Sedangkan kelembaban udara mutlak ditentukan dengan bantuan Software Vaisala Humidity Calculator 2.1.
Sesudah kelembaban mutlak diketahui dari Vaisala Humidity Calculator
maka selanjutnya faktor koreksi udara K
h
dapat ditentukan. Berikut dibuat contoh perhitungan menentukan faktor koreksi udara :
Misalkan data yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 4.1. Besaran P, T, dan HR pada pengujian no.1 adalah sebagai berikut :
• P = 727 mmHg • T = 27.9
o
C • HR = 86
Masukkan nilai tekanan P, suhu T dan kelembaban udara relatif HR pada Software Vaisala Humidity Calculator 2.1. Hasil kelembaban udara
mutlaknya adalah 23,33 grm
3
HA = 23,33 grm
3
. Contoh Tampilan Vaisala Humidity Calculator
untuk mencari kelembaban udara mutlak dapat dilihat pada Lampiran 3. Selanjutnya faktor kelembaban udara K
h
dapat ditentukan melalui kurva kelembaban udara mutlak versus faktor koreksi kelembaban udara Gambar
4.1. Besar faktor kelembaban udara saat HA = 23,33 grm
3
adalah K
h
= 0,87777. Perhitungan faktor koreksi kelembaban udara elemen sampel 1 unit A
untuk diameter elektroda perata D = 4 cm, 5 cm, 6 cm, 7 cm, 8 cm, 9 cm, 10 cm dan 11 cm dilakukan dengan cara yang sama. Demikian juga untuk elemen
sampel 2 dan elemen sampel 3 dan juga untuk semua elemen sampel unit B dan unit C.
IV.3. Menghitung Tegangan Lewat Denyar Pada Keadaan Standar
Tegangan lewat denyar pada keadaan standar ditentukan dengan rumus :
V
st
=
s
xV
d h
K K
..................................................................................... 4.2
di mana : V
st
= Tegangan lewat denyar pada keadaan standar KV V
s
= Tegangan lewat denyar pada sembarang udara KV K
h
= Faktor kelembaban udara
Universitas Sumatera Utara
K
d
= Faktor koreksi udara
Berikut ini diberikan contoh perhitungan menentukan tegangan lewat denyar pada keadaan standar. Menurut Tabel 4.1, tegangan lewat denyar rata-rata pada
keadaan udara sembarang adalah V
s
= 21,48 KV. Sebelumnya telah dihitung bahwa faktor koreksi udara adalah K
d
= 0,9326 dan faktor koreksi kelembaban udara adalah K
h
= 0,8777. Maka tegangan lewat denyar standar saat pengujian elemen sampel 1 unit A H = 3,5 cm dan D = 3 cm adalah :
V
st
=
s
xV
d h
K K
= 48
. 21
0.9326 0.8777
x
= 20,21684 KV
Perhitungan tegangan lewat denyar pada keadaan standar elemen sampel 1 unit A untuk diameter elektroda perata D = 4 cm, 5 cm, 6 cm, 7 cm, 8 cm, 9 cm, 10 cm
dan 11 cm dilakukan dengan cara yang sama. Demikian juga untuk elemen sampel 2 dan elemen sampel 3 dan juga untuk unit B dan unit C.
Semua perhitungan dilakukan dengan bantuan program microsoft excel, hasil perhitungan tegangan lewat denyar rata-rata dari 5 kali percobaan pada
keadaan standar V
st
, faktor koreksi udara K
d,
dan faktor koreksi kelembaban udara K
h
untuk unit A, unit B dan unit C ditampilkan dalam bentuk Tabel pada Lampiran 2.
IV.5. Tegangan Lewat Denyar Pada Keadaan Standar Vs Diameter Elektroda Perata
Selanjutnya dari hasil perhitungan tegangan lewat denyar pada keadaan standar pada Lampiran 2 dapat dibuat hubungan antara diameter elektroda perata
dengan tegangan lewat denyar V
st
. Hubungan diameter elektroda perata dengan
Universitas Sumatera Utara
V
st
untuk setiap unit A, B, C adalah seperti ditunjukkan pada Tabel 4.2, 4.3, dan 4.4.
Tabel 4.2
TEGANGAN LEWAT DENYAR DALAM KEADAAN STANDAR UNIT A UNTUK H = 3.5 cm KV
UNIT A
DIAMETER ELEKTRODA PERATA 3 cm
4 cm 5 cm
6 cm 7 cm
8 cm 9 cm
10 m 11cm
ES
1
20,217 20,073
20,601 20,926
21,759 22,325
22,474 22,382
22,269
ES
2
19,306 19,758
20,334 21,065
21,106 21,144
21,522 20,383
20,476
ES
3
19,379 19,68
21,14 21,208
21,272 22,16
22,236 22,464
22,355
RATA2
19,634 19,837
20,692 21,066
21,379 21,876
22,077 21,743
21,7
Tabel 4.3
TEGANGAN LEWAT DENYAR DALAM KEADAAN STANDAR UNIT B UNTUK H = 6.5 cm KV
UNIT B
DIAMETER ELEKTRODA PERATA 3 cm
4 cm 5 cm
6 cm 7 cm
8 cm 9 cm
10cm 11cm
ES
1
30,456 31,399
32,91 33,47
34,018 33,811
34,627 35,041
35,846
ES
2
29,468 31,576
32,364 32,802
33,298 33,259
33,355 32,312
32,391
ES
3
31,987 32,773
33,505 34,123
34,267 35,23
35,521 35,874
35,762
RATA2
30,637 31,916
32,926 33,465
33,861 34,1
34,501 34,409
34,666
Tabel 4.4
TEGANGAN LEWAT DENYAR DALAM KEADAAN STANDAR UNIT C UNTUK H = 9.5 cm KV
UNIT C
DIAMETER ELEKTRODA PERATA 3 cm
4 cm 5 cm
6 cm 7 cm
8 cm 9 cm
10cm 11cm
ES
1
43,096 43,699
44,982 44,566
45,353 45,659
46,525 47,206
47,68
ES
2
46,327 47,109
48,061 48,321
48,762 48,901
49,033 49,01
49,22
ES
3
45,704 46,4
47,076 47,804
48,629 49,144
50,405 50,303
50,315
RATA2
45,042 45,735
46,706 46,897
47,581 47,901
48,654 48,839
49,071
Universitas Sumatera Utara
Ket : ES
1
= Elemen sampel 1; ES
2
= Elemen sampel 2; ES
3
= Elemen sampel 3 Dari ketiga tabel di atas dihitung nilai rata-rata tegangan lewat denyar standar
untuk berbagai diameter elektroda perata seperti ditunjukkan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5
TEGANGAN LEWAT DENYAR STANDAR RATA-RATA KV
H
DIAMETER ELEKTRODA PERATA 3 cm
4 cm 5 cm
6 cm 7 cm
8 cm 9 cm
10cm 11cm
3,5 cm
19,634 19,837
20,664 21,066
21,379 21,876
22,077 21,743
21,7
6,5 cm
30,637 31,916
32,926 33,456
33,861 34,1
34,501 34,409
34,666
9,5 cm
45,04 45,74
46,71 46,9
47,58 47,9
48,65 48,84
49,07
Dari Tabel 4.5. kemudian dibuat kurva pendekatan tegangan lewat denyar standar rata-rata sebagai fungsi diameter elektroda perata masing-masing untuk H = 3,5
cm, H = 6,5 cm dan H = 9,5 cm. Kurva tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.2, 4.3, dan 4.4. Persamaan yang menunjukkan hubungan tegangan lewat denyar
dengan diameter elektroda perata untuk kurva pendekatan tersebut adalah sebagai berikut :
Untuk H = 3,5 cm : V
st
= -0,0556 D
2
+ 1,071 D + 16,709 [KV]........................................................ 4.3 R
2
= 0,9639
Untuk H = 6,5 cm : V
st
= -0,0785 D
2
+ 1,5546 D + 26,871 [KV]...................................................... 4.4 R
2
= 0,9856
Untuk H = 9,5 cm V
st
= -0,0313 D
2
+ 0,9431 D + 42,519 [KV]...................................................... 4.5 R
2
= 0,9904
Universitas Sumatera Utara
TEGANGAN LEWAT DENYAR Vs DIAMETER ELEKTRODA PERATA UNTUK H = 3.5 cm
19 19,5
20 20,5
21 21,5
22 22,5
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12
DIAMETER ELEKTRODA PERATA cm
T E
G ANG
AN L E
W AT
DE NY
AR KV
Gambar 4.2. Hubungan Tegangan Lewat Denyar Dengan Diameter Elektroda Perata Untuk H = 3,5 cm
Universitas Sumatera Utara
TEGANGAN LEWAT DENYAR Vs DIAMETER ELEKTRODA PERATA UNTUK H = 6,5 cm
30 30,5
31 31,5
32 32,5
33 33,5
34 34,5
35
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12
DIAMETER ELEKTRODA PERATA cm
T E
G ANG
AN L E
W AT
DE NY
AR KV
Gambar 4.3. Hubugan Tegangan Lewat Denyar Dengan Diameter Elektroda Perata Untuk H = 6,5 cm
Universitas Sumatera Utara
TEGANGAN LEWAT DENYAR Vs DIAMETER ELEKTRODA PERATA UNTUK H = 9,5 cm
44,5 45
45,5 46
46,5 47
47,5 48
48,5 49
49,5
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12
DIAMETER ELEKTRODA PERATA cm
T E
G ANG
AN L E
W AT
DE NY
AR KV
Gambar 4.4. Hubungan Tegangan Lewat Denyar Dengan Diameter Elektroda Perata Untuk H = 9,5 cm
Universitas Sumatera Utara
TEGANGAN LEWAT DENYAR Vs DIAMETER ELEKTRODA PERATA UNTUK H = 3,5 cm, H = 6,5 cm DAN H = 9,5 cm
10 20
30 40
50 60
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12
DIAMETER ELEKTRODA PERATA cm
T E
G ANG
AN L E
W AT
DE NY
AR KV
H=3.5 H=6.5
H=9.5 Perbandingan tegangan lewat denyar ketiga jenis ukuran tinggi isolator
diberikan pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5. Hubungan Tegangan Lewat Denyar Dengan Elektroda Perata Untuk H = 3,5 cm. H = 6,5 cm dan H = 9,5 cm
Universitas Sumatera Utara
IV.6. ANALISIS KURVA