berharga dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, sehingga dapat dijaga keamanan dan kerahasiaannya. Sistem pengamanan ini menggunakan pintu otomatis.
Pintu otomatis yang ada pada umumnya akan terbuka jika ada orang yang akan masukkeluar dari pintu tersebut, dan pintu akan menutup sendiri secara otomatis
jika dalam beberapa menit tidak ada orang yang akan masukkeluar dari pintu tersebut. Tetapi dalam hal keamanan, adakalanya pintu otomatis diset sedemikian agar
tidak semua orang dapat memasuki ruangan yang memiliki sistem pengamanan tersebut.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari perancangan alat ini, antara lain: 1.
Merancang dan membuat alat yang dapat mensimulasikan pengamanan ruangan dari orang yang tidak berkepentingan.
2. Menggunakan led super bright merah dan photo dioda sebagai sensor halangan
terhubung ke mikrokontroler. 3.
Menggunakan bahasa C sebagai bahasa pemrograman mikrokontroler.
1.3 Manfaat Penelitian
Dengan pengembangan lebih lanjut, miniatur security ruangan dapat digunakan sebagai sistem security rumahkantor sesuai karakteristik sensor yang digunakan.
1.4 Pembatasan Masalah
Dikarenakan banyaknya pembahasan pada pintu otomatis ini, maka penulis membatasi masalah pada:
1. Mikrokontroler AVR ATmega8535 sebagai alat kontrol pintu otomatis.
2. Sensor halangan yang terbuat dari led super bright merah dan photo dioda.
3. Pengontrolan motor DC sebagai motor untuk menggerakkan pintu otomatis.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terbagi menjadi beberapa bagian utama yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan pendahuluan yang menjelaskan mengenai latar belakang perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika
penulisan tugas akhir. BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian. Teori pendukung itu antara
lain tentang mikrokontroler AVR Atmega8535 hardware dan software, photodioda, led super bright merah dan bahasa program
yang digunakan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang perancangan dan pembuatan perangkat keras alat yang meliputi perancangan miniatur dan pembuatan
rangkaian elektronik. Pada bab ini juga dibahas pembuatan perangkat lunak untuk pemrograman mikrokontroler ATmega8535.
BAB IV HASIL DAN ANALISA
Bab ini berisikan pengujian alat dan analisa tugas akhir yang telah dibuat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Mikrokontroler Atmega8535
Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus Agus Bejo, 2007. Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis dan
manual pada perangkat elektronika.
Beberapa tahun terakhir, mikrokontroler sangat banyak digunakan terutama dalam pengontrolan robot. Seiring perkembangan elektronika, mikrokontroler dibuat
semakin kompak dengan bahasa pemrograman yang juga ikut berubah. Salah satunya adalah mikrokontroler AVR Alf and Vegard’s Risc processor ATmega8535 yang
menggunakan teknologi RISC Reduce Instruction Set Computing dimana program berjalan lebih cepat karena hanya membutuhkan satu siklus clock untuk mengeksekusi
satu instruksi program. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu kelas ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega, dan AT86RFxx. Pada
dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan
hampir sama.
Mikrokontroler AVR ATmega8535 memiliki fitur yang cukup lengkap. Mikrokontroler AVR ATmega8535 telah dilengkapi dengan ADC internal, EEPROM
internal, TimerCounter, PWM, analog comparator, dll M.Ary Heryanto, 2008. Sehingga dengan fasilitas yang lengkap ini memungkinkan kita belajar
mikrokontroler keluarga AVR dengan lebih mudah dan efisien, serta dapat mengembangkan kreativitas penggunaan mikrokontroler ATmega8535.
Universitas Sumatera Utara
Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ATmega8535 adalah sebagai berikut:
1. Saluran IO sebanyak 32 buah, yaitu port A, port B, port C, dan port D.
2. ADC internal sebanyak 8 saluran.
3. Tiga buah TimerCounter dengan kemampuan pembandingan.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5. SRAM sebesar 512 byte.
6. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.
7. Port antarmuka SPI
8. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
9. Antarmuka komparator analog.
10. Port USART untuk komunikasi serial.
11. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.
12. Dan lain-lainnya.
2.1.1 Konstruksi ATmega8535
Mikrokontroler ATmega8535 memiliki 3 jenis memori, yaitu memori program, memori data dan memori EEPROM. Ketiganya memiliki ruang sendiri dan terpisah.
a. Memori program
ATmega8535 memiliki kapasitas memori progam sebesar 8 Kbyte yang terpetakan dari alamat 0000h – 0FFFh dimana masing-masing alamat
memiliki lebar data 16 bit. Memori program ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian program boot dan bagian program aplikasi.
b. Memori data
ATmega8535 memiliki kapasitas memori data sebesar 608 byte yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu register serba guna, register IO dan SRAM.
ATmega8535 memiliki 32 byte register serba guna, 64 byte register IO yang dapat diakses sebagai bagian dari memori RAM menggunakan instuksi LD
atau ST atau dapat juga diakses sebagai IO menggunakan instruksi IN atau OUT, dan 512 byte digunakan untuk memori data SRAM.
c. Memori EEPROM
Universitas Sumatera Utara
ATmega8535 memiliki memori EEPROM sebesar 512 byte yang terpisah dari memori program maupun memori data. Memori EEPROM ini hanya dapat
diakses dengan menggunakan register-register IO yaitu register EEPROM Address, register EEPROM Data, dan register EEPROM Control. Untuk
mengakses memori EEPROM ini diperlakukan seperti mengakses data eksternal, sehingga waktu eksekusinya relatif lebih lama bila dibandingkan
dengan mengakses data dari SRAM.
ATmega8535 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8 saluran ADC internal dengan fidelitas 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC ATmega8535
dapat dikonfigurasi, baik secara single ended input maupun differential input. Selain itu, ADC ATmega8535 memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan referensi, mode
operasi, dan kemampuan filter derau yang amat fleksibel, sehingga dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan ADC itu sendiri.
ATmega8535 memiliki 3 modul timer yang terdiri dari 2 buah timercounter 8 bit dan 1 buah timercounter 16 bit. Ketiga modul timercounter ini dapat diatur dalam
mode yang berbeda secara individu dan tidak saling mempengaruhi satu sama lain. Selain itu, semua timercounter juga dapat difungsikan sebagai sumber interupsi.
Masing-masing timercounter ini memiliki register tertentu yang digunakan untuk mengatur mode dan cara kerjanya.
Serial Peripheral Interface SPI merupakan salah satu mode komunikasi serial syncrhronous kecepatan tinggi yang dimiliki oleh ATmega8535. Universal
Syncrhronous and Asyncrhronous Serial Receiver and Transmitter USART juga merupakan salah satu mode komunikasi serial yang dimiliki oleh ATmega8535.
USART merupakan komunikasi yang memiliki fleksibilitas tinggi, yang dapat digunakan untuk melakukan transfer data baik antar mikrokontroler maupun dengan
modul-modul eksternal termasuk PC yang memiliki fitur UART.
USART memungkinkan transmisi data baik secara syncrhronous maupun asyncrhronous, sehingga dengan memiliki USART pasti kompatibel dengan UART.
Pada ATmega8535, secara umum pengaturan mode syncrhronous maupun asyncrhronous adalah sama. Perbedaannya hanyalah terletak pada sumber clock saja.
Universitas Sumatera Utara
Jika pada mode asyncrhronous masing-masing peripheral memiliki sumber clock sendiri, maka pada mode syncrhronous hanya ada satu sumber clock yang digunakan
secara bersama-sama. Dengan demikian, secara hardware untuk mode asyncrhronous hanya membutuhkan 2 pin yaitu TXD dan RXD, sedangkan untuk mode
syncrhronous harus 3 pin yaitu TXD, RXD dan XCK.
2.1.2 Pin-pin pada Mikrokontroler ATmega8535
Gambar 2.1 Konfigurasi pin ATmega8535 Data Sheet AVR
Konfigurasi pin ATmega8535 dengan kemasan 40 pin DIP Dual Inline Package dapat dilihat pada gambar 2.1. Dari gambar di atas dapat dijelaskan fungsi
dari masing-masing pin Atmega8535 sebagai berikut: 1.
VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya. 2.
GND merukan pin Ground. 3.
Port A PortA0…PortA7 merupakan pin inputoutput dua arah dan pin masukan ADC.
4. Port B PortB0…PortB7 merupakan pin inputoutput dua arah dan dan pin
fungsi khusus, seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Fungsi Khusus Port B Pin Fungsi
Khusus
PB7 SCK SPI
Bus Serial Clock PB6 MISO
SPI Bus Master Input Slave Output
PB5 MOSI SPI
Bus Master Output Slave Input PB4 SS
SPI Slave Select Input
PB3 AIN1 Analog Comparator Negative Input
OC0 TimerCounter0 Output Compare Match Output
PB2 AIN0 Analog Comparator Positive Input
INT2 External Interrupt 2 Input PB1
T1 Timer Counter1 External Counter Input PB0
T0 T1 TimerCounter External Counter Input XCK USART External Clock InputOutput
4. Port C PortC0…PortC7 merupakan pin inputoutput dua arah dan pin fungsi
khusus, seperti dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.2 Fungsi Khusus Port C Pin
Fungsi khusus
PC7 TOSC2 Timer Oscillator Pin2
PC6 TOSC1 Timer Oscillator Pin1
PC5 InputOutput
PC4 InputOutput
PC3 InputOutput
PC2 InputOutput
PC1 SDA Two-wire Serial Buas Data InputOutput Line
PC0 SCL Two-wire Serial Buas Clock Line
5. Port D PortD0…PortD7 merupakan pin inputoutput dua arah dan pin fungsi
khusus, seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.3 Fungsi Khusus Port D Pin
Fungsi khusus
PD7 OC2 TimerCounter Output Compare Match Output
Universitas Sumatera Utara
PD6 ICP TimerCounter1 Input Capture Pin
PD5 OC1A TimerCounter1 Output Compare A Match Output
PD4 OC1B TimerCounter1 Output Compare B Match Output
PD3 INT1 External Interrupt 1 Input
PD2 INT0 External Interrupt 0 Input
PD1 TXD USART Output Pin
PD0 RXD USART Input Pin
6. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.
7. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.
8. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
9. AREFF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
2.2 Motor DC
Motor DC Direct Current adalah peralatan elektromagnetik dasar yang berfungsi untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik yang desain awalnya
diperkenalkan oleh Michael faraday lebih dari seabad yang lalu E. Pitowarno, 2006. Motor DC dikendalikan dengan menentukan arah dan kecepatan putarnya. Arah
putaran motor DC adalah searah dengan arah putaran jarum jam Clock WiseCW atau berlawanan arah dengan arah putaran jarum jam Counter Clock WiseCCW,
yang bergantung dari hubungan kutub yang diberikan pada motor DC. Kecepatan putar motor DC diatur dengan besarnya arus yang diberikan.
Gambar 2.2 Sebuah motor DC Innovative Electronics
Universitas Sumatera Utara
Motor DC dipakai untuk menggerakkan roda robot. Digunakan H-Brighge IC L298 sebagai penguat motor DC yang berfungsi sebagai driver, sebab sangat tidak
mungkin mengendalikan motor DC langsung dari mikrokontroler yang memiliki arus dan tegangan terbatas. Untuk itu digunakan H-Brihge sebagai driver motor DC
H.Andrianto, 2008.
Metode Pulsa with modulation atau PWM dapat digunakan untuk mengatur
kecepatan motor dan untuk menghindarkan rangkaian mengkomsumsi daya berlebih. PWM dapat mengatur kecepatan motor karena tegangan yang diberikan dalam selang
waktu tertentu saja. PWM ini dapat dibangkitkan melalui software. Lebar pulsa PWM dinyatakan dalam Duty Cycle. Misalnya duty cycle 10 , berarti lebar pulsa adalah
110 bagian dari satu perioda penuh E. Pitowarno, 2006.
Berikut adalah rumusan frekuensi sinyal keluaran pin output compare OC1AOC1B dengan menggunakan timercounter1 A.Bejo, 2008:
a. Mode Phase Correct PWM
f
OC1A_PCP
= f
OSC
…….2.1 2 N 1+TOP
f
OC1B
_PCP
= f
OSC
…….2.2 2 N 1+TOP
D = OCR1A+OCR1B 100
…….2.3 TOP
Keterangan: f
OC1A_PCP
= frekuensi output OC1A mode PCP f
OC1B_PCP
= frekuensi output OC1B mode PCP f
OSC
= frekuensi kristal osilator D =
duty cycle N
= skala clock Tabel 2.1 TOP
= nilai maksimum counter TCNT1 b.
Mode CTC f
OC1A_CTC
= f
OSC
……..2.4 2 N 1 + OCR1A
f
OC1B_CTC
= f
OSC
……..2.5 2 N 1 + OCR1B
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: f
OC1A_CTC
= frekuensi output OC1A mode CTC f
OC1B_CTC
= frekuensi output OC1B mode CTC f
OSC
= frekuensi Kristal osilator N
= skala clock Tabel 2.1 OCR1A
= isi register OCR1A OCR1B
= isi register OCR1B c.
Mode Fast PWM f
OC1A_FastPWM
= f
OSC
……..2.6 N 1 + TOP
f
OC1B_FastPWM
= f
OSC
……..2.7 N 1 + TOP
Keterangan: f
OC1A_FastPWM
= frekuensi output OC1A mode fast PWM f
OC1B_FastPWM
= frekuenai output OC1B mode fast PWM f
OSC
= frekuensi Kristal osilator N
= skala clock Tabel 2.1 TOP
= nilai maksimum counter TCNT1
Tabel 2.4 Skala Clock TimerCounter
CS12 CS11 CS10 Deskripsi
Tidak ada clock, timercounter berhenti. 0 0 1
Skala clock = 1, clock timer = clock osilator
0 1 0 Skala clock = 8,
clock timer = 18 clock osilator
0 1 1 Skala clock = 64,
clock timer = 164 clock osilator
1 0 0 Skala clock = 256,
clock timer = 1256 clock osilator
1 0 1 Skala clock = 1024,
clock timer = 11024 clock osilator
1 1 0 Sumber clock eksternal pada pin T0,
clock pada transisi turun.
1 1 1 Sumber clock eksternal pada pin T0,
clock pada transisi naik.
Sumber : Data sheet ATmega8535
Universitas Sumatera Utara
IC L298 sudah mencukupi digunakan sebagai rangkain driver. Cukup dihubungkan ke mikrokontroler dan diberi tegangan sebesar 7 volt dengan arus
minimal 2 ampere rangkaian driver berbasis L298 sudah dapat digunakan. Selain itu, supply IC L298 dapat diberi tegangan sampai 50 Volt Data Sheet L298.
Gambar 2.3 Konfigurasi pin IC L298 Data sheet L298
Untuk menjalankan motor, pin enable A dan enable B pada IC L298 harus diberi logika 1. Current sensing A dan current sensing B dihubungkan ke ground.
Input 1 dan input 2 masing-masing berlogika 1 dan 0, output 1 dan output 2 dihubungkan ke motor.
2.3 Led Super Bright Merah dan Photo Dioda