Perencanaan Penyediaan Hijauan Pakan untuk Sapi Potong di Kabupaten Sumba Timur Menggunakan Citra Landsat

PERENCANAAN PENYEDIAAN HIJAUAN PAKAN UNTUK
SAPI POTONG DI KABUPATEN SUMBA TIMUR
MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT

JUNITA

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perencanaan
Penyediaan Hijauan Pakan untuk Sapi Potong di Kabupaten Sumba Timur
Menggunakan Citra Landsat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2013

Junita
NIM D24090052

ABSTRAK
JUNITA. Perencanaan Penyediaan Hijauan Pakan untuk Sapi Potong di
Kabupaten Sumba Timur Menggunakan Citra Landsat. Dibimbing oleh LUKI
ABDULLAH dan PANCA DEWI MHK
Citra landsat merupakan salah satu teknologi penginderaan jauh yang
memberikan informasi mengenai tutupan lahan dan memberikan kemudahan
dalam melakukan analisis perencanaan dan penyediaan hijauan di suatu wilayah.
Tujuan penelitian ini adalah merencanakan penyediaan hijauan pakan dengan
menggunakan peta arahan penggunaan lahan sebagai acuan untuk memenuhi
kebutuhan pakan sapi potong dan menghitung potensi produksi lahan dan
kapasitas tampung ternak di Kabupaten Sumba Timur. Penelitian ini
menggunakan metode Nell and Rollinson (1974) untuk pengolahan data, data
sekunder, data primer dan peta arahan citra landsat kemudian perencanaan

penyediaan hijauan pakan dibuat berdasarkan arahan tanaman yang akan ditanam.
Berdasarkan potensi hijauan pakan dalam peta arahan, pada Kecamatan Pandawai
populasi sapi potong program cow calf operation (CCO) sebanyak 4 816.32 ST,
village breeding center (VBC) sebanyak 71 ST dan village farming center (VFC)
sebanyak 166 ST. Kecamatan Lewa dihasilkan CCO sebanyak 8 566.97 ST, VBC
sebanyak 518 ST dan VFC sebanyak 1 210 ST. Kecamatan Ngaha Ori Angu
dihasilkan CCO sebanyak 6 028 ST, VBC sebanyak 780 ST dan VFC sebanyak
1 820 ST.
Kata kunci : CCO, citra landsat, hijauan, pembibitan, sapi potong

ABSTRACT
JUNITA. Planning of Providing Forage for Breeding Cattle in East Sumba Using
Citra Landsat. Supervised by LUKI ABDULLAH and PANCA DEWI MHK
Citra Landsat is one of the remote sensing technology product that
provides information on land cover and provide facilities of performs analyses
planning and provision forage in one area. The development of the region can use
the direction of land use in determination of provision forage fodder. The purpose
this research is to plan the provision of forage using land use maps as a reference
direction to fulfill the needs of cattle feed and calculate the potential production
capacities of land and livestock in East Sumba. This study uses Nell and Rollinson

(1974) for the processing of data, secondary data, primary data and Landsat image
map direction then planning provision is made under the direction of forage crops
to be grown. District Pandawai beef cattle population programs cow calf
operation (CCO) by 4 816.32 AU, village breeding center (VBC) as much as 71
AU and village farming center (VFC) as much as 166 AU. District Lewa CCO
generated by 8 566.97 AU, VBC and VFC as many as 518 AU and 1 210 AU.
District Nggaha Ori Angu generated as much CCO 6 028 AU, VBC as much as
780 AU and VFC as much as 1 820 AU.
Keywords : beef cattle, breeding, CCO, forage, landsat image

PERENCANAAN PENYEDIAAN HIJAUAN PAKAN UNTUK
SAPI POTONG DI KABUPATEN SUMBA TIMUR
MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT

JUNITA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judu! Skripsi: Perencanaan Penyediaan Hijauan Pakan untuk Sapi Potong di
Kabupaten Sumba Timur Menggunakan Citra Landsat
Nama
: Junita
NIM
: D24090052

Disetujui oleh

Ir Luki Abdullah, MSc Agr
Pembimbing I


Tangga! Lulus: (

D.

Dr Ir Panca Dewi MHK, MSi
Pembimbing II

Judul Skripsi: Perencanaan Penyediaan Hijauan Pakan untuk Sapi Potong di
Kabupaten Sumba Timur Menggunakan Citra Landsat
Nama
: Junita
NIM
: D24090052

Disetujui oleh

Dr Ir Luki Abdullah, MSc Agr
Pembimbing I

Dr Ir Panca Dewi MHK, MSi

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Idat Galih Permana, MSc Agr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus: (

)

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
berkat-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Skripsi ini berjudul
“Perencanaan Penyediaan Hijauan Pakan untuk Sapi Potong di Kabupaten Sumba
Timur Menggunakan Citra Landsat” yang merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana peternakan di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor.
Kabupaten Sumba Timur memiliki potensi yang besar untuk
pengembangan usaha ternak sapi potong yang didukung oleh sumber daya alam,

sumber daya manusia dan peluang pasar yang memadai. Namun dalam
pengembangan, peternakan rakyat tidak berjalan dengan mulus karena terdapat
permasalahan pada ketersediaan sumberdaya pakan seperti ketersediaan rumput
dan hijauan pakan ternak yang fluktuatif di sepanjang tahun yang berdampak pada
performa sapi potong. Penelitian ini bertujuan merencanakan penyediaan hijauan
pakan dengan menggunakan citra landsat sebagai acuan untuk memenuhi
kebutuhan pakan sapi potong dan menghitung potensi produksi lahan serta
kapasitas tampung ternak di Kabupaten Sumba Timur.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skipsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan di masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat
memberikan informasi baru dalam dunia peternakan dan bermanfaat bagi
pembaca dan penulis khususnya.

Bogor, Agustus 2013

Junita

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL


xi

DAFTAR LAMPIRAN

xi

PENDAHULUAN

1

METODE

2

Bahan

2

Alat


3

Lokasi dan Waktu

3

Prosedur

3

Potensi produksi tanaman

3

Potensi produksi limbah tanaman

3

Kapasitas tampung program CCO


3

Kapasitas produksi ransum dan kapasitas tampung program

4

VBC dan VFC
Rancangan dan Analisis Data

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5

Kecamatan Pandawai Desa Mubokul

5


Kecamatan Lewa Desa Rakawatu

8

Kecamatan Nggaha Ori Angu Desa Praipaha

11

Pembahasan Umum

13

SIMPULAN DAN SARAN

16

Simpulan

16

Saran

16

DAFTAR PUSTAKA

16

RIWAYAT HIDUP

21

UCAPAN TERIMA KASIH

21

DAFTAR TABEL
1 Susunan ransum sapi potong program VBC dan VFC

4

2 Arahan pengembangan lahan Desa Moubokul Kecamatan Pandawai

5

3 Kapasitas tampung program VBC dan VFC Kecamatan Pandawai

6

4 Arahan pengembangan produksi Desa Moubokul Kecamatan Pandawai

7

untuk program CCO
5 Arahan pengembangan lahan Desa Rakawatu Kecamatan Lewa
6 Kapasitas tampung program VBC dan VFC Kecamatan Lewa

8
9

7 Arahan pengembangan produksi Desa Rakawatu Kecamatan Lewa
untuk program CCO

10

8 Arahan pengembangan lahan Desa Praipaha Kecamatan Nggaha Ori Angu

11

9 Kapasitas tampung program VBC dan VFC Kecamatan Nggaha Ori Angu 11
10 Arahan pengembangan produksi Desa Praipaha Kecamatan Nggaha Ori

12

Angu untuk program CCO
11 Total kapasitas tampung program CCO, VBC, VBC

15

12 Total arahan pengembangan produksi Kabupaten Sumba Timur

15

DAFTAR LAMPIRAN
1 Peta arahan penggunaan lahan Desa Moubokul Kecamatan Pandawai

18

2 Peta arahan penggunaan lahan Desa Rakawatu Kecamatan Lewa

19

3 Peta arahan penggunaan lahan Desa Praipaha Kecamatan Nggaha

20

Ori Angu

1

1

PENDAHULUAN
Pengetahuan tentang penggunaan lahan dan penutup lahan penting untuk
berbagai kegiatan perencanaan dan pengelolaan yang berhubungan dengan
permukaan bumi. Citra landsat merupakan salah satu teknologi penginderaan jauh
yang memberikan informasi mengenai tutupan lahan dan memberikan kemudahan
dalam melakukan analisis perencanaan dan pengembangan suatu wilayah.
Penginderaan jauh digunakan untuk memperoleh informasi tentang suatu objek,
daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan berbagai sensor
tanpa kontak langsung dari jarak jauh. Sensor energi elektromagnetik dapat
membantu dalam pemetaan dan pemantauan sumber daya alam dari wilayah yang
akan diamati. Informasi yang didapat oleh citra landsat akan dianalisis dengan
menggunakan alat interpretasi dan pengamatan. Adanya bantuan peta tanah dan
data statistik tanaman dari wilayah tersebut dapat diambil informasi tentang jenis,
bentang dan kondisi dari wilayah yang akan disajikan dalam bentuk peta, tabel
atau laporan. Penelitian ini menggunakan citra landsat yang informasinya
disajikan dalam bentuk peta arahan penggunaan lahan. Peta arahan dalam
pengembangan sapi potong memiliki beberapa kelebihan diantaranya lebih akurat
karena adanya arahan untuk komoditas pertanian yang ditanam, dapat melakukan
perkiraan limbah pertanian yang dihasilkan berdasarkan interpretasi citra landsat
dan dapat menyusun formulasi ransum berdasarkan arahan komoditas pertanian.
Hijauan adalah sumber bahan pakan ternak yang besar peranannya
terhadap ternak ruminansia baik untuk hidup pokok, pertumbuhan, produksi dan
reproduksi. Keberhasilan suatu peternakan bukan hanya didukung oleh
manajemen teknis tetapi juga oleh ketersediaan pakan. Namun dalam
pengembangannya, peternakan rakyat tidak berjalan dengan mulus karena
terdapat permasalahan pada ketersediaan sumber daya pakan seperti ketersediaan
rumput dan hijauan pakan ternak yang sangat fluktuatif di sepanjang tahun. Pada
musim penghujan rumput dan hijauan pakan sangat melimpah, sedangkan di
musim kemarau terjadi kekurangan, selain itu belum dimanfaatkannya jerami
pertanian secara optimal sebagai bahan pakan. Kemudian masalah yang sering
dihadapi oleh peternak adalah kurangnya air untuk dikonsumsi sehingga sapi
kurang gizi, rentan terkena penyakit, produktivitas dan reproduktivitasnya rendah.
Permasalahan ini perlu diatasi dengan suatu strategi perencanaan penyediaan dan
pemanfaatan sumber daya pakan berdasarkan potensi yang ada di wilayah
tersebut. Permasalahan lainnya yang masih dihadapi di Indonesia saat ini adalah
kecenderungan terjadinya peningkatan import daging dan sapi potong yang
disebabkan oleh peningkatan permintaan dalam negeri. Hal yang dapat dilakukan
untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan permintaan pasar
adalah dengan usaha cow calf operation (CCO), village breeding center (VBC)
dan village farming center (VFC). Usaha CCO bertujuan menghasilkan sapi
bakalan untuk dipakai dalam usaha sapi pedaging yang dipelihara secara ekstensif
dengan sumber pakan limbah tanaman pertanian. Usaha VBC bertujuan
mengembangkan peternakan yang berbasis pada usaha pembibitan ternak rakyat
dan pengembangbiakan sapi potong yang dipelihara secara intensif serta adanya
tambahan pakan konsentrat. Usaha VFC merupakan program penggemukan yaitu
memperbaiki kualitas karkas dengan pakan konsentrat. Usaha ini juga memelihara

2

sapi potong secara intensif agar produksinya lebih efisien dan memendekkan
waktu produksi. Ketiga program ini akan membantu dalam peningkatan populasi
ternak sapi potong secara optimal baik dari segi pertumbuhan, produksi maupun
produktivitasnya.
Penelitian dengan menggunakan peta arahan penggunaan lahan
berdasarkan interpretasi citra landsat dilakukan di Kabupaten Sumba Timur.
Kabupaten yang memiliki bulan kering lebih panjang dibandingkan bulan basah
ini memiliki lahan kering yang cukup luas. Kabupaten Sumba Timur juga
memiliki padang rumput yang luas sehingga memiliki potensi yang besar untuk
pengembangan usaha sapi potong yang didukung oleh sumber daya manusia,
sumber daya alam dan peluang pasar yang memadai. Mengingat saat ini
pemerintah sedang mencapai swasembada daging sapi nasional maka sudah
selayaknya kabupaten ini dapat menjadi lokasi prioritas pengembangan
peternakan sapi di Indonesia bagian timur. Mengatasi permasalahan yang ada di
Kabupaten Sumba Timur dalam pengembangan sapi potong maka dilakukan suatu
perencanaan penyediaan hijauan pakan agar tetap berkelanjutan di segala musim
dengan menggunakan peta arahan penggunaan lahan dan dilakukannya sistem
pemeliharaan dengan usaha CCO, VBC dan VFC. Peta arahan penggunaan lahan
yang didapat dari Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional dengan
adanya interpretasi citra landsat dapat mengarahkan pengembangan komoditas
yang cocok untuk dikembangkan dengan memperhatikan kesesuaian lahan, syarat
tumbuh tanaman dan topografi wilayah. Kabupaten Sumba Timur diarahkan untuk
pengembangan komoditas pertanian seperti jagung, sorgum, padi dan kedelai.
Selain itu, ada lahan yang dikhususkan untuk kawasan konservasi dan tanaman
tahunan (mete).
Penelitian ini bertujuan merencanakan penyediaan hijauan pakan dengan
menggunakan peta arahan penggunaan lahan sebagai acuan untuk memenuhi
kebutuhan pakan sapi potong dan menghitung potensi produksi lahan dan
kapasitas tampung ternak di Kabupaten Sumba Timur.

METODE
Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah peta arahan
penggunaan lahan kawasan agropolitan pertanian terpadu Kabupaten Sumba
Timur (pada Lampiran 1, Lampiran 2, Lampiran 3), data sekunder dan data
primer. Peta yang digunakan adalah peta arahan penggunaan lahan, peta
pewilayahan komoditas pertanian dan peta kesesuaian lahan tanaman kedelai dari
Kecamatan Pandawai, Kecamatan Lewa dan Kecamatan Nggaha Ori Angu. Data
sekunder yang digunakan adalah luas lahan pengembangan, potensi produksi
tanaman utama dan limbahnya yang bersumber dari data Badan Pusat Statistik
Kabupaten Sumba Timur dan Puslitbang Tanah dan Agroklimat. Data primer
yang digunakan adalah potensi produksi limbah jagung (Cihideung Ilir-Cibanteng
Bogor) yang digunakan untuk menentukan asumsi produksi.

3

Alat
Alat yang digunakan saat pengambilan data primer (panen jagung di
Cihideung-Ilir Cibanteng Bogor) adalah nampan, pisau, timbangan digital,
trashbag dan oven 60 oC. Program yang digunakan dalam penyusunan ransum
adalah Aplikasi Winfeed dan pembuatan perencanaan menggunakan program
aplikasi pengolah data.
Lokasi dan Waktu
Peta pewilayahan tiga kecamatan diambil berdasarkan Rencana Tata
Ruang Wilayah. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Sumba Timur
pengembangan kawasan dalam sektor peternakan dilakukan di Kecamatan
Pandawai, Lewa dan Nggaha Ori Angu. Pengolahan data dilakukan di Kampus
IPB Dramaga, Bogor dan berjalan selama bulan Januari sampai April 2013.
Prosedur
Peta arahan penggunaan lahan didapat melalui interpretasi citra landsat
yang ditunjang dengan peta geologi yang dijadikan acuan untuk membuat suatu
perencanaan penyediaan hijauan pakan ternak. Perencanaan penyediaan hijauan
pakan dibuat berdasarkan arahan tanaman yang akan ditanam di daerah tersebut.
Asumsi produksi dan limbah tanaman didapat dengan cara studi literatur (data
sekunder) dan mengambil data primer. Perhitungan dilakukan dengan metode Nell
and Rollinson (1974).
Potensi produksi tanaman
Berdasarkan peta arahan penggunaan lahan, dapat dihitung potensi
produksi tanaman yang akan ditanam dan dikembangkan di tiap kecamatan.
Perhitungan potensi produksi tanaman dilakukan menggunakan rumus:
Total produksi tanaman = asumsi produksi (ton BK ha-1) x luas lahan tanam
Potensi produksi limbah tanaman
Berdasarkan peta arahan penggunaan lahan, dapat dihitung potensi
produksi limbah tanaman yang akan dihasilkan di tiap kecamatan. Perhitungan
potensi produksi limbah tanaman dilakukan menggunakan rumus:
Total produksi limbah tanaman = asumsi produksi jerami (ton BK ha-1) x luas
lahan tanam
Kapasitas tampung program CCO
Perhitungan kapasitas tampung ternak untuk program cow calf operation
(CCO) berdasarkan potensi produksi limbah tanaman. Pakan yang digunakan
untuk menghasilkan pedet atau sapi bakalan berupa rumput di padang
penggembalaan, limbah tanaman pangan dan silvipastura.
Perhitungan kapasitas tampung ternak CCO dihitung untuk mengetahui
jumlah ternak yang dapat ditampung di tiap kecamatan dengan rumus:
Kapasitas Tampung (KT) = (potensi produksi limbah x 1000) : (6.29 x 365)

4

Keterangan : 100 = konversi satuan ton ke kilogram BK
6.29 = kebutuhan bahan kering (BK) ternak per ekor hari-1
365 = jumlah hari dalam 1 tahun
Adanya arahan pengembangan komoditas pertanian dapat dihitung potensi
produksinya dengan menggunakan beberapa asumsi yaitu : produksi jagung pipil
1.80 ton BK ha-1 (Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Timur 2011), jerami jagung
6.18 ton BK ha-1 (data primer Cihideung-Ilir Cibanteng), silase jagung 5.20 ton
BK ha-1 (Hidayah 2012), produksi gabah kering 3.27 ton BK ha-1 (Dinas Pertanian
Kabupaten Sumba Timur 2011), jerami padi 2.28 ton BK ha-1 (Haerudin 2004),
dedak padi 15% dari produksi gabah kering (Murni et al. 2008), produksi kedelai
0.70 ton BK ha-1 (Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Timur 2011), jerami kedelai
2.50 ton BK ha-1 (Murni et al. 2008), produksi biji sorgum 6.00 ton BK ha-1
(Murni et al. 2008), jerami sorgum 8.00 ton BK ha-1 (Supriyanto 2010), silase
sorgum 16.00 ton BK ha-1 (Supriyanto 2010), kapasitas tampung padang
penggembalaan 0.35 ST ha-1 (Whiteman 1980), hutan sekunder dan tanaman
tahunan 2% luas hutan setara dengan 15 ton BK ha-1 (Nell and Rollinson 1974).
Kapasitas produksi ransum dan kapasitas tampung program VBC dan VFC
Penyusunan ransum untuk pakan ternak program VBC dan VFC
menggunakan pakan yang disusun dari jagung, silase jagung, silase sorgum,
dedak halus, sorgum dan kedelai. Asumsi yang digunakan untuk program VBC
30% karena sapi potong bertujuan untuk pembibitan dan nantinya akan
dikembangkan menjadi ternak replacement sedangkan program VFC 70% karena
akan digunakan untuk program penggemukan. Ransum yang disusun mencapai
protein kasar (PK) 15%, total digestible nutrien (TDN) 65%, kalsium (Ca) 0.40%
dan phosphor (P) 0.40%.
Perhitungan kapasitas tampung : Jumlah kapasitas produksi
ransum/(kebutuhan pakan harian x 365). Hasil dari kapasitas tampung
berdasarkan produksi ransum dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui
jumlah VBC dan VFC dengan rumus:
Jumlah ternak VBC = Total kapasitas tampung berdasarkan ransum x 30%
Jumlah ternak VFC = Total kapasitas tampung berdasarkan ransum x 70%
Tabel 1 Susunan ransum sapi potong program VBC dan VFC
Bahan
Penggunaan (%)
PK (%)
TDN (%) Ca (%)
Jagung
2.50
0.27
2.02
0.006
Kedelai
2.50
1.03
2.32
0.010
Dedak padi
5.50
0.71
3.73
0.005
Sorgum
3.50
0.45
1.98
0.031
Silase jagung
75.50
11.12
49.07
0.302
Silase sorgum 10.50
1.49
6.72
0.032
Total
100.00
15.08
65.85
0.400

P (%)
0.010
0.021
0.076
0.011
0.204
0.032
0.400

PK (protein kasar): 13-16% (Haryanto et al. 2002); TDN (total digestible nutrient): 56-72%
(Parakassi 1999); Ca (kalsium): 0.35% dan P (phosphor): 0.25% (Kearl 1982); VBC: village
breeding center; VFC: village farming center.

5

Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental melalui studi kasus
dengan satuan kasusnya adalah perencanaan penyediaan hijauan dalam
mendukung subsektor peternakan di tiga kecamatan yang terdapat di Kabupaten
Sumba Timur. Data dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan keadaan
umum lokasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyediaan hijauan pakan ternak untuk pengembangan kawasan
peternakan pada wilayah ini menggunakan peta pewilayahan komoditas pertanian
dan peta arahan penggunaan lahan pada 3 kecamatan yaitu Kecamatan Pandawai,
Kecamatan Lewa dan Kecamatan Nggaha Ori Angu. Penanaman dilakukan
dengan suatu rancangan perencanaan yang memperhatikan kondisi tanah,
kesuburan tanah, lama panen tanaman selama satu tahun dan kegunaan untuk
ternak sebagai sumber pakan.
Kecamatan Pandawai Desa Moubokul
Kecamatan Pandawai terletak di bagian utara Kabupaten Sumba Timur
seluas 41 260 ha dengan kondisi datar dan berbatu-batu, rata-rata curah hujan
1 018 mm tahun-1 dengan lama hujan 84 hari dan distribusinya tidak merata
(Pandawai dalam Angka 2011). Ketinggian wilayah ini 404 m dpl cocok ditanami
tanaman yang lebih bervariasi baik tanaman pangan semusim maupun tanaman
tahunan.
Berdasarkan
ketinggian
tempat,
Permentan
No.
47/Permentan/OT.140/10/2006 (Deptan 2006) bahwa posisi lahan pertanian
dibedakan menjadi lahan pegunungan dataran medium (ketinggian 350 m - 700 m
dpl), lahan pegunungan dataran tinggi (ketinggian >700 m dpl) dan lahan bukan
pegunungan dataran rendah (ketinggian