Evaluasi Kecernaan Hay Hijauan Jagung Muda Umur 17 Hari sebagai Alternatif Sumber Hijauan untuk Pedet Hasil Penyapihan Dini
EVALUASI KECERNAAN HAY HIJAUAN JAGUNG MUDA
UMUR 17 HARI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER
HIJAUAN UNTUK PEDET HASIL
PENYAPIHAN DINI
SKRIPSI
LEONARDI PANE
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
i
RINGKASAN
LEONARDI PANE. D24052398. 2009. Evaluasi Kecernaan Hay Hijauan Jagung
Muda Umur 17 Hari sebagai Alternatif Sumber Hijauan untuk Pedet Hasil
Penyapihan Dini. Skripsi. Program Studi Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan,
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Lilis Khotijah, M.Si.
Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Yuli Retnani, M.Sc.
Pedet sebagai anak sapi yang memiliki umur yang relatif muda belum
sepenuhnya mampu untuk mencerna sumber serat. Selain itu, pedet yang disapih
secara dini membutuhkan nutrisi yang cukup tinggi. Perlu dicari sumber hijauan
berkualitas dan potensial untuk dapat dijadikan sebagai sumber serat bagi pedet.
Hijauan jagung muda umur 17 hari (hjm17) merupakan salah satu alternatif
yang dapat dikembangkan sebagai sumber hijauan. Hay hjm17 merupakan hijauan
jagung (akar, batang dan daun) yang dipanen pada umur 17 hari dan diawetkan
dengan cara pengeringan dalam bentuk hay. Pemanenan hjm17 dalam waktu yang
cepat diharapkan dapat menurunkan kandungan serat kasar hijauan, serta memiliki
kualitas nutrisi yang baik untuk memenuhi kebutuhan pedet.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Nopember 2008, di
Laboratorium Lapang, Laboratoruim Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja,
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kecernaan hay hjm17
pada pedet hasil penyapihan dini. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kualitas
zat makanan hijauan. Penelitian ini menggunakan 9 ekor pedet jantan FH (Friesian
Holland) hasil penyapihan dini berumur ± 4-5 bulan dengan rataan bobot badan awal
97,2 ± 10,14 kg. Peubah yang diukur meliputi kecernaan bahan kering, bahan
organik, serat, NDF, dan ADF. Ransum yang digunakan dalam penelitian ini adalah
P1: 100% rumput gajah + konsentrat. P2: 50% hay hjm17 + 50% rumput gajah +
konsentrat. P3: 100 % hay hjm17 + konsentrat.
Rancangan Percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Data yang diperoleh
dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata
terhadap kecernaan bahan kering, bahan organik, NDF, dan serat, pada kecernaan
ADF terdapat perbedaan yang nyata antara P1 dengan P2 dan P3. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan hay hjm17 pada pedet hasil
penyapihan dini umur ± 4-5 bulan dapat digunakan sebagai alternatif pengganti
rumput gajah.
Kata-kata Kunci : Hay hjm17, Kecernaan, Penyapihan dini.
ii
ABSTRACT
Evaluation on Hay of Young Corn Forage Age 17 Day Digestibility as
Forage for Early Weaned Calves
L. Pane, L. Khotijah, Y. Retnani
Hay of young corn forage age 17 day (hjm17) has a great potential as forage because
of its high nutrient content, smooth teksture, and high production. This experiment
used 9 post-weaning male calves (4-5 months) which weaned early with body weight
97.2 ± 10.14 kg. This experiment used completely randomized design with 3
treatments and 3 replications. The treatments were P1 (calf starter + 100% elephant
grass/control), P2 (calf starter + 50% hay hjm17 + 50% elephant grass), and P3 (calf
starter + 100% hay hjm17). Variables observed were dry matter digestibility, organic
digestibility, fiber digestibility, acid digestible fiber (ADF) and neutral digestible
fiber (NDF digestibility). The data were analyzed by analysis of variance. The results
of this experiment showed that hay hjm17 did not show any significance effect on
dry matter digestibility, organic digestibility, fiber digestibility, and neutral digestible
fiber (NDF), but it give significance effect on ADF digestibility (P
UMUR 17 HARI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER
HIJAUAN UNTUK PEDET HASIL
PENYAPIHAN DINI
SKRIPSI
LEONARDI PANE
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
i
RINGKASAN
LEONARDI PANE. D24052398. 2009. Evaluasi Kecernaan Hay Hijauan Jagung
Muda Umur 17 Hari sebagai Alternatif Sumber Hijauan untuk Pedet Hasil
Penyapihan Dini. Skripsi. Program Studi Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan,
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Lilis Khotijah, M.Si.
Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Yuli Retnani, M.Sc.
Pedet sebagai anak sapi yang memiliki umur yang relatif muda belum
sepenuhnya mampu untuk mencerna sumber serat. Selain itu, pedet yang disapih
secara dini membutuhkan nutrisi yang cukup tinggi. Perlu dicari sumber hijauan
berkualitas dan potensial untuk dapat dijadikan sebagai sumber serat bagi pedet.
Hijauan jagung muda umur 17 hari (hjm17) merupakan salah satu alternatif
yang dapat dikembangkan sebagai sumber hijauan. Hay hjm17 merupakan hijauan
jagung (akar, batang dan daun) yang dipanen pada umur 17 hari dan diawetkan
dengan cara pengeringan dalam bentuk hay. Pemanenan hjm17 dalam waktu yang
cepat diharapkan dapat menurunkan kandungan serat kasar hijauan, serta memiliki
kualitas nutrisi yang baik untuk memenuhi kebutuhan pedet.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Nopember 2008, di
Laboratorium Lapang, Laboratoruim Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja,
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kecernaan hay hjm17
pada pedet hasil penyapihan dini. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kualitas
zat makanan hijauan. Penelitian ini menggunakan 9 ekor pedet jantan FH (Friesian
Holland) hasil penyapihan dini berumur ± 4-5 bulan dengan rataan bobot badan awal
97,2 ± 10,14 kg. Peubah yang diukur meliputi kecernaan bahan kering, bahan
organik, serat, NDF, dan ADF. Ransum yang digunakan dalam penelitian ini adalah
P1: 100% rumput gajah + konsentrat. P2: 50% hay hjm17 + 50% rumput gajah +
konsentrat. P3: 100 % hay hjm17 + konsentrat.
Rancangan Percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Data yang diperoleh
dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata
terhadap kecernaan bahan kering, bahan organik, NDF, dan serat, pada kecernaan
ADF terdapat perbedaan yang nyata antara P1 dengan P2 dan P3. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan hay hjm17 pada pedet hasil
penyapihan dini umur ± 4-5 bulan dapat digunakan sebagai alternatif pengganti
rumput gajah.
Kata-kata Kunci : Hay hjm17, Kecernaan, Penyapihan dini.
ii
ABSTRACT
Evaluation on Hay of Young Corn Forage Age 17 Day Digestibility as
Forage for Early Weaned Calves
L. Pane, L. Khotijah, Y. Retnani
Hay of young corn forage age 17 day (hjm17) has a great potential as forage because
of its high nutrient content, smooth teksture, and high production. This experiment
used 9 post-weaning male calves (4-5 months) which weaned early with body weight
97.2 ± 10.14 kg. This experiment used completely randomized design with 3
treatments and 3 replications. The treatments were P1 (calf starter + 100% elephant
grass/control), P2 (calf starter + 50% hay hjm17 + 50% elephant grass), and P3 (calf
starter + 100% hay hjm17). Variables observed were dry matter digestibility, organic
digestibility, fiber digestibility, acid digestible fiber (ADF) and neutral digestible
fiber (NDF digestibility). The data were analyzed by analysis of variance. The results
of this experiment showed that hay hjm17 did not show any significance effect on
dry matter digestibility, organic digestibility, fiber digestibility, and neutral digestible
fiber (NDF), but it give significance effect on ADF digestibility (P