ANALISIS POTENSI EKONOMI SUBSEKTOR PERTANIAN UNGGULAN PADA TINGKAT KECAMATAN DI KABUPATEN PASURUAN
ANALISIS POTENSI EKONOMI SUBSEKTOR PERTANIAN
UNGGULAN PADA TINGKAT KECAMATAN DI
KABUPATEN PASURUAN
SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana Ekonomi
Oleh:
BAIHAQI 08630033
JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013
(2)
PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang
pengetahuan saya, di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah
yang pernah di ajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik
di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah di teliti atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis di kutip dalam naskah ini dan di sebutkan dalam sumber kutipan
dan daftar pustaka.
Malang, 31 Januari 2013
Mahasiswa
Baihaqi
08630033
(3)
(4)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha
Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk skripsi ini yang berjudul
“Analisis Potensi Ekonomi Subsektor Pertanian Unggulan Pada Tingkat
Kecamatan Di Kabupaten Pasuruan” sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
Dalam penulisan skripsi ini, tentunya banyak pihak yang telah
memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada hingganya kepada :
1. Bapak Dr. Nazarudin Malik.M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Studi Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Ida Nuraeni, SE, M,Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan.
3. Ibu Dra. Sudarti, M.Si selaku Dosen pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktu dengan penuh kesabaran untuk mengarahkan,
membimbing serta memberikan masukan dan motivasi dalam menyusun
skripsi ini.
4. Bapak Zaenal Arifin, Se, M.Si selaku Dosen pembimbing II yang elah
banyak memberikan masukan, arahan dan ide-ide sehingga terselesaikanya
(5)
v
5. Bapak Drs.Eko Waluyo selaku dosen wali IESP A angkatan 2008
6. Seluruh Dosen IESP yang telah banyak member ilmu pengetahuan.
7. Bapak dan Ibu (H.Giman dan Hj.Musarofah) yang selalu sabar dalam
membesarkan, mendidik, memberikan kasih saying, dan perhatian yang
begitu besar serta tulus dan ikhlas mendoakan sehingga berhasil
menjadikan ananda seorang Sarjana Ekonomi.
8. Keluarga besar yang ada di Pasuruan yang selalu memberikan do’a dan
dukunganya.
9. Anak kos Perumahan Landungsari (Daus, Gendon, Fery, Bang Wawan dan
Mas Hery) yang selalu memberikan bantuan serta semangat dalam
mengerjakan skripsi ini, serta telah memberikan persahabatan yang tak
ternilai harganya.
10.Seluruh teman-teman yang ada di Pasuruan khusunya (Cipek, Bukhori,
Binong dan Al-Phyt) yang telah memberi semangat dan berpartisipasi
meminjamkan laptopnya.
11.Seluruh teman-teman IESP angkatan tahun 2008 yang telah
memberikan persahabatan yang tidak akan pernah terlupakan.
12.Semua pihak baik yang secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu dan menolong segala keperluan dan kepentingan penulis dalam
(6)
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna dan banyak
kekurangan. Penulis berharap semoga kontribusi dalam skripsi ini sekecil apapun
dapat memberikan manfaat kepada pihak0pihak yang membutuhkanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Malang, 31 Januari 2013
(7)
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Batasan Masalah ... 4
1.4 Tujuan Penelitian ... 5
1.5 Kegunaan Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 6
2.2 Landasan Teori ... 7
2.1.1 Teori Pembangunan dan Pengembangan Daerah ... 7
2.2.2 Teori Pertumbuhan Daerah ... 9
2.2.3 Pengertian Sektor Pertanian ... 10
2.2.4 Peranan Sektor Pertanian Dalam Pembangunan Ekonomi ... 11
2.2.5 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 12
2.2.6 Sektor Pertanian Dalam Produk Domestik Regional Bruto ... 13
2.2.7 Komoditi Unggulan ... 14
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ... 16
2.2 Jenis Penelitian ... 16
3.3 Jenis Data dan Sumber Data ... 16
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 17
3.5 Definisi Operasional ... 17
(8)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Pasuruan ... 22
4.1.1 Letak Geografis ... 22
4.1.2 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan Pertanian ... 24
4.2 Produk Domestik Regional Bruto ... 25
4.2.1 Pertumbuhan Subsektor Pertanian Di Kabupaten Pasuruan ... 25
4.2.2 Kontribusi Subsektor Pertanian Terhadap Sektor Pertanian Di Kabupaten Pasuruan ... 27
4.3 Pola Pertumbuhan Subsektor Pertanian Pada Tingkat Kecamatan Di Kabupaten Pasuruan ... 28
4.4 Subsektor Pertanian Dan Komoditi Subsektor Pertanian Unggulan Pada Tingkat Kecamatan Di Kabupaten Pasuruan 37 4.5 Potensi Ekonomi Subsektor Pertanian di Kabupaten Pasuruan ... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 75
5.2 Saran ... 76
(9)
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Matriks Klasifikasi Pertumbuhan Ekonomi Menurut Tipologi
Klassen ... 21
Tabel 4.1 Tingkat Pertumbuhan Subsekotr Pertanian Kabupaten Pasuruan Tahun 2006-2010 (%) ... 25
Tabel 4.2 Kontribusi subsektor pertanian terhadap sektor pertanian di Kabupaten Pasuruan Tahun 2006 – 2010 (%) ... 27
Tabel 4.3 Tipologi Tanaman Bahan Makanan Tahun 2006-2010 ... 29
Tabel 4.4 Matriks Klasifikasi Tipologi Tanaman Bahan Makanan ... 30
Tabel 4.5 Tipologi Tanaman Perkebunan Tahun 2006-2010 ... 31
Tabel 4.6 Matriks Klasifikasi Tipologi Tanaman Perkebunan ... 32
Tabel 4.7 Tipologi Peternakan Tahun 2006-2010 ... 33
Tabel 4.8 Matriks Klasifikasi Tipologi Peternakan ... 34
Tabel 4.9 Tipologi Perikanan Tahun 2006-2010 ... 35
Tabel 4.10 Matriks Klasifikasi Tipologi Perikanan ... 36
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di Kecamatan Purwodadi ... 38
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di Kecamatan Tutur ... 39
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di Kecamatan Puspo ... 40
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di Kecamatan Tosari ... 41
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di Kecamatan Lumbang ... 42
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di Kecamatan Pasrepan ... 43
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di Kecamatan Kejayan ... 44
(10)
Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di Kecamatan Wonorejo ... 45 Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di
Kecamatan Purwosari ... 46 Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di
Kecamatan Prigen ... 47 Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di
Kecamatan Sukorejo ... 48 Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di
Kecamatan Pandaan ... 49 Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di
Kecamatan Gempol ... 50 Tabel 4.24 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di
Kecamatan Beji ... 51 Tabel 4.25 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di
Kecamatan Bangil ... 52 Tabel 4.26 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di
Kecamatan Rembang ... 53 Tabel 4.27 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di
Kecamatan Kraton ... 54 Tabel 4.28 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di
Kecamatan Pohjentrek ... 55 Tabel 4.29 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di
Kecamatan Gondang Wetan ... 56 Tabel 4.30 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di
Kecamatan Rejoso ... 57 Tabel 4.31 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di
Kecamatan Winongan ... 58 Tabel 4.32 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di
(11)
xi
Tabel 4.33 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di Kecamatan Lekok ... 60 Tabel 4.34 Hasil Perhitungan Location Quantient Komoditas Pertanian di
Kecamatan Nguling ... 61 Tabel 4.35 Hasil Perhitungan Location Quantient Subsektor Tanaman
Bahan Makanan ... 63 Tabel 4.36 Komoditas Unggulan Subsektor Tanaman Bahan Makanan ... 64 Tabel 4.37 Hasil Perhitungan Location Quantient Subsektor Tanaman
Perkebunan ... 66 Tabel 4.38 Komoditas Unggulan Subsektor Tanaman Perkebunan ... 67
Tabel 4.39
Hasil Perhitungan Location Quantient Subsektor Peternakan .... 70 Tabel 4.40 Komoditas Unggulan Subsektor Peternakan ... 71 Tabel 4.41 Hasil Perhitungan Location Quantient Subsektor Perikanan ... 73 Tabel 4.42 Komoditas Unggulan Subsektor Perikanan ... 74(12)
DAFTAR LAMPIRAN
1. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pasuruan atas dasar Harga
Konstan Tahun 2006-2010
2. Produk Domestik Regional Bruto Sektor Pertanian Kabupaten Pasuruan
(13)
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin, 1997, Ekonomi Pembangunan, Edisi 4, Yogyakarta, Penerbit STIE YKPN.
---. 1999, Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah, BPFE, Yogyakarta.
BPS, Kabupaten Pasuruan Dalam Angka 2006
BPS, Kabupaten Pasuruan Dalam Angka 2007
BPS, Kabupaten Pasuruan Dalam Angka 2008
BPS, Kabupaten Pasuruan Dalam Angka 2009
BPS, Kabupaten Pasuruan Dalam Angka 2010
Boediono, 1992, Teori Pertumbuhan Ekonomi, BPFE, Yogyakarta.
Djojohadikusumo, Sumitro, 1994, Perkembangan Pemikiran Ekonomi: Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Pembangunan. LP3ES, Jakarta.
Jhingan, M.L, 2007, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad, 2000, Otonomi dan Pembangunan Daerah, PT. Erlangga, Jakarta.
Michael, Todaro, 2000, Pembangunan ekonomi di dunia Ketiga, Erlangga, Jakarta.
Mukhyi, Mohammad Abdul, 2007, Analisis Peranan Subsektor Pertanian dan Sektor Unggulan Terhadap Pembangunan Kawasan Ekonomi Propinsi Jawa Barat. Jurnal Peranan Subsektor Pertanian, Universitas Gunadarma. PDRB Kabupaten/Kota Se-Jawa Timur 2006-2010. BPS Provinsi Jawa Timur.
Sjafrizal, 1997, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah Indonesia Bagian Barat, Prism, LP3ES
Sitorus, Eka D, 2002, The Art Of Acting: Seni Peran Untuk Teater, Film & TV, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
(14)
Sukirno, Sadono, 1991, Ekonomi Pembangunan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI dengan Bina Grafika, Jakarta.
Syahza, Almasdi, 2002, Studi Potensi Pengembangan Buah-buahan Sebagai Komoditi Unggulan Agribisnis di Kabupaten Kampar-Riau, Jurnal Pengembangan Buah-buahan, Universitas Riau Pekanbaru.
Tarigan, R. 2005, Ekonomi Regional, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Todaro, M.P, 2000, Economic Development, Seventh Edition, New York, Addition Wesley Longman, Inc.
Tumenggung, S, 1996, Gagasan dan Kebijaksanaan Pembangunan Ekonomi Terpadu (Kawasan Timur Indonesia), Direktorat Bina Tata Perkotaan dan Pedesaan Dirjen Cipta Karya Departemen PU, Jakarta.
Wulandari, Nur Indah, 2010, Penentuan Agribisnis Unggulan Komoditi Pertanian Berdasarkan Nilai Produksi Di Kabupaten Grobogan. Tesis. Magister Agribisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
(15)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi daerah pada dasarnya dipengaruhi oleh
keunggulan komperatif suatu daerah, spesialisasi wilayah, serta potensi
ekonomi yang dimiliki oleh daerah tersebut. Oleh karena itu pemanfaatan
dan pengembangan seluruh potensi ekonomi menjadi prioritas utama yang
harus digali dan dikembangkan dalam melaksanakan pembangunan ekonomi
daerah secara berkelanjutan. Menurut Adam Smith pertumbuhan ekonomi
dalam sebuah buku yang berjudul “
An Inquiry Into the Nature and Causes of
the Wealth of Nations”
tahun 1776, ada empat faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi yaitu:
a.
jumlah penduduk
b.
jumlah stok barang-barang modal
c.
luas tanah dan kekayaan alam
d.
tingkat teknologi yang digunakan
Pertumbuhan ekonomi sebagai “kenaikan jangka panjang dalam
kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis
barang-barang ekonomi kepada penduduknya”. Kemampuan ini tumbuh sesuai
dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis
yang diperlukannya. Definisi ini mempunyai 3 (tiga) komponen:
pertama
, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari
(16)
2
kedua,
teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan
ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam
penyediaan aneka macam barang kepada penduduk
ketiga,
penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan
adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan idiologi sehingga
inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat
dimanfaatkan secara tepat (Jhingan, 2000).
Pertumbuhan ekonomi juga berkaitan dengan kenaikan “output
perkapita”. Dalam pengertian ini teori tersebut harus mencakup teori
mengenai pertumbuhan GDP dan teori mengenai pertumbuhan penduduk.
Sebab hanya apabila kedua aspek tersebut dijelaskan, maka perkembangan
output perkapita bisa dijelaskan. Kemudian aspek yang ketiga adalah
pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang, yaitu apabila
selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output perkapita
menunjukkan kecenderungan yang meningkat (Boediono, 1992).
Kesejahteraan masyarakat merupakan komponen yang sangat
penting dalam kemajuan suatu negara. Seiring dengan peningkatan
kesejahteraan masyarakat maka peningkatan taraf hidup harus selalu di
upayakan. Seperti halnya tujuan pembangunan nasional yang harus dicapai
yaitu meningkatkan taraf hidup didaerah melalui pembangunan yang serasi,
terpadu antar sektor dengan perencanaan efisien dan efektif menuju
tercapainya kemandirian daerah.
Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang searah dengan
pembangunan nasional, dilakukan dengan cara meningkatkan sektor
(17)
3
pertanian, karena sebagian besar wilayah Indonesia merupakan wilayah
agraris. Dengan meningkatkan sektor pertanian secara signifikan,
diharapkan dapat mengendalikan kebutuhan pangan nasional yang dirasa
dewasa ini menurun akibat faktor-faktor yang hingga saat ini belum bisa
ditangani dengan baik.
Meskipun telah diketahui bahwa subsektor pertanian di kabupaten
Pasuruan memberikan kontribusi yang tinggi terhadap sektor pertanian yang
dapat berperan penting dalam meningkatnya nilai PDRB kabupaten
Pasuruan, namun belum diketahui subsektor pertanian serta komoditas
subsektor pertanian yang merupakan unggulan dan bukan unggulan, oleh
karena itu diperlukan adanya upaya penggalian informasi tersebut. Dengan
penggalian informasi pada subsektor pertanian ditinjau dari
komoditas-komoditas yang dihasilkan maka akan diketahui komoditas-komoditas-komoditas-komoditas
pertanian unggulan dari suatu daerah sehingga diharapkan dalam
pengembangan sektor pertanian dan penetapan kebijakan pemerintah daerah
pada sektor ini akan lebih terarah dan efektif untuk ke depannya.
Dengan adanya gambaran kondisi sektor pertanian di kabupaten
Pasuruan menjadi suatu kondisi menarik bagi peneliti untuk meneliti tingkat
pertumbuhan subsektor pertanian dan kontribusi subsektor pertanian
terhadap sektor pertanian di kabupaten Pasuruan, serta untuk meneliti pola
pertumbuhan subsektor pertanian di kabupaten Pasuruan dan untuk
mengetahui subsektor pertanian dan komoditi subsektor pertanian apa yang
menjadi unggulan pada tingkat kecamatan di kabupaten Pasuruan.
(18)
4
1.2
Rumusan Masalah
Dari uraian diatas, maka dapat ditarik suatu permasalahan sebagai berikut:
1.
Bagaimana tingkat pertumbuhan subsektor pertanian dan kontribusi
subsektor pertanian terhadap sektor pertanian di kabupaten Pasuruan?
2.
Bagaimana pola pertumbuhan subsektor pertanian pada tingkat
kecamatan di kabupaten Pasuruan?
3.
Subsektor pertanian dan komoditi subsektor pertanian apa yang menjadi
unggulan pada tingkat kecamatan di kabupaten Pasuruan?
1.3
Batasan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini penulis akan
membatasi permasalahan diatas agar tidak meluas. Batasan masalah
tersebut adalah :
1.
Komoditi pertanian yang mencakup pada sub sektor pertanian yang
meliputi subsektor tanaman bahan makanan, subsektor tanaman
perkebunan, subsektor peternakandan subsektor perikanan yang ada di
kabupataen Pasuruan.
2.
Penelitian di khususkan pada 24 tingkat kecamatan yang ada di
kabupaten Pasuruan (kecamatan Bangil, Beji, Gempol, Gondang Wetan,
Grati, Kejayan, Kraton, Lekok, Lumbang, Nguling, Pandaan, Pasrepan,
Pohjentrek, Prigen, Purwodadi, Purwosari, Puspo, Rejoso, Rembang,
Sukorejo, Tosari, Tutur, Winongan dan Wonorejo)
3.
Menggunakan data komoditi subsektor pertanian pada tingkat kecamatan
(19)
5
1.4
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.
Untuk mendiskripsikan tingkat pertumbuhan subsektor pertaian dan
kontribusi subsektor pertanian terhadap sektor pertanian di kabupaten
Pasuruan.
2.
Untuk mendiskripsikan pola pertumbuhan subsektor pertanian pada
tingkat kecamatan di kabupaten Pasuruan
3.
Untuk mendiskripsikan subsektor pertanian dan komoditi subsektor
pertanian yang merupakan unggulan pada tingkat kecamatan di
kabupaten Pasuruan.
1.5
Kegunaan Penelitian
1.
Memberikan informasi dan masukan kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten Pasuruan mengenai subsektor pertanian khusunya komoditi
yang menjadi unggulan pada kabupaten tersebut.
2.
Memberikan gambaran yang jelas tentang subsektor pertanian serta
komoditi subsektor pertanian unggulan pada tingkat kecamatan di
kabupatenPasuruan.
3.
Sebagai referensi bagi para peneliti berikutnya yang akan mengkaji
(1)
xiv
Ekonomi UI dengan Bina Grafika, Jakarta.
Syahza, Almasdi, 2002, Studi Potensi Pengembangan Buah-buahan Sebagai Komoditi Unggulan Agribisnis di Kabupaten Kampar-Riau, Jurnal Pengembangan Buah-buahan, Universitas Riau Pekanbaru.
Tarigan, R. 2005, Ekonomi Regional, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Todaro, M.P, 2000, Economic Development, Seventh Edition, New York, Addition Wesley Longman, Inc.
Tumenggung, S, 1996, Gagasan dan Kebijaksanaan Pembangunan Ekonomi Terpadu (Kawasan Timur Indonesia), Direktorat Bina Tata Perkotaan dan Pedesaan Dirjen Cipta Karya Departemen PU, Jakarta.
Wulandari, Nur Indah, 2010, Penentuan Agribisnis Unggulan Komoditi Pertanian Berdasarkan Nilai Produksi Di Kabupaten Grobogan. Tesis. Magister Agribisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
(2)
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi daerah pada dasarnya dipengaruhi oleh keunggulan komperatif suatu daerah, spesialisasi wilayah, serta potensi ekonomi yang dimiliki oleh daerah tersebut. Oleh karena itu pemanfaatan dan pengembangan seluruh potensi ekonomi menjadi prioritas utama yang harus digali dan dikembangkan dalam melaksanakan pembangunan ekonomi daerah secara berkelanjutan. Menurut Adam Smith pertumbuhan ekonomi dalam sebuah buku yang berjudul “An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations”tahun 1776, ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu:
a. jumlah penduduk
b. jumlah stok barang-barang modal
c. luas tanah dan kekayaan alam
d. tingkat teknologi yang digunakan
Pertumbuhan ekonomi sebagai “kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya”. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya. Definisi ini mempunyai 3 (tiga) komponen:
pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang
(3)
kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk
ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan idiologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat (Jhingan, 2000).
Pertumbuhan ekonomi juga berkaitan dengan kenaikan “output perkapita”. Dalam pengertian ini teori tersebut harus mencakup teori mengenai pertumbuhan GDP dan teori mengenai pertumbuhan penduduk. Sebab hanya apabila kedua aspek tersebut dijelaskan, maka perkembangan output perkapita bisa dijelaskan. Kemudian aspek yang ketiga adalah pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang, yaitu apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output perkapita menunjukkan kecenderungan yang meningkat (Boediono, 1992).
Kesejahteraan masyarakat merupakan komponen yang sangat penting dalam kemajuan suatu negara. Seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat maka peningkatan taraf hidup harus selalu di upayakan. Seperti halnya tujuan pembangunan nasional yang harus dicapai yaitu meningkatkan taraf hidup didaerah melalui pembangunan yang serasi, terpadu antar sektor dengan perencanaan efisien dan efektif menuju tercapainya kemandirian daerah.
Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang searah dengan pembangunan nasional, dilakukan dengan cara meningkatkan sektor
(4)
pertanian, karena sebagian besar wilayah Indonesia merupakan wilayah agraris. Dengan meningkatkan sektor pertanian secara signifikan, diharapkan dapat mengendalikan kebutuhan pangan nasional yang dirasa dewasa ini menurun akibat faktor-faktor yang hingga saat ini belum bisa ditangani dengan baik.
Meskipun telah diketahui bahwa subsektor pertanian di kabupaten Pasuruan memberikan kontribusi yang tinggi terhadap sektor pertanian yang dapat berperan penting dalam meningkatnya nilai PDRB kabupaten Pasuruan, namun belum diketahui subsektor pertanian serta komoditas subsektor pertanian yang merupakan unggulan dan bukan unggulan, oleh karena itu diperlukan adanya upaya penggalian informasi tersebut. Dengan penggalian informasi pada subsektor pertanian ditinjau dari komoditas-komoditas yang dihasilkan maka akan diketahui komoditas-komoditas-komoditas-komoditas pertanian unggulan dari suatu daerah sehingga diharapkan dalam pengembangan sektor pertanian dan penetapan kebijakan pemerintah daerah pada sektor ini akan lebih terarah dan efektif untuk ke depannya.
Dengan adanya gambaran kondisi sektor pertanian di kabupaten Pasuruan menjadi suatu kondisi menarik bagi peneliti untuk meneliti tingkat pertumbuhan subsektor pertanian dan kontribusi subsektor pertanian terhadap sektor pertanian di kabupaten Pasuruan, serta untuk meneliti pola pertumbuhan subsektor pertanian di kabupaten Pasuruan dan untuk mengetahui subsektor pertanian dan komoditi subsektor pertanian apa yang menjadi unggulan pada tingkat kecamatan di kabupaten Pasuruan.
(5)
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian diatas, maka dapat ditarik suatu permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat pertumbuhan subsektor pertanian dan kontribusi
subsektor pertanian terhadap sektor pertanian di kabupaten Pasuruan?
2. Bagaimana pola pertumbuhan subsektor pertanian pada tingkat
kecamatan di kabupaten Pasuruan?
3. Subsektor pertanian dan komoditi subsektor pertanian apa yang menjadi unggulan pada tingkat kecamatan di kabupaten Pasuruan?
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini penulis akan membatasi permasalahan diatas agar tidak meluas. Batasan masalah tersebut adalah :
1. Komoditi pertanian yang mencakup pada sub sektor pertanian yang meliputi subsektor tanaman bahan makanan, subsektor tanaman perkebunan, subsektor peternakandan subsektor perikanan yang ada di kabupataen Pasuruan.
2. Penelitian di khususkan pada 24 tingkat kecamatan yang ada di kabupaten Pasuruan (kecamatan Bangil, Beji, Gempol, Gondang Wetan, Grati, Kejayan, Kraton, Lekok, Lumbang, Nguling, Pandaan, Pasrepan, Pohjentrek, Prigen, Purwodadi, Purwosari, Puspo, Rejoso, Rembang, Sukorejo, Tosari, Tutur, Winongan dan Wonorejo)
3. Menggunakan data komoditi subsektor pertanian pada tingkat kecamatan
(6)
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mendiskripsikan tingkat pertumbuhan subsektor pertaian dan kontribusi subsektor pertanian terhadap sektor pertanian di kabupaten Pasuruan.
2. Untuk mendiskripsikan pola pertumbuhan subsektor pertanian pada tingkat kecamatan di kabupaten Pasuruan
3. Untuk mendiskripsikan subsektor pertanian dan komoditi subsektor pertanian yang merupakan unggulan pada tingkat kecamatan di kabupaten Pasuruan.
1.5 Kegunaan Penelitian
1. Memberikan informasi dan masukan kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten Pasuruan mengenai subsektor pertanian khusunya komoditi yang menjadi unggulan pada kabupaten tersebut.
2. Memberikan gambaran yang jelas tentang subsektor pertanian serta komoditi subsektor pertanian unggulan pada tingkat kecamatan di kabupatenPasuruan.
3. Sebagai referensi bagi para peneliti berikutnya yang akan mengkaji bidang yang sama