1 Pengaruh Pengeringan Absorpsi dan Microwave Oven Pada Proses Curing Vanili Termodifikasi

79 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Se ga r Re nd am La yu Pe ra m Ke rin g I -1 Ke rin g I- 5 M icr ow av e H -1 M icr ow av e H- 2 M icr ow av e H -3 M icr ow av e H -4 M icr ow av e H -5 Mi cr ow av e H -6 Mi cr ow av e H -7 M icr owa ve H -8 Tahap Pengolahan Vanili T o ta l As am m l NaO H

0. 1

N 10 g ba h a n 4,4 4,6 4,8 5 5,2 5,4 5,6 5,8 6 6,2 Se ga r Re nd am La yu Pe ra m K er in g I -1 K er in g I -5 M ic ro w av e H -1 M ic ro wav e H -2 M ic ro wav e H -3 Mic ro w av e H -4 Mic ro w av e H -5 Mic ro w av e H -6 M ic ro wav e H -7 M ic ro wav e H -8 Tahap Pengolahan Vanili p H r a ta -r a ta menunjukkan sedikitnya asam yang terkandung dalam vanili tersebut. Setelah itu, nilai pH kembali menjadi lebih rendah dan pada vanili kering akhir nilai pHnya adalah 5,28. Gambar 29 Perubahan pH vanili hasil pengeringan microwave. Gambar 30 Perubahan total asam hasil pengeringan microwave. Nilai total asam berkisar antara 8,60 A1 sampai 45,26 A5 sesuai dengan pH buah vanili. Tingginya kandungan asam pada pengeringan microwave hari ke-5 menunjukkan bahwa paling banyak asam-asam terbentuk pada pengeringan hari ke-5 tersebut. Pada pengeringan microwave hari ke-5 ini, kadar vanillin juga mencapai nilai tertinggi. Asam-asam organik yang terbentuk merupakan senyawa hasil degradasi aglikon yang terjadi selama proses curing. 80 Pengujian Mutu Akhir Ditinjau dari kadar vanillin yang dihasilkan, vanili dari perlakuan A menghasilkan kadar vanillin akhir yang tertinggi, yaitu 0,49 bk, sementara perlakuan B 0,36 bk dan perlakuan C 0,32 bk. Perlakuan A adalah perlakuan terbaik dari pengeringan menggunakan microwave. Walaupun demikian melihat secara keseluruhan hasil dari pengeringan menggunakan microwave ini dapat dikatakan bahwa pengeringan menggunakan microwave kurang cocok diterapkan untuk mengeringkan vanili, karena kadar vanillin akhir yang tinggi ternyata tidak dapat dicapai. Penampakan vanili kering akhir yang dihasilkan dari ketiga perlakuan dapat dilihat pada Gambar 31 dan Tabel 10 berikut. Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C Gambar 31 Penampakan vanili kering hasil pengeringan microwave. Tabel 10 Hasil pengujian mutu vanili berdasarkan SNI 01-0010-2002 Jenis mutu Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C SNI Warna Hitam kecoklatan Coklat kehijauan Coklat kehijauan Hitam mengkilat, hitam kecoklatan mengkilat sampai coklat Bau Khas vanili Khas vanili Khas vanili Khas vanili Keadaan polong Utuh, agak kaku, berisi,berminyak Utuh, agak kaku, kurang berisi, sedikit berminyak Utuh, agak kaku, kurang berisi, sedikit berminyak Penuh berisi sd kurang berisi, berminyak, lentur sd kaku Kadar air rata- rata bb 25,52 23,29 18,39 25-38 Kadar Vanillin bk bk 0,49 0,36 0,32 1,00-2,25 81 Pengeringan Vanili Termodifikasi Menggunakan Oven Pengering Pada penelitian ini dilakukan pula pengeringan menggunakan oven pengering biasa sebagai kontrol, karena jenis pengeringan inilah yang seringkali digunakan sebagai alternatif pengeringan menggunakan sinar matahari. Dengan demikian hasilnya dapat dibandingkan dengan vanili kering hasil pengeringan absorpsi dan microwave oven. Selama 5 hari pertama pengeringan, suhu yang digunakan adalah 40 o C selama 3 jam per hari. Setelah itu suhu pengeringan yang digunakan 60 o C selama 3 jam per hari. Vanili hasil pengeringan pertama hari ke-5 mempunyai kadar air yang masih tinggi, yaitu rata-rata 82,38. Kadar air ini hanya menurun sebesar 4,04 dari kadar air vanili segar yaitu 86,87. Pada pengeringan termodifikasi yang dilakukan dalam penelitian sebelumnya Setyaningsih 2006; Rahayu 2006, kadar air vanili pada pengeringan pertama hari ke-5 adalah sekitar 70 dan 78, sehingga kadar air yang diperoleh pada penelitian ini lebih tinggi. Hal ini diduga disebabkan karena pada penelitian ini vanili yang digunakan adalah vanili utuh sesuai hasil penelitian tahap I, sedangkan pada penelitian sebelumnya vanili terlebih dahulu mengalami penyayatan. Adanya penyayatan menyebabkan pengeluaran air yang terjadi lebih cepat sehingga kadar air yang dihasilkan pun lebih rendah. Sementara pada vanili utuh, air lebih sulit diuapkan mengingat polong vanili yang relatif padat dan tebal. Lagipula suhu untuk pengeringan pertama ini adalah 40 o C yang relatif kurang panas. Perubahan Kadar Vanillin Perubahan kadar vanillin dari buah vanili segar hingga kering disajikan pada Gambar 32. Buah vanili segar memiliki kadar vanillin 0,39. Pola kadar vanillin yang terbentuk hingga pengeringan hari ke-5 sama dengan yang terjadi pada pengeringan absorpsi dan microwave, dimana terjadi kecenderungan peningkatan kadar vanillin pada tahap perendaman hingga pengeringan hari ke-5. Odoux 2000 menyatakan bahwa pada tahap awal proses curing yaitu pelayuan dan pemeraman, hanya 40 glukovanilin yang terhidrolisis menjadi vanilin. Pada tahap pemeraman diperoleh kadar vanillin sebesar 1,10 bk. Pada pengeringan tahap kedua yang dilakukan pada suhu 60 o C selama 3 jam tiap hari, kadar vanillin terus mengalami kenaikan dibanding dengan pengeringan pertama. 82 0,5 1 1,5 2 2,5 Se ga r Re nd am La yu Pe ra m K er ing I- 1 Ke rin g I -5 Ke rin g I I-1 Ke ring II- 5 Ke rin g I I-1 Tahap Pe ngolahan Vanili K a d a r V a n illin b k Pada pengeringan kedua hari pertama pengeringan hari keenam, diperoleh kadar vanillin tertinggi, yaitu sebesar 1,58. Pada penelitian yang dilakukan Rahayu 2006 pengeringan vanili termodifikasi menggunakan aktivator butanol 0,1 M dan sistein 3 mM juga mencapai kadar vanillin tertinggi pada pengeringan kedua hari pertama yaitu sebesar 1,10 bk. Gambar 32 Perubahan kadar vanillin pengeringan termodifikasi. Setelah pengeringan hari keenam kadar vanillin menjadi lebih rendah dan mencapai rata-rata 1,40 pada pengeringan hari terakhir. Menurut Hanum 1997, kadar vanillin terus meningkat sampai tahap pengeringan walaupun pada tahap ini aktivitas enzim β-glukosidase mulai menurun. Diduga peningkatan kadar vanillin merupakan akumulasi dari hasil hidrolisis glukovanillin pada tahap-tahap sebelumnya sehingga walaupun aktivitas β-glukosidase telah berkurang kadar vanillinnya tetap meningkat. Dari hasil ini terlihat bahwa kadar vanillin metode oven ternyata lebih tinggi daripada pengeringan absorpsi dan microwave. Hal ini menunjukkan bahwa hidrolisis senyawa glukovanillin ternyata lebih sempurna jika dilakukan pengeringan menggunakan oven pengering biasa. Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, hal ini diduga pada pengeringan absorpsi kemungkinan kondisi proses curing kurang sempurna kondisi proses pemeraman dan pengeringan terjadi pada suhu yang terlalu rendah, sedangkan pada pengeringan microwave 83 2 4 6 8 10 12 Se ga r R end am Lay u Pe ram Ke ring I-1 Ke ring I-5 Ke rin g I I-1 Ke rin g I I-5 Ke rin g I I-1 Tahap Pengolahan Vanili Ka d a r G u la P ered u k si suhu pengeringan terlalu tinggi sehingga mengganggu kerja enzim penghidrolisis glukovanilin. Kadar vanillin akhir yang diperoleh yaitu 1,40 dengan demikian masuk ke dalam kelas mutu III berdasarkan standar mutu vanili kering Indonesia SNI 2002, dimana dipersyaratkan kadar vanillin minimum 1,00. Sedangkan vanili kering hasil pengeringan absorpsi dan microwave belum masuk ke standar mutu vanili kering yang dipersyaratkan. Kadar Gula Pereduksi Gambar 33 memperlihatkan hasil analisis gula pereduksi selama proses curing berlangsung. Kenaikan gula pereduksi dari buah segar hingga pengeringan pertama hari kelima sejalan dengan kadar vanillin yang dihasilkan. Akan tetapi, tidak seperti kadar vanillin yang terus mengalami kenaikan pada pengeringan kedua, gula pereduksi setelah pengeringan hari kelima 7,5 bk nilainya relatif stabil dan menjadi 8,57 bk pada akhir pengeringan. Richard 1991 menyatakan bahwa bagian kering dari polong vanili kering mengandung 1,3-3,8 vanillin, 4,5-15 lemak dan 7-20 karbohidrat terutama glukosa dan fruktosa. Gula pereduksi yang diperoleh hasil pengeringan ini telah sesuai dengan gula pereduksi vanili kering menurut pustaka. Gambar 33 Perubahan kadar gula pereduksi pengeringan termodifikasi. 84 4,4 4,6 4,8 5 5,2 5,4 5,6 Se ga r R end am La yu Per am K er in g I- 1 Ker in g I-5 K er in g I I-1 K er in g I I-5 K eri ng II-1 Tahap Pengolahan Vanili pH r a ta -r a ta 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 Se ga r Re nd am La yu Pe ra m Ke rin g I -1 Ke rin g I -5 Ke rin g I I-1 Ke rin g I I-5 Ke rin g I I-1 Tahap Pengolahan Vanili T ot al A sa m m l N aO H

0. 1 N