ANALISIS KECENDERUNGAN KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK JAKARTA

ANALISIS KECENDERUNGAN KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR
PERBANKAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK JAKARTA
Oleh: Arty Roby Harlan ( 01610091 )
Management
Dibuat: 2006-06-27 , dengan 3 file(s).

Keywords: Kecenderungan, Kebangkrutan, Perbankan
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan judul “ Analisis Kecenderungan
Kebangkrutan Pada Sektor Perbankan Yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta.” Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui persentase dan nama bank yang aman dari kebangkrutan, untuk
mengetahui persentase dan nama bank yang berada di ambang kebangkrutan, dan untuk
mengetahui persentase dan nama bank yang segera mengalami kebangkrutan.
Populasi dalam penelitian ini adalah 23 emiten sektor perbankan yang tercatat di Bursa Efek
Jakarta tahun 2004. sampel penelitian ini adalah seluruh populasi yang ada, sehingga jika dilihat
dari pengambilan sampel disebut penelitian populasi. Alat analisis yang digunakan adalah
CAMELS sebagai penentu kesehatan bank, dan diskriminan sebagai analisis kecenderungan
kebangkrutan dengan menggunakan cut off Altman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prediksi kebangkrutan dapat diketahui dengan
persamaan Z = 0,592 NIM + 0,646 BOPO + 0,831 LDR. Bank yang dinyatakan aman dari
kebangkrutan sebanyak 9 bank dengan prosentase 39,13%. Bank tersebut adalah Bank artha
Niaga, Bank Bumiputera, Bank Buana, bank rakyat Indonesia, Bank Eksekutif, Bank Permata,

Bank Mandiri, Bank Danamon, dan Bank Mega. Bank yang dinyatakan di ambang kebangkrutan
sebanyak 14 dengan prosentase 60,87%. Bank tersebut adalah Bank Victoria, Bank International
Indoneisa, Bank Central Asia, Bank Negara Indonesia, Bank Nusantara Parahiyangan, Bank
danamon, Bank Mandiri, bank Niaga, Bank Interpacific, Bank Lippo dan Bank NISP, Bank
mayapada, Bank Pan Indonesia, Bank Swadesi, Bank Kesawan dan Bank Century. Tidak ada
bank yang dinyatakan segera mengalami kebangkrutan