BAB 6 - PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES TRICKLING FILTER

BAB 6
PENGOLAHAN AIR LIMBAH
DENGAN PROSES
TRICKLING FILTER

97

6.1

Proses Pengolahan

Pengolahan air limbah dengan proses Trickilng Filter
adalah proses pengolahan dengan cara menyebarkan air limbah
ke dalam suatu tumpukan atau unggun media yang terdiri dari
bahan batu pecah (kerikil), bahan keramik, sisa tanur (slag),
medium dari bahan plastik atau lainnya. Dengan cara demikian
maka pada permukaan medium akan tumbuh lapisan biologis
(biofilm) seperti lendir, dan lapisan biologis tersebut akan
kontak dengan air limbah dan akan menguraikan senyawa
polutan yang ada di dalam air limbah.
Proses pengolahan air limbah dengan sistem Trickilng

Filter pada dasarnya hampir sama dengan sistem lumpur aktif,
di mana mikroorganisme berkembang-biak dan menempel pada
permukaan media penyangga. Di dalam aplikasinya, proses
pengolahan air limbah dengan sistem triclikg filter secara garis
besar ditunjukkan seperti pada Gambar 6.1.

Gambar 6.1 : Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Dengan
Sistem Trickling Filter.

Pertama, air limbah dialirkan ke dalam bak pengendapan
awal untuk mengendapkan padatan tersuspensi (suspended
solids), selanjutnya air limbah dialirkan ke bak trickling filter
98

melalui pipa berlubang yang berputar. Dengan cara ini maka
terdapat zona basah dan kering secara bergantian sehingga
terjadi transfer oksigen ke dalam air limbah. Pada saat kontak
dengan media trickling filter, air limbah akan kontak dengan
mikroorganisme yang menempel pada permukaan media, dan
mikroorganisme inilah yang akan menguraikan senyawa

polutan yang ada di dalam air limbah.
Air limbah yang masuk ke dalam bak trickling filter
selanjutnya akan keluar melalui pipa under-drain yang ada di
dasar bak dan keluar melalui saluran efluen. Dari saluran
efluen dialirkan ke bak pengendapan akhir dan air limpasan
dari bak pengendapan akhir adalah merupakan air olahan.
Lumpur yang mengendap di dalam bak pengendapan
akhir selanjutnya disirkulasikan ke inlet bak pengendapan
awal.
Gambar penampang bak
trickling filter dapat
ditunjukkan seperti pada Gambar 6.2. dan 6.3.

Gambar 6.2 : Penampang Bak Trickling Filter.

99

Gambar 6.3 : Penampang Bak Trickling Filter

6.2


Disain Parameter Operasional

Di dalam operasional trickling filter secara garis besar
dibagi menjadi dua yakni trickling filter standar (Low Rate)
dan trickling filter kecepatan tinggi. Parameter disain untuk
trickling filter standar dan trickling filter kecepatan tinggi
ditunjukkan pada Tabel 6.1.

6.3 Masalah Yang Sering Terjadi Pada Proses Trickling
Filter
Masalah yang sering timbul pada pengoperasian trickling
filter adalah sering timbul lalat dan bau yang berasal dari
reaktor. Sering terjadi pengelupasan lapisan biofilm dalam
jumlah yang besar. Pengelupasan lapisan biofilm ini
disebabkan karena perubahan beban hidrolik atau beban
organik secara mendadak sehingga lapisan biofilm bagian
dalam kurang oksigen dan suasana berubah menjadi asam
100


karena menerima beban asam organik sehingga daya adhesiv
dari biofilm berkurang sehingga terjadi pengelupasan.
Cara mengatasi gangguan tersebut yakni dengan cara
menurunkan debit air limbah yang masuk ke dalam reaktor
atau dengan cara melakukan aerasi di dalam bak ekualisasi
untuk menaikkan kensentrasi oksigen terlarut.

Tabel 6.1 : Parameter disain Trickling Filter.
PARAMETER

Beban Hidrolik
m3/m2.hari
Beban BOD
kg/m3.hari
Jumlah
Mikroorganisme
(kg/m3.media)
Stabilitas Porses
BOD Air Olahan
Nitrat dalam Air

Olahan
Efisiensi Pengolahan

TRICKLING
FILTER
STANDAR
0,5 - 4

TRICKLING FILTER
(HIGH RATE)

0,08 - 0,4

0,4 - 4,7

4,75 - 7,1

3,3 - 6,5

Stabil

< 20
Tinggi

Kurang Stabil
Fluktuasi
Rendah

90 -95

+ 80

8 - 40

Sumber : Gesuidou Shisetsu Sekkei Shishin to Kaisetsu, Nihon Gesuidou Kyoukai
(Japan Sewage Work Assosiation),1984.

101