Pelayanan Perpustakaan Tolak Ukur Keberhasilan Perpustakaan

(1)

P

PE

EL

L

A

A

Y

Y

A

A

N

N

A

A

N

N

P

PE

ER

RP

P

U

U

S

S

TA

T

AK

KA

AA

AN

N

T

T

O

O

L

L

A

A

K

K

U

U

K

K

U

U

R

R

K

K

E

E

B

B

E

E

R

R

H

H

A

A

S

S

I

I

L

L

A

A

N

N

P

P

E

E

R

R

P

P

U

U

S

S

T

T

A

A

K

K

A

A

A

A

N

N

MAKALAH

Oleh :

MURNIATY, S.SOS.

NIP : 19690410200112 2 001

Pustakawan Pada Perpustakaan dan Sistem Informasi USU

DISAMPAIKAN PADA

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA PUSTAKAWAN

PERPUSTAKAAN UMUM SINTONG BINGEI PEMATANG SIANTAR

Tanggal 21 – 25 Maret 2011


(2)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillan Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat RahmatNya Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pelayanan Perpustakaan Tolak Ukur Keberhasilan Perpustakaan” ini dengan baik. Makalah ini sebagai bahan presentasi Penulis pada Kegiatan Diklat Pustakawan di lingkungan Perpustakaan Umum Sintong Bingei Pematang Siantar.

Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan pustakawan merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan kompetensi para pengelola perpustakaan, baik dari segi peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi kepribadian. Mudah-mudahan materi yang telah saya tulis dan sampaikan kepada seluruh peserta Diklat ini benar-benar dapat bermanfaat dalam meningkatkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan bagi para peserta, untuk kemudian dapat diaplikasikan di lingkungan kerjanya.

Akhir kata, tiada gading yang tak retak. Tiada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Allah. Mohon maaf kepada seluruh pembaca atas kekurangan yang terdapat pada tulisan ini.

Wassalam Penulis, Murniaty, S.Sos.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ……… i

Daftar Isi ……….... ii

Pendahuluan ………... 1

Pengertian Pelayanan Perpustakaan ………. 2

Peran Pustakawan Dalam Kegiatan Pelayanan ………... 3

Waktu Pelayanan ………. 4

Jenis-jenis Pelayanan di Perpustakaan Umum ……… 6

Penutup ……….. 10


(4)

Pelayanan Perpustakaan

Tolak Ukur Keberhasilan Perpustakaan

Oleh : Murniaty, S.Sos.

Pendahuluan

Pelayanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama sebuah perpustakaan termasuk perpustakaan umum yang dilakukan baik langsung maupun tidak langsung dengan pengguna jasa perpustakaan. Layanan perpustakaan umum diberikan kepada masyarakat umum dengan tidak memandang perbedaan ras, usia, jenis kelamin, dan dasar pendidikan. Karena itu cakupan koleksinya luas sekali. Ini dimaksudkan agar perpustakaan dapat memberikan kepuasan kepada mereka yang berasal dari berbagai tingkatan masyarakat. Juga tingkat kedalaman materi koleksi begitu luas dari yang paling sederhana sampai yang paling sulit.

Fungsi perpustakaan umum adalah sebagai pusat informasi, pendidikan, rekreasi dan penelitian. Fungsi pendidikan tak dapat ditinggalkan, sebab masih ada sebagian masyarakat yang tidak dapat melanjutkan pelajaran formal di bangku sekolah karena keterbatasan dana misalnya. Mereka dapat belajar di perpustakaan umum sampai memiliki pengetahuan yang setaraf dengan mereka yang terpelajar. Bahkan mungkin melebihi mereka karena kebiasaan belajar mandiri membuka kesempatan untuk belajar seumur hidup.

Sering dikatakan bahwa warna wajah, penampilan, kinerja serta keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan dapat dicerminkan melalui kegiatan pelayanan yang diberikan. Pelayanan yang baik adalah yang dapat memberikan rasa senang, puas serta dapat memenuhi keinginan pemakai perpustakaan (Sutarno, 2004: 112).

Perlu diingat bahwa kualitas pelayanan menjadi ukuran bermanfaat tidaknya sebuah perpustakaan bagi penggunanya. Pelayanan perpustakaan


(5)

umum yang baik tentu membuat kehadiran perpustakaan tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di sekitar perpustakaan.

Selain itu pelayanan perpustakaan juga merupakan tujuan akhir semua kegiatan yang dilakukan oleh semua pengelola perpustakaan yang diarahkan pada terciptanya suasana yang kondusif sehingga layanan perpustakaan dapat dilaksanakan dengan semaksimal dan seefisien mungkin. Untuk dapat mencapai semua itu maka perpustakaan perlu membuat sebuah sistem pelayanan sebaik dan seefektif mungkin sehingga semua jenis layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Pada prinsipnya layanan perpustakaan adalah layanan jasa, oleh karena itu yang penting untuk disadari oleh pustakawan/pengelola perpustakaan adalah bagaimana menciptakan kepercayaan dan kepuasan dari pengguna, serta kemampuan pustakawan dalam menemukan informasi secara cepat dan tepat. Berkaitan dengan hal ini maka pustakawan yang bertugas di bagian pelayanan perpustakaan khususnya untuk perpustakaan umum sudah

seharusnya dipersiapkan dengan sebaik-baiknya dengan memberikan

pengetahuan dan ketrampilan yang cukup guna meningkatkan kompetensinya. Di samping itu juga harus ditanamkan kemauan dan sikap perilaku yang simpati dalam memberikan pelayanan. Karena keberhasilan pelayanan perpustakaan merupakan tolak ukur keberhasilan perpustakaan.

Pengertian Pelayanan Perpustakaan

Pelayanan perpustakaan dapat diartikan sebagai kegiatan pemberian bantuan kepada pengguna perpustakaan untuk dapat memperoleh informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Termasuk didalamnya pemberian bantuan terhadap penggunaan seluruh sarana dan fasilitas yang tersedia di perpustakaan.

Melalui kegiatan layanan di perpustakaan, pengguna dapat memperoleh hal berikut:


(6)

1. Informasi yang dibutuhkannya secara optimal dari berbagai media.

2. Manfaat berbagai alat bantu penelusuran yang tersedia.

Kegiatan pelayanan yang diberikan di sebuah perpustakaan paling tidak harus memenuhi prinsip-prinsip dasar :

• Sesuai dengan kebutuhan atau keinginan pengguna perpustakaan.

• Diberikan kepada pengguna atas dasar keseragaman, keadilan, dan

kemerataan.

• Dilaksanakan secara optimal dan dilandasi oleh peraturan yang jelas.

• Dilaksanakan secara cepat, tepat, dan mudah melalui cara yang teratur,

terarah, dan cermat.

• Menarik, menyenangkan dan menimbulkan rasa simpati.

• Mengundang rasa ingin kembali.

• Pustakawan yang komunikatif, ramah tamah, bersifat informatif,

membimbing, dan mengarahkan, tetapi tidak bersifat menggurui.

• Mengembangkan hal-hal yang baru atau inovatif

• Mampu berkompetisi dengan layanan di bidang lain

• Mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakai

Peran Pustakawan Dalam Kegiatan Pelayanan

Peran pustakawan dalam kegiatan pelayanan perpustakaan begitu penting karena pustakawanlah ujung tombak dari keberhasilan kegiatan pelayanan tersebut. Apalah artinya sarana dan fasilitas yang lengkap, koleksi bahan pustaka yang memadai, apabila hal tersebut tidak ditunjang oleh pustakawan yang mampu bekerja secara profesional.

Berkaitan dengan masalah pelayanan, perlu diperhatikan bahwa pustakawan yang bertugas di bagian pelayanan hendaknya orang-orang yang mempunyai sikap dan kepribadian yang baik, memiliki wawasan pengetahuan yang luas, inovatif, berpenampilan menarik, mampu berkomunikasi dengan baik, ramah, sopan, dan supel. Hendaknya pustakawan menghindari sikap kerja yang santai, menunggu, dan ada kesan selalu menghindari untuk


(7)

berinteraksi dengan pengguna, birokratis, dan berbelit-belit dalam menyelesaikan suatu masalah.

Perlu disadari bahwa pada kegiatan pelayanan perpustakaan,

pustakawan lebih banyak berinteraksi dengan pengguna dibandingkan dengan jenis pekerjaan yang lain di Perpustakaan. Maka dalam kegiatan pelayanan tersebut pustakawan dituntut untuk lebih aktif dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan penggunanya.

Kini terdapat kecendrungan perubahan sikap pustakawan. Dahulu pustakawan lebih banyak bersikap menunggu pengunjung, dan membiarkan pengunjung yang datang mencari sendiri informasi yang dibutuhkannya, dan menghindari semaksimal mungkin berinteraksi dengan pustakawan. Sikap

mereka ini lebih mengarah ke sikap pustakawan yang pasif-reaktif (

passive-reactive). Kini pustakawan dituntut untuk bersikap lebih aktif mengejar

pengguna dan lebih responsif terhadap berbagai kebutuhan informasi penggunanya. Ini artinya pustakawan dituntut untuk lebih aktif-responsif

(active-responsive). Pendekatan professional ini mengharuskan pustakawan

mengetahui informasi apa yang dibutuhkan oleh pengguna, berapa cepat dia mampu menyediakan informasi, dalam bentuk apa informasi tersebut disajikan, dan dari sumber mana saja informasi tersebut di dapatkan.

Tanpa disadari banyak pustakawan hanya berhubungan dengan pengguna dengan sangat terbatas. Mereka hanya menjawab bila kebetulan ditanya oleh pengguna dan jarang berinteraksi dengan pengguna. Sehingga hal tersebut membuat pengguna kurang simpati dan enggan untuk datang kembali ke perpustakaan.

Waktu Pelayanan

Berkaitan dengan waktu pelayanan maka seringkali waktu pelayanan perpustakaan sangat tergantung kepada jam buka perpustakaan yang sudah terjadwal secara rutin setiap hari, misalnya jam buka perpustakaan pada pukul 08.00 Wib. dan tutup pada pukul 17.00 Wib. Sehingga bila ada pengunjung yang


(8)

datang ke perpustakaan di luar jam buka pasti akan kecewa karena tidak dapat dilayani lagi. Keadaan tersebut hendaknya dapat menjadi pertimbangan bagi pihak pengelola perpustakaan/pustakawan bahwa sekarang pengguna

menginginkan pelayanan yang lebih lama lagi (full time) dan tidak tergantung

pada jam buka perpustakaan. Pengguna perpustakaan di masa sekarang cenderung mempunyai keinginan jam buka perpustakaan tersebut 7 hari dalam seminggu selama 24 jam perhari. Ini artinya perpustakaan tidak boleh tutup.

Pada layanan yang konvensional hal tersebut mungkin tidak dapat dilakukan karena pengguna harus dilayani oleh pustakawan secara fisik, artinya pelayanan yang diberikan sangat tergantung kepada kehadiran pustakawan secara fisik. Tetapi pada layanan yang bersifat moderen maka kehadiran pustakawan secara fisik tidak lagi diperlukan. Pelayanan perpustakaan akan tetap dapat berjalan walaupun perpustakaannya sudah tutup dan pustakawannya sudah pulang ke rumah.

Jadiy yang terpenting lagi, hal yang berkaitan dengan jam buka perpustakaan ini adalah bagaimana perpustakaan mampu menyediakan sebuah sarana/fasilitas yang dapat membuat seorang pengguna dapat memanfaatkan/mengakses perpustakaan kapanpun dan dimanapun si pengguna tersebut berada, tidak tergantung pada jam buka perpustakaan. Misalnya saja dengan penyediaan sarana akses secara online terhadap

perpustakaan. Perpustakaan membuka website perpustakaan yang memuat

profil perpustakaan, koleksi perpustakaan, sarana dan fasilitas, serta cara-cara yang memudahkan pengguna untuk dapat mengakses seluruh sumber daya informasi yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut. Dengan layanan yang bersifat online seperti ini pada saat pengguna sedang berada di rumah dia tetap bisa melihat katalog perpustakaan sehingga si pengguna dapat memastikan buku yang dicarinya tersedia atau tidak di perpustakaan. Kemudian pengguna

juga dapat memanfaatkan jurnal-jurnal elektronik/online yang dimiliki oleh

perpustakaan dan mengakses berbagai macam informasi yang disediakan oleh perpustakaan. Sehingga semua sumber daya informasi yang dimiliki oleh perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pengguna secara maksimal kapanpun


(9)

dan dimanapun dia berada. Perpustakaan juga perlu menyediakan fasilitas WIFI sehingga memudahkan pengguna untuk melakukan akses informasi

secara online dan gratis ke semua sumber informasi dari berbagai negara.

Jenis-Jenis Pelayanan Di Perpustakaan Umum

Ada beberapa jenis kegiatan pelayanan perpustakaan yang dapat diselenggarakan oleh perpustakaan. Hal ini biasanya tergantung pada jenis perpustakaannya. Namun yang biasanya mempunyai layanan yang paling banyak/bervariasi adalah perpustakaan umum, karena selain jenis koleksinya yang sangat banyak dan variatif, pengguna perpustakaannya juga paling banyak dan berasal dari berbagai kalangan masyarakat. Jenis koleksi perpustakaan umum meliputi seluruh disiplin ilmu, selain itu penggunanya memiliki latar belakang pendidikan, sosial, ekonomi, budaya, serta kepentingan yang berbeda-beda.

Jenis layanan yang lazim dilakukan di Perpustakaan Umum yang masih bersifat konvensional adalah layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan koleksi deposit, layanan koleksi langka, layanan bimbingan pengguna, layanan

story telling, layanan perpustakaan keliling, dan jenis-jenis layanan lainnya

sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kreatifitas dari pustakawannya. Lebih luas lagi perpustakaan dapat menyediakan layanan yang lebih moderen

yaitu penyediaan Wifi, layanan internet, website perpustakaan, fotokopi,

stationary, dan penyediaan jurnal elektronik. Beberapa jenis layanan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Layanan Sirkulasi :

Adalah layanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka kepada pengguna yang telah menjadi anggota perpustakaan. Di dalam layanan ini pengguna yang telah menjadi anggota perpustakaan dapat meminjam bahan pustaka ke luar ruang perpustakaan dalam jumlah dan waktu yang telah ditetapkan, misalnya 5 eksemplar buku untuk dipinjam paling lama 1 minggu.


(10)

Jadi layanan sirkulasi berkaitan dengan peredaran bahan pustaka di luar perpustakaan. Pelayanan ini ditujukan agar pengguna perpustakaan dapat meminjam dan membaca bahan pustaka lebih lebih leluasa sesuai kesempatan

yang ada. Kegiatan sirkulasi sering dianggap sebagai ujung tombak atau tolok

ukur keberhasilan perpustakaan, karena bagian ini rutinitas kegiatannya berhubungan langsung dengan pemakai.

Ada dua sistem penyelenggaraan layanan sirkulasi, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup.

a. Sistem Terbuka (Open Access)

Sistem ini memberikan kebebasan kepada pengguna perpustakaan untuk memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka yang diinginkan dari ruangan koleksi perpustakaan.

b. Sistem Tertutup (Close Access)

Sistem ini ditujukan untuk koleksi khusus yang keberadaannya perlu memperoleh pengamanan. Pengguna perpustakaan tidak dapat mengambil sendiri bahan pustaka dari ruangan koleksi. Pengambilan bahan pustaka dilakukan oleh pustakawan/petugas perpustakaan.

Jenis pekerjaan di bagian Pelayanan Sirkulasi sebagai berikut :

1. Pendaftaran anggota

2. Peminjaman 3. Pengembalian 4. Perpanjangan 5. Penagihan

6. Pemungutan denda 7. Pemberian Sanksi 8. Statistik

9. Bebas Perpustakaan 10. Peraturan Perpustakaan


(11)

2. Layanan Referensi

Layanan referensi adalah layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan dengan menggunakan koleksi referensi. Layanan referensi diberikan dengan tujuan membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan informasi secara cepat dari koleksi referensi. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menjawab langsung pertanyaan pengguna berdasarkan sumber/koleksi referensi. Apabila pengguna datang ke perpustakaan petugas dapat membimbing pengguna cara memakai koleksi referensi tersebut.

Jenis-jenis Koleksi Referensi antara lain: kamus, ensiklopedi, direktori, bibliografi, katalog, indeks dan abstrak, buku sumber geografi, buku sumber biografi, buku tahunan (year book) dan almanak, buku pegangan/pedoman (handbook), manual dan guidebooks, terbitan pemerintah (UU, PP, dan lain sebagainya).

2. Layanan Bimbingan Pemakai

Layanan Pendidikan Pemakai merupakan kegiatan layanan dengan cara

memberikan bimbingan kepada pengguna tentang bagaimana cara

memanfaatkan seluruh sarana dan fasilitas perpustakaan dengan baik dan benar. Tujuan dari layanan ini adalah optimalisasi pemanfaatan sarana, fasilitas dan layanan yang tersedia. Adapun bentuk dan cara menyampaikan layanan pendidikan pemakai, adalah dengan cara :

• Ceramah umum.

• Bimbingan kelompok

• Penerbitan dan penyebaran brosur, leaflet, atapun buku petunjuk.

• CD – interaktif

Tour de Library

3. Layanan Membaca di Perpustakaan

Layanan membaca ini adalah layanan perpustakaan kepada para pengguna perpustakaan dengan menyediakan ruangan khusus untuk membaca dan belajar yang dilengkapi dengan meja dan kursi baca.


(12)

4. Layanan Bercerita (Story Telling) :

Layanan bercerita (story telling) dilakukan oleh pustakawan dengan cara

bercerita berdasarkan kisah yang ada pada buku-buku cerita, dongeng-dongeng, komik atau sejenisnya khusus kepada pengguna anak-anak pada hari-hari tertentu.

Layanan story telling di perpustakaan biasanya digunakan untuk promosi

perpustakaan dan upaya peningkatan minat baca anak-anak. Pada perpustakaan umum, baik tingkat kotamadya maupun tingkat provinsi, biasanya memberikan layanan khusus bagi anak. Layanan anak ini diberi ruang tersendiri yang terpisah dengan layanan remaja dan dewasa. Ruang layanan anak dapat disulap menjadi dunia anak yang tidak jauh dari bermain. Dunia, dimana semua anak memiliki peluang cukup besar untuk mengembangkan kapasitas individual mereka dalam lingkungan yang mendukung. Dunia yang mendorong perkembangan fisik, psikologis, spiritual, sosial, emosional, kognitif

dan budaya anak-anak. Dengan memberikan layanan story telling ini berarti

perpustakaan telah berupaya untuk menumbuhkan minat baca pada anak sedini mungkin.

5. Layanan Audio Visual, Multimedia, Dan Internet

Layanan ini dilakukan dengan cara menyediakan ruang dan sarana layanan audio visual berupa koleksi bentuk mikro, foto, video, televisi dan radio. Pemutaran film, slide atau film strip dapat dilakukan pada jam-jam tertentu dengan materi film cerita, film ilmu pengetahuan maupun film dokumenter. Lebih luas lagi perpustakaan dapat menyediakan layanan multimedia untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai, khususnya akses terhadap koleksi digital (elektronik) seperti kaset dan CD/DVD yang ada di Perpustakaan untuk mendengarkan musik ataupun meningkatkan kemampuan bahasa asing, penelusuran informasi melalui internet, dan lain-lain. Layanan ini diharapkan menjadi sarana rekreasi dan hiburan bagi pengunjung perpustakaan.


(13)

6. Layanan Terbitan Berkala

Yaitu layanan bahan hasil terbitan berkala seperti surat kabar, majalah

baik ilmiah ataupun populer, buletin, dan jurnal, yang selain bertujuan untuk menambah pengetahuan juga sebagai sarana hiburan atau rekreasi.

7. Layanan Perpustakaan Keliling (Mobile Library)

Layanan perpustakaan keliling dilakukan dengan tujuan untuk menjangkau daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki sarana dan fasilitas taman bacaan ataupun perpustakaan. Layanan ini diberikan dengan dasar pemikiran bahwa masih banyak masyarakat di daerah terutama daerah terpencil yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan.

Penutup

Profesi sebagai seorang pustakawan harus aktif kreatif melakukan pengembangan diri dalam rangka penyelenggaraan perpustakaan yang berorientasi pada kepuasan pengguna. Pustakawan juga harus aktif-responsif terhadap kebutuhan dan keinginan pengguna. Peran dan tanggungjawab seorang pustakawan menjadi tolok ukur kepuasan pengguna. Peran pustakawan dituntut untuk mendengarkan dan menerima ‘suara-suara’ pelanggan dengan lapang dada demi kemajuan dan peningkatan pelayanan.

Agar pekerjaan di bagian pelayanan pengguna dapat dijalankan dengan baik, maka pimpinan perpustakaan perlu membuat sebuah sistem yang baik, yang menyangkut peran pustakawan sebagai pelaksana, waktu pelayanan yang lebih lama, dan jangkauan pelayanan yang lebih luas. Khusus untuk bagian pelayanan pengguna, pimpinan harus berhati-hati dalam menempatkan pustakawan dengan melihat sikap dan pribadi si pustakawan tersebut. Sebab pelayanan pengguna merupakan ujung tombak pelayanan perpustakaan. Baik buruknya suatu perpustakaan akan dapat dilihat dari baik atau tidaknya sistem pelayanan yang ada. Maka dalam pelaksanaannya kontrol atau evaluasi harus terus dilaksanakan, baik evaluasi terhadap sistem pelayanannya maupun


(14)

balik dalam upaya peningkatan pelayanan perpustakaan yang cepat, tepat, santun, dan memuaskan.

Pada prinsipnya layanan perpustakaan adalah layanan jasa, oleh karena itu yang penting untuk disadari oleh pustakawan/pengelola perpustakaan adalah bagaimana menciptakan kepercayaan dan kepuasan dari pengguna, serta kemampuan pustakawan dalam menemukan informasi secara cepat dan tepat. Berkaitan dengan hal ini maka pustakawan yang bertugas di bagian pelayanan perpustakaan perlu dibina dan diarahkan agar dapat menempatkan dirinya sebagai “pelayan informasi” yang baik dan menganggap pengguna sebagai “raja”. Untuk itu pustakawan di bagian pelayanan perlu dilatih dan dibina agar dapat meningkatkan keahlian dan keterampilannya dengan cara memiliki pendidikan formal di bidang ilmu perpustakaan, ataupun mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar-seminar yang berkaitan dengan teknik atau cara memberikan pelayanan yang baik kepada kepada pengguna. Selain itu

pustakawan juga perlu meningkatkan kecerdasan emosinya (emotional

intelligence), khususnya kemampuan dalam ber-emphaty dan ber-social skil

dengan penggunanya. Karena apabila seorang pustakawan dapat

berkomunikasi dengan penggunanya secara baik, memiliki keterampilan mendengarkan keluhan penggunanya, mau menanggapi ketidak puasan pengguna, tahu cara menghadapi pengguna yang tidak sopan atau melanggar peraturan, maka sudah pasti pengguna akan merasa nyaman dalam memanfaatkan segala sarana dan fasilitas yang ada di perpustakaan, meskipun terkadang mereka tidak menemukan informasi yang dicarinya.


(15)

Daftar Pustaka

Istiana, Purwani. 2005. Mewujudkan Layanan Prima di Bagian Referensi.

Artikel dalam Media Informasi: Forum Komunikasi Perpustakaan. Vol. XIV. No. 20. Thn. 2005. Perpustakaan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Murniaty. 2009. Mewujudkan Pelayanan Prima Di Bagian Pelayanan Pengguna

Perpustakaan.

NS, Sutarno. 2004. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktek.

Sagung Seto, Jakarta.

Priyanto, Ida Fajar. 1999. Materi Workshop Sistem Pelayanan Perpustakaan

IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Perpustakaan IAIN Sunan Kalijaga,

Yogyakarta.

Rumani, Sri. 2000. Paradigma Baru Perpustakaan Yang Berorientasi Pada

Pelayanan. Artikel dalam Media Informasi: Forum Komunikasi

Perpustakaan. Vol. XIII. No. 4. Thn. 2000. UPT Perpustakaan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sugiarto, Endar. 1999. Psikologi Pelayanan Dalam Industri Jasa. Jakarta:


(1)

Jadi layanan sirkulasi berkaitan dengan peredaran bahan pustaka di luar perpustakaan. Pelayanan ini ditujukan agar pengguna perpustakaan dapat meminjam dan membaca bahan pustaka lebih lebih leluasa sesuai kesempatan yang ada. Kegiatan sirkulasi sering dianggap sebagai ujung tombak atau tolok ukur keberhasilan perpustakaan, karena bagian ini rutinitas kegiatannya berhubungan langsung dengan pemakai.

Ada dua sistem penyelenggaraan layanan sirkulasi, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup.

a. Sistem Terbuka (Open Access)

Sistem ini memberikan kebebasan kepada pengguna perpustakaan untuk memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka yang diinginkan dari ruangan koleksi perpustakaan.

b. Sistem Tertutup (Close Access)

Sistem ini ditujukan untuk koleksi khusus yang keberadaannya perlu memperoleh pengamanan. Pengguna perpustakaan tidak dapat mengambil sendiri bahan pustaka dari ruangan koleksi. Pengambilan bahan pustaka dilakukan oleh pustakawan/petugas perpustakaan.

Jenis pekerjaan di bagian Pelayanan Sirkulasi sebagai berikut :

1. Pendaftaran anggota 2. Peminjaman

3. Pengembalian 4. Perpanjangan 5. Penagihan

6. Pemungutan denda 7. Pemberian Sanksi 8. Statistik

9. Bebas Perpustakaan 10. Peraturan Perpustakaan


(2)

2. Layanan Referensi

Layanan referensi adalah layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan dengan menggunakan koleksi referensi. Layanan referensi diberikan dengan tujuan membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan informasi secara cepat dari koleksi referensi. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menjawab langsung pertanyaan pengguna berdasarkan sumber/koleksi referensi. Apabila pengguna datang ke perpustakaan petugas dapat membimbing pengguna cara memakai koleksi referensi tersebut.

Jenis-jenis Koleksi Referensi antara lain: kamus, ensiklopedi, direktori, bibliografi, katalog, indeks dan abstrak, buku sumber geografi, buku sumber biografi, buku tahunan (year book) dan almanak, buku pegangan/pedoman (handbook), manual dan guidebooks, terbitan pemerintah (UU, PP, dan lain sebagainya).

2. Layanan Bimbingan Pemakai

Layanan Pendidikan Pemakai merupakan kegiatan layanan dengan cara

memberikan bimbingan kepada pengguna tentang bagaimana cara

memanfaatkan seluruh sarana dan fasilitas perpustakaan dengan baik dan benar. Tujuan dari layanan ini adalah optimalisasi pemanfaatan sarana, fasilitas dan layanan yang tersedia. Adapun bentuk dan cara menyampaikan layanan pendidikan pemakai, adalah dengan cara :

• Ceramah umum. • Bimbingan kelompok

• Penerbitan dan penyebaran brosur, leaflet, atapun buku petunjuk. • CD – interaktif

Tour de Library

3. Layanan Membaca di Perpustakaan

Layanan membaca ini adalah layanan perpustakaan kepada para pengguna perpustakaan dengan menyediakan ruangan khusus untuk membaca dan belajar yang


(3)

4. Layanan Bercerita (Story Telling) :

Layanan bercerita (story telling) dilakukan oleh pustakawan dengan cara bercerita berdasarkan kisah yang ada pada buku-buku cerita, dongeng-dongeng, komik atau sejenisnya khusus kepada pengguna anak-anak pada hari-hari tertentu.

Layanan story telling di perpustakaan biasanya digunakan untuk promosi perpustakaan dan upaya peningkatan minat baca anak-anak. Pada perpustakaan umum, baik tingkat kotamadya maupun tingkat provinsi, biasanya memberikan layanan khusus bagi anak. Layanan anak ini diberi ruang tersendiri yang terpisah dengan layanan remaja dan dewasa. Ruang layanan anak dapat disulap menjadi dunia anak yang tidak jauh dari bermain. Dunia, dimana semua anak memiliki peluang cukup besar untuk mengembangkan kapasitas individual mereka dalam lingkungan yang mendukung. Dunia yang mendorong perkembangan fisik, psikologis, spiritual, sosial, emosional, kognitif dan budaya anak-anak. Dengan memberikan layanan story telling ini berarti perpustakaan telah berupaya untuk menumbuhkan minat baca pada anak sedini mungkin.

5. Layanan Audio Visual, Multimedia, Dan Internet

Layanan ini dilakukan dengan cara menyediakan ruang dan sarana layanan audio visual berupa koleksi bentuk mikro, foto, video, televisi dan radio. Pemutaran film, slide atau film strip dapat dilakukan pada jam-jam tertentu dengan materi film cerita, film ilmu pengetahuan maupun film dokumenter. Lebih luas lagi perpustakaan dapat menyediakan layanan multimedia untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai, khususnya akses terhadap koleksi digital (elektronik) seperti kaset dan CD/DVD yang ada di Perpustakaan untuk mendengarkan musik ataupun meningkatkan kemampuan bahasa asing, penelusuran informasi melalui internet, dan lain-lain. Layanan ini diharapkan menjadi sarana rekreasi dan hiburan bagi pengunjung perpustakaan.


(4)

6. Layanan Terbitan Berkala

Yaitu layanan bahan hasil terbitan berkala seperti surat kabar, majalah baik ilmiah ataupun populer, buletin, dan jurnal, yang selain bertujuan untuk menambah pengetahuan juga sebagai sarana hiburan atau rekreasi.

7. Layanan Perpustakaan Keliling (Mobile Library)

Layanan perpustakaan keliling dilakukan dengan tujuan untuk menjangkau daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki sarana dan fasilitas taman bacaan ataupun perpustakaan. Layanan ini diberikan dengan dasar pemikiran bahwa masih banyak masyarakat di daerah terutama daerah terpencil yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan.

Penutup

Profesi sebagai seorang pustakawan harus aktif kreatif melakukan pengembangan diri dalam rangka penyelenggaraan perpustakaan yang berorientasi pada kepuasan pengguna. Pustakawan juga harus aktif-responsif terhadap kebutuhan dan keinginan pengguna. Peran dan tanggungjawab seorang pustakawan menjadi tolok ukur kepuasan pengguna. Peran pustakawan dituntut untuk mendengarkan dan menerima ‘suara-suara’ pelanggan dengan lapang dada demi kemajuan dan peningkatan pelayanan.

Agar pekerjaan di bagian pelayanan pengguna dapat dijalankan dengan baik, maka pimpinan perpustakaan perlu membuat sebuah sistem yang baik, yang menyangkut peran pustakawan sebagai pelaksana, waktu pelayanan yang lebih lama, dan jangkauan pelayanan yang lebih luas. Khusus untuk bagian pelayanan pengguna, pimpinan harus berhati-hati dalam menempatkan pustakawan dengan melihat sikap dan pribadi si pustakawan tersebut. Sebab pelayanan pengguna merupakan ujung tombak pelayanan perpustakaan. Baik buruknya suatu perpustakaan akan dapat dilihat dari baik atau tidaknya sistem pelayanan yang ada. Maka dalam pelaksanaannya kontrol atau evaluasi harus terus dilaksanakan, baik evaluasi terhadap sistem pelayanannya maupun


(5)

balik dalam upaya peningkatan pelayanan perpustakaan yang cepat, tepat, santun, dan memuaskan.

Pada prinsipnya layanan perpustakaan adalah layanan jasa, oleh karena itu yang penting untuk disadari oleh pustakawan/pengelola perpustakaan adalah bagaimana menciptakan kepercayaan dan kepuasan dari pengguna, serta kemampuan pustakawan dalam menemukan informasi secara cepat dan tepat. Berkaitan dengan hal ini maka pustakawan yang bertugas di bagian pelayanan perpustakaan perlu dibina dan diarahkan agar dapat menempatkan dirinya sebagai “pelayan informasi” yang baik dan menganggap pengguna sebagai “raja”. Untuk itu pustakawan di bagian pelayanan perlu dilatih dan dibina agar dapat meningkatkan keahlian dan keterampilannya dengan cara memiliki pendidikan formal di bidang ilmu perpustakaan, ataupun mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar-seminar yang berkaitan dengan teknik atau cara memberikan pelayanan yang baik kepada kepada pengguna. Selain itu pustakawan juga perlu meningkatkan kecerdasan emosinya (emotional intelligence), khususnya kemampuan dalam ber-emphaty dan ber-social skil

dengan penggunanya. Karena apabila seorang pustakawan dapat

berkomunikasi dengan penggunanya secara baik, memiliki keterampilan mendengarkan keluhan penggunanya, mau menanggapi ketidak puasan pengguna, tahu cara menghadapi pengguna yang tidak sopan atau melanggar peraturan, maka sudah pasti pengguna akan merasa nyaman dalam memanfaatkan segala sarana dan fasilitas yang ada di perpustakaan, meskipun terkadang mereka tidak menemukan informasi yang dicarinya.


(6)

Daftar Pustaka

Istiana, Purwani. 2005. Mewujudkan Layanan Prima di Bagian Referensi. Artikel dalam Media Informasi: Forum Komunikasi Perpustakaan. Vol. XIV. No. 20. Thn. 2005. Perpustakaan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Murniaty. 2009. Mewujudkan Pelayanan Prima Di Bagian Pelayanan Pengguna Perpustakaan.

NS, Sutarno. 2004. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktek. Sagung Seto, Jakarta.

Priyanto, Ida Fajar. 1999. Materi Workshop Sistem Pelayanan Perpustakaan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Perpustakaan IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Rumani, Sri. 2000. Paradigma Baru Perpustakaan Yang Berorientasi Pada

Pelayanan. Artikel dalam Media Informasi: Forum Komunikasi

Perpustakaan. Vol. XIII. No. 4. Thn. 2000. UPT Perpustakaan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sugiarto, Endar. 1999. Psikologi Pelayanan Dalam Industri Jasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.