Respon Pertumbuhan dan Kualitas Kokon Ulat Sutera (Bombyx mori L.) Dengan Rasio Pemberian Pakan yang Berbeda

RESPON PERTUMBUHAN DAN KUALITAS KOKON ULAT
SUTERA (Bombyx mori L.) DENGAN RASIO PEMBERIAN
PAKAN YANG BERBEDA

SKRIPSI
RETNO PURWANTI

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

RINGKASAN

PURWANTI, RETNO. 2007. Respon Pertumbuhan dan Kualitas Kokon Ulat
Sutera (Bombyx mori L.) dengan Rasio Pemberian Pakan yang Berbeda.
Skripsi. Program Studi Teknologi Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Hotnida C.H.Siregar, MSi.
Pembimbing Anggota : Dr. drh. Damiana R.Ekastuti, MS.
Kegiatan persuteraan alam dimulai dari penanaman pohon murbei sebagai

pakan ulat sutera, penyediaan bibit, pemeliharaan ulat sutera, pengolahan kokon,
pemintalan benang dan penenunan kain sutera. Ulat sutera (Bombyx mory L.) adalah
serangga penghasil kokon yang mengandung serat sutera. Keberhasilan suatu
pemeliharaan ulat sutera salah satunya dipengaruhi oleh ketersediaan daun murbei
yang cukup kualitas maupun kuantitasnya. Pemberian pakan malam hari dapat
meningkatkan produksi kokon 20-25%.
Penelitian ini mengenai rasio pemberian pakan antara pagi, siang, dan sore
hari dengan malam hari yang berbeda, tepatnya rasio pemberian pakan di malam hari
yang lebih banyak karena memungkinkan daun tersebut akan tetap segar sepanjang
malam sehingga larva pun tetap menyukai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menentukan rasio pemberian pakan yang terbaik berdasarkan
pengaruh pemberian pakan dengan beberapa rasio pemberian pakan yang berbeda
terhadap pertumbuhan ulat sutera (Bombyx mori L.) dan kualitas kokon yang
dihasilkan. Lokasi penelitian bertempat di Rumah Sutera Alam, jalan Ciapus Raya
No.100 Km.8, Kabupaten Bogor, dan di Laboratorium Ilmu Nutrisi Teknologi Pakan,
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, dari bulan Agustus sampai dengan
Oktober 2006. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok
(RAK) dengan empat taraf perlakuan yaitu rasio pemberian pakan saat malam hari
sebanyak 55%, 60%, 65%, dan 70%. Pengelompokannya adalah tahap instar saat
fase larva (instar II, III, IV, dan V) dan jenis kelamin saat fase pupa (jantan, dan

betina). Masing-masing perlakuan terdiri dari lima ulangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio pemberian pakan yang berbeda
tidak berpengaruh nyata terhadap performa pertumbuhan fase larva (konsumsi pakan,
pertambahan bobot badan, konversi pakan, angka mortalitas larva instar II-V, dan
rendemen pemeliharaan instar V) tetapi nyata mempengaruhi (P