DIPLOMASI EKONOMI CHINA KE ANGOLA MELALUI FORUM ON CHINA AFRICA COOPERATION (FOCAC)

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keterlibatan China dengan Afrika selama beberapa puluh terakhir telah tumbuh menjadi bentuk yang berpengaruh dalam Hubungan Internasional. Pada tahun 2008 perdagangan antara China dan Afrika mencapai US$ 106,8 Milyar dan selama jangka waktu tersebut, investasi China dan bantuan pembangunan negara meningkat1. China telah membatalkan utang Afrika dengan memperluas akses pasar juga menyediakan berbagai kesempatan baru untuk keterlibatan yang positif dalam dunia Internasional. Dalam hal ini China dan Afrika mempunyai forum kerjasama antara China dan Afrika yaitu Forum On China Africa Cooperation (FOCAC). Kerjasama antara China dan Afrika sebenarnya sudah berlangsung sejak lama, akan tetapi forum kerjasama kedua negara baru dilangsungkan untuk pertama kalinya di Beijing pada bulan Oktober tahun 2000 yang diikuti oleh 80 kementrian dan 53 negara Afrika2. Pada forum tersebut, China menyatakan akan menghapus hutang negara-negara di Afrika sebesar ¥10 Milyar (US$ 1,2 juta)3. FOCAC mencerminkan

1

Dalam Evaluating China’s FOCAC commitments to Africa and mapping the way ahead, 2010, Centre for Chinese Studies (CCS), University of Stellenbosch, hal:1, dalam

http://www.ccs.org.za/wp-content/uploads/2010/03/ENGLISH-Evaluating-Chinas-FOCAC-commitments-to-Africa-2010.pdf akses 02.04.2013

2

Dwijaya Kusuma, 2008, China Mencari Minyak : Diplomasi China ke Seluruh Dunia 1990-2007, Jakarta, hal:47

3


(2)

bentuk dan isi dari hubungan sementara masa depan China-Afrika bagi kedua belah pihak untuk mencapai kesejahteraan antara China dan Afrika. Forum kerjasama China-Afrika (FOCAC) dimulai pada tahun 2000. FOCAC yang pertama diselenggarakan di Beijing pada bulan Oktober 2000, yang kedua di Addis Ababa Desember 2003, yang ketiga di Beijing November 2006, yang keempat di Sharm El Sheik - Mesir pada November 2009, dan yang terakhir Juli 2012 di Beijing. FOCAC bertujuan untuk lebih memajukan hubungan antara China dan negara-negara Afrika yang memiliki hubungan diplomatik. Hal tersebut penting untuk melihat retorika dan meneliti seberapa sukses pelaksanaan janji FOCAC sudah diimplementasikan di negara-negara Afrika.

Anggota FOCAC itu sendiri ada 50 negara. Diantaranya adalah Afrika Selatan, Aljazair, Angola, Benin, Botswana, Burundi, Chad, Djibouti, Eritrea, Ethiopia, Gabon, Ghana, Guinea, Guinea-Bissau, Guinea Khatulistiwa, Kamerun, Kenya, Komoro, Kongo, Lesotho, Liberia, Libia, Madagaskar, Malawi, Mali, Maroko, Mauritania, Mauritius, Mesir, Mozambik, Namibia, Niger, Nigeria, Pantai Gading, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Rwanda, Sierra Leone, Seychelles, Senegal, Somalia, Sudan, Sudan Selatan, Tanjung Verde, Tanzania, Togo, Tunisia, Uganda, Zambia, Zimbabwe4.

Peningkatan kerjasama China di Afrika mengundang berbagai reaksi. Kerjasama China-Afrika membantu Afrika mencapai tujuan

4

Situs resmi Forum On China Africa Cooperation dalam http://www.focac.org/eng/ltda/ltjj/t933522.htm akses 22.09.2013


(3)

pembangunan milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan membangkitkan kesejahteraan dan kemajuan bersama. China saat ini merupakan rekan dagang terbesar Afrika. Perdagangan bilateral tumbuh lebih 43% menjadi hampir $115 Milyar pada tahun 2010. Tetapi muncul kecaman keras terhadap cara China mendapatkan sumber daya Afrika karena penanaman modal langsung China di Afrika naik dari $500 juta di tahun 2003 menjadi $9 Milyar di tahun 20095. China memerlukan lebih banyak sumber daya alam seperti minyak, gas dan mineral bagi ekonominya yang tumbuh dengan sangat cepat sementara Afrika

memerlukan tambahan investasi infrastruktur dasar untuk

mengembangkan potensinya, dan China masih berencana mengembangkan hubungan ke tingkat yang lebih luas.

Afrika menyambut komitmen China dalam FOCAC untuk meningkatkan bantuan ke Afrika dan untuk mempromosikan resolusi konflik dan pasca konflik perdamaian di Afrika. China berkomitmen untuk non-intervensi di Afrika, urusan domestik dan tekad untuk membangun kemitraan berdasarkan kesetaraan dan saling menghormati. Afrika tidak diperlakukan sebagai penerima bantuan yang membutuhkan, karena China tidak mencari mitra perdagangan dan investasi di benua dan diperkirakan memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan. China melakukan kerjasama untuk membantu perekonomian Afrika, dan dengan jalan menggunakan forum kerjasama China-Afrika (FOCAC) tersebut untuk

5


(4)

mengetahui bentuk diplomasi yang nantinya akan dilaksanakan oleh China dan Afrika.

Pengaruh dan peningkatan kepentingan ekonomi di China secara besar-besaran di Afrika ini relatif baru dibandingkan dengan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Hal ini berkaitan dengan kemajuan perekonomian China sejak negara tersebut masuk World Trade Organization (WTO) akhir Desember 2001. Negara-negara di Afrika sendiri terus menyoroti perilaku ekonomi China secara seksama, terutama dengan berbagai kebijakan ekonomi, investasi, perdagangan secara besar-besaran.

Salah satu negara yang mengalami peningkatan grafik perdagangan dengan China adalah Angola. Angola merupakan produsen minyak terbesar kedua setelah Nigeria. Cadangan minyak Angola sendiri menguasai hampir 50% dari total pengeluaran ekonomi setiap tahun, 90% dari total ekspor dan 80% dari pendapatan pemerintah. Puncak hubungan China dan Angola ini terjadi pada tahun 2004 ketika Export – Import Bank of China (EXIM Bank) memberikan pinjaman sebesar US$ 2 Milyar untuk mendanai rekonstruksi infrastruktur di Angola6. Sejak itu, hubungan antara keduanya diwarnai oleh kunjungan bilateral atas petinggi negara yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antara China dan Angola. Angola menunjukkan grafik penaikan yang signifikan dari tahun ke tahun. Selain

6

Ana Cristina Alves, 2010, The Oil Factor in Sino- Angolan Relations at the start of the 21st century, South African Institute of International Affairs (SAIIA), hal:6 dalam

http://www.saiia.org.za/images/stories/pubs/occasional_papers/saia_sop_55_alves_20100225.pdf diakses pada 05.04.2014


(5)

itu Angola juga merupakan penghasil berlian, mineral, kopi, ikan, timber, dengan Gross National Income (GNI)-nya US$ 3.4507.

Hubungan perdagangan bilateral antara China dan Angola tumbuh semenjak pertengahan 1990an. Pada tahun 1990an, perdagangan bilateral antara keduanya berkisar antara US$ 150 Juta sampai US$ 700 Juta. Pada tahun 2000, perdagangan ini mencapai US$ 1,8 Milyar dan akhir tahun 2005 meningkat empat kali yaitu sebesar US$ 6,9 Milyar, dan satu tahun kemudian meningkat lagi menjadi US$ 12 Milyar dan ini membuat Angola menjadi partner dagang utama China di Afrika8.

Salah satu kepentingan China ialah untuk mendapatkan pasokan minyak demi memenuhi kebutuhan negaranya yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. China memilih Angola untuk mendapatkan pasokan minyaknya dikarenakan Angola merupakan salah satu negara penghasil minyak terbesar di benua Afrika. Hal ini dikarenakan kedua negara benar-benar saling membutuhkan. Angola yang sedang memerlukan bantuan negara lain untuk dapat membantu membangun kembali perekonomian negaranya, diberikan tawaran bantuan oleh China yang sedang memerlukan pasokan minyak bagi negaranya. Berbagai pihak telah menawarkan bantuan, tetapi hanya negara China lah yang menawarkan

7

Zainuddin Djafar, Gayatri Marisca, & Raisa Muthmaina, 2012, Afrika Barat, Afrika Tengah, & Afrika Selatan: Kajian atas pasar dan politik domestik, relevansi perjanjian Cotonou, dan marketing power diplomasi piala dunia 2010, Universitas Indonesia (UI-Press), hal:45

8

Indira Campos and Alex Vines, 2007, Angola and China : pragmatic partnership: working paper

presented at a CSIS conference “ praspect for improving US.-China – Africa cooperation,CSIS, hal:12 dalam http://csis.org/files/media/csis/pubs/080306_angolachina.pdf diakses pada 05.04.2014


(6)

bantuan dengan syarat yang paling menguntungkan bagi negara Angola. Prasyarat tersebut yaitu pengembalian berupa minyak mentah untuk China. Selain itu China memberikan waktu yang cukup panjang untuk pengembalian pinjamannya tersebut. China juga menjanjikan bantuan yang sangat penting bagi bangkitnya kembali perekonomian Angola. Ekspor minyak dan pinjaman luar negeri sangat membantu mendorong laju tingkat pertumbuhan ekonomi. Karena kepentingan China dan Angola yang saling membutuhkan tersebut, saat ini hubungan kerjasama antar kedua negara masih terus berlanjut dengan berbagai rencana-rencana kerjasama dan kesepakatan baru yang akan di jalankan oleh kedua negara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah Bagaimana diplomasi ekonomi China ke Angola melalui Forum On China Africa Cooperation (FOCAC)?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab dan menjelaskan bahwa adanya forum kerjasama China Afrika membantu dalam hubungan diplomasi ekonomi diantara kedua negara, yaitu China dan Angola. Tulisan ini diharapkan dapat menambah literatur tentang diplomasi ekonomi.


(7)

1.4 Tinjauan Pustaka

1.4.1 Penelitian Terdahulu

NO NamaPenelitian / Judul MetodePenelitian Hasil

1

John Ravenhill. "Is China an Economic Threat to Southeast Asia"."Jurnal"

Deskriptif

a. Semakin menguatnya market share China di Jepang dan Amerika Serikat. b. China akan menjadi pusat industri baru

yang merupakan supplier utama pasar kedua negara tersebut (Jepang dan Amerika Serikat).

2 Adirini Pujayanti. "Soft Power China ke Afrika". "Skripsi"

Deskriptif

Konsep: Soft Power Diplomacy

a. Kerjasama minyak bumi China-Afrika. b. Afrika menjadi kawasan kedua

pengimpor minyak terbesar bagi China.

3

Ratna Ayu Widuri Kusuma Dewi. "Perubahan Kebijakan Luar Negeri China di Afrika Pasca Perang Dingin (Cold War)". "Skripsi"

Deskriptif

Konsep: Kebijakan Luar Negeri dan Perubahan Kebijakan Luar Negeri

a. Gambaran perubahan kebijakan luar negeri China di Afrika.

b. Sumber perubahan kebijakan luar negeri China di Afrika.

4

Kristen Reed. “CrudeExistence: Environment and the Politics of Oil In Northern Angola

“Jurnal”

Deskriptif

a. Kebutuhan Angola yang mendesak untuk diversifikasi ekonomi, dan juga mencari substitusi impor.

b. Sejarah industri minyak secara efektif, tapi pada penyebab separatis di Cabinda.

5

Dwi Rahma Afriyanti

“Diplomasi Ekonomi China ke Angola Melalui FOCAC (Forum On China Africa Cooperation)

“Skripsi”

Konsep : Diplomasi Ekonomi

Liberal Institutional Soft Power

a. Peranan FOCAC dalam diplomasi ekonomi antara China-Angola b. Bentuk diplomasi ekonomi yang


(8)

Dalam point hasil yang disebutkan diatas. Disini bisa dijelaskan bahwasanya dari hasil penelitian yang pertama bahwa pengamatan terhadap data-data perdagangan antara China - Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dan arah perdagangan internasional dari China maupun negara-negara ASEAN memperlihatkan bahwa potensi kerjasama ekonomi dan perdagangan antara kedua belah pihak sangat besar. Jika sebelumnya China dan negara-negara ASEAN bersaing dipasar negara-negara maju terutama Amerika Serikat dan Jepang, dengan semakin menguatnya market share China di kedua negara tersebut yang semakin menggantikan market share ASEAN, China akan menjadi pusat industri baru yang merupakan supplier utama pasar kedua negara tersebut. Sekalipun negara-negara ASEAN mungkin agak rugi, kerugian ini akan tertutupi dengan terbukanya pasar baru yang lebih besar di China sendiri karena China akan semakin membutuhkan barang modal berupa komponen industri bagi perusahaan-perusahaan manufakturnya. Dengan demikian, arah perdagangan akan beralih dengan ACFTA, proses peralihan arah perdagangan ini semakin cepat dan bisa diharapkan menciptakan“regional division of labour” di wilayah Asia.

Sedangkan hasil penelitian yang kedua adalah pemerintah China berupaya melakukan kerjasama dengan Afrika dalam hal minyak bumi. Kerjasama China dengan Afrika dinilai cukup berhasil mendatangkan minyak yang sangat dibutuhkan China. Afrika menjadi kawasan kedua pengimpor minyak terbesar bagi China. Dilain pihak negara-negara Afrika juga merasa diuntungkan dalam kerjasama dengan China, karena China membantu


(9)

mempercepat pembangunan infrastruktur di negara mereka. Kemudian penelitian yang ketiga adalah memposisikan penelitian pada gambaran perubahan kebijakan luar negeri China di Afrika serta sumber perubahan kebijakan tersebut termasuk di dalamnya faktor domestik dan faktor eksternal. Jadi bagaimana kebijakan luar negeri China diberlakukanya itu pada masa perang dingin (Cold War) dan pasca Perang Dingin (Cold War) serta faktor yang memepengaruhi. Di sini bisa diambil kesimpulan bahwasanya faktor kebijakan yang mempengaruhi kebijakanya itu peran elit dalam Partai Komunis China (PKC) yaitu dari masa pemerintahan Mao Zedong, Deng Xiaoping, Jiang Jemin, serta Hu Jintao. Kemudian faktor lain yang mempengaruhi adalah kebutuhan China atas negara-negara di Afrika. Dimana Afrika mempunyai minyak yang sangat dibutuhkan China.

Dalam penelitian yang keempat ini membahas tentang keberadaan minyak diAfrika, khususnya Angola. Kebutuhan yang mendesak untuk diversifikasi ekonomi di luar minyak, dan juga mencari substitusi impor untuk kepentingan negaranya. Dalam hal ini juga adanya pemerintah Angola dan korupsi yang mengganggu aktivitas itu. Perjalanannya ke Cabindanya itu sebuah provinsi milik Angola yang terpisah dari wilayah Angola lainnya oleh Republik Demokratik Kongo, yang merangkum sejarah industri minyaks ecara efektif. Dalam hal ini juga keamanan Angola berhasil dikendalikan pemberontakan dan memberikan kontribusi terhadap fragmentasi kelompok proseparatif yang mendukung otonomi daerah.


(10)

Dalam keempat penelitian ini sangat berkaitan satu sama lain, yaitu kerjasama yang dijalin antara kedua negara khusunya China dan Afrika. Namun, di sini juga adanya perbedaan dari pandangan dari berbagai pandangan perspektif lainnya, berbeda dengan penelitian yang dilakukan saat ini adalah penulis ingin mencari tahu bentuk diplomasi ekonomi yang dilakukan China ke Afrika melalui FOCAC, khusunya yang dilakukan pada negara Angola.

1.4.2 Landasan Konsep

1.4.2.1 Diplomasi Ekonomi

Diplomasi sangat erat kaitannya dengan politik luar negeri, karena diplomasi merupakan implementasi dari kebijakan luar negeri. Teori atau sistem dapat dipakai untuk menjelaskan kaitan antara diplomasi dan kebijakan luar negeri9. Menurut Jervis, sebuah sistem dibentuk oleh kenyataan yang berubah di bagian lain. Perubahan dalam kebijakan luar negeri akan merubah praktik diplomasinya. Kebijakan luar negeri akan dirancang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki olah staf diplomasinya. Suatu tindakan diplomasi tidak dapat dilaksanakan tanpa didukung oleh suatu kebijakan luar negeri. Hubungan antara dua aktor akan tergantung sebagian pada hubungan di antara aktor-aktor tersebut dan aktor lainnya yang terdapat didalam sistem. Hal ini untuk melihat apakah nantinya aktor-aktor yang

9


(11)

bekerjasama atau menentang satu sama lain akan dipengaruhi oleh aktor diluar hubungan bilateral mereka10.

Sementara itu, istilah diplomasi ekonomi muncul karena beberapa dekade belakangan kegiatan diplomasi memberikan penekanan yang sama pada kegiatan ekonomi dan politik. Jika sebelumnya kegiatan ekonomi merupakan aktivitas yang dianggap kurang penting dan dibebankan kepada Menteri Perdagangan atau ahli dari departemen lainnya, maka dewasa ini kegiatan membangun kerjasama ekonomi dan perdagangan menjadi fokus dari sebagian besar kegiatan diplomasi.

Beberapa penulis menjelaskan mengenai diplomasi ekonomi. Batasan diplomasi ekonomi yang dikemukakan oleh Bayne dan Woolcock sebagai berikut11:

“Economic diplomacy is a set of activities (both regarding methods and processes for international decision making) related to cross border economic activities (export, import, investment, lending, aid, migration) pursued by state and nonstate actors in the real world.”

Sedangkan, Sener dan Yiu memaparkan diplomasi ekonomi sebagai berikut12:

“Economic diplomacy is concerned with economic policy issues, e.g. work of delegation at standard setting organization

10

Robert Jervis, 1979, System Theories and Diplomatic History dalam Diplomacy, oleh Paul Gordon Lauren (Ed), hal:213

11

Nicholas Bayne and Stephen Woolcock, 2003, The New Economic Diplomacy: Decision Making and Negotiation in International Economic Relations, Ashgate, London

12

Raymond Saner dan Lichia Yiu, 2003, International Economic Diplomacy : Mutations In Post-Modern Times, Discussion Paper in Diplomacy, No.48, hal:13 dalam


(12)

such as WTO and BIS. Economic diplomats also monitor and report on economic policies in foreign countries and give the home government advice on how to best influence them. Economic diplomacy employs economic resources, either as rewards or sanction, in pursuit of a particular foreing policy objective. This is sometimes called economic statecraft.” Menurut Morganthau dalam buku karangan SL. Roy13 ia mengatakan bahwa “diplomasi ekonomi ini dilakukan oleh diplomat dengan tujuan penting yakni mendapatkan kekuatan-keuatan ekonomi”.

Diplomasi ekonomi terdiri dari 3 unsur yaitu :

1. Penggunaan pengaruh politik dan hubungan untuk mempromosikan perdagangan, dan investasi, untuk memperbaiki fungsi pasar dan untuk mengatasi kegagalan pasar serta untuk mengurangi biaya dan risiko transaksi lintas batas (termasuk hak milik). Biasanya diplomasi ekonomi terdiri dari kebijakan komersial, tetapi juga banyak aktivitas organisasi non pemerintah.

2. Penggunaan aset ekonomi dan hubungan untuk meningkatkan atau memperkuat kerjasama saling menguntungkan dan hubungan politik yang stabil, yaitu untuk meningkatkan keamanan ekonomi. Dalam hal ini diperlukan kebijakan struktural dan perjanjian perdagangan bilateral (ditujukan untuk mencapai pola tertentu perdagangan geografis ) dan distorsi politik perdagangan dan investasi seperti dalam kasus boikot dan embargo.

13


(13)

3. Cara untuk mengkonsolidasikan iklim politik yang tepat dalam lingkungan ekonomi politik internasional dan lembaga untuk memfasilitasi tujuan ini. Cakupannya berupa perundingan multilateral dan merupakan domain organisasi supranasional dan lembaga-lembaga seperti Organisasi Perdagangan Dunia, Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan dan Uni Eropa.

Diplomasi ekonomi untuk menciptakan keamanan ekonomi. Keamanan ekonomi didefinisikan sebagai keamanan yang didasarkan pada hubungan ekonomi internasional (seperti perdagangan barang dan jasa dan arus modal). Diplomasi ekonomi memiliki peran nyata untuk bermain dan mungkin menyediakan sistem manajemen risiko untuk situasi internasional kritis dan realitas global baru. Diplomasi ekonomi bisa menjadi sistem tiga pilar berikut:

1. Penggunaan pengaruh politik; 2. Kenaikan biaya konflik;

3. Konsolidasi lingkungan politik dan ekonomi internasional yang tepat. Diplomasi ekonomi dapat digunakan untuk menghasilkan dan meningkatkan keamanan ekonomi. Seperti yang disebutkan diatas bahwa untuk bertahan, negara tidak hanya memerlukan kekuatan militer namun juga kekuatan di luar itu, seperti ekonomi.

Diplomasi ekonomi memerlukan penerapan keahlian teknis yang menganalisis efek dari (Negara Penerima) suatu negara situasi ekonomi pada iklim politik dan kepentingan ekonomi negara pengirim. Aktor yang


(14)

berpengaruh pun sekarang tidak hanya negara namun juga non negara Seperti semua instansi pemerintah yang memiliki mandat ekonomi beroperasi secara internasional dan merupakan pemain dalam diplomasi ekonomi. Lembaga seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang terlibat dalam kegiatan ekonomi internasional juga pemain dalam diplomasi ekonomi.

Bentuk baru dari diplomasi ekonomi ialah dengan

mengembangkan strategi untuk pemasaran suatu bangsa, berdasarkan analisis dari keadaan ekonominya. Diplomasi ekonomi, benar-benar sebuah variasi dari diplomasi publik, mendorong investasi, penawaran gembala dari awal sampai penandatanganan kontrak, dan pasar internasional. Hal tersebut merupakan bentuk implementasi dari diplomasi ekonomi yang dilakuni hampir seluruh negara di dunia karena tidak bisa dipungkiri bila negara tidak membutuhkan negara lain maka dengan diplomasi ekonomi pemenuhan kebutuhan warga negara dapat terjamin.

Selain itu implementasi dari diplomasi ekonomi dapat digolongkan dalam tiga bentuk yakni :

1. Perdagangan, yang diutamakan ialah berupa eksport dan import gunan memenuhi kebutuhan.

2. Investasi: investasi dibutuhkan terutama oleh negara-negara berkembang yang masih mengupayakan pertumbuhan ekonomi. Investasi asing ini secara garis besar berupa modal.


(15)

3. Bantuan: bantuan dapat berupa bantuan makanan, obat-obatan, pakaian dan dapat juga berupa bantual pemberdayaan mental.

Konsep diplomasi ekonomi dipergunakan untuk mengetahui bagaimana diplomasi ekonomi yang dijalankan oleh China ke Angola melalui FOCAC, yang sebagaimana diplomasi ekonomi sangat membantu dalam pencapaian keberhasilan kerjasama diantara kedua negara tersebut.

1.4.2.2 Liberal Institusional

Liberal institusional bermakna bahwa hubungan mutualisme antar negara harus terkendali dan terkontrol dalam suatu lembaga organisasional. Seringkali peran institusi yang dimaksud cenderung ke negara. Institusi internasional membantu memajukan kerjasama antara negara. Oleh sebab itu, pengaruh institusi tersebut membantu mengurangi ketidakpercayaan dan ketakutan antar negara yang dianggap sebagai masalah tradisional (dikaitkan dengan anarki internasional).

Menurut Roberth Keohane, institusionalisme berusaha menyatakan terlebih dahulu kondisi proposisi yang berlaku. Konsep ini mungkin memiliki daya tarik untuk kebenaran sederhana. Ketika elit negara tidak melihat manfaat kepentingan pribadi dan kerjasama, maupun lembaga yang memfasilitasi untuk mengembangkan kerjasama. Ketika negara bersama-sama mendapatkan keuntungan dari kerjasama. Konsep liberal institusional melihat lembaga yang berakar pada realitas


(16)

kpentingan dan kekuasaan bias mempertahankan stabilitas. Institusional juga didasarkan pada asumsi bahwa politik internasional dapat dibagi menjadi dua, bidang keamanan dan ekonomi dan politik internasional telah membuat penegasan itu bukan pandangan dominan dari literatur institusional14.

Penggunaan konsep ini dikarenakan dapat menjelaskan tentang FOCAC yang digunakan oleh China sebagai liberal institusional dalam diplomasi ke Angola untuk memajukan kerjasama dan mengurangi ketidakpercayaan antar kedua negara.

1.4.2.3 Soft Power

Kemampuan untuk mempengaruhi apa yang negara-negara lain inginkan dan cenderung terkait dengan sumber daya yang tak berwujud seeperti budaya, ideologi, dan lembaga-lembaga. Jika suatu negara dapat membuat tenaga yang tampak sah di mata orang lain, maka akan menghadapi resistensi keinginannya. Jika ideologi yang menarik, orang lain akan lebih rela untuk mengikutinya. Jika dapat membangun norma-norma internasional yang konsisten dengan masyarakatnya, itu cenderung kurang memiliki perubahan. Jika dapat mendukung lembaga-lembaga yang membuat negara-negara lain yang menyalurkan atau membatasi keinginan mereka untuk mereka dengan cara negara yang dominan lebih suka, hal itu dapat terhindar dari kekuasaan koersif.

14

Robert O. Keohane & Lia L. Martin, 1995, The promise of Institutionalist Theory, International Security, Vol. 20, No. 1. (Summer, 1995), pp. 39-51. Hal: 41


(17)

Soft power di sini bisa dilihat dari soft power Joseph Nye yang dimana soft power adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mendapatkan hasil yang diinginkan melalui daya tarik bukan paksaan atau pembayaran. Soft power suatu negara bertumpu pada sumber daya budaya, nilai, dan kebijakan. Sebuah strategi yang menggabungkan sumber daya yang keras dan lunak. Diplomasi memiliki sejarah panjang sebagai sarana mempromosikan soft power suatu negara dan sangat penting dalam memenangkan perang dingin. Perjuangan saat melawan terorisme trans nasional adalah perjuangan untuk memenangkan hati dan pikiran, dan over reliance saat ini pada hard power saja bukan jalan menuju sukses. Diplomasi adalah alat penting dalam gudang smart power, tapi diplomasi yang cerdas memerlukan pemahaman tentang peran kredibilitas, self-kritik, dan masyarakat sipil dalam menghasilkan soft power15.

Soft power digunakan China untuk menginfluence pada negara Angola yang nantinya akan membantu aktivitas perekonomian China.

1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Maka penelitian yang penulis lakukan adalah mendeskripsikan bagaimana

15


(18)

Diplomasi Ekonomi China-Angola melalui Forum On China Africa Cooperation (FOCAC).

1.5.2 Teknik Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dapat

diperolehdengan menggali studi pustaka. Oleh karena itu, data yang akan diolah adalah data sekunder yang bersumber dari literatur-literatur, majalah-majalah, surat kabar, dokumen-dokumen resmi yang diterbitkan maupun tidak, internet, dan sumber-sumberlain yang dianggap masih relevan. Data yang diperoleh nantinya akan dianalisa dengan menggunakan kerangka dasar teori yang telah ditetapkan.

1.5.3 Teknik Analisa Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka. Data yang diperoleh dikumpulkan dari berbagai sumber yang kemudian diolah. Adapun data-data yang berupa angka berfungsi sebagai penjelas dan membantu data kualitatif yang diperoleh.

1.5.4 Batasan Waktu

Batasan waktu yang diambil adalah dari tahun 2000 sampai tahun 2012. Berawal dari FOCAC dibentuk pada tahun 2000, dan pada jangka waktu tersebut FOCAC dilaksanakan lima kali yaitu setiap jangka waktu tiga tahun sekali. Dimana pada pertama kali


(19)

FOCAC didirikan telah membawa pengaruh positif dan memajukkan perekonomian antara China dan Angola.

1.5.5 Batasan Materi

Batasan materi dalam penelitian ini hanya membahas tentang diplomasi ekonomi China ke Angola melalui FOCAC sebagai bentuk diplomasi ekonomi China.

1.6 Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan ditulis dalam empat bab.

BAB I: Menjelaskan tentang pendahuluan yaitu berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka yang didalamnya berisi penelitian terdahulu dan landasan konsep, kemudian ada metode penelitian yang terdiri dari tipe penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, batasan waktu, serta batasan materi, serta sistematika penulisan.

BAB II: Membahas kerja sama ekonomi China - Afrika.

BAB III: Membahas bentuk upaya diplomasi China dalam Forum On China Africa Cooperation (FOCAC) pada kerjasama China – Angola.


(20)

i

SKRIPSI

DIPLOMASI EKONOMI CHINA KE ANGOLA MELALUI

FORUM ON CHINA AFRICA COOPERATION

(FOCAC)

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Strata-1

Oleh:

DWI RAHMA AFRIYANTI 09260086

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(21)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Dwi Rahma Afriyanti

NIM : 09260086

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Diplomasi Ekonomi China ke Angola Melalui Forum On China Africa Cooperation (FOCAC)

Disetujui Dosen Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

Dyah Estu Kurniawati, M.Si Helmia Asyathri, S.IP

Mengetahui,

Dekan FISIP UMM Ketua Jurusan

Hubungan Internasional


(22)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Dwi Rahma Afriyanti

NIM : 09260086

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Diplomasi Ekonomi China ke Afrika Melalui Forum On China Africa Cooperation (FOCAC)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS Pada hari : Jumat, 18 Juli 2014

Tempat : Ruang Dosen FISIP Lantai 6 GKB 1

Mengesahkan, Dekan FISIP-UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Dewan Penguji :

1. M. Syaprin Zahidi, MA ( )

2. Havidz Ageng P., MA ( )

3. Dyah Estu Kurniawati, M.Si ( )


(23)

iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama : Dwi Rahma Afriyanti

2. Nim : 09260086

3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4. Jurusan : Hubungan Internasional

5. Judul Skripsi : Diplomasi Ekonomi China ke Angola Melalui Forum On China Africa Cooperation (FOCAC)

6. Pembimbing : 1. Dyah Estu Kurniawati, M.Si

2. Helmia Asyathri, S.IP

7. Kronologi bimbingan :

Tanggal Paraf Dosen Pembimbing

Keterangan Pembimbing I Pembimbing II

15 Maret 2013 ACC Judul

28 September 2013 ACC Proposal

19 Oktober 2013 Seminar Proposal

25 November 2013 ACC BAB I

17 Mei 2014 ACC BAB II

20 Juni 2014 ACC BAB III

25 Juni 2014 ACC BAB IV

30 Juni 2014 ACC Seluruh Naskah

4 Juli 2014 ACC Abstraksi

Malang, 4 Juli 2014 Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II


(24)

v

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Dwi Rahma Afriyanti

Tempat, tanggal lahir : Balikpapan, 8 April 1991

NIM : 09260086

Jurusan : Hubungan Internasional

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya skripsi berjudul :

DIPLOMASI EKONOMI CHINA KE ANGOLA MELALUI FORUM ON CHINA AFRICA COOPERATION (FOCAC) adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian atau seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, Agustus 2014 Yang menyatakan,


(25)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Diplomasi Ekonomi China ke Angola Melalui Forum On China Africa Cooperation (FOCAC).

China merupakan negara dengan tingkat perekonomian yang tinggi serta menjadi negara terbesar dan terkaya di Asia. Dengan lebih meningkatkan perekonomian negara tersebut China bekerjasama dengan negara di benua Afrika yaitu Angola khususnya dalam bidang ekonomi yaitu berupa perdagangan, investasi, dan bantuan yang akan menjadi bagian dari diplomasi ekonomi yang akan dijalankan oleh China ke Angola. Dalam kerjasama China dan Angola adanya forum kerjasama China-Afrika Forum On China Africa Cooperation (FOCAC) yang akan membantu dalam proses diplomasi ekonomi China ke Angola. Karena dengan dibentuknya forum ini mampu meningkatkan perekonomian China dan Angola khususnya dan akan dilihat seberapa berhasilnya FOCAC ini terhadap China dan Angola.

Penulis menyadari dalam penyusunan penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu dalam perbaikan dan penyempurnaan kedepan peneliti sangat mengharapkan kontribusi ide dan kritik yang bersifat membangun sehingga penelitian ini dapat menjadi penelitian yang bermanfaat bagi mahasiswa-mahasiswa Hubungan Internasional.

Malang, Agustus 2014 Penulis


(26)

vii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Alhamdulillah…Alhamdulillah…Alhamdulillah…hanya itu kata-kata yang selalu

ingin aku ucapkan…Terima Kasih ALLAH SWT. atas segala nikmat dan

karunia-Nya yang setiap hari aku terima dan semua yang aku syukuri apapun itu, semoga aku bisa menjadi hamba yang lebih bisa ikhlas dan selalu bisa bersyukur dalam

kondisi apapun. AMIN… 

Terima kasih buat kedua orang tua-ku (Alm.) Bapak Agus Dinarto dan Ibu Sulastri S.Pd, aku bersyukur dan bangga memiliki orang tua seperti kalian yang selalu bisa aku jadikan panutan dan tauladan. Terima kasih bu, terima kasih pak, semoga bisa membuatmu tersenyum disurga ya pak’, akhirnya lulus juga. Terima kasih buat mas’ku, Adityo Priyo Harjanto S.E. Makasih buat semua support serta motivasi-motivasinya, makasih udah mau jadi mas yang menyenangkan yg selalu ada buat aku, yang selalu membantu cari e-book beserta jurnal-jurnal ilmiah dikala sinyal tidak bersahabat. Terima kasih buat mba ipar Renny Aprillanita S.E, semoga cepet lahir dan sehat dedek bayinya. 

Terima Kasih buat pembimbing superku Ibu Dyah Estu Kurniawati, M.Si & Ibu Helmia Asyathri S.IP. Tanpa bimbingan dan bantuan beliau, mungkin saya akan kesulitan dalam menyelesaikan studi akhir saya, mohon maaf jika selama bimbingan saya sering merepotkan. Terima kasih buat semua ilmu yang ibu berikan, sebisa mungkin saya akan mengamalakannya. Semoga kita dapat bertemu lagi dalam kondisi yang lebih baik lagi dari sekarang. Terima kasih buat Bapak Syaprin Zahidi, MA & Bapak Havidz Ageng P., MA yang bersedia menjadi penguji skripsi saya, dan memberi masukan-masukan. Terima kasih juga buat seluruh dosen-dosen HI tanpa terkecuali atas ilmu yang diberikan. 

Terima Kasih buat keluarga besarku di Balikpapan, Solo, Lampung, Semarang


(27)

viii

Mas Anton, dan Mbak Tyas yang uda mau ku repotin selama aku di Surabaya maupun Malang, dan seluruh keluarga besar-ku tanpa terkecuali yang telah membantu dan mendukung aku sehingga aku dapat menyelesaikan studi-ku. Terima kasih, semoga kita akan tetap jadi keluarga besar yang menyenangkan. 

Terima kasih untuk sahabat terbaik dikampus putih : Octarianis, Tata, Intan, Ika, Rifan, Risco. Makasih banyak rek. Terima kasih sudah menemani selama aku selama di Malang, terimakasih sudah bersedia aku repotin, semoga kita bisa berkumpul bersama lagi, terimakasih persahabatan yang luar biasa, menyenangkan sekali punya sahabat seperti kalian ‘Rempira’. Keep contact yaa. 

Terima kasih buat Gita Surya Choir yang sudah memberikan kesempatan belajar bernyanyi dan berorganisasi. Terima kasih buat Coach Fareta dan Annas yang telah mengajari cara dan teknik bernyanyi yang baik. Terima kasih buat seluruh teman-teman Gita Surya, khusushnya teman-teman 17Ager, teman-teman Sopran, dan teman-teman pengurus. Terima kasih buat teman Choir paling baik hati Mba Opik, ditunggu undangan nikahnya, jangan galau lagi.hehehe. Bahagia pernah menjadi bagian dari Gita Surya. 

Terima kasih buat Bang Wily, Mba Tika, Atu, Indah dan teman-teman KRS+ UB. Bary, Nova, Muthi, Mba Resti, Mba Dian, Dana, Mas Jendro, Mas Titis, Kutut, Zeli, Ikrar, Adis, Vira, Zuhdi, Tian, Vita, Tio. Terima kasih buat ilmu yang diberikan serta proses pembelajarannya yg luar biasa. 

Terima kasih buat Mba Atika Candra Larasati, S.IP M,Si yang sudah bersedia meminjamkan buku-bukunya. 

Terima kasih buat teman-teman kos di suhat, anoman, embong anyar, dan 7E. Terima kasih canda tawanya. 


(28)

ix

Terima kasih buat temen-temen HI 2009 Dwi Latief, Galih, Ridwan Iskandar, Tary, Risky Adi, Amin, Humaira, Nino, Ayu, Agna, Yokoo, Astrid, Dana, Nugie, Mifta, Yuyun, Awi, Naja, Dwita, Aulia, Adit, Nico, Tiara dan semua teman-teman HI yang tidak saya sebutkan satu-satu tanpa terkecuali, saya mengucapkan banyak terima kasih, menyenangkan bisa mengenal kalian semua. Always keep contact. 

Malang, Agustus 2014


(29)

x DAFTAR ISI

Lembar Cover Sampul Dalam ... i

Lembar Persetujuan Skripsi... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Berita Acara Bimbingan Skripsi ... iv

Pernyataan Orisinalitas ... v

Kata Pengantar ... vi

Lembar Persembahan ... vii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Grafik ... xv

Daftar Diagram ... xvi

Daftar Gambar ... xvii

Abstraksi ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.4 Tinjauan Pustaka ... 7

1.4.1 Penelitian Terdahulu ... 7

1.4.2 Landasan Konsep ... 10


(30)

xi

1.4.2.2 Liberal Institusional ... 15

1.4.2.3 Soft Power ... 16

1.5 Metodologi Penelitian ... 17

1.5.1 Tipe Penelitian ... 17

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data ... 18

1.5.3 Teknik Analisa Data ... 18

1.5.4 Batasan Waktu ... 18

1.5.5 Batasan Materi ... 19

1.6 Sistematika Penulisan ... 19

BAB II KERJASAMA EKONOMI CHINA DAN AFRIKA 2.1 Sejarah Perdagangan dan Hubungan Ekonomi China - Afrika ... 20

2.2 Kerjasama China - Afrika ... 23

2.2.1 Perdagangan China - Afrika ... 23

2.2.2 Investasi China di Afrika ... 29

2.2.3 Investasi Afrika di China ... 30

2.3 Kerjasama Forum On China Africa Cooperation (FOCAC) ... 32

2.3.1 Hasil FOCAC ... 34

2.3.1.1 Hasil FOCAC I... 34

2.3.1.2 Hasil FOCAC II ... 35

2.3.1.3 Hasil FOCAC III ... 36

2.3.1.4 Hasil FOCAC IV ... 38


(31)

xii

2.4 Perdagangan Sino-Afrika dan Forum On China Africa Cooperation (FOCAC) ... 42

BAB III Bentuk dan Diplomasi Ekonomi dan Upaya China Dalam Forum On China Africa Cooperation (FOCAC) 3.1 China - Angola ... 45

3.2 Angola - China ... 46

3.3 Dampak Politik, Sosial dan Ekonomi Dari Proses Forum On China Africa Cooperation (FOCAC) ... 51

3.3.1 Mempererat Hubungan China - Angola ... 51

3.3.2 Pelayanan Infrastruktur ... 51

3.3.3 Kemacetan Lalu Lintas Pada Titik Logistik ... 52

3.3.4 Rekomendasi Untuk Stakeholder Angola ... 53

3.3.5 Reformasi Kebijakan ... 54

3.4 Diplomasi ekonomi ... 54

3.4.1 Bentuk Diplomasi China – Angola ... 54

3.4.1.1 Perdagangan China – Angola... 54

3.4.1.2 Investasi Asing Langsung China – Angola ... 62

3.4.1.3 Bantuan China – Angola... 67

3.4.2 Hasil Diplomasi Angola – China ... 70

3.4.2.1 Pertanian ... 70

3.4.2.2 Perdagangan Angola – China... 72

3.4.2.3 Pembangunan Infrastruktur... 77


(32)

xiii

B. Ango-Ferro 2000 ... 81 BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ... 86 4.2 Saran ... 88 DAFTAR PUSTAKA ... 89


(33)

xiv DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pembeda Peneliti Sebelumnya dengan Penulis ... 7

Tabel 2.1 Mitra Dagang Utama China di Afrika 2006-2008 ... 29

Tabel 3.1 Komposisi Ekspor Impor dan Saham dari Enam Negara Afrika atas

Perdagangan dengan China ... 58

Tabel 3.2 Perdagangan Angola dengan China 2006-2008 ... 74


(34)

xv DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Volume Perdagangan China – Afrika (2000-2012) ... 27

Grafik 2.2 Perdagangan Afrika dan China 1995-2008 ... 43

Grafik 2.3 Composition of Africa’s top-20 imports from China 1995-2008 ... 43

Grafik 2.4 Composition of Africa’s top-20 exports to China 1995-2008 ... 44

Grafik 3.4 Volume Perdagangan China – Angola 1995-2006 ... 60

Grafik 3.5 Foreign Direct Investmen (FDI) China di Angola 1990-2007 ... 62

Grafik 3.6 Gambaran Perdagangan Angola dengan China (1998-2008) ... 73

Grafik 3.7 Persentase China dalam Perdagangan Barang Angola (1998-2008) ... 76


(35)

xvi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Komposisi Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Products / GDP)

Angola 2007 ... 50


(36)

xvii DAFTAR GAMBAR


(37)

xviii

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Djafar, Zainuddin (et.all). 2012. Afrika Barat, Afrika Tengah, & Afrika Selatan: Kajian atas pasar dan politik domestik, relevansi perjanjian Cotonou, dan

marketing power diplomasi piala dunia 2010. Jakarta (UI-Press).

Djelantik, Sukawarsini. 2008. Diplomasi Antara Teori dan Praktik. Yogyakarta : Graha Ilmu

Kusuma, Dwijaya. 2008. China Mencari Minyak : Diplomasi China ke Seluruh Dunia 1990-2007. Jakarta : CCS.

Roy, S.L. 1991. Diplomasi. Jakarta : Rajawali Pers.

Digital Book :

African Development Bank/OECD, 2009. African Economic Outlook: Angola Country Profile.

Asanzi, Philippe. 2008. China-Angola Relationship With Reference to the Construction Sector.

Bayne, Nicholas Bayne dan Stephen Woolcock. 2003. The New Economic Diplomacy: Decision Making and Negotiation in International Economic

Relations. Ashgate. London

Carine, Kiala. 2009. Chinese Construction in Angola: CITIC and the Kilamba Kiaxi Housing Project in China Monitor, Issue 38, Stellenbosch: Centre for Chinese Studies.


(38)

xix

Centre for Chinese Studies. 2005. China’s Interest and Activity in Africa’s Construction and Infrastructure Sectors. Stellenbosch University.

George, M. 2009. China-Africa two way trade – recent developments, The China Monitor 37,4-9 dalam Emmanuel Obuah, 2012, Trade between China and Africa : Trends, Changes, and Challenges, International Journal of China Marketing, vol.2, no.2.

Interview with a representative of Drago Group, 09.03.2009, Luanda. Dalam Evaluating China’s FOCAC commitments to Africa and mapping the way ahead. A report by the Centre for Chinese Studies.2010.

Jervis, Robert. 1979. System Theories and Diplomatic History dalam Diplomacy, oleh Paul Gordon Lauren (Ed).

Keohane, Robert & Lia L. Martin. The promise of Institutionalist Theory, International Security, Vol. 20, No. 1. (Summer, 1995).

Kurlantzick, J. 2007. Charm Offensive: How China’s soft power is transforming the World, New Haven: Yale University Press

Ministry Of Commerce People’s Republic Of China (MOFCOM) and United

Nations Commodity Trade Statistics (UNCOMTRADE), author’s own calculation (average annual trade 2006-2010)

Nye, Joseph S. 2004. Soft Power : The Means to Success in World Politics, Public Affairs.

OECD. 1998. Survey of OECD Work on International Investment. OECD Working Papers on International Investment.OECD.Paris.


(39)

xx

Paul, Hare. 2006. China in Angola, The Jamestown Foundation, Vol.6

Jurnal :

Africa accounts for 30 percent of China’s oil imports: official,” People’s Daily Online. Diterbitkan 19.10.2006

Agência AngolaPress. 2009. Angolan delegation ends visit to China. Diterbitkan 19.05.2009

Angola garante confiança ao investidor, 2007, Jornal de Angola.

Angola em Movimento,” Agência para o Investimento e Comércio Externo de Portugal (AICEP). 2007. No 35

Botequilla, H. 2006. Visão, No 286.

China-Africa Economic and trade Cooperation. 2013. Xinhua Global times. Beijing.

François Lafargue.2005.China’s presence in Africa. China Perspectives. No. 61 International Monetary Fund (IMF). Angola: 2007 Article IV Consultation Staff

Report, IMF Country Report No. 07/354

PR defende cooperação constutiva com a China,” Jornal de Angola, 2006.

Internet :

Alves, Ana Cristina. 2010. The Oil Factor in Sino- Angolan Relations at the start of the 21st century, South African institute of international affairs. Dalam


(40)

xxi

http://www.saiia.org.za/images/stories/pubs/occasional_papers/saia_sop_55 _alves_20100225.pdf diakses pada 05.04.2014

Bloomberg. 2008. Angola Overtakes Saudi Arabia as Biggest Oil Supplier to

China. Diterbitkan 15.04.2008. Dalam

http://chinadigitaltimes.net/2008/04/angola-overtakes-saudi-arabia-as-biggest-oil-supplier-to-china/ akses 13.04.2014

Campos, Indira and Alex Vines. 2007. Angola and China : pragmatic partnership: working paper presented at a CSIS conference “ praspect for improving US.-China – Africa cooperation. CSIS. Dalam Dalam http://csis.org/files/media/csis/pubs/080306_angolachina.pdf diakses pada 07.01.2014

Carine, Kiala. 2010. ChinaAngola aid relations: strategic cooperation for

development? Dalam

http://repository.up.ac.za/bitstream/handle/2263/17253/Kiala_China(2010).p df?sequence=1

China-Africa Economic and Trade Cooperation. 2013. Information office of the State Council. The People’s Republic China, Beijing. Dalam

http://www.safpi.org/sites/default/files/publications/China-AfricaEconomicandTradeCooperation.pdf akses 25.01.2014

China’s Interest and Activity in Africa’s Construction and Infrastructure Sectors. A research undertaking evaluating China’s involvement in Africa’s construction and infrastructure sector prepared for DFID China. Centre for


(41)

xxii

Chinese Studies : Stellenbosch University. First Released: November 2006.

Dalam dalam

http://www.ccs.org.za/downloads/DFID%203rd%20Edition.pdf akses 16.05.2014

China.Org.cn. 2000. China-Africa Cooperation Forum: Past, Present and Future. Dalam www.china.org.cn/english/features/China-Africa/82189.htm akses 10.04.2014

China View. 2008. China starts construction of housing project in Angola’s

capital. Diterbitkan 12.11.2008. Dalam

http://news.xinhuanet.com/english/2008-11/12/content_10343689.htm akses 10.06.2014

CIA World Factbook.2009. Angola. Dalam

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/ao.html akses 10.06.2014

Corkin, Lucy. 2011. Angola Brief : Strategic Pertnership or Marriage of Convenience. Vol.1 No.1. Dalam http://www.cmi.no/publications/file/3938-china-and-angola-strategic-partnership-or-marriage.pdf akses 15.06.2014. Data provided by Banco Nacional de Angola, 2007.

Evaluating China’s FOCAC commitments to Africa and mapping the way ahead. 2010. University of Stellenbosch. Centre for Chinese Studies. Dalam http://www.ccs.org.za/wp-content/uploads/2010/03/ENGLISH-Evaluating-Chinas-FOCAC-commitments-to-Africa-2010.pdf akses 02.04.2013


(42)

xxiii

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2010/12/101223_chinaafrica.shtml http://www.focac.org/eng/ltda/dejbzjhy/CI22009/t157581.htm

http://www.focac.org/eng/ltda/dyjbzjhy/CI12009/t157577.htm http://www.focac.org/eng/ltda/ltjj/t933522.htm

http://www.focac.org/eng/zxxx/t832788.htm

IRIN News. 2005. Angola: Oil-backed loan will finance recovery projects. Diterbitkan 21.02.2005 dalam http://www.irinnews.org/report/53112/angola-oil-backed-loan-will-finance-recovery-projects akses 15.05.2014

Jansson, Johanna. 2009. The Forum On China Africa Cooperation (FOCAC). By the Centre Chinese Studies. University of Stellenbosch. Dalam http://www.ccs.org.za/wp-content/uploads/2009/11/CCS-FOCAC-Briefing-Paper-August-2009.pdf akses 02.04.2014

Macauhub. 2006. Angolan ambassador says Luanda wants to boost economic cooperation with China, diterbitkan 28.02.2006, dalam http://www.macauhub.com.mo/en/2006/02/28/598/ akses 5.06.2014

Ministro Brandão diz que corridor do Lobito eleva economica da região,”

diterbitkan 19.03.2008. Dalam

http://www.angola-portal.ao/MINTRANS/NoticiaD.aspx?Codigo=2912 akses 10.06.2014 MacauHub (2007). Chinese specialists prepare agricultural development program

in Angola. Diterbitkan 12.04.2007. Dalam


(43)

xxiv

MacauHub. 2008. Angola: China’s Rites begin track laying for Moçamedes

railroad. Diterbitkan 13.08.2008. Dalam

http://www.macauhub.com.mo/en/news.php?ID=5889 akses 10.06.2014 MacauHub.2008. Angola: Chinese company builds Gangelas dam in Huila

province. Diterbitkan 22.05.2005. Dalam

http://www.macauhub.com.mo/en/2008/05/22/5087/ akses 10.06.2014 Ministry of Transport. 2008. Ministro dos Transportes visita infra-estruturas na

Huila. Diterbitkan 22.07.2008. Dalam http://www.angola-portal.ao/MINTRANS/NoticiaD.aspx?Codigo=4496 akses 10.06.2014 Obuah, Emmanuel. 2010. AGOA and FOCAC: Competing for African Markets

through Multilateral Trade Agreements, Journal of Management Policy and

Practice 11(5), 69 – 79. Dalam dalam

http://www.na-businesspress.com/IJCM/ObuahE_Web2_2_.pdf akses 20.01.2014

Oyejide, T. Ademola. 2007. Policy Coherence : Aid, Trade, and Investment. Dalam https://community.oecd.org/servlet/JiveServlet/previewBody/32139-

102-2-62288/Policy%20Coherence_Aid,%20Trade%20and%20Investment.pdf akses 30.01.2014

S, Thomson. 2000. Investment Patterns in a Longer-Term Perspective, OECD Working Papers on International Investment No 2000/ UNCTAD (1998). Bilateral Investment Treaties in the Mid-1990s. United Nations, Geneva.


(44)

xxv

Sandrey, Ron. 2009. The Impact of China-Africa Trade Relations. Kenya. Dalam http://dspace.africaportal.org/jspui/bitstream/123456789/32375/1/Angola-TradeStudy.pdf?1 akses 28.03.2014

Saner, Raymon dan Lichia Yiu. 2003. International Economic Diplomacy : Mutations In Post-Modern Times. Discussion Paper No.48. Clingendael Institute of International Relations. The Hague. Dalam dalam http://www.clingendael.nl/sites/default/files/20030100_cli_paper_dip_issue 84.pdf

Taylor, Ian. 2006. Unpacking China’s Resource Diplomacy in Africa,

Stellenbosch University. Dalam

http://www.cctr.ust.hk/materials/conference/china-africa/papers/Ian,Taylor.pdf akses 20.03.2014

Wenping, He. 2008. China Africa Cooperation: What’s in it for Africa? The

African Executive. Dalam

http://www.africanexecutive.com/modules/magazine/article_print.php?articl e=3120


(1)

xx

Paul, Hare. 2006. China in Angola, The Jamestown Foundation, Vol.6

Jurnal :

Africa accounts for 30 percent of China’s oil imports: official,” People’s Daily Online. Diterbitkan 19.10.2006

Agência AngolaPress. 2009. Angolan delegation ends visit to China. Diterbitkan 19.05.2009

Angola garante confiança ao investidor, 2007, Jornal de Angola.

Angola em Movimento,” Agência para o Investimento e Comércio Externo de Portugal (AICEP). 2007. No 35

Botequilla, H. 2006. Visão, No 286.

China-Africa Economic and trade Cooperation. 2013. Xinhua Global times. Beijing.

François Lafargue.2005.China’s presence in Africa. China Perspectives. No. 61 International Monetary Fund (IMF). Angola: 2007 Article IV Consultation Staff

Report, IMF Country Report No. 07/354

PR defende cooperação constutiva com a China,” Jornal de Angola, 2006.

Internet :

Alves, Ana Cristina. 2010. The Oil Factor in Sino- Angolan Relations at the start of the 21st century, South African institute of international affairs. Dalam


(2)

xxi

http://www.saiia.org.za/images/stories/pubs/occasional_papers/saia_sop_55 _alves_20100225.pdf diakses pada 05.04.2014

Bloomberg. 2008. Angola Overtakes Saudi Arabia as Biggest Oil Supplier to

China. Diterbitkan 15.04.2008. Dalam

http://chinadigitaltimes.net/2008/04/angola-overtakes-saudi-arabia-as-biggest-oil-supplier-to-china/ akses 13.04.2014

Campos, Indira and Alex Vines. 2007. Angola and China : pragmatic

partnership: working paper presented at a CSIS conference “ praspect for

improving US.-China – Africa cooperation. CSIS. Dalam Dalam http://csis.org/files/media/csis/pubs/080306_angolachina.pdf diakses pada 07.01.2014

Carine, Kiala. 2010. ChinaAngola aid relations: strategic cooperation for

development? Dalam

http://repository.up.ac.za/bitstream/handle/2263/17253/Kiala_China(2010).p df?sequence=1

China-Africa Economic and Trade Cooperation. 2013. Information office of the State Council. The People’s Republic China, Beijing. Dalam

http://www.safpi.org/sites/default/files/publications/China-AfricaEconomicandTradeCooperation.pdf akses 25.01.2014

China’s Interest and Activity in Africa’s Construction and Infrastructure Sectors.

A research undertaking evaluating China’s involvement in Africa’s


(3)

xxii

Chinese Studies : Stellenbosch University. First Released: November 2006.

Dalam dalam

http://www.ccs.org.za/downloads/DFID%203rd%20Edition.pdf akses 16.05.2014

China.Org.cn. 2000. China-Africa Cooperation Forum: Past, Present and Future. Dalam www.china.org.cn/english/features/China-Africa/82189.htm akses 10.04.2014

China View. 2008. China starts construction of housing project in Angola’s

capital. Diterbitkan 12.11.2008. Dalam

http://news.xinhuanet.com/english/2008-11/12/content_10343689.htm akses 10.06.2014

CIA World Factbook.2009. Angola. Dalam

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/ao.html akses 10.06.2014

Corkin, Lucy. 2011. Angola Brief : Strategic Pertnership or Marriage of Convenience. Vol.1 No.1. Dalam http://www.cmi.no/publications/file/3938-china-and-angola-strategic-partnership-or-marriage.pdf akses 15.06.2014. Data provided by Banco Nacional de Angola, 2007.

Evaluating China’s FOCAC commitments to Africa and mapping the way ahead. 2010. University of Stellenbosch. Centre for Chinese Studies. Dalam http://www.ccs.org.za/wp-content/uploads/2010/03/ENGLISH-Evaluating-Chinas-FOCAC-commitments-to-Africa-2010.pdf akses 02.04.2013


(4)

xxiii

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2010/12/101223_chinaafrica.shtml http://www.focac.org/eng/ltda/dejbzjhy/CI22009/t157581.htm

http://www.focac.org/eng/ltda/dyjbzjhy/CI12009/t157577.htm http://www.focac.org/eng/ltda/ltjj/t933522.htm

http://www.focac.org/eng/zxxx/t832788.htm

IRIN News. 2005. Angola: Oil-backed loan will finance recovery projects. Diterbitkan 21.02.2005 dalam http://www.irinnews.org/report/53112/angola-oil-backed-loan-will-finance-recovery-projects akses 15.05.2014

Jansson, Johanna. 2009. The Forum On China Africa Cooperation (FOCAC). By the Centre Chinese Studies. University of Stellenbosch. Dalam http://www.ccs.org.za/wp-content/uploads/2009/11/CCS-FOCAC-Briefing-Paper-August-2009.pdf akses 02.04.2014

Macauhub. 2006. Angolan ambassador says Luanda wants to boost economic cooperation with China, diterbitkan 28.02.2006, dalam http://www.macauhub.com.mo/en/2006/02/28/598/ akses 5.06.2014

Ministro Brandão diz que corridor do Lobito eleva economica da região,” diterbitkan 19.03.2008. Dalam http://www.angola-portal.ao/MINTRANS/NoticiaD.aspx?Codigo=2912 akses 10.06.2014 MacauHub (2007). Chinese specialists prepare agricultural development program

in Angola. Diterbitkan 12.04.2007. Dalam


(5)

xxiv

MacauHub. 2008. Angola: China’s Rites begin track laying for Moçamedes

railroad. Diterbitkan 13.08.2008. Dalam

http://www.macauhub.com.mo/en/news.php?ID=5889 akses 10.06.2014 MacauHub.2008. Angola: Chinese company builds Gangelas dam in Huila

province. Diterbitkan 22.05.2005. Dalam

http://www.macauhub.com.mo/en/2008/05/22/5087/ akses 10.06.2014 Ministry of Transport. 2008. Ministro dos Transportes visita infra-estruturas na

Huila. Diterbitkan 22.07.2008. Dalam http://www.angola-portal.ao/MINTRANS/NoticiaD.aspx?Codigo=4496 akses 10.06.2014 Obuah, Emmanuel. 2010. AGOA and FOCAC: Competing for African Markets

through Multilateral Trade Agreements, Journal of Management Policy and Practice 11(5), 69 – 79. Dalam dalam http://www.na-businesspress.com/IJCM/ObuahE_Web2_2_.pdf akses 20.01.2014

Oyejide, T. Ademola. 2007. Policy Coherence : Aid, Trade, and Investment. Dalam https://community.oecd.org/servlet/JiveServlet/previewBody/32139-

102-2-62288/Policy%20Coherence_Aid,%20Trade%20and%20Investment.pdf akses 30.01.2014

S, Thomson. 2000. Investment Patterns in a Longer-Term Perspective, OECD Working Papers on International Investment No 2000/ UNCTAD (1998). Bilateral Investment Treaties in the Mid-1990s. United Nations, Geneva.


(6)

xxv

Sandrey, Ron. 2009. The Impact of China-Africa Trade Relations. Kenya. Dalam http://dspace.africaportal.org/jspui/bitstream/123456789/32375/1/Angola-TradeStudy.pdf?1 akses 28.03.2014

Saner, Raymon dan Lichia Yiu. 2003. International Economic Diplomacy : Mutations In Post-Modern Times. Discussion Paper No.48. Clingendael Institute of International Relations. The Hague. Dalam dalam http://www.clingendael.nl/sites/default/files/20030100_cli_paper_dip_issue 84.pdf

Taylor, Ian. 2006. Unpacking China’s Resource Diplomacy in Africa,

Stellenbosch University. Dalam

http://www.cctr.ust.hk/materials/conference/china-africa/papers/Ian,Taylor.pdf akses 20.03.2014

Wenping, He. 2008. China Africa Cooperation: What’s in it for Africa? The

African Executive. Dalam

http://www.africanexecutive.com/modules/magazine/article_print.php?articl e=3120