jaringan berkabelnya atau frekuensi yang berlisensi. penggunaan frekuensi tidak berlisensi berfokus pada daerah rural pedesaan, pasar yang sedang berkembang,
daerah tertinggal atau daerah pinggiran. WiMAX tidak berlisensi cocok untuk aplikasi berikut :
1. Solusi P2P jarak jauh dilingkungan berpenduduk jarang.
2. Solusi PMP dikomunitas pedesaan termasuk negara berkembang.
3. Situasi dimana biaya merupakan faktor utama dalam menentukan teknologi
wireless yang sedang berkompetisi. 4.
Situasi dimana kepemilikan peralatan merupakan opsi bagi pengguna akhir.
Penyedia layanan yang mementingkan QoS misalnya dapat menggunakan frekuensi berlisensi sehingga dapat mengendalikan layanan sedangkan bagi penyedia
layanan yang ingin melayani pasar yang sedang berkembang dapat menggunakan frekuensi yang tidak berlisensi, dengan perancangan yang memadai termasuk survei
dan solusi antena khusus untuk menawarkan SLA Service Level Agreement bagi pasarnya yang khusus. Perbandingan kedua frekuensi ini diperlihatkan oleh Tabel 3.6.
Tabel 3.6Perbandingan Keuntungan Frekuensi
Sumber: Widodo, 2008 Frekuensi Berlisensi
Frekuensi Tidak Berlisensi Kualitas layanan yang lebih baik
Pemasaran produk lebih cepat Penerimaan NLOS lebih baik pada frekuensi
yang lebih rendah Biaya lebih murah
Rintangan lebih besar untuk digunakan Lebih banyak pilihan di seluruh dunia
3.4 Topologi Jaringan WiMAX
Topologi jaringan WiMAX dapat dibagi menjadi 2 kategori besar, yaitu : Point To Multipoint PMP dan Point to Point P2P . Topologi PMP biasanya digunakan
untuk melayani akses langsung ke pengguna. Dalam topologi ini basestation WiMAX digunakan untuk melayani beberapa subscriber. Topologi P2P dapat digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
backbone atau untuk komunikasi antara basestation WiMAX dengan single subscriber. Dalam implementasi dilapangan, topologi PMP ini lebih banyak
digunakan karena lebih efisien dibandingkan P2P.
3.4.1 Point To Point
Point to point biasanya digunakan ketika ada dua titik kepentingan; satu titik pengirim dan satu titik sebagai penerima. Skenario ini juga digunakan untuk melakukan proses
transportasi dari sumber data data center, fasilitas collection server, fiber POP, kantor pusat, dan sebagainya ke client.
3.4.2 Point To Multipoint
Gambar 3.3 menunjukkan bahwa point to multipoint dapat diartikan sama dengan distribusi. Satu base station dapat melayani ratusan pelanggan yang berbeda-beda,
baik yang bersangkutan dengan bandwidth dan layanan yang disediakan.
Gambar 3.3 Konfigurasi Pointto PointDan Pointto Multipoint
Sumber: Wahana Komputer, 2009
Universitas Sumatera Utara
3.5 Tahap- Tahap Perancangan WiMAX
Dalam perancangan sistem jaringan komputer menggunaan WiMAX, ada beberapa tahapan. Yaitu: Analisa Bit Rate Sistem, Analisa Receive Signal Level, Analisa Free
Space Zone, Perhitungan Daya Pancar, Kebutuhan Sel dan Kebutuhan Perangkat Subsciber dan Base Station.
3.5.1 Analisis Bit Rate Sistem
Bit rate sistem adalah besarnya data yang akan dikomunikasikan dalam bit per detik bps. Bit rate sistem harus diperhitungkan agar keteserdiaan bit rate sistem untuk
seluruh sistem dapat diketahui. Berdasarkan standar IEEE 802.16 maka dalam perhitungannya akan dipengaruhi oleh jumlah bit permodulasi, coding rate, dan
periode simbol. Sehingga untuk menghitung laju bit digunakan persamaan : �
����
× �
�
×
�
�
�
�
3.1 Dimana
�
�
= Jumlah bit permodulasi �
�
= Coding rate �
�
= Periode simbol
3.5.2 Analisis Receive Signal Level
Receive signal level adalah kemampuan penerima dalam menerima sinyal minimum dan nilainya harus lebih besar dari sensitivitas perangkat penerima RX sensitivity.
RX sensitivity pada standar IEEE 802.16 antara -78 sampai dengan – 88 dBm. Untuk menghitung RSL dapat menggunakan persamaan SOM yaitu:
SOM = RSL – Rx Sensitivity 3.2
SOM system operating margin adalah suatu sistem operasi agar aman dari gangguan radio seperti fading dan multipath. Agar SOM dapat bekerja maka sebaiknya nilai dari
SOM minimal sebesar 15 dB.
Universitas Sumatera Utara
3.5.3 Analisis Free Space Zone
Free space zone merupakan penurunan daya gelombang radio selama merambat di ruang bebas, hal ini dipengaruhi oleh besar frekuensi dan jarak antara pengirim dan
penerima gelombang radio. Nilai dari FSL dapat dihitung menggunakan persamaan:
FSL = 32.5 + 20 log d Km + 20 log f MHz
3.3 Dimana
d = jarak antar pengirim dan penerima f = frekuensi operasi
3.5.4 Analisis Perhitungan Daya Pancar
Perhitungan daya pancar diperlukan agar daya pancar yang ada masih relevan dengan kebutuhan radius pancar. Besarnya daya pancar dapat dihitung dengan persamaan:
PT =
C N
− GT − GR − 204 + LTx+ LRx + FSL + NF + 10 logBW + FM 3.4
Dimana C = kapasitas channel
N = daya noise GT = gain antena transmitter
GR =gain antena receiver LT = loss kabel transmitter
LR = loss kabel receiver NF = noise figure
FM = fade margin BW = bandwidth channel
Besarnya nilai
C N
dapat dihitung dengan persamaan:
� �
=
�
�� ��
�
+
�
10 log
�
� 1+
�
��
3.5
Universitas Sumatera Utara
Dimana Eb = energi per bit
No = rapat daya noise � = level modulasi yang digunakan
� = roll of faktor 0.25
3.5.5 Analisis Kebutuhan Sel
Untuk mengetahui jumlah sel yang akan dibutuhkan maka harus diketahui terlebih dahulu radius sel dan luas sel yang akan dibangun. Secara teoritis, WiMAX dapat
melayani area sampai dengan jarak 50 Km tetapi saat ini perangkat yang ada hanya mampu melayani sampai 20 Km. Pada skripsi ini menggunakan bentuk sel hexagonal,
dengan persamaan: ������ ��� = 2,598�
2
3.6 Dari hasil perhitungan luas sel, maka akan dapat diketahui jumlah sel yang
dibutuhkan dengan persamaan:
3.7
3.5.6 Analisis Kebutuhan Perangkat
Untuk dapat mengetahui kebutuhan perangkat subsciber dan base stasion, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu jumlah sel yang akan digunakan dan kantor yang
mana saja yang akan dihubungkan. Pada skripsi ini akan menghubungkan 7 kecamatan, 98 desa dan 7 kelurahan yang tersebar di kabupaten Batu Bara.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
ANALISIS PERANCANGAN
Dalam skripsi ini akan dirancang sistem jaringan komputer menggunakan WiMAX pada Kabupaten Batu Bara yang memiliki luas wilayah sebesar 904,96 Km
2
No
yang terdiri dari 7 tujuh kecamatan, hal ini ditunjukkan oleh Table 4.1.
Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Rasio Terhadap Luas Kabupaten Batu Bara
Sumber: http:www.bappeda.batubarakab.go.id
Kecamatan Luas
Ha Persentase
1 2
3 4
5 6
7 Kecamatan Medang Deras
Kecamatan Sei Suka Kecamatan Air Putih
Kecamatan Lima Puluh Kecamatan Talawi
Kecamatan Tanjung Tiram Kecamatan Sei Balai
6.547 17.147
7.224 23.955
8.980 15.655
10.988 7,23
18,94 7,98
26,47 9,92
17,29 12,14
Jumlah 90.496
100,00
Wilayah Kabupaten Batu Bara adalah wilayah yang bertopologi relatif rendah dan landai dengan ketinggian 0 – 80 m dpl diatas permukaan laut. Secara astonomis
Kabupaten Batu Bara terletak antara 2 46
’
– 3 26’ LU dan 99
05’ – 99 39’BT, Secara
geografis Kabupaten Batu Bara merupakan sebuah kawasan di bahagian timur dari Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah penduduk 374.715 jiwa. Dengan luas wilayah
yang besar dan dengan banyaknya jumlah penduduk mengakibatkan kebutuhan akan fasilitas internet menjadi sangat besar.
Universitas Sumatera Utara
4.1 Analisis Bit Rate Sistem