Pengaruh Temperatur Tinggi Pada beton Identifikasi Kebakaran Terhadap Struktur Beton

40 kelengasan yang progresif pada pasta semen yang menyebabkan pengembangan termal dari agregat. Panas akibat kebakaran diteruskan ke massa betonmortar dengan dua macam mekanisme yakni: 1. Secara radiasi, yaitu pancaran panas yang diterima oleh permukaan beton sehingga permukaan beton menjadi panas. Pancaran panas akan sangat potensial, jika suhu sumber panas relatif tinggi. 2. Secara konveksi, yaitu udara panas yang bertiup atau bersinggungan dengan permukaan betonmortar sehingga beton menjadi panas. Bila tiupan angin semakin kencang, maka panas yang dipindahkan dengan cara konveksi semakin banyak.Sumardi, 2000.

2.5.1 Pengaruh Temperatur Tinggi Pada beton

Pengaruh temperatur tinggi terhadap beton dapat mengakibatkan perubahan, antara lain : - Pada suhu 100ºC : air kapiler menguap. - Pada suhu 200ºC : air yang terserap di dalam agregat menguap. Penguapan menyebabkan penyusutan pasta. - Pada suhu 400ºC : pasta semen yang sudah terhidrasi terurai kembali sehingga kekuatan beton mulai terganggu. CaOH2 CaO + H2O Dengan demikian beton yang di bawah pembebanan lebih kuat daripada yang tidak dibebani. Pada temperatur 600ºC di bawah beban 0.4 fc’ tidak mengalami penurunan kekuatan. 41

2.5.2 Identifikasi Kebakaran Terhadap Struktur Beton

1. Perubahan warna pada beton Warna beton setelah terjadi proses pendinginan membantu dalam mengidentifikasi temperatur maksimum yang pernah dialami dalam beberapa kasus. Perubahan warna yang terjadi pada permukaan beton yaitu: a. 300ºC : tidak berubah b. 300ºC - 600ºC : merah muda c. 600ºC - 900ºC : putih keabu – abuan d. 900ºC : kekuning – kuningan e. 1200ºC : kuning Ciri diatas tidak mutlak, tergantung jenis agregat di dalam beton. Warna beton yang terbakar, dapat menentukan tingkat kebakaran, seperti warna mulai merah hingga putih dapat menunjukkan bahwa kebakaran tersebut cukup parah. 2. Spalling dan crazing pada beton Spalling adalah gejala melepasnya sebagian permukaan beton dalam bentuk lapisan tipis beberapa cm. Spalling dapat diartikan tertekan dengan penampakan dengan bagian permukaan beton yang keluarlepasterpisah. Crazing adalah gejala remuk pada permukaan beton seperti pecahnya kulit telur. Spalling terjadi pada suhu 150 - 1100ºC Destructive cracking terjadi pada suhu 220 - 400ºC Beton mulai kritis pada suhu 300 - 350ºC 42 3. Retak cracking Pada temperatur tinggi, pemuaian besi beton akan lebih besar daripada betonnya sendiri. Tetapi pada konstrksi beton, pemuaian akan tertahan sampai suatu taraf tertentu karena adanya lekatan antara besi beton dengan beton. Keretakan diklasifikasikan kedalam 2 jenis, antara lain: - Retak ringan, yakni pecah pada bagian luar beton yang berupa garis – garis yang sempit dan tidak terlalu panjang dengan pola menyebar. Retak ini disebabkan oleh proses penyusutan beton pada saat terjadi kebakaran. - Retak berat, yakni ukuran retak lebih dalam dan lebar, terjadi secara tunggal atau kelompok. 43

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Umum

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kajian eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Secara umum urutan tahap penelitian meliputi : a. Penyediaan bahan penyusun beton. b. Pemeriksaan bahan. c. Perencanaan campuran beton Mix Design. d. Pembuatan benda uji. e. Pemeriksaan nilai slump. f. Pengujian kuat tekan beton umur 28 hari sebelum dibakar. g. Pengujian kuat tekan beton setelah dibakar.

3.2 Bahan – bahan penyusun beton

Bahan penyusun beton terdiri dari semen portland, agregat halus, agregat kasar dan air. Sering pula ditambah bahan campuran tambahan yang sangat bervariasi untuk mendapatkan sifat-sifat beton yang diinginkan. Biasanya perbandingan campuran yang digunakan adalah perbandingan jumlah bahan penyusun beton yang lebih ekonomis dan efektif.