KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3. 1. Lokasi Penelitian

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3. 1. Lokasi Penelitian

Kota Langsa berada pada posisi 97 º 53’ 15” – 98 º 04’ 42” bujur Timur dan 04 º 24’ 35” – 04 º Secara administratif Kota Langsa berbatasan dengan wilayah sebagai berikut : 33’ 47” Lintang Utara merupakan wilayah hasil pemekaran dari wilayah Induk Aceh Timur yang disahkan berdasarkan Undang-Undang No. 3 Tahun 2001 tentang pembentukan Kota Langsa. Secara administrasi Kota Langsa terdiri dari 5 kecamatan, 49 Desa, dan 2 kemukiman dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 mencapai 145.351 jiwa. Kota Langsa mempunyai luas wilayah 26.241 Ha dengan luas lahan kehutanan menurut fungsinya sebagai hutan lindung mangrove seluas 1.730 Ha khusus hutan lindung mangrove Kuala Langsa + 766,18 Ha Bappeda Kota Langsa, 2012. • Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur dan Selat Malaka. • Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang. • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur dan Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang. • Sebelah Barat berbatasab dengan Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur. Universitas Sumatera Utara Kota Langsa merupakan daerah tropis yang selalu dipengaruhi oleh angin musim, sehingga setiap tahun ada dua musim yang berbeda yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan biasanya terjadi setiap tahun antara bulan Februari dan musim kemarau berkisar dari bulan Maret sampai Agustus. Meskipun perubahan cuaca sering, curah hujan rata-rata per tahun berkisar dari 1.500 mm sampai 3.000 mm, sedangkan suhu udara rata-rata berkisar antara 28° - 33° C dan kelembaban relatif rata-rata 75 persen. Secara topografi Kota Langsa terletak pada dataran aluviasi pantai dengan elevasi berkisar sekitar 8 m dari permukaan laut di bagian barat daya dan selatan dibatasi oleh pegunungan lipatan bergelombang sedang, dengan elevasi sekitar 75 m, sedangkan di bagian timur merupakan endapan rawa- rawa dengan penyebaran cukup luas. Berdasarkan hasil sensus Badan Pusat Statistik Kota Langsa tahun 2010 jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin laki laki 1026 jiwa, perempuan 906 jiwa dengan 565 kepala keluarga. Berdasarkan mata pencaharian penduduk Gampong Kuala Langsa yaitu nelayan sebanyak 721 orang, pedagang 32 orang, supir 23 orang dan PNS 9 orang. 3. 2. Kondisi Vegetasi Pesisir Kondisi kedalaman bathimetri perairan Kota Langsa antara 0 – 100 m, kelerengan 0,24 - 3,12 dan panjang garis pantai yaitu 29.611,31 m. Adapun data kualitas perairan sekitar Kota Langsa sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Data kualitas perairan di pesisir Kota Langsa No Parameter Kisaran 1 Salinitas º oo 24 – 32 2 Temperatur ºC 28 – 33 3 Kecerahan meter 3 – 13 4 pH 7,00 – 7,75 5 Oksigen Terlarut DO mgL 6,50 – 7,75 Sumber : Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi BRR, 2007. Bentuk pantai relatif berteluk dengan dijumpai beberapa muara sungai di Kota Langsa. Terdapat juga endapan gosong pasir yang terletak di muara sungai sehingga berkembang menjadi pulau – pulau kecil. Morfologi pantai relatif datar dan disusun oleh material lepas berukuran pasir halus hingga kasar dan berwarna putih dan abu-abu yang merupakan hancuran dari batuan vulkanik dan cangkang hewan laut. Muara sungai umumnya ditumbuhi oleh pohon mangrove yang relatif lebat dan bervariasi sehingga baik untuk konservasi pantai secara alami. Permasalahan utama adalah sedimentasi di muara sungai cukup tinggi sehingga menutup muara dan terjadi pendangkalan dan menjadi penyebab banjir untuk daerah Kota Langsa. Pulau kecil yaitu Pulau Telaga Tujuh yang terdapat di muara sungai terjadi abrasi pantai akibat adanya longshore current yang bekerja di muara Sungai Langsa tersebut. Matriks Penetapan Kawasan Prioritas Wilayah Pesisir Provinsi NAD Rawan dan berpotensi tinggi terhadap sedimentasi. Kawasan prioritas karena rawan dan berpotensi sedimentasi, meliputi: Pesisir Pantai Timur NAD: muara Krueng Birimotong dan Krueng Bayeun di sekitar Teluk Langsa dan di sekitar muara Krueng Raya – Krueng Jeungku, dengan material sedimen berupa lumpur sampai pasir BRR, 2007. Universitas Sumatera Utara

IV. METODE PENELITIAN