Â’Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam Wacana Tulis Rubrik Opini Surat Kabar Kompas Edisi September 2013.

(1)

i

KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM WACANA TULIS RUBRIK OPINI SURAT KABAR KOMPAS EDISI SEPTEMBER 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Oleh

FINGKI JOKO WINARNO NIM 09340056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG MALANG


(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi berjudul “Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam Wacana Tulis Rubrik Opini Surat Kabar Kompas Edisi September 2013” ini telah disetujui oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 30 Januari 2016

Pembimbing I, Pembimbing II,


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Tanggal 30 April 2016

Mengesahkan,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Dekan,

Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes.

Dewan Penguji,

1) Dra. Tuti Kusniarti, M.Si.,M.Pd. ...

2) Musaffak, M.Pd. ...

3) Drs. Djoko Asihono. ...


(4)

iv

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fingky Joko Winarno

NIM : 09340056

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas : Muhammadiyah Malang

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Tugas akhir dengan judul:

“Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam Wacana Tulis Rubrik Opini Surat Kabar Kompas Edisi September 2013” adalah hasil karya saya, dan dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. 2. Apabila ternyata di dalam naskah tugas akhir ini dapat dibuktikan terdapat

unsur-unsur PLAGIAT, saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN, dan GELAR AKADEMIK YANG SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK

BEBAS ROYALTI NON-EKSKLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 30 April 2016 Yang menyatakan,


(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu penulis haturkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah teramat besar sehingga laporan tugas akhir berjudul “Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam Wacana Tulis Rubrik Opini Surat Kabar Kompas Edisi September 2013” ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan terhadap junjungan Rasulullah Muhammad SAW, yang telah menuntun umatnya dari alam jahiliyah menuju alam terang benderang berupa ajaran Agama Islam. Semoga di hari akhir nanti kita semua mendapat syafatnya.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir yang disusun ini bukanlah suatu hal yang datang dengan instan dan bersifat kebetulan, melainkan hasil jerih payah dan usaha keras yang cukup panjang dan penuh perjuangan. Penyusunan tugas akhir skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Fakultas Kegurusan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang.

Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik berupa moril, spirituil, dan materiil yang penulis dapatkan.


(6)

vi

Penulis menyampaikan rasa terima kasih dengan penuh hormat atas segala bimbingan, arahan, dorongan, dan motivasi kepada pihak-pihak berikut.

1. Drs. H. Fauzan, M.pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang.

2. Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dra. Tuti Kusniarti, M.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Purwati Anggraini, S.S., M.Hum. selaku Sekretaris Program Studi

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Drs. Gigit Mujianto, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang tidak kenal

lelah dan bosan memberi bimbingan, arahan, masukan, dan saran dalam penyusunan tugas akhir ini dengan penuh kesabaran dan ketelatenan. 6. Drs. Joko Asihono. selaku dosen pembimbing II yang tidak kenal lelah

dan bosan memberi bimbingan, arahan, masukan, dan saran dalam penyusunan tugas akhir ini dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra


(7)

vii

Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi segudang ilmu bermanfaat bagi penulis.

8. Keluarga besar Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2009, khususnya kelas A danB yang telah menjadi bagian penting untuk berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman selama perkuliahan.

9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu secara langsung telah membantu penulis dalam penyusunan tugas akhir ini. Semoga segala kebaikan dan pertolongan semua pihak mendapatkan berkah dari Allah SWT dan dinilai sebagai amal saleh. Akhir kata, penulis mohon maaf apabila masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang

memerlukan. Amin ya Robbal Alamin.

Malang, 30 April 2016


(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACK ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Fokus Penelitian ... 8

1.3Rumusan Masalah ... 9

1.4Tujuan Penelitian ... 9

1.5Manfaat Penelitian ... 9

1.6Definisi Istilah ... 10

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Wacana ... 13

2.1.1. Pengertian Wacana ... 13

2.1.2 Unsur-Unsur dan Karakteristik Wacana ... 15

2.1.3. Klasifikasi Wacana ... 16

2.1.4 Analisis Wacana ... 18


(9)

ix

2.3 Kohesi Gramatikal ... 21

1. Referensi ... 22

2. Substitusi ... 23

3. Elipsis ... 24

4. Konjungsi ... 25

2.4 Kohesi Leksikal ... 28

1. Sinonim ... 28

2. Antonim ... 28

3. Hiponim ... 29

4. Repetisi ... 29

5. Kolokasi ... 29

2.5 Opini ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Jenis Penelitian ... 31

3.1.1 Metode Penelitian ...31

3.1.2 Jenis Penelitian ...32

3.2 Data dan Sumber Data ... 33

3.2.1 Data ... 33

3.2.2Sumber Data ...33

3.3 Tahap - tahap Penelitian ... 35

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.5 Instrumen Penelitian ... 38

3.6 Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Kohesi Gramatikal Antarkalimat dalam Wacana Tulis Rubrik Opini Surat Kabar Kompas Edisi September 2013 ... 43


(10)

x

4.1.2 Kohesi Gramatikal Peranti Referensi ... 48

4.1.3 Kohesi Gramatikal Peranti Konjungsi ... 67

4.2 Kohesi Leksikal Antarkalimat dalam Wacana Tulis Rubrik Opini Surat Kabar Kompas Edisi September 2013 ... 86

4.2.1 Kohesi Leksikal Peranti Sinonim ... 86

4.2.2 Kohesi Leksikal Peranti Antonim ... 91

4.2.3 Kohesi Leksikal Peranti Hiponim ... 98

4.2.4 Kohesi Leksikal Peranti Repetisi ... 108

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 121

5.2 Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA ... 124


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Sumber Data Penelitian ... 35 Tabel 3.2: Tabulasi Data Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam Rubrik


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1: Siklus Tahap-tahap Penelitian Analisis Isi Teks Media

Kualitatif (Altheide dalam Bungin (Ed.), 2006: 208) ... 36 Gambar 3.2: Proses Analisis Data (Miles dan Hubberman


(13)

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga. Jakarta:

Balai Bahasa dan Balai Pustaka.

Bungin, Burhan (Ed.) 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi

Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Crystal, David. 2008. A Dictionary of Linguistics and Phonetics. Oxford: Blackwell Publishing.

Darma, Yoce Aliah. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat

Bahasa.

Djajasudarma, T. Fatimah. 2012. Wacana dan Pragmatik. Bandung: Refika

Aditama.

Halliday, M.A.K, dan Ruqaiya Hasan. 1976. Cohesion in English. London:

Longman.

____________. 1994. Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-Aspek Bahasa dalam

Pandangan Semiotik Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Khusairi, Akh. 2011. ’’Analisis Gramatikal dan Leksikal Syair Lagu Ciptaan Iwan


(14)

xiv

Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah FKIP Universitas Muhammadiyah.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik (Edisi Keempat). Jakarta.Gramedia

Pustaka Utama.

Miles, Matthew B. dan Huberman, A. Michael. 1992. Qualitative Data Analysis.

Diterjemahkan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi menjadi Analisis Data Kualitatif.

Jakarta: UI-Press.

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya Offset.

Muhammad. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Mulyana. 2005. Kajian Wacana: Teori, Metode dan Aplikasi Prinsip-prinsip Analisis

Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Nimmo, Dan. 2000. Komunikasi Politik (Komunikator, Pesan, dan Media).

Diterjemahkan oleh Tjun Surjaman.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Silaen, Juliana M.T. 2011. ’’Analisis Substitusi dalam Wacana Narasi pada Harian Kompas’’. Skripsi Tidak Diterbitkan. Medan: Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV

Alfabeta.

Sugono, Dendy dkk. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa


(15)

xv

Sumarlam. 2009. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Karya.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 1999 tentang Pers. Jakarta:

Departemen Penerangan.

Waridah, Ernawati. 2008. EYD dan Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta: Kawan

Pustaka.

Wojowasito. 1989. Kamus Jawa Kuna-Indoneisa. Jakarta: Balai Pustaka.

Zaimar, Okke K.S. dan Ayu B. Harahap. 2011. Telaah Wacana. Depok: Komodo


(16)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa memiliki kedudukan sebagai penunjang aktualisasi pesan, ide, gagasan, nilai, dan tingkah laku manusia, baik dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial masyarakat sebagai salah satu sarana komunikasi. Dengan bahasa sebagai alat komunikasi, manusia dimungkinkan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

Setiap anggota masyarakat dan kelompok sosial tertentu selalu terlibat dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, ada yang bertindak sebagai komunikator (pembicara atau penulis), ada pula yang bertindak sebagai komunikan (penyimak atau pembaca). Komunikator disebut sebagai penutur, sedangkan komunikan sebagai mitra tutur. Interaksi antar keduanya inilah yang

nanti dapat menghasilkan sebuah pesan (message).

Makin luas dan tinggi tingkat penguasaan bahasa seseorang akan berbanding lurus dengan kecakapan dalam berkomunikasi. Salah satu indikator kecakapan tersebut dapat dilihat dalam satuan bahasa yang lengkap dan utuh, yakni wacana. Karena itu, wacana dianggap sebagai aspek kebahasaan yang memiliki peran vital.

Saat ini dimensi wacana menjadi perhatian serius dalam kajian linguistik modern. Wacana merupakan aspek bahasa di atas kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf. Menurut Darma (2009: 2), wacana merupakan rekaman kebahasaan


(17)

2

yang utuh dan lengkap mengenai suatu peristiwa komunikasi. Pendapat ini diperkuat Djajasudarma (2012: 2) yang menyatakan bahwa wacana adalah unsur gramatikal tertinggi yang direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh dengan amanat lengkap dan dengan koherensi serta kohesi tinggi.

Ditinjau dari sarananya, wacana dibedakan atas dua kategori, yakni wacana lisan dan wacana tulis. Dalam wacana lisan, penyapa adalah pembicara dan pesapa adalah pendengar. Sementara itu, dalam wacana tulis, penyapa adalah penulis dan pesapa adalah pembaca. Pendengar atau pembaca berhak menafsirkan wacana sesuai dengan pilihan kata, frasa, klausa, dan kalimat yang digunakan.

Bentuk-bentuk wacana lisan dibagi menjadi dua macam, yakni wacana lisan transaksional dan wacana lisan interaksional. Wacana lisan transaksional dapat berbentuk pidato, ceramah, tuturan deklamasi, dakwah, dan sebagainya. Wacana lisan interaksional dapat berupa percakapan, debat, tanya jawab, dan sebagainya. Sementara itu, wacana tulis juga dibedakan atas wacana tulis transaksional sebagaimana yang terdapat dalam iklan, surat, cerita, esai, maupun makalah serta wacana tulis interaksional seperti halnya surat-menyurat antara dua orang (Djajasudarma, 2012: 12).

Sebagaimana dimensi linguistik yang lain, wacana memiliki ciri dan sifat tertentu. Darma (2009: 3) mengklasifikasikan ciri dan sifat wacana menjadi lima kategori, yakni (1) berupa rangkaian ujar secara lisan atau tulisan; (2) ungkapan suatu hal (subjek); (3) suatu sajian yang teratur, sistematis, koheren, dan lengkap dengan semua situasi pendukung; (4) memiliki satu kesatuan misi dalam rangakaian itu; dan (5) dibentuk oleh unsur segmental dan nonsegmental.


(18)

3

Dalam konteks komunikasi tulis, Halliday dan Hasan (1994: 34-35) mengemukakan tiga metafungsi bahasa. Tiga metafungsi yang dimaksud adalah fungsi ideasional (ideational function), fungsi interpersonal (interpersonal function), serta fungsi tekstual (textual function). Tiga metafungsi tersebut sangat penting dalam kaitannya dengan analisis wacana dan penggunaan bahasa dalam sosial masyarakat.

Salah satu gambaran wacana tulis dapat dilihat dalam media massa. Wacana yang baik dalam sebuah media massa, antara lain, dapat diwujudkan dengan memperhatikan hubungan antarkalimat. Hal tersebut harus selalu diperhatikan untuk memelihara keterkaitan dan keruntutan antarkalimat. Sejalan dengan pandangan bahwa bahasa itu terdiri atas bentuk (form) dan makna (meaning). Hubungan dalam sebuah wacana bisa dibedakan atas dua jenis, yaitu hubungan bentuk yang disebut kohesi dan hubungan makna atau hubungan semantis yang disebut koherensi.

Wacana tulis menarik untuk diteliti dari segi kebahasaan karena medianya lebih banyak daripada wacana lisan. Buku, novel, surat kabar, majalah, dan sebagainya adalah beberapa contoh media tulis. Di samping itu, wacana tulis memang lebih cocok dijadikan bahan penelitian dari unsur kohesi gramatikal dan leksikal sebagaimana yang peneliti paparkan dalam penelitian ini. Sebab, unsur-unsur dalam kohesi terlihat jelas dan dapat diidentifikasi dengan mudah dalam wacana tulis sehingga hasil penelitian bisa lebih valid.

Media massa merupakan salah satu bentuk wacana tulis. Pada era globalisasi seperti sekarang, peran media sangat vital dalam menunjang aktualisasi pesan, ide, gagasan, nilai, maupun tingkah laku manusia sebagai


(19)

4

salah satu bentuk komunikasi. Kebebasan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasas prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum. Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tidak bersalah (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999).

Dampak dari kebebasan pers sebagaimana disebutkan di atas, media massa menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan di dalam kehidupan masyarakat. Media massa, dalam hal ini disebut dengan surat kabar alias koran, menjadi bagian yang penting dalam memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat. Gaya penulisan di media massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Gaya bahasa di surat kabar sangat dipengaruhi oleh penulis, baik penulis berita dalam struktur keredaksian maupun penulis lepas (freelance).

Salah satu rubrik surat kabar yang dipengaruhi oleh gaya kepenulisan

pengarang adalah Opini. Surat Kabar (Harian) Pagi Kompas pun memiliki

rubrik Opini yang terbit hampir setiap edisi. Rubrik tersebut biasanya digunakan masyarakat atau biasanya penulis lepas untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai berbagai macam kabar yang diolah dengan sudut pandang dan bahasa tersendiri. Sifat opini adalah memberikan sebuah analisis terhadap kondisi kekinian masyarakat yang biasanya diwujudkan dalam sebuah

pandangan atau kritik. Rubrik Opini dalam Surat Kabar Kompas memiliki


(20)

5

kalangan dosen, peneliti, praktisi, dan berbagai profesi ternama lain. Dengan

demikian, tidak heran jika wacana atau opini dalam surat kabar Kompas

memiliki tema yang menarik.

Tidak dimungkiri, Kompas merupakan salah satu surat kabar terbaik di

Indonesia yang sangat perhatian dalam penggunaan bahasanya. Tidak heran surat kabar ini begitu digemari oleh banyak pembaca di seluruh Nusantara. Para penulis di rubrik Opini Kompas juga berasal dari kalangan orang yang bukan sembarangan. Biasanya, para penulis adalah orang-orang penting yang penting atau orang-orang dikenal yang sudah memiliki nama di kalangan pencinta berita. Tulisan yang dibuat juga heterogen dari berbagai bidang, mulai politik, ekonomi, sosial, dan asih banyak yang lain. Karena penulis adalah orang-orang penting, tidak heran kalau opini yang disampaikan ditulis dengan bahasa yang menarik. Selain itu, tentu tulisan sangat kaya akan bahasa dengan gaya yang khas dari penulis. Tentu saja, tulisan yang bagus sangat mudah dan menarik diteliti dari aspek kohesi, yaitu kepaduan antarkata, kalimat, dan paragraf.

Kohesi pada rubrik Opini Kompas tampaknya patut diteliti. Sebab, di

rubrik Opini banyak ditemukan variasi penggunaan penanda kohesi yang

berfungsi sebagai alat penghubung antarkalimat yang satu dengan yang lain sehingga membentuk keterkaitan makna. Itulah yang bisa memudahkan pembaca memaknai sebuah tulisan. Dengan demikian, pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima masyarakat pembaca secara utuh sesuai dengan keinginan penulis.

Kohesi merupakan hubungan perkaitan antarproposisi yang dinyatakan secara eksplisit oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik dalam


(21)

kalimat-6

kalimat yang membentuk wacana. (Alwi dkk, 2003: 427). Sementara itu, Mulyana (2005: 26) menjelaskan bahwa kohesi dalam wacana diartikan sebagai kepaduan bentuk yang secara struktural membentuk ikatan sintaksis. Wacana yang baik dan utuh mensyaratkan kalimat-kalimat yang kohesif. Bentuk gramatikal berkaitan dengan tata bahasa yang meliputi referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Sementara itu, unsur kohesi leksikal terdiri atas sinonim (persamaan), antonim (lawan kata), hiponim (hubungan bagian atau isi), repetisi (pengulangan), serta kolokasi (kata sanding)

Kohesi gramatikal dan leksikal sangat berkaitan dengan bahasa di media, tidak terkecuali Kompas. Sebagai koran terbaik perihal kebahasaan,

tentu Kompas senantiasa memperhatikan kohesivitas sebuah berita. Sebab,

kohesi memiliki fungsi untuk mengaitkan antara kalimat satu dan kalimat lainnya. Sebagai contoh, dalam kohesi gramatikal terdapat unsur konjungsi yang sangat penting untuk menyambungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya. Selain itu, di kohesi leksikal ada repetisi. Repetisi ini begitu vital perannya untuk menegaskan sebuah wacana, baik berita maupun opini.

Beberapa penelitian terkait dengan analisis kohesi gramatikal dan leksikal pernah dilakukan peneliti sebelumnya. Kusairi (2011) melakukan penelitian di bidang sastra dengan judul ’’Analisis Gramatikal dan Leksikal Syair Lagu Ciptaan Iwan Fals Album Wakil Rakyat’’. Berdasar analisis data, diperoleh hasil penelitian bahwa pemakaian piranti kohesi gramatikal dan leksikal direfleksikan melalui syair lagu dengan judul Emak, Diet, Libur Kecil Kaum Kusam, PHK, Mata Indah Bola Pimpong, Surat Buat Wakil Rakyat, Di


(22)

7

mana, Guru Zirah, Potret Panen+mimpi Werreng, Teman kawanku Punya Teman.

Sementara itu, penelitian tentang keutuhan wacana pada media massa pernah dilakukan Juliana M.T. Silaen dengan skripsi berjudul ’’Analisis

Substitusi dalam Wacana Narasi pada Harian Kompas’’. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis substitusi dalam wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas ada tiga macam, yaitu substitusi nominal, substitusi verbal, dan substitusi klausal. Jenis substitusi yang paling menonjol adalah substitusi nominal karena dalam semua (15) wacana ditemukan penggunaan jenis substitusi ini. Penggunaan substitusi verbal hanya ditemukan dalam dua wacana dan substitusi klausal ditemukan dalam delapan wacana (Silaen, 2011).

Berdasar beberapa pandangan latar belakang di atas serta penelitian-penelitian sebelumnya, peneliti membuat penelitian-penelitian lain yang sejenis dengan judul ’’Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam Wacana Tulis Rubrik Opini

Surat Kabar Kompas Edisi September 2013.

Persamaan dengan penelitian pertama, peneliti sama-sama

menggunakan aspek gramatikal dan leksikal. Perbedaannya, penelitian milik Kusairi (2011) difokuskan pada bidang sastra berupa lagu sebagai objek penelitian, sedangkan penelitian kali menggunakan bidang bahasa dengan opini surat kabar sebagai bahan penelitian. Surat kabar Kompas juga pernah diteliti sebelumnya oleh Silaen pada 2011. Perbedaannya, penelitian Silaen menggunakan wacana narasi, sedangkan peneliti memakai peranti kohesi.


(23)

8

Selanjutnya, wacana yang dijadikan objek penelitian adalah opini penulis yang terdiri atas bidang politik, sosial, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Penelitian wacana tersebut menggunakan tinjauan kohesi gramatikal dan leksikal.

1.2 Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada analisis kohesi gramatikal dan leksikal dalam Rubrik Opini Surat Kabar Kompas edisi September 2013. Setelah dipilih dan diklasifikasikan, jumlah data yang dijadikan penelitian ada 15 opini. Opini tersebut diambil dari beberapa bidang, antara lain, politik, sosial, ekonomi, dan pendidikan.

Kohesi gramatikal merupakan kepaduan bentuk dalam satuan atau tatanan bahasa yang secara struktural membentuk ikatan sintaktial. Penanda yang digunakan dalam kohesi gramatikal adalah referensi (reference), substitusi (substitution), elipsis (ellipsis), dan konjungsi (conjunction).

Sementara itu, kohesi leksikal atau perpaduan leksikal adalah hubungan leksikal antara bagian-bagian wacana untuk mendapatkan keserasian struktur secara kohesif. Unsur kohesi leksikal terdiri atas sinonim (persamaan), antonim (lawan kata), hiponim (hubungan bagian atau isi), repetisi (pengulangan), serta kolokasi (kata sanding). Tujuan penggunaan aspek-aspek leksikal itu, antara lain, mendapatkan efek intensitas makna bahasa, kejelasan informasi, dan keindahan bahasa lain.


(24)

9

1.3 Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagaimana kohesi gramatikal antarkalimat dalam wacana tulis Rubrik Opini

Surat Kabar Kompas edisi September 2013?

2) Bagaimana kohesi leksikal antarkalimat dalam wacana tulis Rubrik Opini

Surat Kabar Kompas edisi September 2013?

1.4 Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Mendeskripsikan kohesi gramatikal antarkalimat dalam wacana tulis Rubrik

Opini Surat Kabar Kompas edisi September 2013.

2) Mendeskripsikan kohesi leksikal antarkalimat dalam wacana tulis Rubrik

Opini Surat Kabar Kompas edisi September 2013.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan upaya untuk menjelaskan kegunaan penelitian itu sendiri. Secara lebih terperinci, manfaat penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1) Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan pengetahuan tentang keruntutan dan keserasian wacana bebentuk opini melalui kohesi gramatikal dan leksikal.


(25)

10

2) Bagi Pembina Mata Pelajaran

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan khasanah keilmuan dalam pengajaran bahasa Indonesia, khususnya pada materi kohesi gramatikal dan leksikal.

3) Bagi Penulis Media

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi para penulis teks berita di media massa bahwa sebuah wacana dalam hal ini adalah opini yang bagus harus mampu memadukan kohesi gramatikal dan leksikal secara baik sehingga pembaca menangkap makna yang sesuai dengan keinginan penulis.

4) Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi peneliti selanjutnya yang berkepentingan melakukan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis ataupun aspek lain yang masih belum terbahas dalam penelitian ini.

1.6Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman pengertian terhadap istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini. Maka, perlu adanya penegasan istilah. Istilah-istilah tersebut antara lain sebagai berikut.

1) Wacana

Wacana merupakan unsur gramatikal tertinggi yang direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh dengan amanat lengkap serta dengan unsur koherensi dan kohesi yang tinggi (Djajasudarma, 2012: 2).


(26)

11

2) Kohesi Gramatikal

Kohesi gramatikal merupakan kepaduan bentuk dalam satuan atau tatanan bahasa yang secara struktural membentuk ikatan sintaksis (Mulyana, 2005: 26). Perangkat kohesi gramatikal terdiri atas referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi.

3) Kohesi Leksikal

Kohesi leksikal atau perpaduan leksikal adalah hubungan leksikal antara bagian-bagian wacana untuk mendapatkan keserasian struktur secara kohesif. Unsur kohesi leksikal terdiri atas sinonim (persamaan), antonim (lawan kata), hiponim (hubungan bagian atau isi), repetisi (pengulangan), dan kolokasi (kata sanding) (Mulyana, 2005: 27).

4) Opini

Opini merupakan tindakan mengungkapkan apa yang dipercayai, dinilai, dan diharapkan seseorang dari objek-objek dan situasi tertentu. Tindakan itu bisa berupa pemberian suara, pernyataan verbal, dokumen tertulis, atau bahkan diam. Sementara itu, opini publik adalah kumpulan pendapat orang mengenai ihwal yang memengaruhi atau menarik minat komunikasi. Tujuannya adalah mencapai ketertiban sosial dalam situasi yang menyangkut konflik, sengketa, dan ketidaksepakatan mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimanan melakukannya (Nimmo, 2000: 33).

5) Rubrik Opini Surat Kabar Kompas

Rubrik merupakan kepala karangan yang bertopik tertentu dalam sebuah


(27)

12

Surat Kabar Kompas berisi tentang karangan penulis lepas (freelance) yang mengupas masalah-masalah terkini yang meliputi bidang politik, pendidikan, sosial, ekonomi, dan sebagainya.


(1)

mana, Guru Zirah, Potret Panen+mimpi Werreng, Teman kawanku Punya Teman.

Sementara itu, penelitian tentang keutuhan wacana pada media massa pernah dilakukan Juliana M.T. Silaen dengan skripsi berjudul ’’Analisis Substitusi dalam Wacana Narasi pada Harian Kompas’’. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis substitusi dalam wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas ada tiga macam, yaitu substitusi nominal, substitusi verbal, dan substitusi klausal. Jenis substitusi yang paling menonjol adalah substitusi nominal karena dalam semua (15) wacana ditemukan penggunaan jenis substitusi ini. Penggunaan substitusi verbal hanya ditemukan dalam dua wacana dan substitusi klausal ditemukan dalam delapan wacana (Silaen, 2011).

Berdasar beberapa pandangan latar belakang di atas serta penelitian-penelitian sebelumnya, peneliti membuat penelitian-penelitian lain yang sejenis dengan judul ’’Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam Wacana Tulis Rubrik Opini Surat Kabar Kompas Edisi September 2013.

Persamaan dengan penelitian pertama, peneliti sama-sama menggunakan aspek gramatikal dan leksikal. Perbedaannya, penelitian milik Kusairi (2011) difokuskan pada bidang sastra berupa lagu sebagai objek penelitian, sedangkan penelitian kali menggunakan bidang bahasa dengan opini surat kabar sebagai bahan penelitian. Surat kabar Kompas juga pernah diteliti sebelumnya oleh Silaen pada 2011. Perbedaannya, penelitian Silaen menggunakan wacana narasi, sedangkan peneliti memakai peranti kohesi.


(2)

Selanjutnya, wacana yang dijadikan objek penelitian adalah opini penulis yang terdiri atas bidang politik, sosial, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Penelitian wacana tersebut menggunakan tinjauan kohesi gramatikal dan leksikal.

1.2 Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada analisis kohesi gramatikal dan leksikal dalam Rubrik Opini Surat Kabar Kompas edisi September 2013. Setelah dipilih dan diklasifikasikan, jumlah data yang dijadikan penelitian ada 15 opini. Opini tersebut diambil dari beberapa bidang, antara lain, politik, sosial, ekonomi, dan pendidikan.

Kohesi gramatikal merupakan kepaduan bentuk dalam satuan atau tatanan bahasa yang secara struktural membentuk ikatan sintaktial. Penanda yang digunakan dalam kohesi gramatikal adalah referensi (reference), substitusi (substitution), elipsis (ellipsis), dan konjungsi (conjunction).

Sementara itu, kohesi leksikal atau perpaduan leksikal adalah hubungan leksikal antara bagian-bagian wacana untuk mendapatkan keserasian struktur secara kohesif. Unsur kohesi leksikal terdiri atas sinonim (persamaan), antonim (lawan kata), hiponim (hubungan bagian atau isi), repetisi (pengulangan), serta kolokasi (kata sanding). Tujuan penggunaan aspek-aspek leksikal itu, antara lain, mendapatkan efek intensitas makna bahasa, kejelasan informasi, dan keindahan bahasa lain.


(3)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagaimana kohesi gramatikal antarkalimat dalam wacana tulis Rubrik Opini Surat Kabar Kompas edisi September 2013?

2) Bagaimana kohesi leksikal antarkalimat dalam wacana tulis Rubrik Opini Surat Kabar Kompas edisi September 2013?

1.4 Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Mendeskripsikan kohesi gramatikal antarkalimat dalam wacana tulis Rubrik Opini Surat Kabar Kompas edisi September 2013.

2) Mendeskripsikan kohesi leksikal antarkalimat dalam wacana tulis Rubrik Opini Surat Kabar Kompas edisi September 2013.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan upaya untuk menjelaskan kegunaan penelitian itu sendiri. Secara lebih terperinci, manfaat penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1) Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan pengetahuan tentang keruntutan dan keserasian wacana bebentuk opini melalui kohesi gramatikal dan leksikal.


(4)

2) Bagi Pembina Mata Pelajaran

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan khasanah keilmuan dalam pengajaran bahasa Indonesia, khususnya pada materi kohesi gramatikal dan leksikal.

3) Bagi Penulis Media

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi para penulis teks berita di media massa bahwa sebuah wacana dalam hal ini adalah opini yang bagus harus mampu memadukan kohesi gramatikal dan leksikal secara baik sehingga pembaca menangkap makna yang sesuai dengan keinginan penulis.

4) Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi peneliti selanjutnya yang berkepentingan melakukan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis ataupun aspek lain yang masih belum terbahas dalam penelitian ini.

1.6Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman pengertian terhadap istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini. Maka, perlu adanya penegasan istilah. Istilah-istilah tersebut antara lain sebagai berikut.

1) Wacana

Wacana merupakan unsur gramatikal tertinggi yang direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh dengan amanat lengkap serta dengan unsur koherensi dan kohesi yang tinggi (Djajasudarma, 2012: 2).


(5)

2) Kohesi Gramatikal

Kohesi gramatikal merupakan kepaduan bentuk dalam satuan atau tatanan bahasa yang secara struktural membentuk ikatan sintaksis (Mulyana, 2005: 26). Perangkat kohesi gramatikal terdiri atas referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi.

3) Kohesi Leksikal

Kohesi leksikal atau perpaduan leksikal adalah hubungan leksikal antara bagian-bagian wacana untuk mendapatkan keserasian struktur secara kohesif. Unsur kohesi leksikal terdiri atas sinonim (persamaan), antonim (lawan kata), hiponim (hubungan bagian atau isi), repetisi (pengulangan), dan kolokasi (kata sanding) (Mulyana, 2005: 27).

4) Opini

Opini merupakan tindakan mengungkapkan apa yang dipercayai, dinilai, dan diharapkan seseorang dari objek-objek dan situasi tertentu. Tindakan itu bisa berupa pemberian suara, pernyataan verbal, dokumen tertulis, atau bahkan diam. Sementara itu, opini publik adalah kumpulan pendapat orang mengenai ihwal yang memengaruhi atau menarik minat komunikasi. Tujuannya adalah mencapai ketertiban sosial dalam situasi yang menyangkut konflik, sengketa, dan ketidaksepakatan mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimanan melakukannya (Nimmo, 2000: 33).

5) Rubrik Opini Surat Kabar Kompas

Rubrik merupakan kepala karangan yang bertopik tertentu dalam sebuah surat kabar, majalah, dan sebagainya (Sugono dkk., 2008: 1321). Rubrik Opini


(6)

Surat Kabar Kompas berisi tentang karangan penulis lepas (freelance) yang mengupas masalah-masalah terkini yang meliputi bidang politik, pendidikan, sosial, ekonomi, dan sebagainya.


Dokumen yang terkait

ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA WACANA ”TAJUK RENCANA” SURAT KABAR KOMPAS

0 5 118

KOHESI LEKSIKAL PADA WACANA OPINI SURAT KABAR HARIAN Kohesi Leksikal Pada Wacana Opini Surat Kabar Harian Solopos Edisi Februari 2015.

0 2 14

KOHESI LEKSIKAL PADA WACANA OPINI SURAT KABAR HARIAN Kohesi Leksikal Pada Wacana Opini Surat Kabar Harian Solopos Edisi Februari 2015.

0 2 13

ANALISIS MAKNA REFERENSIAL PADA KARIKATUR DALAM RUBRIK OPINI DI HARIAN SURAT KABAR KOMPAS Analisis Makna Referensial Pada Karikatur Dalam Rubrik Opini Di Harian Surat Kabar Kompas Edisi Agustus-Oktober 2014.

0 3 11

ANALISIS MAKNA REFERENSIAL PADA KARIKATUR DALAM RUBRIK OPINI DI HARIAN SURAT KABAR KOMPAS Analisis Makna Referensial Pada Karikatur Dalam Rubrik Opini Di Harian Surat Kabar Kompas Edisi Agustus-Oktober 2014.

0 5 16

KAJIAN TINDAK TUTUR PADA WACANA RUBRIK SURAT PEMBACASURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2014 Kajian Tindak Tutur Pada Wacana Rubrik Surat Pembaca Surat Kabar Kompas Edisi Januari 2014.

0 2 11

PENGGUNAAN AKRONIM PADA RUBRIK POLITIK DAN HUKUM DALAM SURAT KABAR KOMPAS EDISI AGUSTUS-NOVEMBER 2013 Penggunaan Akronim Pada Rubrik Politik Dan Hukum Dalam Surat Kabar Kompas Edisi Agustus-November 2013.

0 1 11

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PADA CERPEN SURAT KABAR KOMPAS EDISI MARET 2013 Analisis Kohesi Gramatikal Pengacuan Pada Cerpen Surat Kabar KOMPAS Edisi Maret 2013.

0 0 11

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PADA CERPEN SURAT KABAR KOMPAS EDISI MARET 2013 Analisis Kohesi Gramatikal Pengacuan Pada Cerpen Surat Kabar KOMPAS Edisi Maret 2013.

0 1 18

IDIOM BAHASA INDONESIA PADA RUBRIK “OPINI” DALAM SURAT KABAR KOMPAS

0 1 11