pada tahun 2015 dan 2016 disesuaikan menjadi masing-masing sebesar 40 dan 60 Unit KPHK yang terbentuk, dengan
mempertimbangkan agar pada akhir Renstra 2015-2019 semua KPHK yang dibentuk selama periode Renstra 2015-2019 dapat beroperasi. Sementara di
dalam Renstra Direktorat Jenderal KSDAE tercantum target pembentukan KPHK untuk tahun 2015 dan 2016 masing-masing 20 unit dan 80 unit. Direncanakan
akan ada review Renstra Ditjen KSDAE sehingga Direktorat PI KA mengusulkan untuk tahun 2015 dan 2016, jumlah unit KPHK yang terbentuk diusulkan
menjadi 40 dan 60 Unit KPHK. Data usulan ini yang dijadikan dasar dalam membuat PK tahun 2016. Data tentang perbedaan target I KK 4, dan data
informasi KPHK sampai dengan saat ini tersaji dalam tabel berikut. Tabel 17. Target dan Data KPHK s d Tahun 2016.
No. Tahun
Target Renstra
Unit Target PK
Unit KPHK Disahkan
Unit Pengusulan
KPHK Unit
KPHK terbentuk
Unit TN
Non TN
1 2
3 4
5 6
7 7
1. 2014
- -
38 12
- -
2. 2015
20 40
41 1
42 3.
2016 80
60 8
51 59
Total 100
100 61
52 101
Sampai dengan Tahun 2014, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menetapkan sebanyak 50 unit KPHK yang terdiri dari 38 KPHK
TN dan 12 kawasan Non-TN. Dalam kurun waktu tahun 2015-2019 direncanakan terbentuk sebanyak
100 unit KPHK non-TN baru. Sampai akhir tahun 2016, dari sejumlah 113 usulan KPHK, yang telah mendapat pengesahan KPHK Non-TN sebanyak 61
unit. Persentase kenaikan penurunan pada I KK 4 tersaji pada tabel dan gambar berikut.
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
32
Tabel 18. Persentase Kenaikan Penurunan Capaian Kinerja I KK 4.
No. Tahun
Target Jumlah KPHK Non
TN Yang Terbentuk KenaikanPenurunan Dibandingkan Tahun
Sebelumnya
1. 2014
- 12
12 2.
2015 40
42 250
3. 2016
60 59
40,48
Total 100
113
Gambar 21. Diagram Kenaikan Penurunan Capaian I KK 4. Tabel 19. Pencapaian I KK 4 Direktorat PI KA Tahun 2016
No. Indikator Kinerja
Kegiatan Target
IKK Tahun
2016 Realisasi
IKK Tahun
2016 Realisasi
IKK Anggaran
pada IKK Rp.
Realisasi Anggaran
pada IKK Rp.
Realisasi Anggaran
1. Jumlah KPHK pada
kawasan konservasi non taman nasional yang
terbentuk sebanyak 100 unit KPHK
60 Unit
59 Unit
98,33 480.867.000 478.964.440
99,6
Tabel 20. Persentase Capaian Kinerja I KK 4 Tahunan dan Renstra
No. Tahun Target
Tahunan PK
Target Tahunan
Renstra Target
Renstra 2015-2019
Capaian IKK Unit KPHK
Capaian Tahunan
Pencapaian Thdp Renstra
2015-2019
1. 2015
40 20
100 42
105 42
2. 2016
60 80
100 59
98,33 59
Total 100
101 101
Pencapaian kinerja I KK 4 dibandingkan dengan target pada tahun 2016 adalah sebesar 98,33 59 Unit dari 60 Unit KPHK, namun pada tahun 2015
pencapaian kinerja I KK 4 adalah sebesar 105 42 Unit dari target 40 Unit KPHK. Sehingga secara total pencapaian Renstra 2015-2019 untuk I KK 4 adalah
Unit
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
33
sebesar 101 Unit 101 dari target akumulasi Renstra di tahun 2016 sebesar 100 Unit. Namun bila dibandingkan terhadap target Renstra Ditjen KSDAE,
maka capaian kinerj a untuk I KK 4 Tahun 2016 adalah sebesar 73,75 59 Unit dari target 80 Unit KPHK, sedangkan capaian kinerj a di tahun 2015 adalah
sebesar 210 42 Unit dari target 20 Unit Lampiran 9. Perbedaan penentuan target capaian I KK 4 antara target Renstra
Direktorat PI KA 2015-2019 dan target PK 2016 sebagai usulan review Renstra Ditjen KSDAE 2015-2019 menyebabkan pencapaian pada I KK 4 ini kurang
memenuhi target yang diharapkan, namun target pencapaian kinerja Renstra 2015-2019 akumulatif dapat tercapai.
Gambar 22. Diagram Persentase Capaian Kinerja Tahunan dan Renstra I KK 4. Dalam pencapaian I KK Jumlah KPHK pada kawasan konservasi non-TN
yang terbentuk sebanyak 100 Unit KPHK, t erdapat beberapa kegiatan yang dilakukan:
1. Penyusunan NSPK Rancang Bangun KPHK.
Kegiatan penyusunan NSPK dilakukan dengan cara pengumpulan bahan dan penyusunan materi draft NSPK. Rapat pembahasan NSPK tidak dapat
dilanjutkan karena anggaran terkena penghematan. 2.
Bimbingan Teknis dan Supervisi penyusunan rancang bangun KPHK. Bimbingan teknis dan supervisi dilakukan kepada UPT yang sedang
menyusun rancang bangun KPHK.
Unit
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
34
3. Koordinasi Regional Pembentukan KPHK.
Maksud dari kegiatan Koordinasi Regional Pembentukan KPHK Non-TN adalah untuk menyamakan pengertian, tahapan-tahapan serta kriteria dan
indikator yang diperlukan dalam melakukan penyusunan dokumen usulan rancang bangun KPHK. Sedangkan tujuannya adalah untuk meningkatkan
koordinasi dan komunikasi para pihak terkait untuk mencapai target pembentukan KPHK yang sesuai dengan ketentuan.
4. Pembinaan dan Koordinasi Bidang Pemolaan dan Evaluasi Kesesuaian
Fungsi. Pembinaan dan koordinasi dilakukan dalam upaya meningkatkan efektivitas
dan efisiensi di bidang pemolaan dan EKF.
Gambar 23. Rapat Koordinasi Pembentukan KPHK di Makasar, Surabaya dan Bandung
Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian I KK Jumlah KPHK pada kawasan konservasi non taman nasional yang terbentuk sebanyak 100 Unit
KPHK adalah: a.
Belum dipahaminya materi penyusunan rancang bangun KPHK oleh UPT lingkup KSDAE.
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
35
b. Biaya pelaksanaan dalam pencapaian I KK terkena penghematan sehingga
pelaksanaan pendampingan kurang optimal. c.
UPT pengelola Tahura belum mendapatkan pendampingan dalam pembentukan KPHK.
Beberapa solusi sebagai tindak lanjut permasalahan dalam pencapaian I KK ini adalah:
a. Perlunya bimbingan teknis yang lebih intensif kepada UPT-UPT lingkup
Ditjen KSDAE. b.
Pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendampingan perlu dilakukan lebih intensif.
c. Perlunya pendampingan dan alokasi anggaran untuk UPT pengelola Tahura
dalam rangka pembentukan KPHK Dengan pembentukan KPHK diharapkan dapat memperbaiki pengelolaan
kawasan konservasi dan mengisi kekosongan kelembagaan ditingkat tapak dan menyediakan sarana pengelolaan hutan langsung dilapangan, sehingga
persoalan-persoalan dapat diatasi secara cepat. KPHK juga memiliki peran sebagai resolusi konflik di lapangan, baik masalah-masalah yang menyangkut
tenurial, hubungan masyarakat dengan pemegang izin maupun akses masyarakat terhadap sumber daya hutan. KPHK dapat berfungsi sebagai
operator pengelolaan kawasan konservasi sekaligus memastikan pelaksanaannya berjalan dengan baik, dan dapat mendukung jaminan
kepastian usaha dan juga keadilan bagi masyarakat lokal.
Gambar 24. Bimbingan Teknis Pembentukan KPHK di Balai Besar KSDA Jawa Barat
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
36
Gambar 25. Bimbingan Teknis Pembentukan KPHK di Balai KSDA Sulawesi Tenggara
A.5 I KK 5 : Jumlah Kerjasama Pembangunan Strategis dan Kerjasama Penguatan Fungsi pada
Kaw asan Konservasi Sebanyak 100 PKS.
Dalam upaya mendukung pengelolaan kawasan konservasi, Pemerintah telah membuka ruang kerj asama penyelenggaraan di KSA dan KPA berdasarkan
Pasal 43, Peraturan Pemerintah Republik I ndonesia Nomor 28 Tahun 2011 Jo. Nomor 108 Tahun 2015 tentang Pengelolaan KSA dan KPA. Kerjasama
penyelenggaraan KSA dan KPA merupakan kegiatan bersama para pihak mitra yang dibangun atas kepentingan bersama untuk optimalisasi dan efektifitas
pengelolaan kawasan, atau karena adanya pertimbangan khusus bagi penguatan ketahanan nasional.
Gambar 26. Rapat Fasilitasi Kerjasama Pengelolaan Kawasan Konservasi
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
37
Kerjasama penyelenggaraan KSA dan KPA berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.85 Menhut-I I 2014 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan KSA dan KPA, bertujuan untuk mewujudkan penguatan tata kelola pengeloaan kawasan konservasi dan konservasi keanekaragaman hayat i.
Kerjasama penyelenggaraan KSA dan KPA tersebut meliputi: a.
Kerjasama penguatan fungsi KSA dan KPA serta konservasi keanekaragaman hayati, dan
b. Kerjasama pembangunan strategis yang tidak dapat dielakkan.
Tabel 21. Pencapaian I KK 5 Direktorat PI KA Tahun 2016.
No. Indikator Kinerja
Kegiatan Target
IKK Tahun
2016 Realisasi
IKK Tahun
2016 Realisasi
IKK Anggaran
pada IKK Rp.
Realisasi Anggaran
pada IKK Rp.
Realisasi Anggaran
1. Jumlah kerjasama
pembangunan strategis dan kerjasama penguatan
fungsi pada kawasan konservasi sebanyak 100
PKS 20 PKS
38 PKS 190
3.624.461.0 00
3.580.730.357 98,79
Tabel 22. Persentase Kenaikan Penurunan Capaian Kinerja I KK 5.
No. Tahun
Target Jumlah PKS
KenaikanPenurunan Dibandingkan Tahun Sebelumnya
1. 2015
20 20
- 2.
2016 20
38 90
TOTAL 40
58
Kenaikan capaian kinerja I KK 1 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Gambar 27. Diagram Kenaikan Penurunan Capaian Kinerja I KK 5.
PKS
Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE
38
Dari target akumulasi sebanyak 40 dokumen PKS sampai dengan tahun 2016, Subdit Pemanfaatan Kawasan Strategis telah menerima sebanyak 104
permohonan kerjasama dan telah selesai pada tahap penandatanganan Naskah PKS sebanyak 58 dokumen PKS yang terdiri atas :
a. Tahun 2015 sebanyak 20 PKS data pada lampiran 10.
b. Tahun 2016 sebanyak 38 PKS data pada lampiran 10, rekapitulasi lokasi
kerjasama disajikan dalam gambar berikut.
Gambar 28. Rekapitulasi Lokasi PKS Tahun 2015 dan 2016 Khusus pada tahun 2016, telah diselesaikan 38 naskah Perjanjian
Kerjasama dengan rincian sebagaimana tabel berikut. Tabel 23. Rekapitulasi Perkembangan Proses Permohonan Kerjasama
Penyelenggaraan KSA dan KPA Tahun 2016
No. Uraian
Jumlah A.
Kerjasama Penguatan Fungsi 45
1. Perjanjian Kerjasama telah ditandatangani
16 2.
Sudah Persetujuan Dirjen KSDAE, PKS dalam proses 5
3. Permohonan Kerjasama Baru
24